PERKEMBANGAN HEWAN
TERATOLOGI
OLEH:
LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Teratogenesis
Teratogenesis merupakan pembuatan cacat bawaan. Kelainan ini telah
diketahui selama beberapa dasawarsa serta merupakan pemicu utama morbiditas
dan mortalitas pada bayi lahir. Ikatan antara cacat bawaan serta zat kimia tidak
diprediksi waktu itu karna para pakar toksikologi yakin kalau dalam badan ada
mekanisme proteksi alami semacam detoksifikasi, eliminasi serta barier plasenta
yang bisa melindungi embrio bila ibunya terpajan zat kimia. Sebaliknya, dikenal
Universitas Sriwijaya
kalau mekanisme proteksi alami tidak efisien melawan radiasi ion, virus, serta
kekurangan gizi (Kaspul, 2020).
2.3. Teratogen
Teratogen merupakan bahan-bahan yang mempunyai dampak merugikan
pada embrio ataupun bakal anak antara sesi fertilisasi serta kelahiran. Meski gen
serta kromosom yang abnormal bisa menimbulkan kecacatan, istilah teratogen
umumnya dibatasi pada zat-zat dari lingkungan seperti obat-obatan serta virus.
Teratogen bisa beraksi pada induk, pada plasenta, ataupun pada embrio atau janin.
Bahan-bahan yang tercantum teratogen antara lain, inhibitor ACE (Angiotesin
Converting Enzyme), alkohol, androgen (danazol), antikonvulsan (karbamazepin,
fenitoin, asam valproat), antineoplastik (metotreksat), kokain, dietilstilbestrol,
iodide, isotretinoin, litium, tetrasiklin (khususnya pekan ke 24-26), talidomid serta
warfarin (Herfindale dan Gourley, 2000).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai teratologi
didapatkan hasil sebagai berikut :
NO Gambar Keterangan Abnormalitas
1.
Deformasi
2.
Disrupsi
Universitas Sriwijaya
3.
Malformasi
4.
Sindrom
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil praktikum yang sudah dilakukan mengenai
teratologi. Mekanisme teratogenesis menurut kumpulan literatur percobaan
embriologi serta teratologi menunjukkan kalau minimal terdapat delapan
mekanisme teratogenesis. Menurut Fitrianingsih (2012), menyatakan bahwa
mekanisme teratogenesis meliputi mutasi, mutasi ialah mekanisme dasar cacat
pertumbuhan janin yang merupakan transformasi urutan nukleotida pada molekul
DNA. Kemudian kelainan kromosom, kelainan kromosom bisa menimbulkan
kenaikan penampakan mikroskopik, penyusutan, ataupun pengaturan kembali
kromosom, kromatid, atau bagiannya.
Gangguan mitosis, senyawa sitotoksik yang bisa membatasi sintesis DNA,
serupa hidroksiureat, bisa memperlambat bahkan menghentikan mitosis.
Berikutnya ialah gangguan integritas fungsi asam nukleat. Kemudian, kekurangan
prekursor, substrat, atau koenzim guna biosintesis. Transformasi sumber energi.
Penghambatan pada enzim. Ketidakseimbangan osmolaritas. Terakhir,
transformasi karakter membran sel. Mekanisme berlangsung akibat terdapatnya
luka kromosom ataupun DNA serta revisi molekul yang kurang baik.
Teratogenik disebabkan oleh adanya teratogen. Menurut Mulyani et al.
(2020) menyatakan bahwa faktor-faktor pemicu teratogen antara lain ialah faktor
genetis (mutasi dan aberasi) serta faktor lingkungan (peradangan, pemakaian obat-
obatan, radiasi, defisiensi vitamin atau hormon). Ketidakseimbangan metabolisme,
misalnya karna mengkonsumsi alkohol sepanjang kehamilan, kretinisme endemic,
defisiensi asam folat. Selain itu juga komponen kimia obat serta lingkungan.
Pemakaian obat dikala pertumbuhan embrio bisa pengaruhi struktur janin
disaat terpapar. Menurut Staveley (2011), menyatakan bahwa mekanisme obat
yang menghasilkan dampak teratogenik diakibatkan beberapa faktor yakni obat
bisa bekerja langsung pada jaringan induk hewan dan juga tidak langsung
pengaruhi jaringan janin, obat mengusik aliran nutrisi melalui plasenta sampai
mempengaruhi janin, obat juga bisa berikan dampak langsung pada diferensiasi
jaringan janin yang tengah tumbuh, serta diferensiasi zat esensial yang diinduk
hewan pula berfungsi penting terhadap terbentuknya abnormalitas.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, T., Cinta, I, J., dan Rikkit, S. 2020. Teknik Pengujian Toksisitas
Teratogenik pada Obat Herbal. Jurnal Farmasi Udayana. 9(1): 31-36.
Tim Asisten SPH. 2021. Modul Penuntun Praktikum SPH. Indralaya: Universitas
Sriwijaya.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya
DOKUMENTASI PLAGIARSM
Universitas Sriwijaya
Plagiarsm BAB 4 Pembahasan
Universitas Sriwijaya