Disusun Oleh:
Kelompok
Aulia Indah Syafitri 190711440
Fitra Alidaei
Hengky
Nabellia
Rizka Elfitri Efendi 1907113443
KELAS B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1 Deinisi dan Rumus Umum Alkena..................................................3
2.2 Sifat Fisika dan Kimia Alkena........................................................3
2.2.1 Sifat Fisika Alkena.......................................................................3
2.2.2 Sifat Kimia Alkena.......................................................................4
2.3 Pemberian Nama dan Penulisan Rumus Alkena.............................4
2.4 Reaksi Pembentukan Alkena...........................................................5
2.5 Reaksi dengan Alkena.....................................................................6
2.6 Informasi tentang Alkena..............................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iv
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Atom-atom karbon tersebut membentuk suatu rantai-rantai. Lalu rantai-
rantai tersebut membentuk suatu pola yang disebut Alkana, Alkena, dan Alkuna.
Berdasarkan jenis ikatan antara atom karbon, senyawa hidrokarbon dapat
dibedakan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Seluruh ikatan antar
atom karbon pada hidrokarbon jenuh merupakan ikatan kovalen tunggal. Pada
hidrokarbon tak jenuh, terdapat satu atau lebih ikatan rangkap ataupun ikatan
rangkap tiga.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dan rumus umum alkena.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari alkena.
3. Untuk mengetahui tahap pemberian nama dan penulisan rumus alkena.
4. Untuk mengetahui reaksi pembuatan alkena.
5. Untuk mengetahui reaksi dengan alkena.
6. Untuk mengetahui informasi terbaru tentang alkena.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4) Kerapatan didalam senyawa kecil dan tidak akan larut didalam pelarut
polar seperti air.
2.2.2 Sifat Kimia Alkena
Sifat-sifat kimia dari alkena berkaitan erat dengan reaksi-reaksi kimianya.
Secara umum senyawa alkena lebih reaktif (mudah meledak) dibandingan alkana
karena memiliki ikatan rangkap. Berikut merupakan sifat-sifat kimia alkena:
1) Semakin banyak Atom c maka didalam Massa Molekul Relatif akan
semakin tinggi dan titik didih nya bisa semakin tinggi pula. Dan untuk
yang mempunyai isomer maka akan semakin panjang rantai Atom C nya
maka akan semakin tinggi titik didihnya tersebut.
2) Mempunyai ikatan rangkap sehingga Alkena bisa mengalami reaksi
pemutusan ikatan rangkap atau sering yang dinamakan reaksi adisi yg bisa
mengubah ikatan tak jenuh menjadi ikatan yang jenuh. Dan biasanya Zat –
Zat yg bisa ditangkap merupakan Gas Hidrogen (H2), Senyawa Asam
Asam Halida (HF, HBr, HI, HCI) dan Golongan Halogen ibarat F2, Br2
dan CI2.
3) Mampu mengalami proses reaksi polimerisasi alasannya yaitu mempunyai
ikatan yang tak jenuh dan pengertian Polimerisasi ini yaitu penggabungan
dari molekul – molekul yang sejenis menjadi molekul raksasa sehingga
bisa mempunyai rantai karbon yg sangat panjang. Molekul – Molekul
Tunggal tersebut disebut juga dengan Monomer dan Molekul – Molekul
yang telah digabungkan menjadi molekul yang besar disebut juga Polimer.
4
2) Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya
terkecil.
3) Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan
cabang rantai utama.
Contoh :
5
2) Reaksi dehidrasi
Adalah reaksi pembentukan alkena dengan disertai lepasnya molekul
air. Apabila alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat pada suhu 170 oC
sampai 180 oC, maka akan terbentuk alkena dan air. Contoh:
CH3 – CH2OH → CH2 = CH2 + H2O
3) Reaksi dehidrogenasi
Adalah reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya hidrogen
dengan bantuan katalis Cr2O3 atau Al2O3 pada 500 oC
CH3 – CH2 – CH3 → CH3 – CH = CH2
4) Reaksi dehalogenasi
Yaitu reaksi pembentukan alkena disertai terlepasnya gas hidrogen.
Jika haloalkana direaksikan dengan logam seng dalam pelarut aseton, maka
terbentuk alkena dan senghalida.
CH – CHCl – CH2Cl + Zn → CH3 – CH = CH2 + ZnCl2
6
a) Hidrogenasi
Hidrogenasi alkena menghasilkan alkana yang sesuai. Reaksi
berlangsung di bawah tekanan pada temperatur 200 °C, dengan
keberadaan katalis logam. Katalis yang umum digunakan di industri adalah yang
berbasis platina, nikel atau paladium. Untuk sintesis skala laboratorium, sering
digunakan nikel Raney (suatu logam paduan nikel dan aluminium). Contoh paling
sederhana reaksi ini adalah hidrogenasi katalitik etilena untuk
menghasilkan etana:
CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3
b) Hidrasi
Hidrasi, penambahan air ke dalam ikatan ganda alkena,
menghasilkan alkohol. Reaksi ini dikatalisis oleh asam kuat seperti asam sulfat.
Reaksi ini dilakukan dalam skala industri untuk menghasilkan etanol.
CH2=CH2 + H2O → CH3–CH2OH
Alkena dapat juga diubah menjadi alkohol melalui reaksi
oksimerkurasi–demerkurasi atau reaksi hidroborasi–oksidasi.
HalogenasiDalam halogenasi elektrofilik, penambahan unsur brom atau klor pada
alkena menghasilkan dibromo- dan dikloroalkana (1,2-dihalida atau etilen
dihalida). Penghilangan warna larutan brom dalam air merupakan uji analitis
untuk mengetahui keberadaan alkena:
CH2=CH2 + Br2 → BrCH2–CH2Br
Reaksi terkait juga digunakan untuk pengujian kuantitatif terhadap
ketidakjenuhan, yang dinyatakan sebagai nomor brom dan nomor iod suatu
senyawa atau campuran.
c) Hidrohalogenasi
Hidrohalogenasi adalah adisi hidrogen halida seperti HCl atau HI pada
alkena untuk menghasilkan haloalkana yang sesuai:
CH3–CH=CH2 + HI → CH3–CHI-CH2–H
7
Jika dua atom karbon pada ikatan rangkap terhubung dengan atom
hidrogen dalam jumlah yang berbeda, halogen akan memilih menyerang ataom
karbon dengan substituen hidrogen yang lebih sedikit. Pola ini dikenal
sebagai aturan Markovnikov. Penggunaan inisiator radikal atau senyawa lain
dapat menghasilkan produk yang berlawanan. Asam hidrobromat, terutama,
cenderung membentuk radikal dengan adanya berbagai ketakmurnian (impurities)
atau bahkan oksigen di atmosfer, yang dapat membalikkan aturan Markovnikov:
CH3–CH=CH2 + HBr → CH3–CHH–CH2–Br
d) Pembentukan halohidri
Alkena bereaksi dengan air dan halogen membentuk
halohidrin melalui reaksi adisi. Terjadilah regiokimia Markovnikov dan anti
stereokimia.
CH2=CH2 + X2 + H2O → XCH2–CH2OH + HX
e) Oksidasi
Alkena dioksidasi dengan sejumlah besar oksidator. Dengan
adanya oksigen, alkena terbakar dengan nyala terang menghasilkan karbon
dioksida dan air. Oksidasi katalitik dengan oksigen atau reaksi dengan asam
perkarboksilat menghasilkan epoksida. Reaksi dengan ozon
pada ozonolisis menyebabkan pemutusan ikatan rangkap, menghasilkan
dua aldehida atau keton. Reaksi dengan KMnO4 pekat panas (atau garam
oksidator lainnya) dalam larutan asam akan menghasilkan keton atau asam
karboksilat.
R1–CH=CH–R2 + O3 → R1–CHO + R2–CHO + H2O
Reaksi ini dapat digunakan untuk menentukan posisi ikatan rangkap
dalam suatu alkena yang tidak diketahui.
f) Fotooksigenasi
8
Dengan adanya fotosensitiser yang sesuai, seperti metilen biru dan
cahaya, alkena dapat bereaksi dengan spesies oksigen reaktif yang dihasilkan oleh
fotosensitiser, seperti radikal hidroksil, oksigen singlet atau ion superoksida.
Intermediat fotokimia yang dihasilkan ini kita kenal sebagai proses Type I, Type
II, dan Type III. Berbagai proses dan reaksi alternatif ini dapat dikendalikan
melalui pemilihan kondisi reaksi spesifik, sehingga memberikan rentang variasi
produk yang luas. Contoh umum adalah [4+2]-sikloadisi oksigen singlet
dengan diena seperti siklopentadiena untuk menghasilkan endoperoksida:
2) Polimerisasi
Polimerisasi alkena adalah reaksi yang menghasilkan polimer bernilai
industrial tinggi namun ekonomis, seperti plastik (polietilena dan polipropilena).
Polimer dari monomer alkena secara umum dirujuk sebagai poliolefin atau
polialkena (istilah yang jarang digunakan). Polimer dari alfa-olefin disebut polial-
faolefin (PAO). Polimerisasi dapat berlangsung baik melalui mekanisme radikal
bebas maupun mekanisme ionik, dengan cara mengubah ikatan ganda menjadi
ikatan tunggal untuk membentuk ikatan dengan monomer lainnya. Polimerisasi
diena terkonjugasi seperti buta-1,3-diena atau isoprena (2-metilbuta-1,3-diena)
sebagian besar menghasilkan adisi 1,4, dengan beberapa kemungkinan adisi 1,2,
pada monomer diena untuk memperpanjang rantai polimer.
9
3) Kompleksasi logamSunting
Alkena adalah ligan dalam transisi kompleks logam alkena. Dua ikatan
pusat karbon pada logam menggunakan orbital pi- dan pi*- ikatan C-C. Mono-
dan diolefin sering digunakan sebagai ligan dalam kompleks yang
stabil. Siklooktadiena dan norbordiena adalah senyawa pengkhelat populer, dan
bahkan etilena itu sendiri terkadang digunakan sebagai ligan, misalnya,
dalam garam Zeise. Selain itu, kompleks logam-alkena adalah senyawa antara
dalam reaksi yang dikatalisis logam termasuk hidrogenasi, hidroformilasi, dan
polimerisasi.
4) Hasil Reaksi
10
adisi elektrofilik dengan aldehida atau
Reaksi Prins 1,3-diol
keton
reaksi fotokimia dengan aldehida atau
Reaksi Paterno–Büchi oksetana
keton
Epoksidasi epoksida adisi elektrofilik peroksida
Siklopropanasi siklopropana adisi karbena atau karbenoid
adisi oksidatif / eliminasi reduktif oleh
Hidroasilasi keton
katalis logam
Hidrofosfinasi fosfin
Tabel 2.1 Hasil Reaksi
11
Olefin tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi terbentuk dalam
distilasi minyak mentah atau dalam proses perengkahan, oleh karena itu dalam
bensin rengkahan banyak mengandung senyawa olefin. Olefin merupakan bahan
dasar utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena (C2H4) dan propilena
(C3H6).
2) Napthena
Nafthena yang terdiri dari hidrokarbon cincin jenuh, mempunyai rumus
umum (CnH2n) karena senyawa hidrokarbon ini mempunyai sifat kimia seperti
senyawa hidrokarbon parafin dan mempunyai struktur molekul siklis, maka
senyawa ini juga disebut sikloparafin. Senyawa hidrokarbon nafthena yang
terdapat dalam minyak bumi ialah siklopentan dan sikloheksan yang terdapat
dalam fraksi naphtha dan fraksi minyak bumi dengan titik didih yan lebih tinggi.
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan
rangkap 2 (-C=C-). Rumus umum alkena adalah CnH2n.
2. Sifat-sifat fisika alkena secara umum tidak berbeda jauh dari alkana,
sebagai berikut: Mereka tidak berwarna, nonpolar, mudah terbakar, dan
hampir tidak berbau, alkena empunyai tingkat keasaman yang jauh lebih
tinggi dibandingkan alkana. Sifat-sifat kimia dari alkena berkaitan erat
dengan reaksi-reaksi kimianya. Secara umum senyawa alkena lebih reaktif
(mudah meledak) dibandingan alkana karena memiliki ikatan rangkap.
3. Pemberian nama alkena hampir sama, seperti alkana dengan perbedaan:
Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang
terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C
terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
4. Reaksi Pembentukan Alkena yaitu: Reaksi eliminasi (penghilangan),
Reaksi dehidrasi, Reaksi dehidrogenasi, Reaksi dehalogenasi.
5. Reaksi dengan Alkana yaitu: reaksi adisi dan Polimerisasi
6. Informasi tentang Alkena yaitu secara umum, alkena memiliki banyak
kegunaan dalam bidang industri.
13
3.2 Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini agar menjadi lebih rinci dan lengkap,
makalah selanjutnya sebaiknya membahas mengenai manfaat alkena dalam
industry dan kehidupan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://dwiwahyunanti.blogspot.com/2015/07/alkena-rumus-umum-tata-nama-dan-
sifat.html?m=1
https://esdikimia.wordpress.com/2012/06/03/alkana-alkena-alkuna/
http://fitriarmita.blogspot.com/2012/10/reaksi-reaksi-alkana-alkena-
alkuna_20.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Alkena
https://materikimia.com/5-kegunaan-alkena-dalam-industri-secara-umum/
https://rieko.wordpress.com/2009/11/26/industri-petrokimia-part-1/
http://yoeselynwangi.blogspot.com/2017/08/sifat-sifat-dan-pembuatan-dari-
alkena.html?m=1
https://www.nafiun.com/2013/03/tata-nama-senyawa-alkena-aturan-penamaan-
rumus-struktur-contoh-soal-kunci-jawaban-kimia.html
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hal-penting-hidrokarbon-kimia-
kelas-11/
iv