PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Dimyati Burhanuddin, M.Sc
Moderator : Puja Arga Marandika
Sekretaris Meja : Ikrima Kamillah
Sekretaris Papan : Retno Indah Kumala Sari
Waktu : 1. Senin, 26 September 2016
Pukul 10.00 s.d 12.30 WIB
2. Rabu, 28 September 2016
Pukul 10.00 s.d 12.30 WIB
Peraturan tutorial:
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Tidak boleh makan pada saat diskusi tutorial berlangsung
2
- Jantung: HR84x/menit reguler, bunyi jantung I dan II normal,murmur
(-),gallop (-)
- Paru: stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal, wheezing
(-), ronkhi (-)
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas: lihat status neurologi
Status Neurologi : tidak ditemukan defisit neurologis
Tes neuropsikiatrik : MMSE: 23, CDT: 2, Hachinsky: 4
Status psikiatri: dalam batas normal
Laboratorium : dalam batas normal
3
6. Keadaan spesifik
Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: simetris,retraksi tidak ada
- Jantung: HR84x/menit reguler, bunyi jantung I dan II normal,murmur
(-),gallop (-)
- Paru: stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal, wheezing
(-), ronkhi (-)
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas: lihat status neurologi
7. Pemeriksaan Tambahan
Status Neurologi : tidak ditemukan defisit neurologis
Tes neuropsikiatrik : MMSE: 23, CDT: 2, Hachinsky: 4
Status psikiatri: dalam batas normal
Laboratorium : dalam batas normal
4
b. Apa makna Tn.M mengalami pelupa yang memberat sejak 1 tahun
terakhir?
Jawab :
Maknanya bahwa telah terjadi progresivitas pada penyakit
yang di alami oleh Tn.M. Semakin memberat sejak 1 tahun terakhir
menunjukkan bahwa onset keluhan ini berlangsung secara perlahan
dan bertahap menjadi makin buruk.
Gangguan pada demensia dapat bersifat progresif atau statis,
permanen atau reversibel (Sadock, 2010).
1. Subcortical struktur
a. Hippocampus
Fungsi dari hipokampus :
1. Peta kognitif
5
2. Enkoding : berfungsi untuk encoding kenangan, kerusakan
pada hippocampus dan wilayah sekitarnya dapat
menyebabkan amnesia anterograde yaitu ketidakmampuan
untuk membentuk kenangan baru. Hippocampus juga
telibat dalam konsolidasi memori yaitu proses yang lambat
dimana memori diubah dari pendek ke memori jangka
panjang.
b. Cerebellum
Otak kecil berperan dalam pembelajaran memori prosedural,
dan motor belajar, seperti keterampilan yang memerlukan
koordinasi dan pengendalian motorik halus.Sebuah contoh dari
suatu keterampilan yang memerlukan memori prosedural yaitu
bermain alat musik, atau mengendarai mobil atau naik sepeda.
c. Amygdala
Fungsi dari amigdala :
1. Memori ketakutan pengkondisian
Amigdala yang terkait dengan kedua pembelajaran
emosional dan memori, karena kuat untuk menanggapi
rangsangan emosional, terutama rasa takut. Neuron ini
membantu dalam pengkodean ingatan emosional dan
meningkatkan mereka. Nukleus yang sentral dihubungkan
dengan tanggapan perilaku yang bergantung pada reaksi
basolateral ketakutan. Pusat nukleus amigdala juga
terhubung dengan emosi dan perilaku yang didorong oleh
makanan dan seks.
2. Memori konsolidasi
Pengalaman emosional dan peristiwa yang agak rapuh dan
mengambil waktu untuk benar-benar ditetapkan ke dalam
memori. Ini proses yang lambat, disebut sebagai
konsolidasi, memungkinkan emosi untuk mempengaruhi
cara memori disimpan. Hal ini mungkin disebabkan oleh
amigdala meningkatkan aspek emosional informasi selama
6
encoding, menyebabkan memori untuk diproses pada
tingkat yang lebih dalam dan karenanya, lebih mungkin
untuk menahan lupa.
d. Basal ganglia dan motor memori
Berhubungan dengan kognisi, seperti proses belajar, memori,
dan proses memori tak sadar, seperti keterampilan motorik dan
memori implisit.
2. Cortical struktur
a. Lobus frontal
Bagian korteks berfungsi kemampuan kita untuk merencanakan
hari, mengatur pekerjaan, jenis surat, perhatikan untuk rincian
dan mengontrol gerakan lengan dan kaki. Hal ini juga
memberikan kontribusi terhadap kepribadian dan perilaku
Anda. Lobus frontal juga terlibat dalam kemampuan untuk
mengingat apa yang perlu kita lakukan di masa depan; ini
disebut memori prospektif. Lobus frontal penting dalam
memori kerja. karena berperan dalam koordinasi informasi.
presental gyrus merupakan area motor kontralateral dari
wajah, lengan, tungkai, batang.
area Brocca's merupakan pusat bicara motorik pada lobus
dominan.
suplementari motor area untuk gerakan kontralateral kepala
dan lirikan mata.
area prefrontal merupakan area untuk kepribadian dan
inisiatif.
lobulus parasental merupakan pusat kontrol inhibisi untuk
miksi dan defikasi.
b. Lobus occipital
Lobus ini dikenal sebagai pusat persepsi visual sistem, fungsi
utama dari lobus oksipital adalah penglihatan.
c. Lobus parietal
7
Berfungsi sebagai : (1) sensasi dan persepsi (2) membangun
sistem koordinat spasial untuk mewakili dunia di sekitar kita.
Serta lobus parietal memberikan kemampuan untuk
memusatkan perhatian pada rangsangan yang berbeda pada saat
yang sama.
Gyrus postcentral : merupakan kortek sensoris yang
menerima jaras afferent dari posisi, raba dan gerakan pasif.
Gyrus angularis dan supramarginal : hemisfer dominan
merupakan bagian area bahwa Wernic’s, dimana masukkan
auditori dan visual di integrasikan. Lobus non dominan
penting untuk konsep " body imge", dan sadar akan
lingkungan luar.
d. Lobus temporal
Lobus dalam korteks ini lebih erat berkaitan dengan memori
dan khususnya memori otobiografi. Berfungsi sebagai
recognition memory yang terdiri dari familitiary component
dan recollective component
kortek auditori terletak pada permukaan gyrus temporal
superior ( = gyrus Heschl). Hemisfer dominan penting
untuk pendengaran bahasa, sedang hemisfer non - dominan
untuk mendengar nada, ritme dan musik.
gyrus temporalis media & inferior berperan dalam fungsi
belajar & memori.
lobus limbic : terletak pada bagian inferior medial lobus
temporal, termasuk hipokampus & gyrus parahipokampus.
Sensasi olfaktoris melalui jaras ini, juga emosi / sifat
efektif. Serabut olfaktori berakhir di uncus.
jaras visual melalui bagian dalarn lobus temporal sekitar
cornu posterior ventrikel lateral
8
Encoding merupakan awal dari proses penyimpanan informasi di
otak(memory). Encoding juga didefinisikan sebagai kemampuan
untuk menerjemahkan berbagai informasi yang diterima agar dapat
dipahami dan disimpan dalam memory.
2. Retrieval
Retrival adalah kemampuan untuk menyusunkembali dan
mengeluarkan berbagai informasi yang telah tersimpan memory.
3. Recall : kemampuan menggambarkan suatu informasi dengan kata-
kata sendiri secara bebas.
4. Recognition : kemampuan untuk menetapkan satu pilihan di antara
pilihanpilihan yang ada
5. Relearning : berarti ‘belajar kembali’. Yaitu hal-hal yang
sebetulnya pernah bisa dikerjakan, dipelajari lagi untuk tujuan-
tujuan tertentu (Snell, 2012).
-cerebellum
Motor -ganglia basalis
implisit -second motor cortex
Emosi amigdala
9
Fungsi kognitif juga merupakan kemampuan atensi, memori,
pertimbangan, pemecahan masalah, serta kemampuan eksekutif
seperti merencanakan, menilai, mengawasi dan melakukan evaluasi.
Domain Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif terdiri dari:
a. Atensi
Atensi adalah kemampuan untuk bereaksi atau memperhatikan satu
stimulus dengan mampu mengabaikan stimulus lain yang tidak
dibutuhkan. Atensi merupakan hasil hubungan antara batang otak,
aktivitas limbik dan aktivitas korteks sehingga mampu untuk fokus
pada stimulus spesifik dan mengabaikan stimulus lain yang tidak
relevan. Konsentrasi merupakan kemampuan untuk
mempertahankan atensi dalam periode yang lebih lama. Gangguan
atensi dan konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif lain
seperti memori, bahasa dan fungsi eksekutif.
b. Bahasa
Bahasa merupakan perangkat dasar komunikasi dan modalitas
dasar yang membangun kemampuan fungsi kognitif. Jika
terdapatgangguan bahasa, pemeriksaan kognitif seperti memori
verbal dan fungsi eksekutif akan mengalami kesulitan atau tidak
dapat dilakukan.
Fungsi bahasa meliputi 4 parameter, yaitu:
1. Kelancaran
Kelancaran mengacu pada kemampuan untuk menghasilkan
kalimat dengan panjang, ritme dan melodi yang normal.
Metode yang dapat membantu menilai
kelancaran pasien adalah dengan meminta pasien menulis atau
berbicara secara spontan.
2. Pemahaman
Pemahaman mengacu pada kemampuan untuk memahami
suatu perkataan atau perintah, dibuktikan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan perintah tersebut.
10
3. Pengulangan
Kemampuan seseorang untuk mengulangi suatu pernyataan
atau kalimat yang diucapkan seseorang.
4. Penamaan
Merujuk pada kemampuan seseorang untuk menamai suatu
objek beserta bagian-bagiannya.Gangguan bahasa sering
terlihat pada lesi otak fokal maupun difus, sehingga merupakan
gejala patognomonik disfungsi otak. Penting bagi klinikus
untuk mengenal gangguan bahasa karena hubungan yang
spesifik antara sindroma afasia dengan lesi neuroanatomi.
c. Memori
Fungsi memori terdiri dari proses penerimaan dan penyandian
informasi, proses penyimpanan serta proses mengingat. Semua hal
yang berpengaruh dalam ketiga proses tersebut akan
mempengaruhi fungsi memori. Fungsi memori dibagi dalam tiga
tingkatan bergantung pada lamanya rentang waktu antara stimulus
dengan recall, yaitu:
1. Memori segera (immediate memory), rentang waktu antara
stimulus dengan recall hanya beberapa detik. Disini hanya
dibutuhkan pemusatan perhatian untuk mengingat (attention)
2. Memori baru (recent memory), rentang waktu lebih lama yaitu
beberapa menit, jam, bulan.
3. Memori lama (remote memory), rentang waktunya bertahun-
tahun bahkan seusia hidup.
Gangguan memori merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan
pasien. Istilah amnesia secara umum merupakan efek fungsi
memori. Ketidakmampuan mempelajari materi baru setelah brain
insult disebut amnesia anterograd. Sedangkan amnesia
retrogradmerujuk pada amnesia pada yang terjadi sebelum brain
insult. Hampir semua pasien demensia menunjukkan masalah
memori pada awal perjalanan penyakitnya. Tidak semua gangguan
memori merupakan gangguan organik. Pasien depresi dan ansietas
11
sering mengalami kesulitan memori. Istilah amnesia psikogenikjika
amnesia hanya pada satu periode tertentu, dan pada pemeriksaan
tidak dijumpai defek pada recent memory.
d. Visuospasial
Kemampuan visuospasial merupakan kemampuan konstruksional
seperti menggambar atau meniru berbagai macam gambar (misal :
lingkaran, kubus) dan menyusun balok-balok. Semua lobus
berperan dalam kemampuan konstruksi dan lobus parietal terutama
hemisfer kanan berperan paling dominan.
Menggambar jam sering digunakan untuk skrining kemampuan
visuospasial dan fungsi eksekutif dimana berkaitan dengan
gangguan di lobus frontal dan parietal.
e. Fungsi eksekutif
Fungsi eksekutif dari otak dapat didefenisikan sebagai suatu proses
kompleks seseorang dalam memecahkan masalah persoalan baru.
Proses ini meliputi kesadaran akan keberadaan suatu masalah,
mengevaluasinya, menganalisa serta memecahkan / mencari jalan
keluar suatu persoalan (Kopelman, 2002).
2. Tn.M tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari dan sering tersesat dalam
6 bulan terakhir.
a. Apa makna Tn.M sudah mulai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-
hari?
Jawab :
Makna Tn.M sudah mulai tidak bisa melakukan aktivitas
sehari-hari adalah telah terjadinya abnormalitas ADL (activity of daily
living) yang contohnya adalah makan, minum, mandi, tidur dan
kegiatan rutin yang dilakukan sehari – hari. Gejala pelupa yang
dialami Tn. M telah memasuki tingkat keparahan moderate yang
ditandai dengan sering tersesat (tidak ingat dimana alamat rumahnya)
dan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
12
Selain itu juga untuk menyingkirkan diagnosis MCI (Mild
Cognitive Impairment) dimana pada MCI tidak terjadi penurunan
ADL. (Sadock, 2010)
3. Sejak 3 bulan yang lalu, Tn.M sering menanyakan sesuatu yang baru saja
dikerjakan.
a. Apa makna Tn.M menanyakan sesuatu yang baru saja terjadi ?
Jawab :
Kemungkinan Tn.M mengalami gangguan recent memory.
Dimana pada gangguan recent memory akan sulit untuk mengingat
kembali apa yang sudah terjadi dalam beberapa menit, jam dan hari
yang lalu (Kempler, D. 2005).
13
a. Apa makna Tn.M tidak memiliki riwayat hipertensi dan stroke
sebelumnya ?
Jawab :
Makna riwayat hipertensi dan stroke disangkal dapat
menyingkirkan diagnosis banding mengenai demensia vaskuler.
Karena demensia vaskuler paling sering ditemukan pada pria,
terutama mereka dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya atau
faktor resiko kardiovaskular lain (Sadock, 2010).
c. Apa makna Tn.M tidak memiliki riwayat keluarga yang sakit serupa?
Jawab :
Tidak adanya riwayat penyakit demensia keluarga
menunjukkan bahwa penyakin yang dialami Tn.M bukan dari faktor
genetik. Namun, beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi
kasus alzheimer diturunkan melalui gen autosomal dominant. Individu
keturunan garis pertama pada keluarga penderita alzheimer
14
mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar
dibandingkan kelompok kontrol normal. (Iskandar, 2012)
15
danfaktor resiko kardiovaskuler lainnya. Gangguan terutama
mengenai pembuluh darah serebral berukuran kecil dan sedang
yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkhim multipel
yang menyebar luas pada otak.Penyebab infark berupa oklusi
pembuluh darah oleh plaq arteriosklerotik atau tromboemboli dari
tempat lain( misalnya katup jantung). Pada pemeriksaan akan
ditemukan bruit karotis, hasil funduskopi yang tidak normal atau
pembesaran jantung. (Guillot, 1998; Desmond, 1993).
3. Penyakit Binswanger
Dikenal juga sebagai ensefalopati arteriosklerotik subkortikal,
ditandai dengan ditemukannya infark-infark kecil pada subtansia
alba yang juga mengenai daerah korteks serebri.Dulu dianggap
penyakit yang jarang terjadi tapi dengan pencitraan yang
canggihdan kuat seperti resonansi magnetik (Magnetic Resonance
Imaging; MRI) membuat penemuan kasus ini menjadi lebih
sering.
4. Penyakit Pick
Penyakit Pick ditandai atrofi yang lebih banyak dalam daerah
frontotemporal. Daerah tersebut mengalami kehilangan neuronal,
gliosis dan adanya badan Pick neuronal, yang merupakan massa
elemen sitoskeletal. Badan Pick ditemukan pada beberapa
spesimen postmortem tetapi tidak diperlukan untuk
diagnosis.Penyebab dari penyakit Pick tidak diketahui.Penyakit
Pick berjumlah kira-kira 5% dari semua demensia
ireversibel.Penyakit ini paling sering pada laki-laki, khususnya
yang memiliki keluarga derajat pertama dengan penyakit
ini.Penyakit Pick sukar dibedakan dengan demensia Alzheimer.
Walaupun stadium awal penyakit lebih sering ditandai oleh
perubahan kepribadian dan perilaku, dengan fungsi kognitif lain
yang relatif bertahan. Gambaran sindrom Kluver-Bucy
(contohnya: hiperseksualitas, flaksiditas, hiperoralitas) lebih
16
sering ditemukan pada penyakit Pick daripada pada penyakit
Alzheimer.
5. Penyakit Jisim lewy (Lewy body diseases)
Penyakit Jisim Lewy adalah suatudemensia yang secara klinis
mirip dengan penyakit Alzheimer dan sering ditandai oleh adanya
halusinasi, gambaran parkinsonisme, dan gejala
ekstrapiramidal.Inklusi Jisim Lewy ditemukan di daerah korteks
serebri.Insiden yang sesungguhnya tidak diketahui.Pasien dengan
penyakit Jisim Lewy ini menunjukkan efek yang ketika diberi
pengobatan dengan antipsikotik.
6. Penyakit Huntington
Penyakit Huntington secara klasik dikaitkan dengan
perkembangan demensia.Demensia pada penyakit ini terlihat
sebagai demensia tipe subkortikal yang ditandai dengan
abnormalitas motorik yang lebih menonjol dan gangguan
kemampuan berbahasa yang lebih ringan dibandingkan demensia
tipe kortikal. Demensia pada penyakit Huntington menunjukkan
perlambatan psikomotor dan kesulitan dalam mengerjakan
pekerjaan yang kompleks, akan tetapi memori, bahasa, dan tilikan
relatif utuh pada stadium awal dan pertengahan penyakit. Dalam
perkembangannya, demensia menjadi lengkap dan gambaran
klinis yang membedakannya dengan demensia tipe Alzheimer
adalah tingginya insiden depresi dan psikosis, selain gangguan
pergerakan berupa gambaran koreoatetoid klasik.
7. Penyakit Parkinson
Sebagaimana pada penyakit Huntington, Parkinsonisme
merupakan penyakit pada ganglia basalis yang biasanya dikaitkan
dengan demensia dan depresi. Diperkirakan 20 hingga 30 persen
pasien dengan penyakit Parkinson mengalami gangguan
kemampuan kognitif.Gerakan lambat pada pasien dengan
penyakit Parkinson sejajar dengan perlambatan berpikir pada
17
beberapa pasien, suatu gambaran yang sering disebut oleh para
klinis sebagai bradifrenia (Sadock, 2010).
5. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis,GCS E4M6V5
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, Nadi:84x/menit, RR:22x/menit,T:36,5oC
a. Bagaimana intrepretasi dari hasil pemeriksaan fisik ?
Jawab :
Tanda Nilai normal Interpretasi
GCS:15 ( E 4 M 6 V 5) 15 Normal
TD:120/80 mmhg, 130/90 mmHg Normal
6. Keadaan spesifik
Kepala: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher: tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: simetris,retraksi tidak ada
- Jantung: HR 84x/menit reguler, bunyi jantung I dan II normal,murmur
(-),gallop (-)
- Paru: stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal, wheezing
(-), ronkhi (-)
Abdomen: datar, lemas, nyeri tekan tidak ada, bising usus normal
Ekstremitas: lihat status neurologi
18
Jawab :
Pemeriksaan Interpretasi
Kepala: konjungtiva tidak anemis, Normal
sklera tidak ikterik
7. Pemeriksaan Tambahan
Status Neurologi : tidak ditemukan defisit neurologis
Tes neuropsikiatrik : MMSE: 23, CDT: 2, Hachinsky: 4
Status psikiatri: dalam batas normal
Laboratorium : dalam batas normal
19
MMSE 23, MMSE 23: Gangguan kognitif
ringan
20
untuk tiap benda yang diulang dengan benar.
6) Menunjukkan dua buah benda kepada pasien lalu memintanya
menyebutkan nama benda-benda tersebut. Berikan skor 1 untuk
tiap benda yang disebutkan namanya dengan benar.
7) Meminta pasien mengulang kalimat yang Anda ucapkan, yaitu
namun, tanpa, bila. Berikan skor 1 bila kalimat ditirukan dengan
benar. Bila pasien tidak dapat menirukan, boleh diulang satu kali
saja. Berikan skor 0 bila pasien tidak dapat menirukannya.
8) Meminta pasien mengikuti perintah Anda untuk melakukan 3 hal
secara berurutan. Berikan skor 1 untuk tiap perintah yang
dilakukan pasien dengan benar.
9) Meminta pasien membaca sebuah kalimat perintah yang tertulis
pada sebuah kertas lalu melakukan apa yang diperintahkan.
Berikan skor 1 bila pasien bisa melakukan tindakan sesuai yang
tertulis di kertas.
10) Meminta pasien menulis kalimat secara spontan pada sebuah
kertas kosong. Kalimat harus mengandung subjek dan kata kerja
serta masuk akal. Tata cara penulisan tidak dinilai. Berikan skor 1
bila pasien bisa menulis kalimat dengan benar.
11) Meminta pasien mencontoh gambar dua buah pentagon yang
bersinggungan yang Anda tunjukkan. Berikan skor 1 untuk
gambar yang menunjukkan 10 segi pada dua pentagon dan
persinggungan antara kedua pentagon tersebut. Bila gambar
pasien berbeda posisinya dengan gambar asli tidak menjadi
masalah.
12) Mahasiswa menjumlahkan skor yang diperoleh pasien
simulasi/probandus.
13) Mahasiswa melakukan interpretasi hasil tes MMSE tersebut.
21
> 25 Decreased odds of dementia
22
Mengenali ( ) Pasien diminta menyebutkan kembali 3 nama Nilai 3
Kembali benda di atas
Bahasa
Total ( ) (30)
(Karyoleksono, 1998).
2. Cara Pemeriksaan CDT (Clock Drawing Test)
CDT adalah ukuran neuropsikologi umum yang sensitif
terhadap perubahan kognitif dan keterampilan fungsional misalnya
mengemudi, sehingga CDT dianjurkan sebagai komponen utama
dalam penilaian keselamatan mengemudi pada orang usia lanjut
oleh National Highway Traffic SafetyAdministration (NHTSA)
bagian dari American Medical Association.
a. Instruksi
23
1. Letakkan 1 helai kertas HVS ukuran letter dan pensil (tanpa
penghapus) di meja.
2. Minta pasien membuat jam dinding bulat ukuran-ukuran
besar lengkap dengan angka-angkanya.
3. Bila instruksi no 2 telah selesai dikerjakan, mintalah pasien
menggambarkan jarum jam yang menunjukkan waktu pukul
“sebelas lewat sepuluh menit”
b. Penilaian
Sistem penilaian 4 angka
Komponen yang dinilai Nilai
Ke 12 angka lengkap 1
Total Nilai 4
24
Riwayat dan gejala Skor
Awitan mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan klinis fluktuatif 2
Kebingungan malam hari 1
Kepribadian relatif terganggu 1
Depresi 1
Keluhan somatik 1
Emosi labil 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat penyakit serebrovaskuler 2
Arteriosklerosis penyerta 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gajala neurologi fokal 2
Skor ini berguna untuk membedakan demensia Alzheimer
dengan demensia vaskular. Bila skor ≥7: demensia vaskular. Skor
≤4: penyakit Alzheimer. (Kalat,2011)
25
1) Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari
informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya)
2) Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut;
a) Afasia (gangguan bahasa)
b) Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
motorik walaupun fungsi motorik utuh)
c) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi
benda walaupun fungsi sensorik utuh
d) Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu merencanakan,
mengorganisasi, mengurutkan dan abstrak)
26
Kode didasarkan pada tipe onset dan ciri yang menonjol;
Tanpa gangguan perilaku ; Jika ganguan kognitif tidak disertai dengan
gangguan perilaku yang bermakna secara klinis
Dengan gangguan perilaku ; Jika gangguan kognitif disertai gangguan
perilaku yang bermakna secara klinis (misalnya keluyuran, agitasi)
Catatan cara ; Penyakit Alzheimer ditulis pada aksis 3. Gejala klinis lain
yang menonjol yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer,s didiagnosis
pada aksis I ( misalnya gangguan mood yang berkaitan dengan penyakit
Alzheimer, dengan depresi yang menonjol, dan perubahan kepribadian yang
berhubungan dengan penyakit Alzheimer, tipe agresif)
(Sadock, 2010; APA, 2005; Rusdi, 2013).
27
1. MRI : terdapat Atrofi Medio Basal Temporal Sinistra
28
ditemukan tiga cetakan gen protein prekusor amiloid, dan pada kelainan
dengan mutasi yang terjadi pada kodon 717 dalam gen protein prekusor
amiloid, suatu proses patologis yang menghasilkan deposit protein
beta/A4 yang berlebihan. Bagaimana proses yang terjadi pada protein
prekusor amiloid dalam perannya sebagai penyebab utama penyakit
Alzheimer masih belum diketahui, akan tetapi banyak kelompok studi
yang meneliti baik proses metabolisme yang normal dari protein
prekusor amiloid maupun proses metabolisme yang terjadi pada pasien
dengan demensia tipe Alzheimer untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3. Gen E4 multipel
Sebuah penelitian menunjukkan peran gen E4 dalam perjalanan
penyakit Alzheimer.Individu yang memiliki satu kopi gen tersebut
memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar daripada individu yang
tidak memiliki gen E4 tersebut, dan individu yang memiliki dua kopi
gen E4 memiliki kemungkinan delapan kali lebih besar daripada yang
tidak memiliki gen tersebut. Pemeriksaan diagnostik terhadap gen ini
tidal direkomendasikan untuk saat ini, karena gen tersebut ditemukan
juga pada individu tanpa demensia dan juga belum tentu ditemukan
pada
4. Neuropatologi
Penelitian neuroanatomi otak klasik pada pasien dengan penyakit
Alzheimer menunjukkan adanya atrofi dengan pendataran sulkus
kortikalis dan pelebaran ventrikel serebri.Gambaran mikroskopis klasik
dan patognomonik dari demensia tipe Alzheimer adalah plak senilis,
kekusutan serabut neuron, neuronal loss (biasanya ditemukan pada
korteks dan hipokampus), dan degenerasi granulovaskuler pada sel
saraf.Kekusutan serabut neuron (neurofibrillary tangles) terdiri dari
elemen sitoskletal dan protein primer terfosforilasi, meskipun jenis
protein sitoskletal lainnya dapat juga terjadi. Kekusutan serabut neuron
tersebut tidak khas ditemukan pada penyakit Alzheimer, fenomena
tersebut juga ditemukan pada sindrom Down, demensia pugilistika
(punch-drunk syndrome) kompleks Parkinson-demensia Guam,
29
penyakit Hallervon-Spatz, dan otak yang normal pada seseorang dengan
usia lanjut. Kekusutan serabut neuron biasanya ditemukan di daerah
korteks, hipokampus, substansia nigra, dan lokus sereleus.
5. Neurotransmiter
Neurotransmiter yang paling berperan dalam patofisiologi dari
demensia Alzheimer adalah asetilkolin dan norepinefrin.Keduanya
dihipotesis menjadi hipoaktif pada penyakit Alzheimer.Beberapa
penelitian melaporkan pada penyakit Alzheimer ditemukannya suatu
degenerasi spesifik pada neuron kolinergik pada nukleus basalis
meynert. Data lain yang mendukung adanya defisit kolinergik pada
Alzheimer adalah ditemukan konsentrasi asetilkolin dan
asetilkolintransferase menurun.
6. Penyebab potensial lainnya
Teori kausatif lainnya telah diajukan untuk menjelaskan perkembangan
penyakit Alzheimer.Satu teori adalah bahwa kelainan dalam pengaturan
metabolisme fosfolipid membran menyebabkan membran yang kurang
cairan yaitu, lebih kaku dibandingkan dengan membran yang normal.
Penelitian melalui spektroskopik resonansi molekular (Molecular
Resonance Spectroscopic; MRS) mendapatkan kadar alumunium yang
tinggi dalam beberapa otak pasien (Sadock, 2010; Tzourio, 2002).
30
dimaksimalkan dengan cara membantu pasien mengenali aktivitas yang
memungkinkan fugsinya berjalan dengan sukses. Pengkajian psikodinamik
terhadap fungsi ego defektif dan keterbatasan kognitif juga dapat berguna
(Sadock, 2010).
FARMAKOLOGI
Obat-obat demensia adalah seperti berikut:
Nama obat Golongan Indikasi Dosis Efek samping
Donepezil Penghambat Demensia Dosis awal 5 Mual, muntah,
kolinesterase ringan- mg/hr, setelah 4- diare, insomnia
sedang 6 minggu
menjadi 10 mg/hr
Galantamine Penghambat Demensia Dosis awal 8 Mual, muntah,
kolinesterase ringan- mg/hr, setiap diare,
sedang bulan dinaikkan 8 anoreksia
mg/hr sehingga
dosis maksimal
24 mg/hr
Rivastigmin Penghambat Demensia Dosis awal 2 x Mual, muntah,
e kolinesterase ringan- 1.5 mg/hr. Setiap pusing, diare,
sedang bulan dinaikkan 2 anoreksia
x 1.5 mg/hr
hingga maksimal
2 x6mg/hr
Memantine Penghambat Demensia Dosis awal 5 Pusing, nyeri
reseptor sedang- mg/hr, stelah 1 kepala,
NMDA berat minggu dosis konstipasi
dinaikkan
menjadi 2x5
mg/hr hingga
maksimal 2 x 10
mg/hr
(Katzung. 2010)
31
Doneepezil ditoleransi dengan baik dan digunakan secara luas.
Rivastigmin dan galantamin tampaknya cenderung lebih menyebabkan
efek simpang gastrointestinal dan neuropsikiatri daripada donepezil. Tak
satu pun obat-obatan tersebut yang mampu mencegah degenerasi neuron
progresif pada gangguan ini. Memantin, suatu obat baru yang
memengaruhi metabolisme glutamat dan meupakan obat baru yang
menjanjikan (Sadock, 2010).
32
Kompetensi 2 (Penyakit Alzheimer)
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit
tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan
pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan. (Kemenkes RI. 2014).
2.6 Kesimpulan
Tn.M 68 tahun mengalami keluhan pelupa, tidak bisa melakukan
aktivitas sehari-hari dan sering tersesat karena mengalami Probable Demensia
Alzheimer.
33
Tn.M 68 tahun Faktor usia
Tidak bisa
Probable Demensia melakukan
Alzheimer aktivitas sehari-
hari
Sering
tersesat
DAFTAR PUSTAKA
34
Desmond, DW.1993. Risk Factor For Cerebrovascular Disease as Correlates of
Cognitive Function. Arch Neurology 50: 162-6.
Elvira, S. 2015. Buku Ajar Psikiatri Ed.2. Badan Penerbit FK UI. Jakarta.
Guillot, F. 1998. Ischemic Stroke for Dementia Vascular. Stroke 98(1): 1421-30.
Katzung, Betram G. 2010. Farmakologi Dasar & Klinik, Ed. 10. EGC. Jakarta.
Kemenkes RI. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Ed. Evisi Th.2014. Depkes RI. Jakarta.
Rusdi, Maslim. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III dan DSM -5. FK Unika Atmajaya. Jakarta.
Sadock, Benjamin. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi Kedua. EGC. Jakarta.
35