BAB I
PENDAHULUAN
1
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
BAB II
PEMBAHASAN
2
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
3
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
8. Pus
Cairan kaya protein hasil proses peradangan yang mengandung leukosit ,debris
seluluer dan cairan encer
9. Keton urin
Benda keton dlm urin
10. Hiperemis
Pembengkakan yang di akibatkan abses darah pada bagian tubuh tertentu
11. Luka terbuka
Luka yang memiliki hubungan dengan udara atau lingkungan luar
4
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Inspeksi : tampak luka terbuka, ukuran 2x1 cm, pus (+), hiperemis
dan edema jaringan sekitar
Palpasi : nyeri (+),, krepitasi subkutis pada jaringan sekitar (-)
5. Pemeriksaan Laboratorium:
Glukosa darah 600 mg/dl diperiksa oleh dokter yang bertugas menggunakan
glucometer darah digital, keton urin +2, glukosa urin +4
b. Apa makna sesak nafas makin menghebat sejak 6 jam yang lalu?
Jawab:
Maknanya adalah telah terjadinya penurunan ph tubuh akibat dari pemecahan
lemak yang berlebihan sehingga tubuh mengkompensai dengan sesak nafas.
(Price, 2002)
c. Apa makna sesak nafas tidak dipengaruhi aktivitas dan perubahan cuaca?
Jawab:
Sesak nafas dapat merupakan kompensasi tubuh akibat peningkatan kerja
jantung yang dipengaruhi oleh aktifitas tertentu. Sesak nafas juga dapat
5
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
6
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
2. Menurut keluarganya, Ny. Neni sejak 2 bulan yang lalu mengeluh BAK terus menerus
setiap malam, sering haus, dan minum terus menerus, NY. Neni juga mengeluhkan
gatal-gatal di seluruh tubuhnya. Berat badan menurun ebanyak 5 kg selama 2 bulan
terakhir padahal nafsu makannya meningkat. Ny. Neni hampir tidak mempunyai
waktu untuk olahraga.
a. Apa makna BAK terus menerus setiap malam, sering haus dan minum terus
menerus,Penurunan berat badan padahal nafsu makan meningkat?
Jawab:
Makna dari Ny.Neni BAK terus-menerus tiap malam, selalu haus dan minum
terus-menerus serta nafsu makan meningkat merupakan ciri khas atau manifestasi
klinik dari penyakit diabetes melitus (DM) / trias diabetika. (Soegondo, 2013)
7
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
(Sherwood, 2011)
8
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
3. Dalam 3 tahun ini diketahui, Ny. Neni menyandang DM dan kontrol tidak teratur dan
mendapat pengobatan glibenclamide 2,5 mg 1x/hari, gula darah sewaktu berkisar 250-
300 mg/dl.
a. Apa kemungkinan system organ yang terlibat?
Jawab:
Sistem endokrin, Organ Pankreas (Snell, 2006)
9
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
10
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
11
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
2) Histologi Pankreas
Keterangan:
• Sel alfa; terletak lebih perifer dalam insula
• Sel beta; dalam insula lebih ditengah, jumlahnya paling banyak sekitar
70% dari keseluruhan sel di dalam insula pancreatica
• Sel delta; jumlahnya paling sedikit, letaknya menyebar di dalam insula
pancreatica
• Kapiler; insula kaya akan vascularisasi
• Sel sentro asinar; terlihat di beberapa asini
(Eroschenko. 2008)
3) Fisiologi Pankreas
Komponen endokrin pankreas tersebar di seluruh organ berupa sel endokrin
yang disebut insula pancreatica (pulau langerhans). Insula pancreatica
mengalirkan dua hormon utama yang mengatur kada glukosa dan metabolisme
glukosa. (Guyton, 2007)
Sel alfa (endocrinocytus alfa)
Menghasilkan hormon glukagon, yang dibebaskan sebagai respon kadar
glukosa darah yang rendah(pasca-absorptif). Glukagon mengalirkan kadar
glukosa darah dengan mempercepat perubahan glikogen, as. Amino, as.
Lemak di hepatosit menjadi glukosa.
Sel beta (endocrinocytus beta)
Menghasilkan insulin, yang pembebasannya dirangsang oleh kada glukosa
darah yang tinggi setalah makan. Insulin menurunkan kadar glukosa darah
dengan peningkatan transpor membran glukosa ke dalam hepatosit, otot,
dan sel adiposa. Insulin juga mempercepat konversi gula manjadi
12
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
13
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
membantu penimbunan glukosa di hati. Pada saat tidak makan, insulin turun.
Maka hati akan memecah glikogen menjadi glukosa dan masuk ke darah
sehingga glukosa darah dipertahankan tetap dalam kadar yang normal.
(Sherwood, 2011)
14
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
15
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
16
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
17
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Idiopati
18
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Endokrinopati
Infeksi
Diabetes mellitus
gestasional
(Soegondo, 2013)
1) Diabetes Mellitus (DM)
a) Tipe 1
b) Tipe 2
2) Diabetes mellitus kehamilan (GDM)
3) Tipe spesifik lain
a) Cacat geneti fungsi sel beta : MODY
b) Cacat genetik kerja insulin : sindrom resistensi insulin berat
c) Endokrinopati : sindrom cushing, akromegali
d) Penyakit eksokrin pancreas
e) Obat atau diinduksi secara kimia
f) Infeksi
4) Gangguan toleransi glukosa (IGT)
5) Gangguan glukosa puasa (IFG)
19
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
(Price, 2012)
20
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
21
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
4. Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit berat, kesadaran delirium, TB 154 cm, BB 40 kg
Tanda vital : TD 100/60 mmHg, HR 120x/menit, suhu 38,8oC, RR 38x/menit (nafas
cepat dan dalam)
Pemeriksaan spesifik:
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 H2O
Thorax : jantung dan paru dalam batas normal.
Abdomen : datar, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral dingin (-/-), edema (-/-)
Status lokalis : regio plantar pedis dextra :
Inspeksi : tampak luka terbuka, ukuran 2x1 cm, pus (+), hiperemis
dan edema jaringan sekitar
Palpasi : nyeri (+), krepitasi subkutis pada jaringan sekitar (-)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab:
120/80
TD 100/60 mmHg Hipotensi
mmHg
60 -
HR 120x/menit Takikardi
100x/menit
22
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
23
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
5. Pemeriksaan Laboratorium:
Glukosa darah 600 mg/dl diperiksa oleh dokter yang bertugas menggunakan
glucometer darah digital, keton urin +2, glukosa urin +4
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan laboratorium?
Jawab:
1) Hiperglikemia
24
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Pada diabetes di mana didapatkan jumlah insulin yang kurang atau pada
keadaan kualitas insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin
ada dan reseptor juga ada, tapi karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri
pintu masuk sel tetap tidak dapat terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak
dapat masuk sel untuk dibakar (dimetabolisme). Akibatnya glukosa tetap
berada di luar sel sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat
(hiperglikemia)
2) Ketonuria
Glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel lemak dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol di dalam hati -> lipolisis meningkat metabolisme
lemak meningkat jumlah asam lemak akumulasi benda keton dalam
urin meningkat ketonuria
3) Glikosuria
Hiperglikemia kemampuan reabsorpsi urin di tubulus ginjal terlampaui
dari batas normal glukosa berlebihan dalam ginjal gula masuk ke
dalam urin glikosuria
(Price, 2012)
Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal,
baik kadar glukosa darah puasa ≥126 mg/dl, kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200
mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO)
didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan ≥ 200 mg/dl. (Suyono,. 2013)
26
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
27
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi, persis sama dengan prinsip latihan jasmani
secara umum, yaitu memenuhi beberapa hal, seperti;
Frekuensi : Jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan dengan
teratur 3-5 kali per minggu
Intensitas : ringan dan sedang (60 – 70% Maximun Heart Rate)
Durasi : 30 – 60 menit
Jenis : Latihan jasmani endurans (aerobik) untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan bersepeda
d) Obat: Oral Anti diabetic golongan insulin secretagogue sulfonylurea mengingat
bahwa pada kasus ini Pasien dengan IMT yg rendah/kurus
Efek
Risiko
Mekanisme terhadap
Kelas obat hipoglike ket
kerja insulin
mi
plasma
Riwayat
efektivitas
Sulfonilurea gen. I Merangsang baik,
Meningkat ya
tolbutamide sek. insulin kenaikan
berat badan
dapat terjadi
Riwayat
efektivitas
Sulfonilurea gen.II
Merangsang baik,
glipizide Meningkat Ya
sek. Insulin kenaikan
glyburide
berat badan
dapat terjadi
Meglitinide Merangsang Meningkat Ya Kerja pendek
nateglinide sek.insulin (jarang) dengan
repaglinide hipoglikemi
lebih sedikit,
baik saat
malam
ataupun lupa
makan . efek
28
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
pascaprandial
Agen yang
dipilih untuk
DM tipe II.
Riwayat
Menurunkan efektivitas
Biguanid produksi baik,
Menurun Tidak
metformin glukosa kenaikan BB
hepatik mungkin.
Banyak
kontraindikasi
. Pantau
fungsi ginjal
Efektif untuk
pasien yang
sangat
Menurunkan resisten
Tiazolidinedione resistensi dengan
pioglitazone insulin di otot Menurun Tidak insulin.
rosiglitazone lemak dan Dosisi 1x
hepar sehari dengan
pioglitazone.
Pantau fungsi
hepar
Penghambat alfa- Digunakan
Menurunkan
glukosidase Tidak saat makan.
absobsi Tidak
acarbose berubah Efek samping
glukosa
miglitol saluran cerna
(Price, 2012)
Tatalaksana ketoasidosis
29
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Pengobatan dengan insulin (reguler) masa kerja singkat diberikan melalui infus
intravena kontinu atau suntikan intramuscular dan infus glukosa dalam air atau salin
akan meningkatkan penggunaan glukosa, mengurangi lipolisis dan pembentukan
benda keton, serta memulihkan keseimbangan asam-basa. Selain itu pasien juga
memerlukan penggantian kalium. (Price,2012)
Pada kasus ini tatalaksana ketoasidosis yang tepat adalah dengan insulin suntikan
intramuscular.
Antibiotik untuk ulkus diabetikum
Untuk ulkus diabetikum ada beberapa antibiotic yang dapat diberikan, antara lain:
Cefotaxime, ciprofloxacin, ampicilin dan meropenem (Kahuripan, 2009)
30
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Jawab:
Dubia at malam
Jika tidak ditangani dengan baik akan mengalami gagal ginjal kronik, penyakit
kardiovaskuler, stroke, dan meninggal lebih cepat.
2.6 Kesimpulan
Ny.Neni 52 tahun sengalami sesak nafas karena Ketoasidosis diabetic et causa DM tipe 2
yang tidak terkontrol.
31
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
DM tidak terkontrol
Demam Ketonemia
Ketoasidosis
Sesak nafas
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Despopoulos, A.,dan Silbernagl, S. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Fisiologi. Jakarta:
Hipokrates
32
BLOK XII TUTORIAL SKENARIO B
Guyton &. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta: EGC.
Katzung Bertram. 2002. Farmakologi dasar dan klinik. Ed. 8. Jakarta: Salemba Medika.
Price, Sylvia. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit Vol. 1 Ed. 6. Jakarta: EGC
Riyadi, Sujono & Sukarmin. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Ed. 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Soegondo S. Diagnosis dan Kalsifikasi Diabetes Mellitus Terkini. Dalam Soegondo S dkk
(eds). 2013. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta; BP FKUI.
Suyono, Slamet, dkk. 2009. Kecenderungan Peningkatan jumlah Penyandang Diabetes
Mellitus. Jakarta: BP FKUI.
Zahtamal dkk 2007, Faktor-Faktor Resiko Pada Pasien Diabetes Melitus (Berita Kedokteran
Masyarakat, Vol. 23, No. 3, September 2007), diunduh tanggal 19 Mei 2015;
http://www.berita-kedokteranmasyarakat.org
33