Anda di halaman 1dari 18

KERACUNAN ORGANOFOSFAT

PEMBIMBING :
dr. Agustinus Sitepu, M. Ked (For). Sp. F

DISUSUN OLEH :
Rini Marlina 102117044
Cantika Anakita 102117078
Afifah Binti Adlas 102117049

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


DAN MEDICOLEGAL
RSUD.DR.RM.DJOELHAM KOTA BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BATAM
2018
1. PENGERTIAN RACUN

• Setiap bahan atau zat yang dalam jumlah relatif


kecil bila masuk kedalam tubuh akan
menimbulkan reaksi kimiawi yang akan
menyebabkan penyakit atau kematian.
2. ORGANOFOSFAT

• Organofosfat adalah nama umum ester dari asam


fosfat.

Struktur umum organofosfat

• Organophosphat adalah insektisida yang paling


toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering
menyebabkan keracunan.
3. EPIDEMIOLOGI KERACUNAN
ORGANOFOSFAT

• Keracunan pestisida organofosfat merupakan masalah klinis dan


kesehatan masyarakat utama pada sebagian besar pedesaan di Asia.

• Sekitar 500.000 kematian dari bunuh diri di wilayah ini setiap tahun,
sekitar 60% karena keracunan pestisida.

• Penelitian memperkirakan bahwa pestisida organofosfat berperan dalam


dua-pertiga dari 200.000 total kematian tiap tahun.
4. JENIS - JENIS ORGANOFOSFAT

• Pestisida adalah campuran bahan kimia yang digunakan untuk


menghancurkan dan mengurangi hama. Pestisida modern pada
umumnya merupakan bahan kimia organik yaitu senyawa yang
mengandung karbon.

• Pestisida organik dibagi lagi menjadi :


 Organofosfat
 Karbamat
 Organoklorin
 Organomercurials
 Thiocarbamates
 urea.
Tabel : Jenis-Jenis pestisida golongan
organophosfat
Asefat

Asefat berspektrum luas , menyebabkan iritasi ringan pada kulit


(kelinci)

Kadusafos

Insektisida dan nematisida racun kontak dan racun perut.

Klorfenvinfos

Insektisida ini bersifat nonsistemik serta bekerja sebagai racun


kontak dan racun perut dengan efek residu yang panjang.

Klorpirifos

Insektisida non-sistemik, bekerja sebagai racun kontak, racun


lambung, dan inhalasi.
Kumafos

Bersifat non-sistemik untuk mengendalikan serangga hama dari


ordo Diptera.

Diazinon

Insektisida dan akarisida non-sistemik yang bekerja sebagai


racun kontak, racun perut, dan efek inhalasi.

Diklorvos (DDVP)
Diklorvos memiliki efek knockdown yang sangat cepat dan
digunakan di bidang-bidang pertanian, kesehatan masyarakat,
serta insektisida rumah tangga

Malation
Insektisida dan akarisida non-sistemik ini bertindak sebagai
racun kontak dan racun lambung, serta memiliki efek sebagai
racun inhalasi.
Paration
insektisida dan akarisida, memiliki mode of action sebagai racun
saraf yang menghambat kolinesterase, bersifat non-sistemik, serta
bekerja sebagai racun kontak, racun lambung, dan racun inhalasi.

Profenofos

Insektisida dan akarisida non-sistemik ini memiliki aktivitas


translaminar dan ovisida.

Triazofos

Insektisida, akarisida, dan nematisida berspektrum luas yang


bekerja sebagai racun kontak dan racun perut.
5. PATOFISIOLOGI

• Mekanisme primer dari pestisida golongan organofosfat adalah menghambat


carboxyl ester hydrolases khususnya acetylcholinesterase (AChE).

• Setelah AchE dinonaktifkan, jumlah asetylkholin akan meningkat dan


berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada sistem saraf pusat
dan perifer.

• Efek klinis akan muncul melalui aktivasi sistem saraf pusat dan otonom dan
pada reseptor nikotinik di otok lurik.
6. DIAGNOSIS KERACUNAN
ORGANOFOSFAT

• Diagnosis ditegakkan berdasarkan kecurigaan klinis, tanda klinis yang


mengarah keracunan organofosfat, tercium bau pestisida, dan berkurangnya
aktivitas asetilkolinsterase pada darah.

• Pasien dengan keracunan organofosfat yang berat secara khas menampakkan


tanda seperti pinpoint pupils, keringat yang banyak, penurunan kesadaran,
dan pernapasan yang lemah.
Manifestasi Klinis
Efek muskarinik

bradikardia, bronkospasme, diare, hipotensi,


lakrimasi, miosis, salivasi, dan muntah

Efek nikotinik (saraf simpatis)

hipertensi, midriasis, keringat, dan takikardia.

Efek nikotinik (sistem saraf pusat)

agitasi, koma, bingung, kegagalan respirasi

Efek nikotik (pada neuromuscular junction)

fasikulasi, kelemahan otot, dan paralisis.


Pemeriksaan Pada Jenazah
1. Pemeriksaan Luar 2. Pemeriksaan Dalam

 mencium bau minyak tanah pada  Darah berwarna lebih gelap dan
penelanan larutan insektisida, bau kutu encer
busuk pada malation  Busa halus di dalam saluran
 Distribusi bercak racun dapat napas
memperkirakan cara kematian  Pembendungan sirkulasi pada
 Warna livor mortis merah-kebiruan seluruh organ dalam tubuh
gelap dan terbentuk lebih cepat.  Ptekie dapat ditemukan pada
 Terdapat busa halus pada hidung dan mukosa usus halus, epikardium
mulut pada bagian belakang jantung
 Rigor mortis akan lebih cepat daerah aurikuloventrikuler,
terbentuk  Edema paru
7. PENATALAKSANAAN

Pada kasus keracunan akut

1. Pemberian sulphas atropine 2 mg IM dan diulang tiap 3-6 menit sampai


timbul tana atropinisasi
2. Pernapasan buatan dan oksigen.
3. Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air dan sabun.
4. Bilas lambung atau emetika.

• Tindakan umum pada penatalaksanaan keracunan organofosfat adalah


sekresi jalan napas yang dikeluarkan dengan postural drainage atau dengan
penyedot kateter.
8. PENCEGAHAN KERACUNAN
ORGANOFOSFAT
a) Jauhkan insektisida dari jangkauan anak-anak, dari makanan atau jangan disimpan
bersama makanan.
b) Jangan terkena luka terbuka
c) Jangan menyemprot sewaktu ada orang di ruangan, jangan diarahkan pada
makanan, hewan peliharaan dan gunakan ruangan setelah 30 menit ruangan
selesai disemprot.
d) Jangan mengoleskan lotion anti nyamuk secara berlebihan. Bila terjadi iritasi,
hentikan pemakaian, kemudian cuci kulit dengan air yang mengalir.
e) Obat nyamuk bakar, hendaknya dibakar pada ruangan yang berventilasi cukup,
jangan menggunakan obat nyamuk bakar dekat makanan.
f) Bila terkena mata, cuci mata dengan air yang mengalir, kemudian penderita dibawa
ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat.
g) Apabila terjadi gejala pusing, keluar keringat,sesak napas dan kejang perut akibat
menghirup insektisida rumah tangga, segera dibawa ke dokter atau unit pelayanan
kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama dengan membawa
wadah/kemasan insektisida. Jika tertelan, usahakan agar penderita muntah
9. Hukum yang Mengatur Kasus
Keracunan

• Berdasarkan Pasal 133 ayat (1) KUHAP

Penyidik memegang peranan penting dalam melakukan pemeriksaan kasus


keracunan/peracunan dengan mengumpulkan petunjuk-petunjuk
selengkap mungkin, agar dapat ditemukan penyebab kematian seseorang
yang diakibatkan oleh suatu zat beracun. Zat beracun yang ditemukan oleh
toxicoloog akan menjadi bukti yang dapat mengungkap matinya seseorang.
• Kasus keracunan Pasal 202-205 KUHP
Menerangkan tentang hukuman bagi barangsiapa yang menyebabkan
air atau suatu barang menjadi berbahaya bagi kesehatan.

• Kasus peracunan Pasal 340 KUHP


Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu
menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan
direncanakan (moord) dengan hukuman mati atau penjara seumur
hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Anda mungkin juga menyukai