PENDAHULUAN
1.5. Hipotesis
1.5.1. Telur akan mengapung ketika direndam air cuka karrena cuka membuat telur
menjadi ringan
1.5.2. Warna telur akan lebih pekat jika ditambahkan cuka karena cuka mengikat
warna dan membuat telur menyarap warna dengan baik
BAB II
LANDASAN TEORI
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Namun seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,
atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
(menyerap air dari atmosfer) tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi
kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi
polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
(Wikipedia.com)
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi dengan
air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa adalah protein
pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu
jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini
merombak kalsium dikulit telur dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang
cukup lama terkena asam cuka akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat
asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka
tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang telur (CaCO3) yang bereaksi
dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki persamaan reaksi :
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan pada
cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya pengelupasan
sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH yang merupakan asam
lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengelupasi kulit telur. Air cuka
berpengaruh terhadap kelunakan serta keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka
yang diberikan pada kulit telur, maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan
menjadi lunak, dan akhirnya mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam,
berarti cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.
b) Reaksi Kombinasi
Reaksi kombinasi seringkali disebut reaksi reduksi-oksidasi (redoks) yang
merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih
reaktan menjadi zat baru. Reaksi reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen.
Contoh reaksi kombinasi (penggabungan) misalnya padaa reaksi antara besi dengan
belerang (sulfur) menghasilkan senyawa besi sulfida.
c) Reaksi Penguraian
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi penggabungan. Dalam reaksi ini suatu
zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Misalnya pada proses elektrolisis air
menjadi gas hidrogen(H2) dan gas oksigen (O2) dengan menggunakan listrik.
d) Reaksi Penggantian
Reaksi Penggantian Tunggal, terjadi apabila sebuah unsur menggantikan
kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia. Misalnya reaksi antara kawat
tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih
aktif dari pada perak, maka tembaga menggantikan kedudukan perak
membentuk larutan Tembaga(II) nitrat.
Reaksi Penggantian Rangkap, dapat terjadi pada penggantian ion antar atom
atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan
natrium hidrosida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air
(H2O).
e) Reaksi Metatesis
Reaksi Pengendapan, suatu proses reaksi yang membentuk endapan.
Reaksi Netralisasi, merupakan reaksi antara asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air.
Reaksi pembentukan gas, reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas.
2.5. Pewarnaan Cangkang Telur
METODELOGI PENELITIAN
Alat Bahan
Gelas Kimia 250 mL Telur itik rebus
Pengaduk Asam cuka 20%
Alat Bahan
2 buah Gelas Kimia 250 mL 2 butir telur itik rebus
1 buah Gelas Kimia 500 mL Pewarna makanan (warna ungu)
Pengaduk Air
Sendok Teh Asam cuka
Gelas ukur
1) Memasukkan satu butir telur itik yang telah direbus selama + 15 menit ke dalam gelas
kimia berukuran 250mL.
2) Menuangkan larutan asam cuka 20% ke dalam gelas kimia hingga telur terendam
sempurna.
3) Mengamati reaksi yang terjadi pada cangkang telur dan asam cuka hingga cangkang
mengalami pengelupasan
1) Mengisi gelas kimia besar dengan air sebanyak 500mL, lalu menambahkan 1 sendok
teh pewarna makanan (warna ungu) dan mengaduknya hingga rata.
2) Menuangkan larutan berwarna ungu tersebut ke dalam 2 buah gelas kimia ukuran
250mL sebanyak masing-masing 200mL.
3) Memberi label “Dengan Cuka” dan gelas lainnya dengan label“Tanpa Cuka” pada
masing-masing gelas kimia kecil. Kemudian menuangkan 10 mL cuka menggunakan
genas ukur ke dalam gelas kimia berlabel “Dengan Cuka” dengan menggunakan gelas
ukur.
4) Memasukkan satu butir telur pada masing-masing gelas kemudian menunggu hingga
10 menit.
5) Mengangkat masing-masing telur dengan menggunakan sendok dan meletakkannya di
atas tissue. Membiarkan telur mengering dengan sendirinya tanpa mengeringkannya.
6) Mengamati warna pada masing-masing telur serta tekstur telur.
BAB IV
4.2. Pembahasan
Kegiatan I : Reaksi antara Cangkang Telur dan Asam Cuka
1. Zat kimia apa yang terdapat di dalam cangkang telur?
Jawab : kandungan utama cangkang telur adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4 dan bahan
organik.
2. Tulislah rumus kimia zat yang ada di dalam cangkang telur dan rumus kimia asam
cuka!
Jawab : kalsium karbonat = CaCO3 ;asam cuka (asam asetat = CH3COOH)
3. Mengapa cangkang telur terkelupas setelah direaksikan dengan cuka?
Jawab : karena asam cuka dapat mengikat kalsium yang terkandung dalam cangkang
telur. Cuka dikategorikan dalam zat asam, berarti cuka memiliki kemampuan untuk
merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama penyusun kulit telur.
Kulit telur sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat, dengan menggunakan asam
maka kulit ini larut, tidak hanya dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4
pun ini bisa terjadi.
4. Mengapa timbul gelembung-gelembung ketika telur direndam dengan larutan cuka?
Jawab : gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari
reaksi asam cuka dan cangkang telur. Gelembung itu merupakan gas karbondioksida
karena setelah dirasakan dengan tangan, pada permukaan gelas kimia terasa hangat.
5. Zat apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
Jawab : zat yang dihasilkan dari reaksi ini adalah kalsium asetat{(CH3COO)2Ca},
karbondioksida(CO2), serta air(H2O).
6. Tulislah persamaan reaksi antara cangkang telur dan asam cuka menggunakan
persamaan reaksi yang setara!
Jawab : CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
1. Manakah di antara telur tersebut yang memiliki warna yang lebih pekat?
Jawab : warna yang lebih pekat adalah telur yang direndam di larutan warna ungu
yang ditambahkan 10mL asam cuka.
2. Berikan alasan mengapa ada warna telur yang lebih pekat?
Jawab : Dalam percobaan ini, pewarna tertarik pada kulit telur karena ada perbedaan
muatan listrik antara molekul pewarna dan muatan listrik molekul di luar kulit telur.
Cuka (asam asetat) dan air bereaksi dengan lapisan molekul protein yang menutupi
permukaan kulit telur sehingga permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik
molekul-molekul pewarna yang bermuatan negatif. Beberapa molekul masuk dalam
sela-sela kulit. Jadi, telur dalam larutan dengan cuka memiliki warna lebih pekat.
BAB V
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan pada kegiatan I dan II dapat
disimpulkan :
a) Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang akan menjadi lunak dan
mengapung saat bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH)
b) Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung gas karbondioksida
serta uap air.
c) Reaksi antara cangkang telur dan asam cuka adalah
CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)
d) Cuka memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur.
e) Cuka diperlukan dalam mewarnai telur, karena cuka dan air bereaksi dengan
lapisan molekul protein yang menutupi permukaan kulit telur sehingga
permukaan mejadi bermuatan positif dan menarik molekul-molekul pewarna
yang bermuatan negatif.
f) Telur yang ditambahkan cuka dalam larutan warnanya berwarna lebih pekat
daripada telur yang larutannya tidak diberi cuka.
g) Telur yang direndam cuka 20% ukurannya lebih besar karena larutan cuka
meresap ke dalam telur
h) Telur yang telah direndam cuka sudah tidak layak untuk dikonsumsi.
5.2. Saran
Agar reaksi asam cuka dan cangkang telur lebih maksimal dan tidak membutuhkan
waktu yang lama, sebaiknya waktu perebusan tidak lebih dari 15 menit dan telur
dimasukkan ke dalam air rebusan setelah air tersebut mendidih terlebih dahulu. Waktu
memasukkan telur ini berpengaruh pada rata dan tidaknya penyerapan asam asetat. Dalam
pemilihan warna pewarna makanan yang digunakan sebaiknya yang bewarna gelap,
sehingga bisa dibedakan tingkat kepekatannya setelah direndam ke dalam larutan.
Ketelitian dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan percobaan ini, agar hasilnya
lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
IPA, MGP, SMP KAB JEPARA.“Pewarnaan dan Keawetan Warna”.8 Maret 2014
http://mgmpipajepara2012.blogspot.com/2012/09/bab-20.html
Palingseru.com.“5 Manfaat Kulit Telur yang Tidak Kamu Ketahui”.15 Maret 2014
http://palingseru.com/23817/5-manfaat-kulit-telur-yang-tidak-kamu-ketahui