Anda di halaman 1dari 13

KELARUTAN

DAN
REKRISTALISASI
KELOMPOK 2
2

Nadia Izatunisa
Alfiyatun Afifah Jatnika (08041382025088)
(08041182025014)
Nur Fatimah Vita Sari
Bella Irma Wati (08041282025036)
(08041382025076)
Ririn Nova Elza
Heru Cakra Yuda (08041382025104)
( 08041282025052)
Tuti Khoirun Nisa
Lara Yuwan Saputri (08041182025010)
(08041282025034)

Meidia Anindita
(08041382025080)
3
PENGERTIAN KELARUTAN DAN
REKRISTALISASI
➜ Kelarutan merupakan keadaan suatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan homogen.
Kelarutan tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan serta suhu dan tekanan

➜ Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pe- ngotornya dengan
cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah per- bedaan kelarutan antara
zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya
MACAM-MACAM
PELARUT ZAT
Berdasarkan kepolaran pelarut, maka para ahli kimia
mengklasifikasikan pelarut ke dalam tiga kategori yaitu :
v Pelarut Protik
v Pelarut Aprotik
v Pelarut NonPolar
5
pelarut protik

Polar Protik menunjukkan atom


hidrogen yang menyerang atom
elektronegatif yang dalam hal ini
adalah oksigen. Dengan kata lain
pelarut protik polar adalah senyawa
yang memiliki rumus umum ROH.
Contoh dari pelarut protik polar ini
adalah air H2O, metanol CH3OH, dan
asam asetat (CH3COOH)
6

PELARUT APROTIK
Dipolar Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung
ikatan O-H. Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang
memilki ikata dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan
ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh dari
pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan
etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
7

PELARUT NONPOLAR
Pelarut nonpolar merupakan
senyawa yang memilki konstanta
dielektrik yang rendah dan tidak
larut dalam air. Contoh pelarut
dari kategori ini adalah benzena
(C6H6), karbon tetraklorida
(CCl4) dan dietil eter
(CH3CH2OCH2CH3). Etanol
disebut juga etil alkohol, alkohol
murni, alkohol absolut, atau
alcohol saja, adalah sejenis cairan
yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna dan
merupakan alkohol yang paling
sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
TAHAP-TAHAP 8

REKRISTALISASI
Ø Pemilihan pelarut
Pelarut yang terbaik adalah pelarut dimana senyawa yang dimurnikan hanya
larut sedikit pada suhu kamar tetapi sangat larut pada suhu yang lebih tinggi,
misal pada titik didih pelarut itu. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik leleh
padatan untuk mencegah pembentukan minyak.

ØKelarutan senyawa padat dalam pelarut panas


Padatan yang akan dimurnikan dilarutkan dalam sejumlah minimum pelarut panas. Pada titik
didihnya, sedikit pelarut ditambahkan sampai terlihat bahwa tidak ada tambahan materi yang
terlarut kagi. Hindari penambahan berlebih.
TAHAP-TAHAP 9

REKRISTALISASI
ØPenyaringan larutan
Larutan jenuh yang telah dipanaskan selanjutnya
disaring menggunakan kertas saring yang ditempatkan
dalam suatu corong.
TAHAP-TAHAP 10

REKRISTALISASI
Ø Kristalisasi
Filtrat hasil penyaringan selanjutnya dibiarkan kering.
Zat padat murni akan memisah sebagai kristal.
Kristalisasi sempurna jika kristal yang terbentuk banyak.
Larutan harus dalam keadaan jenuh karena jika larutan
telah mencapai derajat saturasinya, maka di dalam zat
padat akan terbentuk zat padat kristal. Apabila
kristalisasi tidak terbentuk selama pendinginan
filtrat dalam waktu cukup lama maka larutan
harus dibuat lewat jenuh.
TAHAP-TAHAP 11

REKRISTALISASI

ØPemisahan dan pengeringan kristal


Kristal dipisahkan dari larutan induk dengan penyaringan.
Penyaringan umumnya dilakukan dibawah tekanan
menggunakan corong Buchner. Kristal yang telah tersaring
dicuci dengan pelarut dingin murni untuk menghilangkan
kotoran yang menempel. Kristal kemudian dikeringkan
dengan menekan kertas saring.
12

kriteria yang baik untuk pelarut


Menentukan pelarut adalah faktor utama dalam rekristalisasi, karena keberhasilan
rekristalisasi tergantung pada penggunaan “pelarut yang sesuai”. Ada beberapa
syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut yaitu sebagai berikut:
• Pelarut tidak bereaksi dengan zat yang
dilarutkan. • Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik
leleh zat yang akan dimurnikan agar zat yang
• Partikel zat terlarut tidak larut pada pelarut dilarutkan tidak terurai saat pemanasan
berlangsung.
dingin tapi larut dalam pelarut panas.

• Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang • Kelarutan merupakan fungsi dari polaritas
akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat pelarut dan zat terlarut. “like dissolve like”
pencemarnya. dimana pelarut polar akan melarutkan
senyawa polar pelarut non polar akan

• Titik didih pelarut harus rendah. Hal ini akan


melarutkan senyawa non polar.

mempermudah proses pe- ngeringan kristal


yang terbentuk.
13

THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai