Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOTOKSIKOLOGI

UJI TOKSISITAS BERBAGAI MACAM INSEKTISIDA


GOLONGAN KARBAMAT, ORGANOFOSFAT, DAN
ORGANOKLORIN PADA JANGKRIK (Gryllus sp.)

OLEH :

NAMA : NADIA IZATUNISA


NIM : 08041382025088
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN : MEUTHEA NAJLAA

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Toksisitas (toxicity) adalah suatu kemampuan yang melekat pada suatu
bahan kimia untuk menimbulkan keracunan atau kerusakan. Toksisitas biasanya
dinyatakan dalam suatu nilai yang dikenal sebagai dosis atau konsentrasi
mematikan pada hewan coba dinyatakan dengan lethal dose (LD) atau lethal
concentration (LC) (Yurianto, 2012).
Serangga merupakan hewan yang memiliki peranan penting dalam sebuah
ekosistem. Peranan serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai
polinator, dekomposer, predator dan parasitoid. Keberadaan serangga pada suatu
tempat dapat menjadi indikator biodiversitas, kesehatan ekosistem, dan degradasi
lanskap. Serangga adalah hewan yang memiliki sebaran habitat yang luas.
Serangga dapat ditemukan pada berbagai habitat mulai dari pegunungan hingga
perkotaan (Taradipha, 2019).
Insektisida termasuk golongan bahan kimia yang umum digunakan untuk
membasmi insekta atau serangga penganggu. Nyamuk, kecoa, semut, lalat dan
jenis insekta lainnya disebut organisme target insektisida. Insektisida digunakan di
berbagai bidang atau kegiatan, mulai dari rumah tangga, kesehatan, pertanian, dan
lain-lainnya. Manfaat insektisida juga berpotensi juga meracuni dan membasmi
makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman dan serangga yang berguna, binatang
serta manusia. Hal ini dikarenakan kebanyakan bahan aktif dalam insektisida
tidak memiliki efek toksisitas yang spesifik, sehingga mempengaruhi baik
organisme target, non-target, manusia maupun lingkungan dan ekosistem secara
keseluruhan bila terkena insektisida (Yurianto, 2012).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dampak insektisida
organoklorin pada Gryllus sp. dan untuk melihat perbedaan toksisitas berbagai
macam insektisida golongan karbamat, organofosfat dan organoklorin dan untuk
menemukan bahan aktif yang dapat menyebabkan mortalitas hewan uji.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Insektisida
Insektisida kimiawi tergolong senyawa yang mampu membahayakan
kesehatan makhluk hidup. Salah satu pestisida yang masih digunakan saat ini
adalah karbamat. Daya racun yang dimiliki insektisida karbamat mampu
menghambat aktivitas enzim acetylcholine esterase. Sifat racun yang dibawa oleh
karbamat dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan kronis. Manusia
jika terkontaminasi oleh karbamat ditandai dengan pusing dan kejang perut, pada
serangga ditandai dengan menurunnya aktivitas enzim acethylcoline esterase
sampai nol, sehingga tidak mampu lagi mengirimkan impuls saraf dari satu sinaps
ke sinaps yang lain, gerakan tidak terkendali dan perubahan postur yang tidak
normal (Leuwol et al., 2018).
Banyaknya insektisida yang digunakan saat ini termasuk dalam golongan
organofosfat, karbamat, piretroid sintetik, dan neonicotinoid yang termasuk
golongan insektisida yang berspektrum luas dan banyak digunakan untuk
pengendalian hama. Insekta golongan organofosfat (OP) termasuk insektisida
yang sangat beracun dan mampu menurunkan populasi serangga dengan cepat,
tetapi presistensinya dilingkungan sedang. Karbamat termasuk insektisida
berspektrum luas dan telah banyak digunakan untuk pengendalian hama tanaman.
Insektisida golongan piretroid sintetik (PS) memiliki pengaruh knock down atau
kemampuan menjatuhkan serangga dengan cepat dan toksisitas rendah bagi
manusia dan mamalia (Ak'yunin, 2008).
Organoklorin merupakan senyawa yang terdiri dari atom karbon, khlor dan
hidrogen yang terkadang terdapat oksigen dengan formula umum. Pestisida
organoklorin merupakan pestisida hidrokarbon berklorin. Insektisida organoklorin
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu DDT dan analognya, misalnya BHC,
dicofol, Klorobenzilat, TDE dan metoxychlor. Senyawa siklodien, misalnya aldrin,
dieldrin, endrin, endusulfan dan heptaklor. Terpena berklor, misalnya toksafen.
Racun insektisida organoklorin memiliki sifat mengganggu susunan syaraf dan
larut di dalam lemak (Rasiska et al., 2017).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 14 September 2022 pada pukul
10.00 sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Fisiologi dan Biosistematika Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa label alat penyemprot,
gelas ukur, kotak triplek dan selotip sedangkan bahan yang digunakan yaitu
aquadest, Gryllus sp. dan Insektisida karbamat, organofosfat dan organoklorin.

3.3. Cara Kerja


3.1.1. Karbamat
Disiapkan kotak triplek sekitar 20x20 cm, dilubangi bagian atasnya. Lalu
dimasukkan sekitar 10-20 Gryllus sp. Dan kemudian, disemprotan cairan
karbamat yang telah dicampur aquadest. Lalu ditutup bagian atas kotak dengan
jaring dan diberi selotip agar Gryllus sp. tidak keluar kotak dan terakhir diamati
dan dihitung Lc 50-24 jam dan 50-48 jam.
3.3.2. Organofosfat
Disiapkan kotak triplek sekitar 20x20 cm, dilubangi bagian atasnya. Lalu
dimasukkan sekitar 10-20 Gryllus sp. Dan kemudian, disemprotan cairan
organofosfat yang telah dicampur aquadest. Lalu ditutup bagian atas kotak
dengan jaring dan diberi selotip agar Gryllus sp. tidak keluar kotak dan terakhir
diamati dan dihitung Lc 50-24 jam dan 50-48 jam.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada pengamatan,
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1. Karbamat
No. Sebelum Sesudah

1.

4.1.2. Organofosfat
No. Sebelum Sesudah

1.

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan uji toksisitas
berbagai macam insektisida golongan karbamat, organofosfat, dan organoklorin
pada jangkrik (Gryllus sp.) didapatkan hasil bahwa jumlah mortalitas atau jumlah
kematian rata-rata Gryllus sp. yang telah disemprot menggunakan cairan
insektisida karbamat dan organofosfat setelah diamati selama 24 jam yakni 100%
yang artinya semua Gryllus sp. yang berada didalam kotak semuanya mati.
Menurut Hidayati (2019) menyatakan bahwa senyawa organofosfat berguna
membunuh vektor penyakit pada tanaman seperti serangga. Resistensi yang lebih
rendah pada serangga dibandingkan dengan insektisida lain menyebabkan dalam
dosis sedikit insektisida ini dapat dengan mudah membunuh serangga.
Insektisida karbamat dan insektisida organofosfat memiliki mekanisme
kerja yang sama ketika berinteraksi dengan hama mengubah enzim
asetilkolinesterase yang kemudian memecah menjadi asetat dan kolin lalu
berikatan dengan muskarinik dan nikotinik yang menyebabkan timbulnya gejala
keracunan. Menurut Sudarma et al. (2020) menjelaskan bahwa mekanisme kerja
pestisida golongan organofosfat dan karbamat pada tubuh yaitu pestisida yang
masuk ke dalam tubuh akan mengikat enzim kholinesterase atau menghambat
penyaluran impuls syaraf sehingga tidak terjadi hidrolisis asetilkholin. Hambatan
yang bersifat reversible dapat disebabkan oleh turunan ester asam fosfat yang
dapat merusak kholinesterase.
Golongan insektisida memiliki tingkatan toksisitas atau memiliki
kandungan yang berbahaya, yakni organoklorin, orgaanofosfat, dan karbamat.
Insektisida golongan organoklorin memiliki kandungan yang lebih berbahaya jika
dibandingkan dengan dua golongan lainnya, itulah sebabnya mengapa insektisida
golongan organoklorin rata-rata sudah dilarang oleh beberapa negara-negara lain.
Menurut Husamanah dan Abdulkadir (2019) menyatakan bahwa organoklorin
mencemari tanah, udara dan air, dan menumpuk pada hewan darat dan
akuatik. Organoklorin menyebabkan efek kesehatan ketika mereka memasuki
tubuh manusia melalui penyerapan, inhalasi dan asupan makanan. Organoklorin
dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, jantung, kanker, dll.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Jumlah mortalitas atau jumlah kematian rata-rata Gryllus sp. yang telah
disemprot menggunakan cairan insektisida karbamat dan organofosfat
setelah diamati selama 24 jam yakni 100%.
2. Senyawa organofosfat berguna membunuh vektor penyakit pada
tanaman seperti serangga.
3. Insektisida golongan organoklorin adalah insektisida paling berbahaya
kandungannya.
4. Insektisida golongan organoklorin rata-rata sudah dilarang oleh
beberapa negara-negara lain.
5. Organoklorin menyebabkan efek kesehatan ketika mereka memasuki
tubuh manusia melalui penyerapan, inhalasi dan asupan makanan.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, D.B.I. 2019. Intoksikasi Organofosfat dengan Krisis Kolinergik Akut,


Gejala Peralihan dan Polineuropati Tertunda. Jurnal Agromedicine. 6(2):
337-342.

Husamanah dan Abdulkadir, R. 2019. Bioindikator. Malang: UMM Press.

Leuwol, C, F., Batu, D, T, F, L., dan Affandi, R. 2018. Uji Toksisitas Akut
Insektisida Karbamat terhadap Ikan Mas, Cyprinus carpio Linnaeus, 1758.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 18(3). 191–198.

Rasiska, S., Aditya, B, P., dan Fitri, W. 2017. Pengujian Filter (Slow Sand Filter)
untuk Menurunkan Kadar Pestisida Golongan Organoklorin. Jurnal
Siolrens. 15(1): 7-13.

Sudarma, N., Putri, N, L, N, D., dan Prihatiningsih, D. 2020. Identifikasi Residu


Pestisida Organofosfat dan Karbamat pada Buah dan Sayur yang dijual di
Pasar Badung Desa Dauh Puri Kangin Denpasar Bali Tahun 2019. Jurnal
Kesehatan Terpadu, 4(1): 13-17.

Taradipha, M, R, R., Siti, B, R., dan Noor, F, H. 2019. Karakteristik Lingkungan


terhadap Komunitas Serangga. Journal of Natural Resources and
Environmental Management. 9(2): 394-404.

Yurianto. 2012. Pedoman Penggunaan Insektisida (Pestisida) dalam


Pengendalian Vektor. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Gryllus sp. Gambar 2. Cairan Organofosfat

Gambar 3. Gryllus sp. Gambar 4. Gryllus sp.


Sebelum disemprot karbamat Setelah disemprot karbamat

Gambar 5. Gryllus sp. Gambar 6. Gryllus sp.


Sebelum disemprot organofosfat Setelah disemprot organofosfat

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai