Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul Pengaruh Asam Cuka Terhadap
Cangkang Telur.
Dengan selesainya penyusunan karya tulis ini, maka kami mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Yusnelti, M.Si., selaku dosen pengampu Kimia Lingkungan yang telah
memberikan saya kesempatan untuk memenuhi tugas.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya penyusunan
karya tulis ini.
DAFTAR ISI
1 | Page
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.5 HIPOTESIS....................................................................................................4
4.1 HASIL............................................................................................................3
4.2 PEMBAHASAN............................................................................................3
BAB V PENUTUP................................................................................................24
5.1 KESIMPULAN............................................................................................24
5.1 SARAN........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN
BAB I
2 | Page
PENDAHULUAN
3 | Page
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mengamati reaksi yang terjadi pada asam cuka dan cangkang telur
1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh asam cuka terhadap cangkang telur
1.3.3. Untuk mengetahui peran asam cuka terhadap pewarnaan cangkang telur
1.3.4. Untuk mengetahui perbedaan warna cangkang telur yang diberi cuka dan tidak
1.5. Hipotesis
1.5.1. Telur akan mengapung ketika direndam air cuka karrena cuka membuat telur
menjadi ringan
1.5.2. Warna telur akan lebih pekat jika ditambahkan cuka karena cuka mengikat
warna dan membuat telur menyarap warna dengan baik
4 | Page
BAB II
LANDASAN TEORI
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
(menyerap air dari atmosfer) tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia
dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer
seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam
serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
(Wikipedia.com)
5 | Page
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan
air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa adalah protein
pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu
jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini
merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang
cukup lama terkena asam cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat
asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka
tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi
dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi :
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan pada
cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya pengelupasan
sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH 3COOH yang merupakan asam
lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengelupasi kulit telur. Air cuka
berpengaruh terhadap kelunakan serta keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka
yang diberikan pada kulit telur, maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan
menjadi lunak, dan akhirnya mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam,
berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.
a) Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat
yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran dapat menimbulkan api bahkan
6 | Page
ledakan. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan karbondioksida, uap
air dan sejumlah energi.
b) Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi seringkali disebut reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang
merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih
reaktan menjadi zat baru. Reaksi reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen.
Contoh reaksi kombinasi (penggabungan) misalnya padaa reaksi antara besi dengan
belerang (sulfur) menghasilkan senyawa besi sulfida.
c) Reaksi Penguraian
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Dalam reaksi ini suatu
zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Misalnya pada proses elektrolisis air
menjadi gas hidrogen(H2) dan gas oksigen (O2) dengan menggunakan listrik.
d) Reaksi Penggantian
Reaksi Penggantian Tunggal, terjadi apabila sebuah unsur menggantikan
kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia. Misalnya reaksi antara kawat
tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih
aktif dari pada perak, maka tembaga menggantikan kedudukan perak
membentuk larutan Tembaga(II) nitrat.
Reaksi Penggantian Rangkap, dapat terjadi pada penggantian ion antar atom
atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan
natrium hidrosida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air
(H2O).
e) Reaksi Metatesis
Reaksi Pengendapan, suatu proses reaksi yang membentuk endapan.
Reaksi Netralisasi, merupakan reaksi antara asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
Reaksi pembentukan gas, reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas.
7 | Page
bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga
permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang
bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Alat Bahan
Gelas Kimia 250 mL Telur ayam
Pengaduk Asam cuka 20%
Penangas Air
Kegiatan II : Pewarnaan pada Cangkang Telur
Alat Bahan
2 buah Gelas Kimia 250 mL 2 butir ayam
1 buah Gelas Kimia 500 mL Pewarna makanan (warna ungu)
8 | Page
Pengaduk Air
Sendok Teh Asam cuka
Gelas ukur
1) Memasukkan satu butir telur ayam yang telah direbus selama + 15 menit ke dalam
gelas.
2) Menuangkan larutan asam cuka ke dalam gelas kimia hingga telur terendam
sempurna.
3) Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga cangkang
mengalami pengelupasan
1) Mengisi gelas besar dengan air sampai penuh, lalu menambahkan 1 sendok teh
pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga rata.
2) Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas yang lebih kecil
sebanyak masing-masing 3/2 bagian gelas
3) Memberi label Dengan Cuka dan gelas lainnya dengan labelTanpa Cuka pada
masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan asam cuka ke dalam gelas
berlabel Dengan Cuka..
4) Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian menunggu hingga
10 menit.
5) Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan meletakkannya di
atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan sendirinya tanpa mengeringkannya.
6) Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.
9 | Page
BAB IV
10 | P a g e
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan I, setelah larutan cuka 20% dimasukkan
ke dalam gelas kimia berisi telur hingga tenggelam, muncul gelembung-gelembung gas di
sekitar cangkang telur. Telur mengalami perubahan posisi beberapa kali hingga akhirnya telur
mengapung. Gelembung yang menyelimuti telur seolah mengikis permukaan kulit telur. Pada
menit ke 30 lendir-lendir yang melapisi kulit telur terkelupas. Proses ini merupakan tahapan
reaksi pengelupasan cangkang telur yang dilakukan oleh asam cuka.
Semakin lama waktu perendaman, gelembung gas yang muncul bertambah banyak dan
menutupi hampir seluruh permukaan gelas kimia. Pada permukaan atas dapat dirasakan panas
dari gas yang ditimbulkan. Ini berarti reaksi cuka dan kulit telur menghasilkan
karbondioksida. Setelah semua lendir bersih dari telur, kulit telur mulai lunak dan pada menit
ke 100 kulit telur retak dan mengelupas.
cangkang telur terkelupas setelah direaksikan dengan cuka. karena asam cuka dapat
mengikat kalsium yang terkandung dalam cangkang telur. Cuka dikategorikan dalam zat
asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka
tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi.
Gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari reaksi
asam cuka dan cangkang telur. Gelembung itu merupakan gas karbondioksida karena setelah
dirasakan dengan tangan, pada permukaan gelas kimia terasa hangat.
persamaan reaksi antara cangkang telur dan asam cuka menggunakan persamaan reaksi
yang setara sebagai berikut :
Telur yang direndam di dalam larutan cuka 20% memiliki ukuran yang lebihn besar
daripada sebelumnya. Ini terjadi karena adanya tekanan osmotik yang membuat larutan
meresap ke dalam telur dan mengubah ukuran telur.
Pada kegiatan kedua, setelah telur direndam ke dalam larutan warna biru selama + 10
menit, warna biru menempel di permukaan cangkang dengan kepekatan yang berbeda. Pada
11 | P a g e
telur yang direndam di dalam larutan warna biru dan 10mL cuka, warna biru terlihat gelap dan
lebih pekat. Setelah kulit telur dibuka, tekstur telur menjadi lebih lembut dan telur lebih
mudah untuk dibelah. Warna kuning telur lebih cerah dan tekstur kuning telur pun menjadi
lebih lembut. Sedangkan telur yang direndam di larutan warna biru tanpa cuka, warna biru
pada cangkang telur lebih cerah dan tipis dibandingkan cangkang telur yang direndam dengan
larutan warna dan cuka. Teksturnya pun lebih kenyal dan sedikit sulit untuk dibelah. Begitu
juga dengan warna kuning telur yang lebih pucat.
Dalam uji coba ini, pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan muatan
listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar cangkang telur. Cuka (asam
asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan cangkang
telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna
yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sel-sel cangkang telur. Jadi, telur
dalam larutan dengan cuka memiliki warna lebih pekat.
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan pada kegiatan I dan II dapat
disimpulkan :
a) Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO 3) yang akan menjadi lunak dan
mengapung saat bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
b) Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas karbondioksida
serta uap air.
c) Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
d) Cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.
12 | P a g e
e) Cuka diperlukan dalam mewarnai telur, karena cuka dan air bereaksi dengan
lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga
permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna
yang bermuatan negatif.
f) Telur yang ditambahkan cuka dalam larutan warnanya berwarna lebih pekat
daripada telur yang larutannya tidak diberi cuka.
g) Telur yang direndam cuka 20% ukurannya lebih besar karena larutan cuka
meresap ke dalam telur
h) Telur yang telah direndam cuka sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
Agar reaksi asam cuka dan cangkang telur lebih maksimal dan tidak membutuhkan
waktu yang lama, sebaiknya waktu perebusan tidak lebih dari 15 menit dan telur
dimasukkan ke dalam air rebusan setelah air tersebut mendidih terlebih dahulu. Waktu
memasukkan telur ini berpengaruh pada rata dan tidaknya penyerapan asam asetat. Dalam
pemilihan warna pewarna makanan yang digunakan sebaiknya yang bewarna gelap,
sehingga bisa dibedakan tingkat kepekatannya setelah direndam ke dalam larutan.
Ketelitian dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan percobaan ini, agar hasilnya
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
IPA, MGP, SMP KAB JEPARA.Pewarnaan dan Keawetan Warna.8 Maret 2014
http://mgmpipajepara2012.blogspot.com/2012/09/bab-20.html
13 | P a g e
Out,Stressed.Reaksi Cangkang Telur dengan Asam Cuka.16 Maret 2014 http://stressed-
out-now.blogspot.com/2013/06/reaksi-cangkang-telur-dengan-asam-cuka.html
Palingseru.com.5 Manfaat Kulit Telur yang Tidak Kamu Ketahui.15 Maret 2014
http://palingseru.com/23817/5-manfaat-kulit-telur-yang-tidak-kamu-ketahui
14 | P a g e