Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN
SISTEM REPRODUKSI BETINA

OLEH :

NAMA : NADIA IZATUNISA


NIM : 08041382025088
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : LAFITA MARDIAH

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu ciri mahkluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan
reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem
reproduksi, termasuk organ-organ reproduksi. Organ-organ reproduksi seperti
ovarium, tuba fallopii, uterus pada betina dan testis sebagai organ utama
reproduksi pada jantan dibutuhkan untuk menunjang tujuan dari reproduksi.
Meskipun organ-organ reproduksi bukan merupakan organ vital. Sebagai contoh,
jika organ reproduksi seperti testes atau ovarium diambil, hewan tersebut masih
dapat bertahan hidup, namun sekali lagi bahwa keberadaan organ reproduksi
penting untuk mempertahankan eksistensi dari hewan tersebut (Nugroho, 2015).
Sistem reproduksi merupakan sistem organ seks pada organisme yang saling
bekerja sama dan tujuannya ialah untuk reproduksi seksual. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah hewan mencapai masa pubertas atau
dewasa kelamin, hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang
dihasilkan didalam tubuh hewan. Hewan tingkat tinggi, bereproduksi secara
seksual dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang
meliputi fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi antara proses yang
satu dengan yang lainnya (Ihsan, 2010).
Tujuan utama makhluk hidup bereproduksi yaitu untuk mempertahankan
eksistensi dan melestarikan jenisnya agar tidak mengalami kepunahan. Apabila
reproduksi tidak terjadi dan berlangsung secara terus menerus, maka lambat laun
makhluk hidup tersebut akan menjadi langka dan akhirnya punah. Untuk itu
reproduksi menjadi bagian penting dari kelangsung kehidupan makhluk hidup
agar tetap terjaga keberadaannya (Nugroho, 2015).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikkum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui alat reproduksi betina,
saluran reproduksi betina, serta memahami fungsi dan aktivitasnya.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Reproduksi Betina


Hewan betina tidak hanya menghasilkan sel-sel kelamin betina yang penting
untuk membentuk suatu individu baru, tetapi juga menyediakan lingkungan
dimana. individu tersebut terbentuk, diberi makan dan berkembang selama masa-
masa permulaan hidupnya. Fungsi-fungsi ini dijalankan oleh organ-organ
reproduksi primer dan sekunder (Lestari dan Ismudiono, 2014).
Organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ova dan hormon-hormon
kelamin betina. Organ-organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri
dari tuba fallopii (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi organ-organ
reproduksi sekunder adalah menerima dan menyalurkan sel-sel kelamin jantan
dan betina, memberi makan dan melahirkan individu baru. Kelenjar air susu dapat
dianggap sebagai suatu organ kelamin pelengkap, karena sangat erat berhubungan
dengan proses-proses reproduksi dan esensial untuk pemberian makanan bagi
individu yang baru lahir (Ihsan, 2010).

2.2. Struktur Anatomi


Struktur anatomi alat kelamin betina secara umum terdiri dari ovarium,
ovarium terdapat dua buah, kanan dan kiri dan terletak di dalam pelvis. Bentuk
dan ukuran ovarium bervariasi tergantung pada spesies dan fase siklus estrus.
Segera setelah ovulasi, terjadi kawah di permukaan ovarium, yaitu folikel yang
telah melepaskan isinya dan kemudian terisi darah dan cairan getah bening.
Secara makroskopis tampak merah dan dikenal sebagai corpus rubrum atau corpus
haemorrhagicum (Lestari dan Ismudiono, 2014).
Tuba fallopi adalah saluran telur pada reproduksi betina yang kecil, berliku-
liku, seperti spons dan berpasangan. Saluran telur berjumlah sepasang dan berada
pada kanan dan kiri uterus dengan panjang sekitar 10 cm yang menghubungkan
uterus dengan ovarium melalui fimbria. Tuba falopi berjumlah sepasang yakni
kanan dan kiri, memiliki fungsi sebagai penangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa yang masuk, ovum dan juga hasil

Universitas Sriwijaya
konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan terakhir sebagai tempat pertumbuhan
serta perkembangan hasil zigot sampai mencapai bentuk blastula yang siap
melakukan implanta (Kusmiyati et al., 2018).
Sistem reproduksi wanita diperlukan untuk penerimaan sel telur yang telah
dibuahi, untuk nutrisi, dan untuk perlindungan janin. Uterus terdiri dari tiga
lapisan, yaitu Lapisan perimetrium, Lapisan myometrium, dan Lapisan
endometrium. Pada umumnya uterus hewan terdiri dari sebuah korpus uteri dan
dua buah kornua uteri serta sebuah serviks. (Novita et al., 2018).
Rahim bergantung pada ligamen latum atau mesometrium yang menempel
pada dinding rongga perut dan pada panggul. Ketebalan dinding rahim bervariasi
dan fase pengeluaran lendir endometrium akan ditentukan oleh perubahan
hormonal pada siklus menstruasi. Perubahan ketebalan dinding rahim dapat terjadi
karena beberapa faktor yaitu Menjelang ovulasi, karena pengaruh hormon
estrogen. Setelah ovulasi, makin menebal karena pengaruh dari hormon
progesteron (Ihsan, 2020).
Serviks adalah sfingter yang terletak di antara rahim dan vagina. Struktur
serviks pada mamalia bervariasi, tetapi umumnya ditandai dengan benjolan di
dinding. Pada ruminansia, tonjolan ini berupa lereng melintang dan saling
bersilangan. lainnya, yang disebut cincin cincin. Vagina ialah saluran akhir dari
saluran kelamin dalam betina, terdapat didalam vulva. Fungsi utama dari vagina
yaitu sebagai agen untuk mngeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi,
hubungan seks. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus). Vagina merupakan
saluran yang elastis, panjangnya sekitar 8 sampai 10 cm dan berakhir pada rahim.
Alat kelamin luar terdiri atas klitoris, vulva dan beberapa kelenjar yang berada
pada vestibulum vulvae (Pratiwi et al., 2018).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada tanggal 3 September 2021 di Laboratorium
Biosistematika. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki, buku Kerja,
gunting bedah dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Mus
musculus betina dan preparat awetan.

3.3. Cara Kerja


Disiapkan bahan yang akan diamati dan diletakkan di atas baki. Diamati
bagian pada organ reproduksi mencit. Preparat awetan disiapkan mikroskop dan
diamati dan tentukan bagian-bagiannya. Dicatat hasil analisis dan digambar di
buku kerja.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum mengenai sistem reproduksi jantan pada hewan
vertebrata didapatkan hasil sebagai berikut :
4.1.1. Sistem Reproduksi Pisces Betina

Keterangan :
1. Ovarium
2. Oviduk
3. Saluran urogenital

4.1.2. Sistem Reproduksi Reptil Betina

Keterangan :
1. Ovarium
2. Oviduk
3. Kloaka

4.1.3. Sistem Reproduksi Amfibi Betina

Keterangan :
1. Ovarium
2. Oviduk
3. Kloaka
4. Uterus
5. Oviduk

Universitas Sriwijaya
4.1.4. Sistem Reproduksi Aves Betina

Keterangan :
1. Ovarium kiri
2. Oviduk
3. Kloaka
4. Oviduk yang menyusut

4.1.5. Sistem Reproduksi Mammalia Betina

Keterangan
1. Ovarium
2. Oviduk
3. Uterus
4. Serviks
5. Vagina

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Hewan amfibi, yaitu jenis hewan yang tergolong ovipar. Memiliki organ
reproduksi yang hampir sama dengan pisces. Memiliki dua jenis organ reproduksi
yaitu internal dan eksternal. Menurut Hayati (2020), menyatakan bahwa organ
reproduksi eksternal pada amphibi yaitu kloaka, sedangkan organ reproduksi
internal seperti gonad dan saluran reproduksi.
Sistem organ reproduksi pada hewan aves betina adalah ovarium. Menurut
Campbell (2004), menyatakan bahwa ovarium aves yang berkembang hanya
bagian kiri, terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Aves termasuk hewan
ovipar yang proses pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Fertilisasi aves akan terjadi di daerah ujung oviduk, ditandai dengan masuknya sel
sperma ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi tersebut akan bergerak
mendekati kloaka.
Mamalia betina, bentuk anatomi ovarium kurang lebih sama, namun variasi
terjadi tergantung pada siklus estrus. Menurut Samuelson (2007), menyatakan
bahwa contohnya pada kuda, kuda tidak mengenal musim, sehingga perkawinan
mengubah bentuk ovarium menjadi lebih dinamis. Selama masa folikular dan
pasca ovulasi fase, bentuk ovarium terlihat jelas, sedangkan pada fase luteal ginjal
tidak muncul. Ovulasi hanya terjadi melalui fossa ovulasi dengan pembentukan
korpus luteum ke arah medial ovarium. Dinamika pertumbuhan folikel dan korpus
luteum pada kuda dapat diamati dengan presisi melalui USG.
Reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan yang
pembuahannya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Reptil umumnya
ovipar, tetapi ada juga yang ovovivipar Organ reproduksi reptil betina terdiri dari
sepasang ovarium sebagai organ reproduksi utama dan sistem reproduksi (oviduk).
Menurut Hayati (2020), menyatakan bahwa ovarium pada reptil berbentuk oval
dengan permukaan tidak beraturan (besar) dengan adanya folikel matang.
Ovarium terletak tepat di depan tulang belakang dan terpisah atau tidak menyatu
dengan saluran telur.
Ovarium memiliki hormon yang mempunyai peranan besar terhadap
reproduksi ialah estrogen dan progesteron. Menurut Hayati (2020), menyatakan

Universitas Sriwijaya
bahwa progesteron adalah nama umum untuk grup steroid yang terdiri dari 21
atom karbon. Progesteron merupakan salah satu hormon penting yang
berhubungan dengan reproduksi yang disekresikan oleh sel-sel luteal korpus
luteum. Progesteron merupakan hormon reproduksi yang bekerja sinergis dengan
estradiol sejak pubertas untuk menstimulasi terjadinya ovulasi dengan jalan
menggertak pelepasan LH.
Menurut praktikum yang dilakukan dan hasil yang diperoleh, perbedaan
antara sistem reproduksi jantan dan betina adalah sistem reproduksi jantan pada
dasarnya terdiri dari testis, yang merupakan tempat produksi sperma dan
testosteron. Tubulus seminiferus membawa sperma ke vesikula seminalis
sedangkan sperma sebelum didistribusikan. Penis berfungsi sebagai organ yang
menyalurkan sperma ke tubuh betina yaitu sebagai alat kopulasi. Sedangkan,
sistem reproduksi betina secara garis besar terdiri dari ovarium sebagai penghasil
sel telur (ovum) dan juga tempat produksi hormon. Tuba fallopi adalah tempat
pembuahan dan pembentukan zigot. Uterus merupakan tempat berkembangnya
calon bayi. Vagina sebagai organ kopulasi dan jalan lahir.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa


kesimpulan sebagai berikut:
1. Reproduksi vertebrata terjadi secara generatif (seksual)
2. Perkembangbiakan seksual terdapat dalam beberapa bentuk yaitu fertilisasi
eksternal dan fertilisasi internal.
3. Estrogen dan progesteron adalah hormon ovarium yang mempunyai
peranan besar terhadap reproduksi
4. Hewan vertebrata dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu
pisces, reptilia, mamalia, amfhibi dan aves
5. Struktur organ reproduksi betina pada amfibi hampir sama dengan pisces.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Hayati, Alfiah. 2020. Biologi Reproduksi Ikan. Surabaya : Airlangga University


Press.

Ihsan, N, M. 2010. Ilmu Reproduksi Ternak Dasar. Malang : UB Press.

Ismudiono., Pudji, S., Husni, A., Sri ,P., Abdul, S., dan Erma, S. 2010. Buku ajar
fisiologi reproduksi pada ternak. Surabaya : Airlangga University Press.

Kusmiyati, K., Khairuddin., Prapti, S., dan I Wayan, M. 2020. Pengenalan


Struktur Fungsi Organ Reproduksi Sebagian Upaya Pencegahan Kekerasan
Seksual Pada Anak. Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat. 3(3) :
182-188.

Novita, C, I., Sari, E, M., dan Rahma, E. 2018. Karakterisasi Penampilan


Reproduksi Sapi Aceh Betina Sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal
di Kota Subulussalam. Jurnal Agripet. 18(1) : 36-40.

Samuelson DA. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Missouri : Elsevier.

Susetyarini, E., Roimil, L., Siti ,Z., dan Endrik . 2020. Embriologi dan Reproduksi
Hewan (Bahasan Reproduksi Hewan). Malang : UMM Press.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Organ Reproduksi Amfibi Betina Organ Reproduksi Aves Betina


.

Organ Reproduksi Mamalia Betina Organ Reproduksi Pisces Betina

Organ Reproduksi Reptil Betina

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya
Plagiarsm BAB 1 PENDAHULUAN
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Plagiarsm BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai