PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Urinaria dan Geitalia Maskulina adalah Blok XV pada Semester 5 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran
untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada kesempatan yang akan datang. Pada
kesempatan kali ini akan memaparkan kasus Roro, anak perempuan usia 7 tahun, dibawa
orang tuanya ke poli umum RSMP dengan keluhan sembab seluruh tubuh. Roro timbul
sembab sejak 5 hari yang lalu, sembab mula-mula muncul di sekitar kelopak mata, muka,
perut lalu menjalar pada kedua tungkai dan punggung kaki. Jumlah BAK dalam sehari
sekitar satu gelas dan berwarna merah seperti air cucian daging. BAB seperti biasa.
Tiga minggu sebelum timbul sembab, Roro menderita demam dan koreng-koreng
di daerah tungkai. Roro sudah berobat, demam hilang dan kooreng-koreng mongering.
Gejala penyakit ini baru pertama kali dialami. Keluarga tidak ada yang menderita penyakit
seperti ini.
Roro, anak perempuan usia 7 tahun, dibawa orang tuanya ke poli umum RSMP dengan
keluhan sembab seluruh tubuh. Roro timbul sembab sejak 5 hari yang lalu, sembab mula-mula
muncul di sekitar kelopak mata, muka, perut lalu menjalar pada kedua tungkai dan punggung
kaki. Jumlah BAK dalam sehari sekitar satu gelas dan berwarna merah seperti air cucian daging.
BAB seperti biasa.
Tiga minggu sebelum timbul sembab, Roro menderita demam dan koreng-koreng di
daerah tungkai. Roro sudah berobat, demam hilang dan kooreng-koreng mongering. Gejala
penyakit ini baru pertama kali dialami. Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, BB 28 KG, TB 113
Tanda vital : TD 120/80mmHg, denyut nadi 96 kali/ menit, RR 28kali/menit, suhu tubuh 37oC.
Keadaan spesifik :
2. 2 Klariikasi istilah
1. Roro, anak perempuan usia 7 tahun, dibawa orang tuanya ke poli umum RSMP dengan
keluhan sembab seluruh tubuh. Roro timbul sembab sejak 5 hari yang lalu, sembab mula-
mula muncul di sekitar kelopak mata, muka, perut lalu menjalar pada kedua tungkai dan
punggung kaki.
2. Jumlah BAK dalam sehari sekitar satu gelas dan berwarna merah seperti air cucian
daging. BAB seperti biasa.
3. Tiga minggu sebelum timbul sembab, Roro menderita demam dan koreng-koreng di
daerah tungkai. Roro sudah berobat, demam hilang dan kooreng-koreng mongering.
4. Gejala penyakit ini baru pertama kali dialami.
5. Keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
6. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, BB 28 KG, TB 113
Tanda vital : TD 120/80mmHg, denyut nadi 96 kali/ menit, RR 28kali/menit, suhu tubuh
37oC.
Keadaan spesifik :
Kepala : edema palpebral +/+, konjungtiva anamis +/+
: faring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar
Leher : KGB tidak membesar
Toraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : cembung, shifting dullness (+)
: hepar dan lien sulit diraba
Ekstremitas :pitting edema +/+, edema dorsum pedis +/+
7. Pemeriksaan Penunjang :
B. Bagaimana patofisiologi mula-mula muncul di sekitar kelopak mata, muka, perut lalu
menjalar pada kedua tungkai dan punggung kaki?
Jawab :
Riwayat infeksi → Antigen memicu antibodi → Molekular mimicri membran plasma
streptococcus → membentuk komplek Ag-Ab → Ag-Ab masuk dalam sirkulasi →
kompleks Ag-Ab terperangkap dalam membrane basalis → mengendap di sub-
endotel dan mesangium → terjadi lesi dan peradangan → kemotaksis pada mediator
inflamasi dan komplemen → PMN menuju tempat lesi → fagositosis dan pelepasan
enzim lisozim yang merusak membrane basalis glomerulus(reaksi Autoimun)→
menurunnya luas permukaan filtrasi → peningkatan permeabilitas membran
glomerulus dan munurunnya aliran darah ke renal (akibat vasokontriksi arteriol
aferen) → laju filtrasi glomerulus menurun → terjadi respon oleh Juxtaglomerulus
tuntuk mengeluarkan renin → menstimulasi perubahan angiotensin menjadi
angiotensin I dan angiotensi I menjadi angiotensin II → merangsang korteks adrenal
untuk mengeluarkan aldosteron → terjadi retensi H2O dan Natrium → meningkatkan
volume darah → tekanan hidrostatik meningkat → Air berpindah dari intra sel ke
interstisial →edema pada daerah preorbital → sembab pada kelopak mata →
menyebar ke jaringan ikat longgar lain seperti di muka → menyebar ke ekstremitas
(pengaruh gaya gravitasi) → sembab pada tungkai dan telapak kaki.
(Noer DKK, 2011)
Vaskularisasi Ginjal
Ginjal dicabangkan arteri dari aorta abdominalis kira-kira tingkat lumbalis
II.Ketika arteri renalis memasuki hilus, arteri bercabang menjadi arteri yang
membentang antara bentuk piramida interlobaris berikutnya dan membentuk arteriol
arteri interlobularis arkuata disusun paralel dalam korteks.Interlobularis arteri
kemudian dibentuk pada arteriola aferen glomerular
(Snell, Richard S. 2011)
Glomeruli yang bersatu untuk membentuk arteriol aferen dan kemudian
bercabang untuk membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan
peritubular kapiler disebut. Darah mengalir melalui sistem portal akan disalurkan ke
dalam kain berikutnya interlobularis vena ke vena, arkuarta vena, interlobaris vena,
dan pada akhirnya vena ginjal untuk mencapai vena kava inferior. Ginjal yang
disahkan oleh sekitar 1200 ml darah permenit yang setara 20-25% volume keluaran
jantung (5000 ml / menit) lebih dari 90% dari darah ke dalam korteks itu keginjal
sementara sisanya mengalir ke medula. Sifat khusus aliran darah ginjal aliran darah
melalui ginjal otoregulasi aferen arteiol kapasitas intrinsik yang dapat mengubah
hambatan dalam menanggapi perubahan dalam tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan (Snell,
Richard S. 2011).
Persarafan
Menurut Price (1995) "Ginjal mendapat persarafan dari saraf renalis
(vasomotor), fungsi saraf untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke ginjal, saraf
yang berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke dalam ginjal ".
2) Fisiologi Ginjal
2. Jumlah BAK dalam sehari sekitar satu gelas dan berwarna merah seperti air cucian
daging. BAB seperti biasa.
A. Bagaimana fisiologi miksi ?
Jawab :
Darah masuk ke ginjal (a. renalis) → masuk ke arteriol aferen dan mengalirkan darah
ke glomerulus → darah di filtrasi di glomerulus, komponen yang bermolekul besar
seperti protein dan eritrosit tertahan dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil
lewat (urin primer) → darah yang terfiltrasi di kumpulkan di kapsula bowman →
dialirkan ke tubulus proksimal untuk direabsorbsi kembali, zat-zat yang berguna
untuk tubuh seperti gula, asam amino dan zat lain diserap kembali (urin sekunder) →
dibawa ke lengkung henle (U) → melewati aparatus jukstaglomerulus → masuk ke
tubulus distal, disini terjadi proses augmentasi yaitu penambahan urea → masuk ke
tubulus kolingentes/kolektivus → ke ginjal pelvis → ureter (peristaltik dan gravitasi)
→ masuk ke vesica urinaria → setelah vesica urinaria penuh, menyebabkan reseptor
teregang → impuls dibawa ke medulla spinalis oleh saraf aferen → merangsang saraf
parasimpatis → sfingter internus terbuka dan disusul oleh sfingter eksternus →
kedua sfingter terbuka → urin terdorong akibat kontraksi vesica urinaria → urin
disalurkan melalui uretra → urin keluar (berkemih) (Sherwood, 2011).
Pada kasus, penyebab hematuria adalah berasal dari ginjal, yaitu kelainan
glomerulus yang terjadi pada penyakit glomerulonephritis Akut Pasca Streptococcus.
Urin patologis :
1. Berdasarkan warna :
a. Seperti teh : mengandung bilirubin
b. Hijau : mengandung biliverdin
c. Putih keruh : mengandung pus
d. Putih susu : mengandung chilus
e. Merah : mengandung eritrosit
2. Berdasarkan bau :
a. Baubuah-buahan atau bunga setengah layu : ketonuria
b. Bau busuk : keganasan saluran kemih
c. Bau amoniak
d. Makanan mengandung atsiri seperti jengkol
3. Berdasarkan buih :
a. Putih, jernih, buih tidak menghilang atau lama menghilang : urin
mengandung protein.
3. Tiga minggu sebelum timbul sembab, Roro menderita demam dan koreng-koreng di
daerah tungkai. Roro sudah berobat, demam hilang dan kooreng-koreng mongering.
A. Apa hubungan demam dengan koreng-koreng dengan keluhan utama Roro ?
Jawab :
Adanya riwayat panas dan penyakit kulit (koreng-koreng di daerah tungkai) 2 minggu
yang lalu menandakan bahwa telah terjadi infeksi mikroorganisme pada Roro
sebelumnya. Biasanya infeksi tersebut dikarenakan bakteri streptococcus β
hemolitikus tipe A. GNAPS berawal apabila host rentan yang terpapar bakteri
streptococcus β hemolitikus tipe A strain nefritogenik bereaksi untuk membentuk
antibody terhadap antigen yang menyerang. Bukan bakteri streptokokusnya yang
menyebabkan kerusakan ginjal, diduga karena terdapatnya suatu antigen mimikri
yang akan membentuk suatu kompleks antigen-antibodi yang dapat mengendap di
glomerulus sehingga memicu reaksi peradangan pada kapiler glomerulus yang
menyebabkan kebocoran kapiler glomerulus dan penurunan luas permukaan filtrasi
glomerulus yang pada akhirnya akan menimbulkan sembab. Selain itu, pada GNAPS
harus ada periode laten yaitu periode antara infeksi streptococcus dan timbulnya
gejala klinik. Periode ini berkisar 1-2 minggu (Behrman, E Richard, dkk.2000) .
Etiologi demam :
1. Infeksi
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
d. Parasite
2. Non-infeksi
a. Factor lingkungan (suhu lingkungan eksternal yang tinggi)
b. Penyakit autoimun (arthritis, SLE, vaskulitis)
c. Keganasan ( Hodgkin, limfoma non Hodgkin, dll)
d. Pemakaian obat-obatan ( antibiotic, difenilhidantoin)
(Price, A, S, 2006)
6. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang, BB 28 KG, TB 113
Tanda vital : TD 120/80mmHg, denyut nadi 96 kali/ menit, RR 28kali/menit, suhu tubuh
37oC.
Keadaan spesifik :
Kepala : edema palpebral +/+, konjungtiva anamis +/+
: faring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar
Leher : KGB tidak membesar
Toraks : paru dan jantung dalam batas normal
Abdomen : cembung, shifting dullness (+)
: hepar dan lien sulit diraba
Ekstremitas :pitting edema +/+, edema dorsum pedis +/+
A. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ?
Jawab :
Hipertensi
Peradangan membrane basalis glomerulus → menurunnya luas permukaan
filtrasi → peningkatan permeabilitas membran glomerulus dan munurunnya
aliran darah ke renal (akibat vasokontriksi arteriol aferen) → laju filtrasi
glomerulus menurun →aliran darah ke ginjal turun→di presepsikan oleh
ginjal terjadi penurunan tekanan darah →terjadi respon oleh Juxtaglomerulus
untuk mengeluarkan renin → menstimulasi perubahan angiotensinogen
menjadi angiotensin I → angiotensi I menjadi angiotensin II → merangsang
korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron → terjadi retensi H2O dan
Natrium → peningkatan volume CES→meningkatkan volume darah →
venous return meningkat → stroke volume meningkat → Cardiac output
meningkat → tekanan darah meningkat (hipertensi) (Prince, Sylvia
Anderson.2005)
Edema palpebra (+)
Retensi H2O dan Natrium → meningkatkan volume darah → tekanan
hidrostatik meningkat → edema bergerak ke tekanan interstisil yang rendah
seperti pada daerah preorbital → sembab pada kelopak mata → edema
palpebra (+) (Prince, Sylvia Anderson.2005)
Leukosituria
Peradangan membrane basalis glomerulus → menurunnya luas permukaan
filtrasi → peningkatan permeabilitas membran glomerulus → leukosit
lolos dari filtrasi glomeruli → leukosit banyak keluar bersama urin →
leukosituria
ASTO meningkat
Riwayat infeksi (kemungkinan infeksi streptococcus) → terdapat antibodi
terhadap terhadap streptolisin O yg di hasilkan oleh bakteri streptokokus→
titer ASTO meningkat
(Baratawidjaja, 2004)
GNAPS SindromNefrotik
Oliguria + +/-
TD meningkat + -
Kadar albumin Turun-normal Hipoalbumin
darah
Kolesterol Normal Meningkat
Onset Tiba-tiba Tiba-tiba
ASTO Meningkat -
C3 komplemen Menurun -
10. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus ?
Jawab :
Pemeriksaan histologik :
Biopsi ginjal (Biopsi ginjal tidak diperlukan pada sebagian besar pasien
GNAPS, namun adanya riwayat yang sama di dalam keluarga dan kecemasan
keluarga dapat membenarkan tindakan biopsi ginjal pada anak.
Edukasi Pasien :
1. Memberikan penjelasan mengenai penyakit, perjalanan penyakit dan
prognosisnya kepada pasien dan keluarga
2. Meminta pasien untuk beristirahat
3. Butuhnya dukungan dari keluarga untuk memantau minum obat secara
teratur.
(Lumbanbatu, Sondang, 2003).
2.5 Kesimpulan
Roro, anak perempuan 7 tahun, datang dengan keluhan sembab sejak 5 hari yang lalu,
dengan riwayat demam dan koreng 3 minggu yang lalu dikarenakan menderita Glomerulo
Nephritis Akut Pasca infeksi Streptococcus (GNAPS).
2.6 Kerangka konsep
Infeksi streptococcus
mengendap di membrane
basalis glomerulus
inflamasi glomerulus
hematuria. edema