Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ESTER

MATA KULIAH KIMIA DASAR

Dosen pengampu Ibu Dolfina C Koirewoa,S.pd.,M.pd

DI SUSUSUN OLEH :

NAMA : ABIS TABUNI

NIM : 2020011044077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena tanpa berkat dan rahmat-Nya penulis tidak mampu menyelesaikan makalah ini
pada waktunya. Makalah ini berisi tentang ESTER Dalam Bidand kimia beserta
uraian-uraiannya.
Terimakasih kami ucapkan pula kepada Ibu Dolfina C Koirewoa,S.pd.,M.pd
selaku dosen mata kuliah Kimia dasar yang telah memberikan tugas ini, penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan, baik dari segi isi maupun redaksinya. Makalah ini jauh dari
kesempurnaan, karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca maupun penulis sendiri.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I.............................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..........................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................2
C. TUJUAN............................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................................2
A. PENGERTIAN...............................................................................................................2
B. STRUKTUR ESTER......................................................................................................2
C. TATA NAMA................................................................................................................2
D. SIFAT-SIFAT.................................................................................................................2
E. REAKSI –REAKSI........................................................................................................2
F. CARA – CARA PEMBUATAN ESTER.......................................................................2
G. KEGUNAAN ESTER.....................................................................................................2
BAB III..........................................................................................................................................2
PENUTUP......................................................................................................................................2
A. KESIMPULAN..............................................................................................................2
B. SARAN..........................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Senyawa-senyawa kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu
senyawa berasal dari makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan
sebagai senyawa organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati)
dikatagorikan sebagai senyawa anorganik. Senyawa organik adalah senyawa-senyawa
yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia
yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasannya dari senyawa unsur
lain semata-mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar. Kimia Karbon dalam
sejarahnya populer dengan nama Kimia Organik. Ilmu ini pada awalnya didefinisikan
sebagai ilmu kimia yang mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup,
beserta senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senyawa tersebut
sebelumnya sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu, semakin
banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga me runtuhkan
mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup. Penyebutan
“senyawa karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan istilah “senyawa
organik”. Karena senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk hidup amatlah beragam,
maka sejak awal ilmuwan yang menggeluti kimia karbon berusaha menggolongkan
senya-wa tersebut secara sistematis, dan merumuskan tatacara penamaan senyawa yang
juga sistematis.

Keragaman senyawa karbon dimungkinkan oleh kemampuan atom-atom karbon itu


untuk saling berikatan membentuk rantai atom karbon. Berbagai contoh senyawa karbon
dengan kerangka yang berbeda. Dapat diperhatikan bahwa senyawa karbon alifatik, ada
yang jenuh dan tak jenuh. Demikian juga dengan senyawa karbon alisiklik. Selain
berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon juga biasa digolongkan berdasarkan
gugus fungsi yang dimilikinya. Dalam penggolongan ini, dikenal golongan-golongan
senyawa alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, amina, dll., di samping
alkana, alkena dan alkuna yang termasuk golongan hidrokarbon.

Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuah gugus
hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil seperti metil atau etil,
atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu senyawa ester ?

2. Bagaimana struktur senyawa ester ?

3. Sebutkan sifat – sifat ester ?

4. Bagaimana tata nama senyawa ester ?

5. Bagaimana pembuatan senyawa ester ?

6. Bagaimana reaksi – reaksi yang terjadi pada senyawa ester ?

C. TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah agar lebih memahami tentang senyawa
ester berupa; rumus umum, tata nama senyawa, sifat-sifat, dan kegunaan dari ester atau
alkil alkanoat, serta untuk memenuhi tugas kimia organik.
BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Senyawa ester merupakan salah satu turunan senyawa asam karboksilat. Pada
struktur senyawa ester, atom H pada gugus karboksil (-OH) diganti dengan gugus alkil.
Oleh karena itu ester juga disebut alkil alkanoat.
(–OH) dengan gugus –OR’.

B. STRUKTUR ESTER
Senyawa alkil alkanoat mempunyai:.
Gugus fungsi : – COO –
Rumus molekul : CnH2nO2, n = jumlah atom karbon, R = gugus alkil (CnH2n+1)
rumus struktur : R-COOR’
R dan R’ merupakan gugus alkil, bisa sama atau tidak.
Contoh :
1) CH3 – COO – CH3 , R = R’ yaitu CH3
2) CH3 – CH2 – COO – CH3 , R = CH3–CH2(C2H5) dan R’ = CH3
C. TATA NAMA
Berdasarkan aturan IUPAC, penamaan ester yang merupakan turunan alkana
disusun dengan menyebut nama gugus alkil terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan
nama alkanoatnya.

Penulisan nama ester secara trivial mirip dengan penamaan asam karboksilat.
Perbedaannya, nama asam diganti dengan nama gugus alkil yang menggantikan posisi
atom H

Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial


CH3–COOCH3 Metil Etanoat Metil Asetat

CH3–COOCH2CH3 Etil etanoat Etil Asetat

CH3-CH2-COO-CH2-CH3 Etil Propanoat Etil Propionat

CH3-CH2-COO-CH2-CH2-CH3 Propil Propanoat Propil Propionat

CH3-(CH2)3-COO-C4H9 Isobutil Pentanoat Isobutil Valerat

Contoh lain :
D. SIFAT-SIFAT
1. Sifat Fisis Alkil Alkanoat

a) Alkil alkanoat suku rendah merupakan zat cair yang mudah menguap dengan bau
harum dari beberapa buah-buahan dan bunga-bungaan

b) Alkil alkanoat suku tinggi merupakan minyak, lemak, atau lilin

c) Semakin banyak jumlah atom C semakin tinggi titik didihnya

d) Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air

e) Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol pembentuknya.

f) Ester merupakan senyawa karbon yang netral

2. Sifat Kimia Alkil Alkanoat

Alkil alkanoat dapat bereaksi dengan basa berbentuk garam dan alkohol
R – COOR’ + KOH → R – COOK + R’ – OH
Alkil alkanoat alkohol

CH3 - COO – C2H5 + KOH → CH3 – COOK + C2H5 – OH


Etil etanoat etanol

E. REAKSI –REAKSI
1. Reaksi Hidrolisis

Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis ester dalam suasana
asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol, namun bila reaksi hidrolisis
dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis
ester dengan basa disebut reaksi Penyabunan (Saponifikasi).
Contoh :

R – COOR’ + H2O → R – COOH + R’ – OH


Ester As. Alkanoat Alkohol

2. Reaksi Reduksi
Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua
buah senyawa alkohol.

R – COOR’ + 2 H2 → R – CH2 – OH + R’ – OH

Contoh:

CH3(CH2)10COOCH3 + 2H2 CH3(CH2)10CH2OH +


CH3OH

Metil laurat lauril alkohol

1. Reaksi dengan amonia

Reaksi antara ester dengan ammonia menghasilkan suatu amida dan alkohol.
Reaksi ini disebut amonolisis. Reaksi ammonolisis tidak memerlukan katalis.

CH3COOC2H5 + NH3 → CH3COONH2 + C2H5OH

Etil asetat Asetamida Alkohol

2. Reaksi Esterifikasi

Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan


bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga
digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan
ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen). Reaksi
esterifikasi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel).
R-COOH + R’OH → RCOOR’ + H20

Asam karboksilat + Alkohol Ester Air

Contoh :

CH3 - CH2 – COOH + HO – CH2 – CH3 → CH3 – CH2 – COO – CH2 – CH3 + H20

Asam propanoat Etanol Etil Propanoat Air


3. Reaksi transesterifikasi

Jika suatu ester direaksikan dengan alkohol maka diperoleh ester baru dan
alkohol baru. Reaksi ini dapat berlangsung dalam suatu asam atau basa dengan pola
umum:

RCOOR’ + R”OH ↔ RCOOR” + R’OHO

F. CARA – CARA PEMBUATAN ESTER


a. mereaksikan suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol dan disertai asam
mineral (umumnya H2SO4) sebagai katalis.

Pola umum dalam pembuatan ini dinyatakan dengan persamaan reaksi:

RCOOH + R’OH RCOOR’ + H2O


Asam alkohol ester

Sebagai contoh, bila 1 mol asam asetat direaksikan dengan 1 mol etanol dibawah
pengaruh katalis H2SO4, maka pada waktu tercapainya kesetimbangan diperoleh etil
asetat dan air dengan jumlah mol yang sama, dan asam asetat dan etanbol dalam
jumlah mol yang sama pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa katalis H+
yang berperan dalam pembentukan ester juga berperan dalam reaksi yang sebaliknya.

b. Pembuatan ester dari alkohol dan asil klorida (klorida asam)

Jika kita menambahkan sebuah asam klorida kedalam sebuah alkohol, maka
reaksi yang terjadi cukup progresif (bahkan berlangsung hebat) pada suhu kamar
menghasilkan sebuah ester dan awan-awan dari asap hidrogen klorida yang asam dan
beruap. Sebagai contoh, jika kita menambahkan etanol krlorida kedalam etanol, maka
akan terbentuk banyak hidrogen klorida bersama dengan ester cair etil etanoat.
c. Pembuatan ester dari alkohol dan anhidrida asam

Reaksi-reaksi dengan anhidrida asam berlangsung lebih lambat dibanding reaksi-


reaksi yang serupa dengan asil klorida, dan biasanya campuran reaksi yang terbentuk
perlu dipanaskan. Sebagai contoh etanol yang bereaksi dengan anhidrida etanoat
sebagai sebuah reaksi sederhana yang melibatkan sebuah alkohol: Reaksi berlangsung
lambat pada suhu kamar (atau lebih cepat pada pemanasan). Tidak ada perubahan
yang bisa diamati pada cairan yang tidak berwarna, tetapi sebuah campuran etil
etanoat dan asam etanoat terbentuk.

G. KEGUNAAN ESTER
Ester memiliki beberapa kegunaan yaitu:
1. Senyawa alkil alkanoat dengan rantai pendek (yang berasal dari asam alkanoat suku
rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat pada biuah-buahan yang
menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan. Senyawa
alkil ini banyak disintesis sebagai penambah rasa atau essen.
Rumus Strutur Nama Ester Aroma atau terdapat di

CH3COOC5H11 Amil Asetat Buah Pisang


C4H9COOC5H11 Amil Valerat Buah Apel
C3H1COOC5H11 Amil Butirat Buah Jambu
C3H7COOC4H9 Butil Butirat Buah Nanas
C3H7COOC3H7 Propil Butirat Buah Mangga
etil heksanoat nanas, pisang lilin hijau

etil sinamat kayu manis

Etil format cherry, raspberry,


strawberry

Etil heptanoat aprikot, ceri, anggur,


raspberi

Etil isovalerat Apel

Etil laktat mentega, krim

Etil nonanoat Anggur

Etil pentanoat Apel

Geranil asetat Pelargonium


b. Alkil alkanoat yang berasal dari gliserol dengan asam alkanoat suku rendah atau tinggi
(minyak atau lemak), digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan
mentega (margarin)
c. Alkil alkanoat dari alkohol suku tinggi dan asam alkanoat suku tinggi. Ester ini
disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin).
Kegunaannya untuk pemoles mobil dan lantai.
d. Amil asetat banyak digunakan sebagai pelarut untuk damar dan lak
e. Esterifikasi etilen glikol dengan asam bensen 1.4 dikarboksilat menghasilkan poliester
yang digunakan sebagai bahan pembuat kain.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
a Ester atau alkiil alcohol merupakan seyawa karbon turunan karbondrat
b Beberapa sifat ester adalh mudah mengagapa di bandingkan dengan asam atau alcohol
pembentuk nya , ester berbaru harum dan bayak terdapat pada buah buahanester sedikit
dalam larut serta didik dikti beku ester lebih rendah.
c Reaksi ester meliputi :
Ereaksi hidrolisis
Reaksi denga anomia
Transertifikasi dan sebagainya
d Ester memilikih isomer structural dan isomer fungsional dengan asam karbohidrat.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi “ESTER” yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai