KIMIA DASAR II
“Alkohol, Eter, Aldehid, Keton, Asam Karboksilat dan Ester”
Di Susun Oleh
TIRAS BALYO
2019011054034
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JAYAPURA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul. “Alkohol, Eter,
Aldehid, Keton, Asam Karboksilat dan Ester”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Kimia Dasar II pada
Semester Enam Tahun Ajaran 2022.
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
1. Ibu Dr. Albaiti, S.Pd. M.Pd, selaku dosen bidang mata kuliah Kimia Dasar II yang
telah memberikan materi-materi yang bermanfaat:
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik dalam isi maupun
sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami
dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
Halaman Cover / Sampul Depan............................................................................ i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... i
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
1.3. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
1.1. Alkohol
2.
3.
3.1. Aldehid
3.1.1. Struktur Kimia
3.1.2. Tata Nama
3.1.3. Sifat Fisika Aldehid
3.1.4. Sifat Kimia
3.1.5. Reaksi-Reaksi Yang Terjadi Pada Aldehid
3.1.6. Reaksi Pembuatan Aldehid
3.1.7. Sumber Di Alam Dan Penggunaannya
3.2. KETON
2.2.1. Pengertian Keton
2.2.2.Contoh-Contoh Keton
2.2.3. Tatanama Keton
2.2.4. Sifat-Sifat Kimia
2.2.5. Sifat-Sifat Fisik
2.2.6. Pembuatan Keton
2.2.7. Aplikasi Keton
2.3. ALDEHID DAN KETON
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mehetahui tatanama alcohol dan eter
2. Untuk mengetahui gugus fungsi dari aldehid
3. Untuk memahami reaksi dan penamaan pada aldehid
4. Untuk mengetahui gugus fungsi dari Keton
5. Untuk memahami reaksi dan penamaan pada keton
6. Untuk mengetahui gugus fungsi dari asam karboksilat
7. Untuk memahami reaksi dan penamaan pada asam karboksilat
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Alkohol
Alkohol adalah susuatu yang tidak asing kita dengar, alkohol dikenal sebagai zat yang
bersifat memabukkan, karena alkohol banyak dipergunakan oleh okmum-oknum secara tidak
benar, yaitu hanya untuk mabuk-mabukan.
Kata alkohol mengandung konotasi sebagai zat yang merusak, padahal masih banyak manfaat
yang dapat diperoleh dari alkohol. Alkohol memiliki sifat yang dapat memabukan bagi
penggunanya, sifat memabukkan ini merupakan sebagian kecil dari sifat alkohol.
Tahukah kalian kegiatan apa saja yang menggunakan alkohol dalam kehidupan sehri-hari?
Salah satu contohnya adalah spiritus, spiritus merupakan contoh bahan yang mengandung
alkohol. Penamaan alkohol dengan mengubah akhiran –a pada alkana menjadi –ol. Contoh:
metana menjadi metanol, etana menjadi etanol, propana menjadi propanol, dll. Berikut adalah
rumus umum alkohol.
Keterangan: jumlah atom C =2, atom H = 6, dan 1 atom O. Jadi dapat disimpulkan alkohol
mempunyai rumus umum molekul C2H6O.
a) Menentukan rantai atom karbon terpanjang yang mengandung gugus OH. Pada rantai
terpanjang tersebut dapat dikatakan sebagai rantai utama, diberi nama sesuai dengan nama
alkananya, dengan diganti akhiran –a dengan –ol.
Contoh:
b) Atom karbon yang berada di luar rantai utama dinamakan cabang, lalu diberi nama alkil
sesuai dengan jumlah atom C.
c) Penomoran pada rantai utama dimulai dari ujung terdekat dengan gugus OH, seperti pada
contoh berikut:
d) Urutan pemberian nama alkohol adalah sebagai berikut:
Nomor cabang
nama alkil
nomor gugus OH
nama rantai utama.
Dari contoh diatas dapat kita lihat pada gugus fungsi – O – dapat terikat pada dua gugus
alkil sekaligus, gugus alkil sama ataupun di gugus alkil yang berbeda. Perhatikan rumus
molekul etoksi etana di atas dapat dilihat jumlah atom C = 4, H = 10, dan O = 1. Jika
dituliskan rumus molekulnya adalah C4H10O. Secaraumum rumus molekul eter adalah seperti
berikut.
Contoh:
Pada kedua senyawa diatas mempunyai rumus molekul yang sama, yaitu C3H8O sedangkan
gugus fungsi yang berbeda. Jadi alkohol dan eter mempunyai keisomeran fungsi. Contoh lain,
Eter selain berisomer dengan sesamanya, juga berisomer dengan alkohol (isomer fungsi) yang
rumusnya sama yaitu CnH2n+2O.
2.
1.3 Aldehid
1.
2.
Alkanal merujuk pada segolongan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karbonil yang terikat pada rantai karbon di satu sisi dan atom hidrogen di sisi yang lain.
Golongan ini dikenal pula sebagai golongan aldehid (aldehid juga merupakan nama gugus
fungsional). Contoh senyawa yang paling dikenal dari golongan ini adalah metanal atau lebih
populer dengan nama trivial formaldehid atau formalin. Beberapa contoh aldehid:
2.1.1. Struktur Kimia
Aldehid adalah senyawa yang mengandung satu gugus karbonil (satu ikatan rangkap
C=O). Aldehid termasuk kedalam senyawa sederhana, karena tidak memiliki gugus-gugus
reaktif yang lain, seperti –OH atau Cl yang terikat pada atom karbon pada gugus karbonil.
Gambar di bawah ini merupakan struktur kimia dari aldehid
Gugus aldehid dituliskan sebagai –CHO dan tidak pernah dituliskan sebagai COH.
Sehingga penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol.
Untuk alkanal yang memiliki cabang, penamaan dimulai dari rantai induk yang paling
panjang serta penomoran nomor atom C dimulai dari gugus yang dekat dengan gugus
fungsinya.
Contoh:
4
CH3-3CH-2CH2-1CHO
CH3
3-metil butanal
Nama lazim dari aldehida diturunkan dari nama lazim asam karboksilat yang sesuai
dengan mengganti akhiran at menjadi aldehida dan membuang kata asam. Misalnya asam
format nama lazimnya adalah formaldehida.
O
H C H
Formaldehid
Jika rantai utama aldehida berupa cincin siklik maka penamaan digunakan akhiran karbal
dehida. Contoh:
O
C H
Siklobutanakarbaldehida
(Formilsiklobutana
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa aldehid (yang memiliki gaya tarik dipol-dipol dan
gaya tarik dispersi) memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkana berukuran sebanding
yang hanya memiliki gaya dispersi. Akan tetapi, titik didih aldehid lebih rendah dari titik
didih alkohol. Hal ini terjadi karena pada alkohol terdapat ikatan hidrogen dan dua jenis gaya-
tarik antar molekul lainnya (gaya-tarik dipol-dipol dan gaya-tarik dispersi). Walaupun aldehid
merupakan molekul yang sangat polar, namun aldehid tidak memiliki atom hidrogen yang
terikat langsung pada oksigen, sehingga tidak bisa membentuk ikatan hidrogen sesamanya.
2. Kelarutan dalam air
Aldehid yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya berkurang
seiring dengan pertambahan panjang rantai. Sebagai contoh, metanal, etanal dan propanal
yang merupakan aldehid berukuran kecil dapat bercampur dengan air pada semua
perbandingan volume. Alasan mengapa aldehid yang kecil dapat larut dalam air adalah bahwa
walaupun aldehid tidak bisa saling berikatan hidrogen sesamanya, namun keduanya bisa
berikatan hidrogen dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam sebuah molekul air
bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron bebas pada atom oksigen dari
sebuah aldehid untuk membentuk sebuah ikatan hidrogen.
Selain karena adanya ikatan hidrogen antara air dan molekul aldehid,adanya gaya dispersi
dan gaya tarik dipol-dipol antara aldehid dengan molekul air menyebabkan aldehid berukuran
kecil dapat larut dalam air. Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang
membantu menyuplai energi yang diperlukan untuk memisahkan molekul air dan aldehid atau
keton satu sama lain sebelum bisa bercampur.
Apabila panjang rantai meningkat, maka "ekor-ekor" hidrokarbon dari molekul-molekul
(semua hidrokarbon sedikit menjauh dari gugus karbonil) mulai mengalami proses di atas.
Dengan menekan diri diantara molekul-molekul air, ekor-ekor hidrokarbon tersebut memutus
ikatan hidrogen yang relatif kuat antara molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan
ikatan yang serupa. Ini menjadi proses yang tidak bermanfaat dari segi energi, sehingga
kelarutan berkurang.
Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara
menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan yang
mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat dianggap sebagai larutan perak
oksida (Ag2O). aldehida dapat mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaskan unsur
perak (Ag).
Reaksi aldehida dengan pereaksi Tollens dapat ditulis sebagai berikut
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang terbentuk akan melapisi
bejana, membentuk cermin. Oleh karena itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah
larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium
tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga
diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ berfungsi
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.Reaksi Aldehida
dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.
Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa) dalam air
kemih pada penderita penyakit diabetes (glukosa mengandung gugus aldehida).
2. Reaksi Adisi
a. Adisi Alkohol (Pembentukan Hemiasetal dan Asetat)
Alkohol merupakan salah satu jenis nukleofil oksigen. Dengan katalis asam, alkohol dan
aldehid bereaksi melalui adisi pada gugus karbonil. Sebagai hasil reaksi adalah hemiasetal,
yaitu suatu struktur yang mengandung gugus fungsi alkohol dan eter pada satu atom karbon
R RO
H+
R-OH + C = O R’ O – OH
H H
Jika digunakan alkohol berlebih, hemiasetal bereaksi kembali dengan alkohol
membentuk asetal, yaitu struktur yang mengandung dua gugus fungsi eter pada satu atom
karbon
R’O R’O
Aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi Grignard melalui adisi nukleofilik terhadap gugus
karbonil. Hasil reaksi dari proses ini adalah garam alkoksida yang dapat dihidrolisis lebih
lanjut membentuk alcohol
Pereaksi Grignard biasanya dikerjakan dengan menambahkan sedikit demi sedikit larutan
aldehida dalam eter kering ke dalam pereaksi Grignard. Reaksinya merupakan reaksi
eksotermis. Setelah semua aldehid ditambahkan, magnesium alkoksida yang terbentuk
dihidrolis membentuk alcohol. Sedangkan penambahan asam bertujuan untuk mencegah
terbentuknya Mg (OH)2. Pada hasil akhir dari reaksi ini adalah lapisan eter dan air. Senyawa
alcohol yang dihasilkan terdapat dalam lapisan eter.
g. Reaksi halogenasi
Apabila aldehida yang mempunyai hydrogen alfa direaksikan dengan gas klor atau gas
brom, maka hydrogen alfa akan diganti oleh atom klor atau brom dengan adanya katalis asam
dan basa
1. Dalam suasana basa
2. Dalam suasana asam
Oksidasi senyawa alkena dengan ozon juga menghasilkan aldehida. Reaksi ini dapat
digunakan untuk mengetahui posisi ikatan rangkap di dalam molekul.
2.2. KETON
2.2.1. Pengertian Keton
Keton sebagai senyawa karbonil
Keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung sebuah gugus karbonil –
sebuah ikatan rangkap C=O. Keton termasuk senyawa yang sederhana jika ditinjau
berdasarkan tidak adanya gugus-gugus reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat
langsung pada atom karbon di gugus karbonil – seperti yang bisa ditemukan misalnya pada
asam-asam karboksilat yang mengandung gugus -COOH.
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil (O=C)
yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus
karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam
karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda
gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah
aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α. Hidrogen yang
melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan keberadaan asam katalis, keton
mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat.
Secara umum, keton dinamakan dengan tatanama IUPAC dengan menggantikan sufiks -a
pada alkana induk dengan -on. Untuk keton yang umumnya dijumpai, nama-nama tradisional
digunakan, seperti pada aseton dan benzofenon, nama-nama ini dianggap sebagai nama
IUPAC yang dipertahankan walaupun beberapa buku kimia menggunakan nama propanon.
Okso adalah tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun prefiks lainnya
juga digunakan dalam berbeagai buku dan jurnal. Untuk senyawa-senyawa yang umum
(terutama pada biokimia), keto atau okso adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
gugus fungsi keton (juga dikenal dengan nama alkanon). Okso juga merujuk pada atom
okesigen tunggal yang berkoordinasi dengan logam transisi (okso logam).
Asilasi Friedel-Craft
Asilasi cincin aromatik dengan asil klorida menggunakan katalis asam lewis yang kuat.
Asilasi Friedel-Crafts dapat terjadi dengan asam anhidrida.
Asilasi Friedel-Crafts adalah asilasi cincin aromatik dengan asil klorida menggunakan
katalis asam lewis yang kuat. Asilasi Friedel-Crafts dapat terjadi dengan asam anhidrida.
Kondisi reaksi ini sama dengan alkilasi Friedel-Crafts di atas. Reaksi ini memiliki beberapa
keuntungan dari reaksi alkilasi. Oleh karena efek penarikan elektron dari gugus karbonil,
hasil reaksi keton selalu kurang reaktif dari reaktan, oleh karena itu asilasi berganda tidak
terjadi. Selain itu, juga tidak terjadi penataan-ulang karbokation karena ion karbonium
distabilkan oleh struktur resonans dengan muatan positif pada oksigen.
Reaksi asilasi Freidel-Crafts sangat bergantung pada stabilitas reagen asil klorida. Formil
klorida, sebagai contohnya, sangat tidak stabil untuk diisolasikan. Oleh karena itu sintesis
benzaldehida via lintasan Friedel-Crafts memerlukan sintesis formil klorida secara in situ. Ini
dapat dilakukan melalui reaksi Gatterman-Koch yang mereaksikan benzena dengan karbon
monoksida dan hidrogen klorida pada tekanan tinggi dan dikatalisasikan dengan campuran
aluminium klorida dan kupro klorida.
Ø Reaksi Kondensasi
Reaksi dimana dua molekul bergabung bersama disertai dengan hilangnya sebuah
molekul kecil dalam proses tersebut. Dalam hal ini, molekul kecil tersebut adalah air.
2.3.
2.2.
2.3.
2.4. ASAM KARBOKSILAT
2.4.1. Rumus Umum Asam Karboksilat
Asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum asam
karboksilat adalah : CnH2nO2
Adapun struktur senyawa asam karboksilat dapat ditulis seperti :
O
//
R — C — OH atau R — COOH
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2. SIFAT FISIKA DAN KIMIA ASAM KARBOKSILAT
1. SIFAT FISIKA ASAM KARBOKSILAT
a) Wujud, suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suhu yang lebih tinggi berupa
zat padat.
b) Kelarutan dalam air, suku-suku rendah (c1-c4) mudah larut, namun makin banyak
atom C dalam molekul kelarutan makin berkurang, dan senyawa yang berbentuk padat
tidak dapat larut. atom C5-C9 berbentuk cairan kental dan asam karboksilat bersuku
tinggi C10 berbentuk padatan.
c) Titik tinggi dan titik leleh tinggi, karena antar molekul terdapat ikatan hidrogen.
d) Merupakan asam lemah, makin panjang rantai C makin lemah asamnya. Contoh
HCOOH Ka = 1,0 × 10-4
CH3COOH Ka = 1,8 × 10-5
CH3CH2COOH Ka = 1,3 × 10-5
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3. MANFAAT DAN KEGUNAAN ASAM KARBOKSILAT (STRUKTUR, NAMA
DAN FUNGSINYA)
1. Asam Formiat (asam semut/asam metanoat)
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut dalam air dan berbau
tajam. Dalam jumlah sedikit terdapat dalam keringat, oleh karena itu keringat baunya asam.
Asam ini juga menyebabkan lecet atau lepuh pada kulit. Sifat khusus yang dimiliki asam
formiat yaitu dapat mereduksi, karena mempunyai gugus aldehid.
O O
// //
H — C — OH H — C — OH
gugus asam gugus aldehid
Contoh :
a) Mereduksi larutan Fehling membentuk endapan merah bata
O
//
H — C — OH + 2CuO → H2O + CO2 + Cu2O(s)
merah bata
b) Mereduksi larutan Tollens membentuk cermin perak
O
//
H — C — OH + Ag2O → H2O + CO2 + Ag(s)
cermin perak
Kegunaan asam format yaitu untuk mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses
pencelupan tekstil.
Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiat yaitu: berwujud cair,
tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan berbau tajam.
Larutan cuka sebagai makanan yang umum digunakan sehari-hari mempunyai kadar 25%
volume asam asetat, sedangkan asam asetat murni disebut asam asetat glasial digunakan
untuk membuat selulosa asetat dalam industri rayon.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3.
2.4.4. PENENTUAN TATA NAMA ASAM KARBOKSILAT (IUPAC)
A. Tata cara membeti nama asam karboksilat dari suatu unsur kimianya
Pada sistem IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran a diganti oat dan di
depannya ditambah kata asam. Jadi, asam karboksilat disebut golongan asam alkanoat.
Untuk senyawa yang mempunyai isomer, tata namanya sama seperti pada aldehid karena
gugus fungsinya sama-sama berada pada ujung rantai C. Cara penamaannya sebagai berikut.
a. Rantai pokok yang paling panjang O
//
yang mengandung gugus fungsi — C — OH.
Nama karboksilat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat.
b. Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
c. Penulisan nama dimulai dengan nama cabang-cabang atau gugus lain yang disusun menurut
abjad kemudian nama rantai pokok. Karena gugus fungsi pasti nomor satu, jadi nomor gugus
fungsi tidak perlu disebutkan.
Contoh:
O
//
CH3 — CH2 — CH2 — CH2 — CH2 — C Asam heksanoat
\
OH
O
//
CH3 — CH2 — CH2 — CH2 — C Asam 2,3-dimetilpentanoat
| | \
CH3 CH3 OH
O
//
CH3 — CH2 — C — C Asam 2-metil propanoat
| \
CH3 OH
O
//
CH3 — CH2 — CH2 — C — C Asam 3-kloro butanoat
| \
Cl OH
CH3 O
| //
CH3 — CH3 — CH3 — C
| \
CH3 OH
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3.
2.4.4.
2.4.5. PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
Pembuatan Asam Karboksilat dengan cara mengoksidasi alkohol primer
Dari reaksi diatas dapat diketahui untuk membuat asam karboksilat bisa dari mengoksidasi
alkohol primer dengan langkah sebagai berikut:
1. Pada alkohol primer di tambahkan oksigen (sebagai agen pengoksidasi) sehingga menjadi
aldehid.
2. Lalu pada aldehid juga titambahkan oksigen (sebagai agen pengoksidasi) sehingga menjadi
asam karboksilat.
BAB III
PENUTUP
1.
2.
3.
3.1. Kesimpulan
Aldehid merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil terminal. Gugus
fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hydrogen dan berikatan
rangkap dengan atom oksigen.
Keton atau bisa disebut dengan alkanon memiliki dua gugus alkil yang terikat pada
gugus karbonil, dan pada aldehid memiliki sekurang kurangnya satu atom hidrogen yang
terikat pada atom karbonilnya. Aldehid dan keton mempunyai rumus molekul yang sama,
yaitu CnH2n.
Gugus aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi fehling yang terbukti dengan
terbentuknya endapan warna merah bata. Pengujian aldehid dan keton dengan reaksi adisi
nukleofilik memperlihatkan hasil berupa perubahan fisik, dimulai dari pembentukan kristal
saat Natrium bisulfit di dinginkan, di tambah aseton dan di tambah etanol. Kemudian kristal
kembali melarut setelah di tetesi HCl pekat dan menimbulkan asap.
Asam karboksilat adalah senywa organik yang memiliki gugusfungsi –COOH.
Penamaan dimulai dari karbon yang mengikat gugus dan diberi awalan “asam” dan akhiran
“oat”. Asam karboksilat suku rendah berbentuk cair dan mudah larut, semakin tinggi suku
semkin berbentuk kental dan sukar larut. asam karboksilat memiliki turunan antara lain: asam
format (asam semut/asam metanoat), asam asetat (asam cuka/asam etanoat), asam setrat,
asam stearat dan asam karboksilat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik. Bina Aksara.
Jakarta.
Matsjeh, Sabirin. 1993. Kimia Organik Dasar. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
http:// www.chem-is-try.org
http:// www.wikipedia.org
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/senyawa-asam-karboksilat.html
http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/gugus-fungsional-asam-karboks ilat/
http://fullerena.blogspot.com/2011/04/bahas-tuntas-asam-karboksilat-
asam.html#ixzz2Q8JQKSOq
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_alkanoat