EKOTOKSIKOLOGI
OLEH :
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Insektisida
Insektisida kimiawi tergolong senyawa yang mampu membahayakan
kesehatan makhluk hidup. Salah satu pestisida yang masih digunakan saat ini
adalah karbamat. Daya racun yang dimiliki insektisida karbamat mampu
menghambat aktivitas enzim acetylcholine esterase. Sifat racun yang dibawa oleh
karbamat dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan kronis. Manusia
jika terkontaminasi oleh karbamat ditandai dengan pusing dan kejang perut, pada
serangga ditandai dengan menurunnya aktivitas enzim acethylcoline esterase
sampai nol, sehingga tidak mampu lagi mengirimkan impuls saraf dari satu sinaps
ke sinaps yang lain, gerakan tidak terkendali dan perubahan postur yang tidak
normal (Leuwol et al., 2018).
Banyaknya insektisida yang digunakan saat ini termasuk dalam golongan
organofosfat, karbamat, piretroid sintetik, dan neonicotinoid yang termasuk
golongan insektisida yang berspektrum luas dan banyak digunakan untuk
pengendalian hama. Insekta golongan organofosfat (OP) termasuk insektisida
yang sangat beracun dan mampu menurunkan populasi serangga dengan cepat,
tetapi presistensinya dilingkungan sedang. Karbamat termasuk insektisida
berspektrum luas dan telah banyak digunakan untuk pengendalian hama tanaman.
Insektisida golongan piretroid sintetik (PS) memiliki pengaruh knock down atau
kemampuan menjatuhkan serangga dengan cepat dan toksisitas rendah bagi
manusia dan mamalia (Ak'yunin, 2008).
Organoklorin merupakan senyawa yang terdiri dari atom karbon, khlor dan
hidrogen yang terkadang terdapat oksigen dengan formula umum. Pestisida
organoklorin merupakan pestisida hidrokarbon berklorin. Insektisida organoklorin
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu DDT dan analognya, misalnya BHC,
dicofol, Klorobenzilat, TDE dan metoxychlor. Senyawa siklodien, misalnya aldrin,
dieldrin, endrin, endusulfan dan heptaklor. Terpena berklor, misalnya toksafen.
Racun insektisida organoklorin memiliki sifat mengganggu susunan syaraf dan
larut di dalam lemak (Rasiska et al., 2017).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan pada pengamatan,
didapatkan hasil sebagai berikut:
4.1.1. Karbamat
No. Sebelum Sesudah
1.
4.1.2. Organofosfat
No. Sebelum Sesudah
1.
Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada percobaan uji toksisitas
berbagai macam insektisida golongan karbamat, organofosfat, dan organoklorin
pada jangkrik (Gryllus sp.) didapatkan hasil bahwa jumlah mortalitas atau jumlah
kematian rata-rata Gryllus sp. yang telah disemprot menggunakan cairan
insektisida karbamat dan organofosfat setelah diamati selama 24 jam yakni 100%
yang artinya semua Gryllus sp. yang berada didalam kotak semuanya mati.
Menurut Hidayati (2019) menyatakan bahwa senyawa organofosfat berguna
membunuh vektor penyakit pada tanaman seperti serangga. Resistensi yang lebih
rendah pada serangga dibandingkan dengan insektisida lain menyebabkan dalam
dosis sedikit insektisida ini dapat dengan mudah membunuh serangga.
Insektisida karbamat dan insektisida organofosfat memiliki mekanisme
kerja yang sama ketika berinteraksi dengan hama mengubah enzim
asetilkolinesterase yang kemudian memecah menjadi asetat dan kolin lalu
berikatan dengan muskarinik dan nikotinik yang menyebabkan timbulnya gejala
keracunan. Menurut Sudarma et al. (2020) menjelaskan bahwa mekanisme kerja
pestisida golongan organofosfat dan karbamat pada tubuh yaitu pestisida yang
masuk ke dalam tubuh akan mengikat enzim kholinesterase atau menghambat
penyaluran impuls syaraf sehingga tidak terjadi hidrolisis asetilkholin. Hambatan
yang bersifat reversible dapat disebabkan oleh turunan ester asam fosfat yang
dapat merusak kholinesterase.
Golongan insektisida memiliki tingkatan toksisitas atau memiliki
kandungan yang berbahaya, yakni organoklorin, orgaanofosfat, dan karbamat.
Insektisida golongan organoklorin memiliki kandungan yang lebih berbahaya jika
dibandingkan dengan dua golongan lainnya, itulah sebabnya mengapa insektisida
golongan organoklorin rata-rata sudah dilarang oleh beberapa negara-negara lain.
Menurut Husamanah dan Abdulkadir (2019) menyatakan bahwa organoklorin
mencemari tanah, udara dan air, dan menumpuk pada hewan darat dan
akuatik. Organoklorin menyebabkan efek kesehatan ketika mereka memasuki
tubuh manusia melalui penyerapan, inhalasi dan asupan makanan. Organoklorin
dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin, jantung, kanker, dll.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Leuwol, C, F., Batu, D, T, F, L., dan Affandi, R. 2018. Uji Toksisitas Akut
Insektisida Karbamat terhadap Ikan Mas, Cyprinus carpio Linnaeus, 1758.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 18(3). 191–198.
Rasiska, S., Aditya, B, P., dan Fitri, W. 2017. Pengujian Filter (Slow Sand Filter)
untuk Menurunkan Kadar Pestisida Golongan Organoklorin. Jurnal
Siolrens. 15(1): 7-13.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya