Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN
TERATOLOGI

OLEH:

NAMA : NADIA IZATUNISA


NIM : 08041382025088
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : LAFITA MARDIAH

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teratologi berasal dari bahasa Yunani ialah teres yang berati monster,
serta logos yang berarti ilmu. Secara sederhana teratologi merupakan ilmu yang
menekuni pengaruh buruk lingkungan pada sistem pertumbuhan, ialah sel kelamin,
embrio, fetus, serta balita. Definisi yang lebih luas menyatakan kalau teratologi
yakni ilmu yang mempelajari pemicu, mekanisme, serta perwujudan
penyimpangan pertumbuhan baik penyimpangan fungsi (Kaspul, 2020).
Teratologi adalah studi tentang pemicu, mekanisme serta perwujudan
embrionik yang cacat (abnormal). Zat kimia yang bersifat teratogen secara nyata
bisa mempengaruhi pertumbuhan janin serta memunculkan dampak yang
berubah-ubah, mulai letalitas hingga kelainan wujud (malformasi) dan
keterlambatan perkembangan (Harbinson, 2001).
Bila penyimpangan pertumbuhan terjadi pada sel kelamin hingga
penyimpangan bakal diteruskan kegenerasi selanjutnya. Penyimpangan yang
terjadi pada sel kelamin diakibatkan oleh mutasi germinal (mutasi sel kelamin).
Jika penyimpangan pertumbuhan cuma terjadi pada satu orang serta tidak
diturunkan kestruktur atau penyimpangan generasi selanjutnya hingga
penyimpangan pertumbuhan berlangsung cuma pada sel badan yang diakibatkan
mutasi somatik. Mutasi sel kelamin serta mutasi sel badan terjadi sebab
kehancuran atau pergantian struktur genetik dari struktur wajarnya (Kaspul, 2020).
Cacat lahir dan cacat kongenital yaitu sebutan universal yang digunakan
untuk banyak tipe abnormalitas pertumbuhan yang terjadi kala pertumbuhan
embrio. Anomali serta cacat pertumbuhan ialah sebutan yang digunakan
penyimpangan pertumbuhan secara universal baik penyimpangan pertumbuhan
kala embrio atau penyimpangan buat pertumbuhan setelah lahir (Kaspul, 2020).

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari jenis dan penyebab
terjadinya kelainan bentuk pada janin.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Teratologi


Teratologi berasal dari bahasa Yunani yakni “teres” yang berarti monster,
serta “logos” yang berarti ilmu. Secara sederhana teratologi merupakan ilmu yang
mempelajari pengaruh buruk lingkungan pada sistem pertumbuhan, ialah sel
kelamin, embrio, fetus, serta bayi. Definisi yang lebih luas menyatakan teratologi
merupakan ilmu yang mempelajari pemicu, mekanisme, dan perwujudan
penyimpangan pertumbuhan baik penyimpangan fungsi (Kaspul, 2020).
2.1.1. Prinsip Umum Teratologi
Teratologi mempunyai beberapa prinsip umum yaitu, kerentanan pada
teratogenesis tergantung pada genotip janin serta caranya berhubungan dengan
faktor lingkungan. Setelah itu, kerentanan pada teratogenesis bermacam- macam,
bergantung pada sesi pertumbuhan disaat terpapar oleh teratogen. Teratogen
bekerja dengan metode khusus pada sel serta jaringan yang tengah berkembang
guna memulai pertumbuhan abnormal (Soenardirahardjo, 2017).
Selanjutnya, masuknya pengaruh buruk pada jaringan yang sedang
tumbuh tergantung pada watak alami teratogen. Kemudian, empat manifestasi
atau bentuk akhir dari pertumbuhan yang menyimpang yakni kematian, kecacatan,
hambatan perkembangan, serta kelainan fungsional. Terakhir peningkatan
frekuensi serta tingkatan manifestasi dari pertumbuhan yang menyimpang
sebanding dengan kenaikan dosis, dari dosis tidak efisien hingga dosis letal
(Soenardirahardjo, 2017).

2.2. Teratogenesis
Teratogenesis merupakan pembuatan cacat bawaan. Kelainan ini telah
diketahui selama beberapa dasawarsa serta merupakan pemicu utama morbiditas
dan mortalitas pada bayi lahir. Ikatan antara cacat bawaan serta zat kimia tidak
diprediksi waktu itu karna para pakar toksikologi yakin kalau dalam badan ada
mekanisme proteksi alami semacam detoksifikasi, eliminasi serta barier plasenta
yang bisa melindungi embrio bila ibunya terpajan zat kimia. Sebaliknya, dikenal

Universitas Sriwijaya
kalau mekanisme proteksi alami tidak efisien melawan radiasi ion, virus, serta
kekurangan gizi (Kaspul, 2020).

2.3. Teratogen
Teratogen merupakan bahan-bahan yang mempunyai dampak merugikan
pada embrio ataupun bakal anak antara sesi fertilisasi serta kelahiran. Meski gen
serta kromosom yang abnormal bisa menimbulkan kecacatan, istilah teratogen
umumnya dibatasi pada zat-zat dari lingkungan seperti obat-obatan serta virus.
Teratogen bisa beraksi pada induk, pada plasenta, ataupun pada embrio atau janin.
Bahan-bahan yang tercantum teratogen antara lain, inhibitor ACE (Angiotesin
Converting Enzyme), alkohol, androgen (danazol), antikonvulsan (karbamazepin,
fenitoin, asam valproat), antineoplastik (metotreksat), kokain, dietilstilbestrol,
iodide, isotretinoin, litium, tetrasiklin (khususnya pekan ke 24-26), talidomid serta
warfarin (Herfindale dan Gourley, 2000).

2.4. Jenis-jenis Abnormalitas pada Janin


Jenis-jenis abnormalitas pada janin ialah malformasi, distrupsi, deformasi,
serta sindrom. Malformasi merupakan kelainan yang terjadi sepanjang
pembentukan struktur yakni dikala organogenesis. Cacat-cacat ini menimbulkan
hilangnya sama sekali atau sebagian dari suatu struktur maupun perubahan-
perubahan konfigurasi normal. Peristiwa ini diakibatkan faktor genetik atau
lingkungan. Distrupsi merupakan perubahan morfologi yang terjadi sehabis
pembentukan dari struktur organ. Diakibatkan oleh proses pembentukan
pembuluh darah yang menimbulkan atresia usus, cacat yang ditimbulkan pita
amnion (Tim Asisten SPH, 2021)
Deformasi merupakan kelainan wujud yang diakibatkan gaya- gaya
mekanik yang mencetak sebagian dari mudigah dalam jangka waktu lama.
Deformasi kerap mengenai sistem kerangka otot serta umumnya bisa pulih setelah
lahir. Sindrom merupakan sekelompok cacat yang terjadi secara bertepatan,
memiliki etiologi yang istimewa. Misalnya, cacat jantung, anomali genital serta
kuping, retarded growth, atresia choanal, anomali, vertebrat, cardiac
trakeoesofagus, renal, limb dan coloboma (Tim Asisten SPH, 2021).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 29 Oktober 2021
pada pukul 16.00 WIB di Laboratorium Biosistematika. Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah materi edukasi
oleh asisten.

3.3. Cara Kerja


Pertama, dicari sumber yang valid (Jurnal/buku/skripsi) mengenai jenis-
jenis abnormalitas (teratogenik) pada janin. Diidentifikasi jenis abnormalitas yang
didapat, lalu digambar yang ada pada sumber tersebut diambil dan ditaruh
dibagian hasil praktikum, dicantumkan sumbernya. Kemudian dijelaskan hasil
berdasarkan sumber yang didapat.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan mengenai teratologi
didapatkan hasil sebagai berikut :
NO Gambar Keterangan Abnormalitas

1.

Deformasi

2.

Disrupsi

Universitas Sriwijaya
3.

Malformasi

4.

Sindrom

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil praktikum yang sudah dilakukan mengenai
teratologi. Mekanisme teratogenesis menurut kumpulan literatur percobaan
embriologi serta teratologi menunjukkan kalau minimal terdapat delapan
mekanisme teratogenesis. Menurut Fitrianingsih (2012), menyatakan bahwa
mekanisme teratogenesis meliputi mutasi, mutasi ialah mekanisme dasar cacat
pertumbuhan janin yang merupakan transformasi urutan nukleotida pada molekul
DNA. Kemudian kelainan kromosom, kelainan kromosom bisa menimbulkan
kenaikan penampakan mikroskopik, penyusutan, ataupun pengaturan kembali
kromosom, kromatid, atau bagiannya.
Gangguan mitosis, senyawa sitotoksik yang bisa membatasi sintesis DNA,
serupa hidroksiureat, bisa memperlambat bahkan menghentikan mitosis.
Berikutnya ialah gangguan integritas fungsi asam nukleat. Kemudian, kekurangan
prekursor, substrat, atau koenzim guna biosintesis. Transformasi sumber energi.
Penghambatan pada enzim. Ketidakseimbangan osmolaritas. Terakhir,
transformasi karakter membran sel. Mekanisme berlangsung akibat terdapatnya
luka kromosom ataupun DNA serta revisi molekul yang kurang baik.
Teratogenik disebabkan oleh adanya teratogen. Menurut Mulyani et al.
(2020) menyatakan bahwa faktor-faktor pemicu teratogen antara lain ialah faktor
genetis (mutasi dan aberasi) serta faktor lingkungan (peradangan, pemakaian obat-
obatan, radiasi, defisiensi vitamin atau hormon). Ketidakseimbangan metabolisme,
misalnya karna mengkonsumsi alkohol sepanjang kehamilan, kretinisme endemic,
defisiensi asam folat. Selain itu juga komponen kimia obat serta lingkungan.
Pemakaian obat dikala pertumbuhan embrio bisa pengaruhi struktur janin
disaat terpapar. Menurut Staveley (2011), menyatakan bahwa mekanisme obat
yang menghasilkan dampak teratogenik diakibatkan beberapa faktor yakni obat
bisa bekerja langsung pada jaringan induk hewan dan juga tidak langsung
pengaruhi jaringan janin, obat mengusik aliran nutrisi melalui plasenta sampai
mempengaruhi janin, obat juga bisa berikan dampak langsung pada diferensiasi
jaringan janin yang tengah tumbuh, serta diferensiasi zat esensial yang diinduk
hewan pula berfungsi penting terhadap terbentuknya abnormalitas.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa


kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis-jenis abnormalitas pada janin ialah malformasi, distrupsi,
deformasi, serta sindrom.
2. Teratogenik disebabkan oleh adanya teratogen.
3. Mengkonsumsi teratogen bisa pengaruhi struktur janin.
4. Terdapat dua faktor pemicu teratogen, yakni faktor genetis (mutasi dan
aberasi) serta faktor lingkungan (peradangan, pemakaian obat-obatan,
radiasi, defisiensi vitamin atau hormon).
5. Teratogen bisa beraksi pada induk, pada plasenta, ataupun pada embrio
atau janin.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianingsih, S. F. 2012. Waspada Terhadap Bahan-Bahan Yang Berpotensi


Teratogen Pada Kehamilan. Makalah. Universitas Islam Bandung:
Bandung.

Harbinson, R, D. 2001. The Basic Science of Poison Cassaret and Doull’s


Toxicology. New York : Macmillan Publishing Co. Inc.

Herfindale, E, T. dan Gourley, D, R. 2000. Textbook of Therapeutics Drugs and


Disease Management 7th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins.

Kaspul. 2020. Embriologi-Teratologi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Penerbit


LeutikaPrio.

Mulyani, T., Cinta, I, J., dan Rikkit, S. 2020. Teknik Pengujian Toksisitas
Teratogenik pada Obat Herbal. Jurnal Farmasi Udayana. 9(1): 31-36.

Soenardirahardjo, B, P. 2017. Teratologi pada Hewan dan Ternak. Surabaya:


Airlangga University Press.

Staveley, B, E. 2011. Molecular and Development Biology. Newfoundland:


Department of Biology. Memorial Biology of Newfoundland.

Tim Asisten SPH. 2021. Modul Penuntun Praktikum SPH. Indralaya: Universitas
Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Deformasi Gambar 2. Disrupsi

Gambar 3. Malformasi Gambar 4. Sindrom

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya
DOKUMENTASI PLAGIARSM

Plagiarsm BAB 1 Pendahuluan

Plagiarsm BAB 2 Tinjauan Pustaka

Universitas Sriwijaya
Plagiarsm BAB 4 Pembahasan

(Sumber : https://www.duplichecker.com/, 2021)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai