“Teratogenisitas”
Oleh :
Kelompok 1
Kelas : S1-VII B
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
penulis akan membahas mengenai “Teratogenisitas”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun penulis. Kritikan dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................
BAB II ISI
2.1 Definisi Teratogenesis ...................................................................................
2.2 Prinsip – Prinsip Teratologi ...........................................................................
2.3 Faktor Penentu Efek Teratogen ......................................................................
2.4 Macam – macam Teratogenesis .....................................................................
2.5 Jenis Cacat, Frekuensi Terjadinya dan Organ yang Beresiko ........................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
3.2 Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
3. Polydactyly
Polidaktili merupakan kelainan pertumbuhan jari sehingga jumlah
jari pada tangan atau kaki lebih dari lima. Polidaktili terjadi pada 1 dari
1.000 kelahiran. Penyebabnya bisa karena kelainan genetika atau
faktor keturunan. Bentuknya bisa berupa gumpalan daging, jaringan
lunak, atau sebuah jari lengkap dengan kuku dan ruas-ruas yang
berfungsi normal. Tapi, umumnya hanya berupa tonjolan daging kecil
atau gumpalan daging bertulang yang tumbuh di sisi luar ibu jari atau
jari kelingking.
4. Syndactyly
Sindaktili merupakan kelainan jari berupa pelekatan dua jari atau
lebih sehingga telapak tangan menjadi berbentuk seperti kaki bebek
atau angsa (webbed fingers). Dalam keadaan normal, ada sejumlah gen
yang membawa “perintah” kepada deretan sel di antara dua jari untuk
mati, sehingga kedua jari tersebut menjadi terpisah sempurna. Pada
kelainan ini, gen tersebut mengalami gangguan. Akibatnya, jari-jari
tetap menyatu dan tidak terpisah menjadi lima jari.
Penyebabnya kebanyakan akibat kelainan genetika atau keadaan di
dalam rahim yang menyebabkan posisi janin tidak normal, cairan
amnion pecah, atau obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu selama
masa kehamilan. Apabila penyebabnya akibat kelainan genetika, maka
tidak dapat dilakukan pencegahan. Kemungkinannya dapat diperkecil
bila penyebabnya adalah obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama
hamil.
5. Jari buntung.
6. Tak berjari kaki dan tangan.
7. Adanya ekor.
8. Drawfisme
Dwarfisme adalah bertubuh pendek akibat kondisi medis tertentu.
Kadang-kadang didefinisikan sebagai tinggi dewasa kurang dari 4 kaki
10 inci (147 cm), meskipun definisi ini bermasalah karena bertubuh
pendek dalam dirinya sendiri tidak gangguan. Dwarfisme dapat
disebabkan oleh sekitar 200 kondisi medis yang berbeda.
9. Gigantisme
Gigantisme adalah kelainan genetik yang menyebabkan seorang
tumbuh sangat tinggi melebihi batas normal tinggi seorang manusia.
Ada dua macam gigantisme yaitu pertama pituitary gigantism yang
menyebabkan pertumbuhan tinggi badan yang tidak terkendali. Kedua
cerebral gigantism, dimana sel-sel otak tumbuh secara berlebihan
sehingga penderita mengalami keterbelakangan mental.
3.1 Kesimpulan
1. Teratogenesis merupakan proses yang menyebabkan terjadinya
berbagai bentuk kelainan perkembangan embrio selama periode
embrional yang disebabkan oleh faktor-faktor khemo-eksternal
sehingga menyebabkan terjadinya cacat kelahiran.
2. Teratogen adalah suatu obat atau zat yang menyebabkan pertumbuhan
janin yang abnormal.
3. Prinsip-prinsip teratologi pertama kali dirumuskan oleh Wilson pada
1959, meliputi:
a. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotif
konseptus dan cara komposisi genetik ini berinteraksi dengan
lingkungan.
b. Kerentanan terhadap teratogen berbeda-beda menurut stadium
perkembangnan saat paparan.
c. Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis atau
lamanya paparan terhadap suatu teratogen.
d. Teratogen bekerja dengan cara (mekanisme) yang spesifik pada
sel-sel dan jaringan yang sedang berkembang untuk memulai
embriogenesis (patogenesis) yang abnormal.
e. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi,
keterlambatan pertumbuhan, dan gangguan fungsi.
4. Faktor penentu efek teratogen meliputi:
a. Faktor Lingkungan
1. Agen-agen infektif
2. Radiasi
3. Zat-zat Kimia
4. Defisiensi nutrisi
b. Faktor Kromosom dan Genetik
1. Gen-gen Mutan
2. Mutasi
3. Aberasi
4. Kelainan Jumlah
5. Trisomi 21 (Sindrom Down)
6. Trisomi 18
7. Trisomi 13
8. Sindrom Klinefelter
9. Sindrom Turner
10. Sindrom Tripel X
11. Kelainan-kelainan Struktural
3.2 Saran
Teratogenesis merupakan proses yang menyebabkan terjadinya
berbagai bentuk kelainan perkembangan embrio selama periode embrional
yang disebabkan oleh faktor-faktor khemo-eksternal sehingga menyebabkan
terjadinya cacat kelahiran. Penggunaan zat kimia yang berlebihan bisa
terjadinya teratogensis. Oleh karena itu perlu ada tindakan untuk bisa
mengerti bahaya nya zat-zat kimia atau penggunaan obat-obatan yang
berlebihan bagi kesehatan terutama ibu yang mengandung yang bisa
mengakibatkan teratogenesis.
DAFTAR PUSTAKA
Lu, F. C. 1995. Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko.
UI-PRESS: Jakarta.