Anda di halaman 1dari 19

ALKENA

Disusun Oleh:

Kelompok
Aulia Indah Syafitri 190711440
Fitra Alidaei
Hengky
Nabellia
Rizka Elfitri Efendi 1907113443

KELAS B

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt., penulis dapat menyelesaikan makalah


ini dengan baik. Makalah ini berjudul “Alkena”. Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Banyak pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Irdoni HS selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia
Organik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
ikut terlibat dan membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun berdasarkan buku-buku bacaan dan berbagai


informasi yang didapat oleh penulis. Penulis meminta maaf jika terdapat
kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan
saran dari pembaca untuk meperbaiki makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi pembacanya.

Pekanbaru, Februari 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Deinisi dan Rumus Umum Alkena..................................................3
2.2 Sifat Fisika dan Kimia Alkena........................................................3
2.2.1 Sifat Fisika Alkena.......................................................................3
2.2.2 Sifat Kimia Alkena.......................................................................4
2.3 Pemberian Nama dan Penulisan Rumus Alkena.............................4
2.4 Reaksi Pembentukan Alkena...........................................................5
2.5 Reaksi dengan Alkena.....................................................................6
2.6 Informasi tentang Alkena..............................................................11

BAB III PENUTUP......................................................................................13


3.1 Simpulan........................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iv

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penulisan Rumus Alkena...............................................................5

Tabel 2.1 Hasil Reaksi.................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber asal dari pembuatan bahan bakar minyak, seperti bensin, solar,
minyak pelumas, dan kerosin (minyak tanah) ternyata berasal dari minyak bumi.
Walaupun berasal dari sumber yang sama, komposisi atom-atom mereka itu
berbeda. Contohnya bensin yang  mengandung jumlah atom karbon sekitar 5-12,
kerosin mempunyai atom karbon 11-16, solar (Carbon 14-18), dan minyak
pelumas (Carbon 15-24). Walaupun terdapat perbedaan dari komposisi atomnya,
tapi ada satu persamaan di antara senyawa tersebut, yaitu mengandung atom
karbon.

Karbon merupakan unsur kimia yang cakupannya sangat luas dan


pembahasannya sangat mendalam. Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga
jumlah elektronnya juga 6 dengan konfigurasi 6C = 2, 4. Dari konfigurasi elektron
ini terlihat atom C mempunyai 4 elektron valensi (elektron pada kulit terluar).
Untuk memperoleh 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya (elektron valensi)
dibutuhkan 4 elektron sehingga masing-masing elektron valensi mencari pasangan
elektron dengan atom-atom lainnya. Kekhasan atom karbon adalah
kemampuannya untuk berikatan dengan atom karbon yang lain membentuk rantai
karbon. Bentuk rantai2 karbon yang paling sederhana adalah Hidrokarbon.
Hidrokarbon hanya tersusun dari dua unsur yaitu Hidrogen dan Karbon.

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun dari atom unsur


karbon (C) dan hidrogen (H). Plastik seperti LDPE dan HDPE (polietilena) dan
PP (polipropilena) terbuat dari etena dan propena yang merupakan hasil olahan
gas alam. Senyawa etena dan propena termasuk ke dalam golongan senyawa
hidrokarbon.

1
Atom-atom karbon tersebut membentuk suatu rantai-rantai. Lalu rantai-
rantai tersebut membentuk suatu pola yang disebut Alkana, Alkena, dan Alkuna.
Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat
dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Seluruh ikatan antar
atom karbon pada hidrokarbon jenuh merupakan ikatan kovalen tunggal. Pada
hidrokarbon tak jenuh, terdapat satu atau lebih ikatan rangkap ataupun ikatan
rangkap tiga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut.
1. Apa definisi dan rumus umum alkena?
2. Apa saja sifat fisika dan kimia dari alkena?
3. Bagaimana pemberian nama dan penulisan rumus alkena?
4. Apa saja reaksi pembuatan alkena?
5. Apa saja reaksi dengan senyawa alkena?
6. Apa informasi terbaru tentang alkena?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dan rumus umum alkena.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari alkena.
3. Untuk mengetahui tahap pemberian nama dan penulisan rumus alkena.
4. Untuk mengetahui reaksi pembuatan alkena.
5. Untuk mengetahui reaksi dengan alkena.
6. Untuk mengetahui informasi terbaru tentang alkena.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Rumus Umum Alkena


2.1.1 Definisi Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan
rangkap 2 (-C=C-). Alkena biasa disebut juga dengan olefin. Suku alkena paling
kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena.  Nama  alkena sesuai dengan nama
alkana dengan mengganti akhiran –ana  menjadi –ena. Menurut Wikipedia, alkena
adalah suatu hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai sebuah ikatan rangkap dua
antara atom karbon, Alkena Asiklik merupakan yang paling sederhana alasannya
yaitu tidak berkaitan dengan gugus fungsional manapun dan membentuk satu
ikatan rangkap.
2.1.2 Rumus Umum Alkena
Rumus umum alkena adalah CnH2n.

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Alkena


2.2.1 Sifat Fisika Alkena
Sifat-sifat fisika alkena secara umum tidak berbeda jauh dari alkana,
sebagai berikut:
1) Mereka tidak berwarna, nonpolar, mudah terbakar, dan hampir tidak
berbau.
2) Alkena empunyai tingkat keasaman yang jauh lebih tinggi dibandingkan
alkana.
3) Wujud zat alkena tergantung dari massa molekulnya. Tiga alkena paling
sederhana: etena, propena, dan butena berbentuk gas. Alkena linear yang
memiliki 5 sampai 16 atom karbon berwujud cair, dan alkena yang
memiliki atom karbon lebih dari 15 berwujud padat.

3
4) Kerapatan didalam senyawa kecil dan tidak akan larut didalam pelarut
polar seperti air.
2.2.2 Sifat Kimia Alkena
Sifat-sifat kimia dari alkena berkaitan erat dengan reaksi-reaksi kimianya.
Secara umum senyawa alkena lebih reaktif (mudah meledak) dibandingan alkana
karena memiliki ikatan rangkap. Berikut merupakan sifat-sifat kimia alkena:
1) Semakin banyak Atom c maka didalam Massa Molekul Relatif akan
semakin tinggi dan titik didih nya bisa semakin tinggi pula. Dan untuk
yang mempunyai isomer maka akan semakin panjang rantai Atom C nya
maka akan semakin tinggi titik didihnya tersebut.
2) Mempunyai ikatan rangkap sehingga Alkena bisa mengalami reaksi
pemutusan ikatan rangkap atau sering yang dinamakan reaksi adisi yg bisa
mengubah ikatan tak jenuh menjadi ikatan yang jenuh. Dan biasanya Zat –
Zat yg bisa ditangkap merupakan Gas Hidrogen (H2), Senyawa Asam
Asam Halida (HF, HBr, HI, HCI) dan Golongan Halogen ibarat F2, Br2
dan CI2.
3) Mampu mengalami proses reaksi polimerisasi alasannya yaitu mempunyai
ikatan yang tak jenuh dan pengertian Polimerisasi ini yaitu penggabungan
dari molekul – molekul yang sejenis menjadi molekul raksasa sehingga
bisa mempunyai rantai karbon yg sangat panjang. Molekul – Molekul
Tunggal tersebut disebut juga dengan Monomer dan Molekul – Molekul
yang telah digabungkan menjadi molekul yang besar disebut juga Polimer.

2.3 Pemberian Nama dan Penulisan Rumus Alkena


Pemberian namanya hampir sama, seperti alkana dengan perbedaan:
1) Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang
terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C
terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.

4
2) Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung  sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya
terkecil.
3) Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan
cabang rantai  utama.
Contoh :

Penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap.


Jadi, diberi nama  3 etil 4 metil 1 pentena

Nama Struktur Rumus Molekul

Etena CH2=CH2 C2H4

Propena CH2=CH-CH3 C3H6

Butena CH2=CH-CH2-CH3 C4H8

Pentena CH2=CH-CH2-CH2-CH3 C5H10

Heksena CH2=CH-CH2-CH2-CH2-CH3 C6H12

Tabel 1.1 Penulisan Rumus Alkena

2.4 Reaksi Pembentukan Alkena


1) Reaksi eliminasi (penghilangan)
Adalah  reaksi  penghilangan  dua  atom  yang  terikat  pada  dua  atom  C
yang berdekatan. Contoh:
CH3 – CH2  – CH3  →  CH3 – CH = CH2

5
2) Reaksi dehidrasi
Adalah  reaksi  pembentukan  alkena dengan  disertai  lepasnya  molekul
air. Apabila alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada suhu 170 oC
sampai 180 oC, maka akan terbentuk alkena dan air. Contoh:
CH3 – CH2OH → CH2 = CH2 + H2O
3) Reaksi dehidrogenasi
Adalah  reaksi  pembentukan  alkena  disertai  terlepasnya  hidrogen
dengan bantuan katalis Cr2O3 atau Al2O3 pada 500 oC
CH3 – CH2  – CH3  → CH3 – CH  = CH2
4) Reaksi dehalogenasi
Yaitu  reaksi  pembentukan  alkena  disertai  terlepasnya  gas  hidrogen.
Jika haloalkana direaksikan dengan logam seng dalam pelarut aseton, maka
terbentuk alkena dan senghalida.
CH – CHCl –  CH2Cl  +  Zn  → CH3 – CH  = CH2 + ZnCl2

2.5 Reaksi dengan Alkana


Alkena adalah senyawa yang relatif stabil, namun lebih reaktif
daripada alkana, baik karena reaktivitas ikatan pi karbon-karbon atau adanya pusat
CH alilik. Sebagian besar reaksi alkena melibatkan reaksi adisi pada ikatan pi ini,
membentuk ikatan tunggal baru. Alkena berfungsi sebagai bahan baku
industri petrokimia karena mereka dapat berperan dalam berbagai reaksi, terutama
polimerisasi dan alkilasi.
1) Reaksi adisi
Alkena bereaksi dalam banyak reaksi adisi, yang berlangsung dengan
membuka ikatan rangkap. Sebagian besar reaksi adisi ini mengikuti mekanis-
me adisi elektrofilik. Contohnya adalah hidrohalogenasi, halogenasi, pemben-
tukan halohidrin, oksimerkurasi, hidroborasi, adisi diklorokarbena, reaksi
Simmons-Smith, hidrogenasi katalitik, epoksidasi, polimerisasi radikal dan
hidroksilasi.

6
a) Hidrogenasi
Hidrogenasi alkena menghasilkan alkana yang sesuai. Reaksi
berlangsung di bawah tekanan pada temperatur 200 °C, dengan
keberadaan katalis logam. Katalis yang umum digunakan di industri adalah yang
berbasis platina, nikel atau paladium. Untuk sintesis skala laboratorium, sering
digunakan nikel Raney (suatu logam paduan nikel dan aluminium). Contoh paling
sederhana reaksi ini adalah hidrogenasi katalitik etilena untuk
menghasilkan etana:
CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3
b) Hidrasi
Hidrasi, penambahan air ke dalam ikatan ganda alkena,
menghasilkan alkohol. Reaksi ini dikatalisis oleh asam kuat seperti asam sulfat.
Reaksi ini dilakukan dalam skala industri untuk menghasilkan etanol.
CH2=CH2 + H2O → CH3–CH2OH
Alkena dapat juga diubah menjadi alkohol melalui reaksi
oksimerkurasi–demerkurasi atau reaksi hidroborasi–oksidasi.
HalogenasiDalam halogenasi elektrofilik, penambahan unsur brom atau klor pada
alkena menghasilkan dibromo- dan dikloroalkana (1,2-dihalida atau etilen
dihalida). Penghilangan warna larutan brom dalam air merupakan uji analitis
untuk mengetahui keberadaan alkena:
CH2=CH2 + Br2 → BrCH2–CH2Br
Reaksi terkait juga digunakan untuk pengujian kuantitatif terhadap
ketidakjenuhan, yang dinyatakan sebagai nomor brom dan nomor iod suatu
senyawa atau campuran.
c) Hidrohalogenasi
Hidrohalogenasi adalah adisi hidrogen halida seperti HCl atau HI pada
alkena untuk menghasilkan haloalkana yang sesuai:
CH3–CH=CH2 + HI → CH3–CHI-CH2–H

7
Jika dua atom karbon pada ikatan rangkap terhubung dengan atom
hidrogen dalam jumlah yang berbeda, halogen akan memilih menyerang ataom
karbon dengan substituen hidrogen yang lebih sedikit. Pola ini dikenal
sebagai aturan Markovnikov. Penggunaan inisiator radikal atau senyawa lain
dapat menghasilkan produk yang berlawanan. Asam hidrobromat, terutama,
cenderung membentuk radikal dengan adanya berbagai ketakmurnian (impurities)
atau bahkan oksigen di atmosfer, yang dapat membalikkan aturan Markovnikov:
CH3–CH=CH2 + HBr → CH3–CHH–CH2–Br
d) Pembentukan halohidri
Alkena bereaksi dengan air dan halogen membentuk
halohidrin melalui reaksi adisi. Terjadilah regiokimia Markovnikov dan anti
stereokimia.
CH2=CH2 + X2 + H2O → XCH2–CH2OH + HX
e) Oksidasi
Alkena dioksidasi dengan sejumlah besar oksidator. Dengan
adanya oksigen, alkena terbakar dengan nyala terang menghasilkan karbon
dioksida dan air. Oksidasi katalitik dengan oksigen atau reaksi dengan asam
perkarboksilat menghasilkan epoksida. Reaksi dengan ozon
pada ozonolisis menyebabkan pemutusan ikatan rangkap, menghasilkan
dua aldehida atau keton. Reaksi dengan KMnO4 pekat panas (atau garam
oksidator lainnya) dalam larutan asam akan menghasilkan keton atau asam
karboksilat.
R1–CH=CH–R2 + O3 → R1–CHO + R2–CHO + H2O
Reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan posisi ikatan rangkap
dalam suatu alkena yang tidak diketahui.

Oksidasi lebih mudah dihentikan pada diol yang bertetangga daripada


memecah alkena secara penuh menggunakan KMnO4 yang lebih lunak (encer,
temperatur lebih rendah) atau dengan osmium tetroksida atau oksidator lainnya.

f) Fotooksigenasi

8
Dengan adanya fotosensitiser yang sesuai, seperti metilen biru dan
cahaya, alkena dapat bereaksi dengan spesies oksigen reaktif yang dihasilkan oleh
fotosensitiser, seperti radikal hidroksil, oksigen singlet atau ion superoksida.
Intermediat fotokimia yang dihasilkan ini kita kenal sebagai proses Type I, Type
II, dan Type III. Berbagai proses dan reaksi alternatif ini dapat dikendalikan
melalui pemilihan kondisi reaksi spesifik, sehingga memberikan rentang variasi
produk yang luas. Contoh umum adalah [4+2]-sikloadisi oksigen singlet
dengan diena seperti siklopentadiena untuk menghasilkan endoperoksida:

Contoh lain adalah reaksi ena Schenck, yang mana oksigen singlet


bereaksi dengan suatu struktur [[alil]ik untuk menghasilkan alil peroksida yang
ditransposisikan:

2) Polimerisasi
Polimerisasi alkena adalah reaksi yang menghasilkan polimer bernilai
industrial tinggi namun ekonomis, seperti plastik (polietilena dan polipropilena).
Polimer dari monomer alkena secara umum dirujuk sebagai poliolefin atau
polialkena (istilah yang jarang digunakan). Polimer dari alfa-olefin disebut polial-
faolefin (PAO). Polimerisasi dapat berlangsung baik melalui mekanisme radikal
bebas maupun mekanisme ionik, dengan cara mengubah ikatan ganda menjadi
ikatan tunggal untuk membentuk ikatan dengan monomer lainnya. Polimerisasi
diena terkonjugasi seperti buta-1,3-diena atau isoprena (2-metilbuta-1,3-diena)
sebagian besar menghasilkan adisi 1,4, dengan beberapa kemungkinan adisi 1,2,
pada monomer diena untuk memperpanjang rantai polimer.

9
3) Kompleksasi logamSunting
Alkena adalah ligan dalam transisi kompleks logam alkena. Dua ikatan
pusat karbon pada logam menggunakan orbital pi- dan pi*- ikatan C-C. Mono-
dan diolefin sering digunakan sebagai ligan dalam kompleks yang
stabil. Siklooktadiena dan norbordiena adalah senyawa pengkhelat populer, dan
bahkan etilena itu sendiri terkadang digunakan sebagai ligan, misalnya,
dalam garam Zeise. Selain itu, kompleks logam-alkena adalah senyawa antara
dalam reaksi yang dikatalisis logam termasuk hidrogenasi, hidroformilasi, dan
polimerisasi.
4) Hasil Reaksi

Nama reaksi Produk Keterangan


Hidrogenasi alkena adisi hidrogen
hidrometalasi / insersi / eliminasi beta oleh
Hidroalkenilasi alkena
katalis logam
Reaksi adisi halogen 1,2-dihalida adisi elektrofilik halogen
Hidrohalogenasi haloalkana
adisi asam halida
(Markovnikov)
Anti-Markovnikov haloalkana adisi asam halida yang dimediasi radikal
hidrohalogenasi bebas
Hidroaminasi amina adisi ikatan N-H pada ikatan rangkap C-C
Hidroformilasi aldehida proses industri, adisi CO dan H2O
Sharpless diol oksidasi, pereaksi: osmium tetroksida,
bishydroxylation ligan khiral
Woodward cis- diol
oksidasi, pereaksi: iodium, perak asetat
hydroxylation
Ozonolisis aldehida atau
pereaksi: ozon
keton
dua alkena menata ulang membentuk dua
Metatesis olefin alkena
alkena baru
Reaksi Diels–Alder sikloheksana sikloadisi dengan diena
Reaksi Pauson–Khand siklopentenon sikloadisi dengan alkuna dan CO
Hidroborasi–oksidasi alkohol pereaksi: boran, disusul dengan peroksida
adisi elektrofilik merkuri asetat,
Reduksi oksimerkurasi alkohol
dilanjutkan dengan reduksi

10
adisi elektrofilik dengan aldehida atau
Reaksi Prins 1,3-diol
keton
reaksi fotokimia dengan aldehida atau
Reaksi Paterno–Büchi oksetana
keton
Epoksidasi epoksida adisi elektrofilik peroksida
Siklopropanasi siklopropana adisi karbena atau karbenoid
adisi oksidatif / eliminasi reduktif oleh
Hidroasilasi keton
katalis logam
Hidrofosfinasi fosfin
Tabel 2.1 Hasil Reaksi

2.6 Informasi tentang Alkena


Secara umum, alkena memiliki banyak kegunaan dalam bidang industri,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Etena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polietena
Etena juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik
intermediet seperti kloroetena dan stirena
2) Propena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polipropena.
Polipropena merupakan polimer untuk membuat serat sintetis, materi
pengepakan, dan peralatan masak.
3) Butadiena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polibutadiena (karet
sintetis)
4) lkena suku rendah (etena, propena, dan butena) digunakan sebagai bahan
baku pembuatan alkohol.
Contoh produk alkena di dalam petrokimia:
1) Olefin
Olefin terdiri dari gugus alkena (CnH2n) dan siklo parapin, kelompok
senyawa olefin atau juga disebut etilen terdiri dari senyawa rantai lurus yang tak
jenuh yang mempunyai ikatan rangkap menghubungkan dua atom karbon.
kelompok senyawa olefin antara lain etena, propena, butena, pentena dan lain-
lain.

11
Olefin tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi terbentuk dalam
distilasi minyak mentah atau dalam proses perengkahan, oleh karena itu dalam
bensin rengkahan banyak mengandung senyawa olefin. Olefin merupakan bahan
dasar utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena (C2H4) dan propilena
(C3H6).
2) Napthena
Nafthena yang terdiri dari hidrokarbon cincin jenuh, mempunyai rumus
umum (CnH2n) karena senyawa hidrokarbon ini mempunyai sifat kimia seperti
senyawa hidrokarbon parafin dan mempunyai struktur molekul siklis, maka
senyawa ini juga disebut sikloparafin. Senyawa hidrokarbon nafthena yang
terdapat dalam minyak bumi ialah siklopentan dan sikloheksan yang terdapat
dalam fraksi naphtha dan fraksi minyak bumi dengan titik didih yan lebih tinggi.

12
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan
rangkap 2 (-C=C-). Rumus umum alkena adalah CnH2n.
2. Sifat-sifat fisika alkena secara umum tidak berbeda jauh dari alkana,
sebagai berikut: Mereka tidak berwarna, nonpolar, mudah terbakar, dan
hampir tidak berbau, alkena empunyai tingkat keasaman yang jauh lebih
tinggi dibandingkan alkana. Sifat-sifat kimia dari alkena berkaitan erat
dengan reaksi-reaksi kimianya. Secara umum senyawa alkena lebih reaktif
(mudah meledak) dibandingan alkana karena memiliki ikatan rangkap.
3. Pemberian nama alkena hampir sama, seperti alkana dengan perbedaan:
Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang
terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C
terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
4. Reaksi Pembentukan Alkena yaitu: Reaksi eliminasi (penghilangan),
Reaksi dehidrasi, Reaksi dehidrogenasi, Reaksi dehalogenasi.
5. Reaksi dengan Alkana yaitu: reaksi adisi dan Polimerisasi
6. Informasi tentang Alkena yaitu secara umum, alkena memiliki banyak
kegunaan dalam bidang industri.

13
3.2 Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih rinci dan lengkap,
makalah selanjutnya sebaiknya membahas mengenai manfaat alkena dalam
industry dan kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, I. 2009. Praktis Belajar Kimia, Untuk Kelas X Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Aksara Baru.

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

http://dwiwahyunanti.blogspot.com/2015/07/alkena-rumus-umum-tata-nama-dan-
sifat.html?m=1

https://esdikimia.wordpress.com/2012/06/03/alkana-alkena-alkuna/

http://fitriarmita.blogspot.com/2012/10/reaksi-reaksi-alkana-alkena-
alkuna_20.html?m=1

https://id.wikipedia.org/wiki/Alkena

https://materikimia.com/5-kegunaan-alkena-dalam-industri-secara-umum/

https://rieko.wordpress.com/2009/11/26/industri-petrokimia-part-1/

http://yoeselynwangi.blogspot.com/2017/08/sifat-sifat-dan-pembuatan-dari-
alkena.html?m=1

https://www.nafiun.com/2013/03/tata-nama-senyawa-alkena-aturan-penamaan-
rumus-struktur-contoh-soal-kunci-jawaban-kimia.html

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hal-penting-hidrokarbon-kimia-
kelas-11/

iv

Anda mungkin juga menyukai