Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai penghasil
protein hewani, telur menjadi sarapan wajib bagi mereka yang bekerja seharian terutama
anak-anak usia pertumbuhan. Telur yang lazim dikonsumsi oleh masyarakat merupakan
telur yang dihasilkan dari kelompok aves atau unggas. Telur dilindungi oleh cangkang
yang keras dan padat. Bagian yang biasa dikonsumsi dari telur adalah bagian dalam.
Padahal cangkang telur pun bisa diolah menjadi tepung yang bisa dikonsumsi. Asam cuka
atau asam asetat merupakan salah satu bahan pangan yang memberikan rasa asam pada
makanan. Asam asetat termasuk ke dalam golongan asam lemah yang digunakan sebagai
pelunak air dan pengatur keasaman dalam industri makanan.
Kita pasti pernah melihat iklan pasta gigi yang menayangkan uji coba telur dan asam
asetat atau asam cuka. Dalam iklan tersebut kita bisa melihat telur yang direndam dengan
asam cuka menjadi lembek dan cangkang menjadi retak. Kita pasti berpikir perubahan
pada telur tersebut merupakan cara agar produk pasta gigi menjadi laris. Tanpa kita ketahui
perubahan tekstur pada telur dan cangkang telur ternyata dipengaruhi oleh asam cuka. Zat
apakah yang terkandung di dalam cangkang telur dan mengapa teksturnya berubah akan
diketahui berdasarkan hasil pengamatan praktikum reaksi kimia cangkang telur dan asam
cuka.
Dewasa ini telah banyak ide-ide kreatif yang bermunculan guna menarik perhatian
para pembeli untuk membeli produk-produk tertentu. Pewarnaan merupakan salah satu
cara para produsen untuk menarik perhatian konsumen. Misalnya saja pewarnaan atau
pelukisan pada cangkang telur sebagai salah satu pajangan atau hiasan lemari. Bagaimana
bisa warna dari pewarna makanan ataupun cat bisa melekat pada cangkang telur dan
bagaimana warna yang ditimbulkan mencolok. Kita tentu tidak mengetahui mengapa
warnanya bisa mencolok dan bahan apa yang ditambahkan sehingga warna menjadi
mencolok. Melalui hasil pengamatan dari praktikum pewarnaan pada cangkang telur kita
akan mengetahui mengapa warna pada cangkang telur bisa mencolok dan indah.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah reaksi antara cangkang telur dan asam cuka?
1.2.2. Bagaimanakah kandungan cangkang telur?
1.2.3. Bagaimanakah pengaruh cuka pada pewarnaan cangkang telur?
1.2.4. Bagaimanakah zat yang dihasilkan dari reaksi cuka dan cangkang telur?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Untuk mengamati reaksi yang terjadi pada asam cuka dan cangkang telur
1.3.2. Untuk mengetahui pengaruh asam cuka terhadap cangkang telur
1.3.3. Untuk mengetahui peran asam cuka terhadap pewarnaan cangkang telur
1.3.4. Untuk mengetahui perbedaan warna cangkang telur yang diberi cuka dan tidak

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Sebagai pembuktiaan bahwa asam cuka bersifat korosif
1.4.2. Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang sifat asam dan reaksinya dengan kulit telur
1.4.3. Sebagai sumber pengetahuan mengenai pewarnaan dan reaksi cangkang telur
dan asam cuka

1.5. Hipotesis
1.5.1. Telur akan mengapung ketika direndam air cuka karrena cuka membuat telur
menjadi ringan
1.5.2. Warna telur akan lebih pekat jika ditambahkan cuka karena cuka mengikat
warna dan membuat telur menyarap warna dengan baik
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Asam Cuka

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
(menyerap air dari atmosfer) tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
(Wikipedia.com)

2.2. Cangkang Telur


Cangkang telur atau yang dikenal dengan kulit telur dianggap sebagai sampah yang
tidak berguna. Padahal cangkang telur yang mengandung kalsium yang bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk tanaman. Di dalam kulit telur terdapat kandungan nutrisi seperti kalsium,
zat besi, dan mineral lainnya yang bisa dijadikan pakan ternak. Kandungan cangkang telur
diantaranya 95% kalsium karbonat (CaCO3), pospor, dan protein raantai tinggi mendekati
5%, sedikit kitin, chitosan 0,05 %.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3. CaCO3 dapat bereaksi dengan larutan
CH3COOH atau asam cuka. Sama halnya seperti batu gimpang atau batu kapur yang
tersusun atas CaCO3 akan menimbulkan bau gas jika diberi asam. Senyawa lain yang
terdapat di dalam cangkang telur di antaranya MgCO3, CaSO4 dan bahan organik.
2.3. Reaksi Asam Cuka dan Cangkang Telur

Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan
air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa adalah protein
pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu
jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini
merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang
cukup lama terkena asam cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat
asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka
tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi
dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi :
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan pada
cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya pengelupasan
sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH yang merupakan asam
lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengelupasi kulit telur. Air cuka
berpengaruh terhadap kelunakan serta keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka
yang diberikan pada kulit telur, maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan
menjadi lunak, dan akhirnya mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam,
berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.

2.4. Jenis-jenis Reaksi Kimia


Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan perubahan
senyawa kimia(wikipedia.org). Reaksi kimia adalah transformasi atau perubahan dalam
struktur molekul atau senyawa menjadi senyawa atau molekul lain. Reaksi ini bisa
menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar maupun
penguraian molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil. Tanda-tanda terjadinya reaksi
kimia yaitu terjadinya perubahan warna, suhu, pembentukan endapan, serta gas.
Beberapa jenis reaksi kimia berdasarkan bagaimana cara atom tersusun kembali
pada hasil reaksi kimia diantaranya :
a) Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran adalah reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat
yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran dapat menimbulkan api bahkan
ledakan. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan karbondioksida, uap
air dan sejumlah energi.

b) Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi seringkali disebut reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang
merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih
reaktan menjadi zat baru. Reaksi reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen.
Contoh reaksi kombinasi (penggabungan) misalnya padaa reaksi antara besi dengan
belerang (sulfur) menghasilkan senyawa besi sulfida.

c) Reaksi Penguraian
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Dalam reaksi ini suatu
zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Misalnya pada proses elektrolisis air
menjadi gas hidrogen(H2) dan gas oksigen (O2) dengan menggunakan listrik.

d) Reaksi Penggantian
 Reaksi Penggantian Tunggal, terjadi apabila sebuah unsur menggantikan
kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia. Misalnya reaksi antara kawat
tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih
aktif dari pada perak, maka tembaga menggantikan kedudukan perak
membentuk larutan Tembaga(II) nitrat.
 Reaksi Penggantian Rangkap, dapat terjadi pada penggantian ion antar atom
atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan
natrium hidrosida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air
(H2O).
e) Reaksi Metatesis
 Reaksi Pengendapan, suatu proses reaksi yang membentuk endapan.
 Reaksi Netralisasi, merupakan reaksi antara asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
 Reaksi pembentukan gas, reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas.
2.5. Pewarnaan Cangkang Telur

Pewarna makanan merupakan benda bewarna yang memiliki afinitas kimia


terhadap makanan yang diwarnainya. Bahan pewarna umumnya berbentuk cair dan bubuk
yang larut di dalam air. Untuk mewarna sebuah benda, molekul-molekul pewarna harus
menempel pada permukaan benda. Penempelan ini dipengaruhi oleh perbedaan muatan
antar molekul. Pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan muatan listrik antara
molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur. Cuka (asam asetat) dan air
bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga
permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna yang
bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam sela-sela kulit.

2.6. Peristiwa Osmosis


Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian
yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan
sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat
secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat
menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang
dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan
masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

Kegiatan I : Reaksi Antara Cangkang Telur dan Asam Cuka

Alat Bahan
Gelas Kimia 250 mL Telur itik rebus
Pengaduk Asam cuka 20%

Kegiatan II : Pewarnaan pada Cangkang Telur

Alat Bahan
2 buah Gelas Kimia 250 mL 2 butir telur itik rebus
1 buah Gelas Kimia 500 mL Pewarna makanan (warna ungu)
Pengaduk Air
Sendok Teh Asam cuka
Gelas ukur

3.2. Langkah Kerja

Kegiatan I : Reaksi Antara Cangkang Telur dan Asam Cuka

1) Memasukkan satu butir telur itik yang telah direbus selama + 15 menit ke dalam gelas
kimia berukuran 250mL.
2) Menuangkan larutan asam cuka 20% ke dalam gelas kimia hingga telur terendam
sempurna.
3) Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga cangkang
mengalami pengelupasan

Kegiatan II : Pewarnaan pada Cangkang Telur

1) Mengisi gelas kimia besar dengan air sebanyak 500mL, lalu menambahkan 1 sendok
teh pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga rata.
2) Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas kimia ukuran
250mL sebanyak masing-masing 200mL.
3) Memberi label “Dengan Cuka” dan gelas lainnya dengan label“Tanpa Cuka” pada
masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan 10 mL cuka menggunakan
genas ukur ke dalam gelas kimia berlabel “Dengan Cuka” dengan menggunakan gelas
ukur.
4) Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian menunggu hingga
10 menit.
5) Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan meletakkannya di
atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan sendirinya tanpa mengeringkannya.
6) Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan I, setelah larutan cuka 20%
dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi telur hingga tenggelam, muncul gelembung-
gelembung gas di sekitar cangkang telur. Telur mengalami perubahan posisi beberapa kali
hingga akhirnya telur mengapung. Gelembung yang menyelimuti telur seolah mengikis
permukaan kulit telur. Pada menit ke 30 lendir-lendir yang melapisi kulit telur terkelupas.
Proses ini merupakan tahapan reaksi pengelupasan cangkang telur yang dilakukan oleh
asam cuka.
Semakin lama waktu perendaman, gelembung gas yang muncul bertambah banyak
dan menutupi hampir seluruh permukaan gelas kimia. Pada permukaan atas dapat
dirasakan panas dari gas yang ditimbulkan. Ini berarti reaksi cuka dan kulit telur
menghasilkan karbondioksida. Setelah semua lendir bersih dari telur, kulit telur mulai
lunak dan pada menit ke 100 kulit telur retak dan mengelupas. Telur yang direndam di
dalam larutan cuka 20% memiliki ukuran yang lebihn besar daripada sebelumnya. Ini
terjadi karena adanya tekanan osmotik yang membuat larutan meresap ke dalam telur dan
mengubah ukuran telur.
Pada kegiatan kedua, setelah telur itik direndam ke dalam larutan warna ungu
selama + 10 menit, warna ungu menempel di permukaan cangkang dengan kepekatan yang
berbeda. Pada telur yang direndam di dalam larutan warna ungu dan 10mL cuka, warna
ungu terlihat gelap dan lebih pekat. Setelah kulit telur dibuka, tekstur telur menjadi lebih
lembut dan telur lebih mudah untuk dibelah. Warna kuning telur lebih cerah dan tekstur
kuning telur pun menjadi lebih lembut. Sedangkan telur yang direndam di larutan warna
ungu tanpa cuka, warna ungu pada telur lebih cerah dan tipis dibandingkan telur yang
direndam dengan larutan warna dan cuka. Teksturnya pun lebih kenyal dan sedikit sulit
untuk dibelah. Begitu juga dengan warna kuning telur yang lebih pucat.

4.2. Pembahasan
Kegiatan I : Reaksi antara Cangkang Telur dan Asam Cuka
1. Zat kimia apa yang terdapat di dalam cangkang telur?
Jawab : kandungan utama cangkang telur adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4 dan bahan
organik.
2. Tulislah rumus kimia zat yang ada di dalam cangkang telur dan rumus kimia asam
cuka!
Jawab : kalsium karbonat = CaCO3 ;asam cuka (asam asetat = CH3COOH)
3. Mengapa cangkang telur terkelupas setelah direaksikan dengan cuka?
Jawab : karena asam cuka dapat mengikat kalsium yang terkandung dalam cangkang
telur. Cuka dikategorikan dalam zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk
merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur.
Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam
maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4
pun ini bisa terjadi.
4. Mengapa timbul gelembung-gelembung ketika telur direndam dengan larutan cuka?
Jawab : gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari
reaksi asam cuka dan cangkang telur. Gelembung itu merupakan gas karbondioksida
karena setelah dirasakan dengan tangan, pada permukaan gelas kimia terasa hangat.
5. Zat apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
Jawab : zat yang dihasilkan dari reaksi ini adalah kalsium asetat{(CH3COO)2Ca},
karbondioksida(CO2), serta air(H2O).
6. Tulislah persamaan reaksi antara cangkang telur dan asam cuka menggunakan
persamaan reaksi yang setara!
Jawab : CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Kegiatan II: Pewarnaan pada Cangkang Telur

1. Manakah di antara telur tersebut yang memiliki warna yang lebih pekat?
Jawab : warna yang lebih pekat adalah telur yang direndam di larutan warna ungu
yang ditambahkan 10mL asam cuka.
2. Berikan alasan mengapa ada warna telur yang lebih pekat?
Jawab : Dalam percobaan ini, pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan
muatan listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur.
Cuka (asam asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi
permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik
molekul-molekul pewarna yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam
sela-sela kulit. Jadi, telur dalam larutan dengan cuka memiliki warna lebih pekat.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan pada kegiatan I dan II dapat
disimpulkan :
a) Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang akan menjadi lunak dan
mengapung saat bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
b) Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas karbondioksida
serta uap air.
c) Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
d) Cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.
e) Cuka diperlukan dalam mewarnai telur, karena cuka dan air bereaksi dengan
lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga
permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna
yang bermuatan negatif.
f) Telur yang ditambahkan cuka dalam larutan warnanya berwarna lebih pekat
daripada telur yang larutannya tidak diberi cuka.
g) Telur yang direndam cuka 20% ukurannya lebih besar karena larutan cuka
meresap ke dalam telur
h) Telur yang telah direndam cuka sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

5.2. Saran
Agar reaksi asam cuka dan cangkang telur lebih maksimal dan tidak membutuhkan
waktu yang lama, sebaiknya waktu perebusan tidak lebih dari 15 menit dan telur
dimasukkan ke dalam air rebusan setelah air tersebut mendidih terlebih dahulu. Waktu
memasukkan telur ini berpengaruh pada rata dan tidaknya penyerapan asam asetat. Dalam
pemilihan warna pewarna makanan yang digunakan sebaiknya yang bewarna gelap,
sehingga bisa dibedakan tingkat kepekatannya setelah direndam ke dalam larutan.
Ketelitian dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan percobaan ini, agar hasilnya
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Answers.“Mengapa Cangkang Telur Terkelupas”.16 Maret 2014


http://wiki.answers.com/Q/Mengapa/_cangkang_telur_terkelupas_setelah_direaksikan_de
ngan_asam_cuka

Answer,Yahoo.“Zat yang Terkandung dalam Cangkang Telur”.8 Maret 2014


http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100613061238AADOiMr

Hanacaraka.“Makalah Ilmiah Biologi-Pengamatan Peristiwa Osmosis”.14 Maret 2014


http://hanacaraka8.wordpress.com/2012/09/05/makalah-ilmiah-biologi-pengamatan-
peristiwa-osmosis/

IPA, MGP, SMP KAB JEPARA.“Pewarnaan dan Keawetan Warna”.8 Maret 2014
http://mgmpipajepara2012.blogspot.com/2012/09/bab-20.html

Kimia, Dan Aku.“Laporan Percobaan”.14 Maret 2014 http://kimiamadrasah.guru-


indonesia.net/artikel_detail-47760.html

Out,Stressed.“Reaksi Cangkang Telur dengan Asam Cuka”.16 Maret 2014” http://stressed-


out-now.blogspot.com/2013/06/reaksi-cangkang-telur-dengan-asam-cuka.html

Palingseru.com.“5 Manfaat Kulit Telur yang Tidak Kamu Ketahui”.15 Maret 2014
http://palingseru.com/23817/5-manfaat-kulit-telur-yang-tidak-kamu-ketahui

Sains,Forum.“Zat Kimia yang Terkandung dalam Cangkang Telur”.16 Maret 2014


http://www.forumsains.com/kesehatan/

Anda mungkin juga menyukai