Anda di halaman 1dari 34

Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014

1


PENGANTAR





Buku rancangan pengajaran (BRP) modul ETIKA KEDOKTERAN, merupakan modul dalam kurikulum
pendidikan dokter FKIK UNIB yang menekankan kompetensi ranah afektif.
Dalam perkembangan seseorang untuk dapat bekerja menjadi dokter secara professional,
mahasiswa tidak cukup hanya mempelajari ilmu biomedik, ilmu aplikasi biomedik di klinik dan di
komunitas saja, tetapi mahasiswa juga harus belajar dan berlatih berperilaku yang sesuai dengan
profesi dokter.
Modul ETIKA KEDOKTERAN merupakan modul yang secara terstruktur mengemban sebagian besar
tugas institusi pendidikan dokter untuk memperkenalkan, mengajarkan, melatih dan menguji perilaku
mahasiswa agar pada akhir pembelajarannya berperilaku sesuai kepribadian dan profesi seorang
dokter.
Pengembangan pribadi dan pengembangan seseorang menjadi profesional dalam bidang kedokteran
bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu modul ini merupakan modul berkelanjutan yang
dimulai sejak di semester 1 hingga semester terakhir. Muatan ETIKA KEDOKTERAN diberikan dalam
2 minggu pada semester 3 sebagai pengantar awal, kemudian dilanjutkan sebanyk 2-6 jam pada
setiap modul di tahap ilmu kedokteran (semester 2-6) dan diintegrasikan pula di tahap pembelajaran
klinik (semester 7-10).
Dengan bermuatan untuk melatih bioetik, maka modul ini merupakan modul integrasi dari berbagai
kompetensi yang akan dijabarkan satu-persatu di dalam pembelajaran modul.
Metoda pembelajaran yang digunakan dalam modul ini beragam, mulai dari kuliah interaktif, diskusi
kelompok, belajar mandiri, serta pleno. Lapangan pendidikan selain di kampus juga di rumah sakit,
pusat pelayanan kesehatan primer hingga di kediaman masyarakat.
Evaluasi pembelajaran dinilai selama proses pembelajaran berlangsung dan dari hasil akhir
kompetensi mahasiswa.
Mudah-mudahan modul ETIKA KEDOKTERAN ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan harapan
terjadi peningkatan kualitas dokter lulusan PSPD UNIB yang dapat memenuhi persyaratan the five
star doctoryang juga beriman dan dan mampu bersaing di era globalisasi.

Tim Penyusun Modul LokalETIKA KEDOKTERAN





Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
2


PENDAHULUAN






Mengacu pada visi dan misi Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu 2010,
diinginkan dokter lulusan FKIK Universitas Bengkulu berkualitas mandiri, berwawasan global,
menguasai iptek kedokteran, serta memiliki moral dan etika yang tinggi dan mampu memanfaatkan
sumber daya setempat.
Tujuan tersebut sesuai dengan harapan dunia internasional bahwa seorang dokter harus memiliki
predikat keterampilan the five star doctor, salah satunya adalah dokter sebagai seorang
komunikator dan menangani pasien secara holistik, sebagai manusia seutuhnya. Hal tersebut berarti
bahwa seorang dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang berpengetahuan luas di
bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, juga harus memiliki budi pekerti luhur, berkepribadian
baik, memiliki empati yang tinggi, serta mampu berkomunikasi secara efektif.
Modul Etika Kedokteran untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks
Humaniora (ETIKA KEDOKTERAN) dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan FKIK
Universitas Bengkulu dapat memenuhi hal tersebut. Ilmu yang diperoleh dari modul ETIKA
KEDOKTERAN seyogyanya dapat menjadi landasan kokoh yang akan dibina lebih lanjut pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi sampai menjadi seorang dokter.

TUJUAN MODUL
Tujuan Program Studi Pendidikan Dokter FKIK Universitas Bengkulu ialah mendidik mahasiswa
melalui serangkaian pengalaman belajar menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai
cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku dalam bidang profesinya sebagai seorang
dokter yang mampu memberikan pelayanan kesehatan strata primer yang menerapkan prinsip
kedokteran keluarga dalam suatu sistem pelayanan kesehatan nasional dan dapat bersaing secara
global. Profil dokter lulusan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Bengkulu mengacu pada
profil dokter WHO (the 5 star doctor) yang mempunyai kemampuan sebagai care provider, decision
maker, communicator, community leader, manager, juga sebagai researcher.

KOMPETENSI
Mengacu pada, kompetensi yang diharapkan dicapai oleh lulusan Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Bengkulu melalui modul etika kedokteran adalah:
Etika, moral dan profesionalisme dalam praktik
1. Memahami konsep dasar etika dan menerapkannya sebagai dasar moral dalam pelayanan
medis dan kesehatan
2. Menyadari pertimbangan etik dalam situasi khusus
3. Mengenali konflik etik dalam situasi khusus
4. Menganalisis secara sistematis dan mempertahankan pilihan etik dalam pengobatan
pasien secara individual
5. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam kebijakan kesehatan
6. Menentukan, menyuarakan dan menganalisis isu etik dalam hubungannya dengan profesi
kesehatan lainnya
7. Mengenal dan mengkaji kaitan segi hukum dan etika dalam kasus-kasus tertentu
8. Memperlihatkan dan menerapkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan pilihan
etik secara efektif dalam pengelolaan pasien
9. Memadukan keterampilan etik secara efektif dalam pengelolaan pasien
10. Mengenal dan secara efektif menghadapi perilaku tidak etis teman sejawat atau tenaga
kesehatan lain
Mengacu pada kompetensi dokter lukusan FKIK Universitas Bengkulu, mahasiswa sejak semester
awal diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan
belajar sepanjang hayat, serta memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik
individu sehat atau sakit, dan senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga
dan komunitasnya serta latar belakang sosial-budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut,

Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
3


pemahaman mengenai humaniora, perilaku dan kepribadian, dan hubungan antar manusia akan
dipelajari dan dipraktikkan dalam modul ETIKA KEDOKTERAN bersamaan dengan empati, kaidah
dasar bioetik dan komunikasi efektif. Penerapan keilmuan tersebut di lapangan berbentuk
pengalaman belajar lapangan (PBL) untuk memberi mahasiswa kesempatan mengenal masyarakat
dalam satu unit keluarga.










Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
4


KARAKTERISTIK MAHASISWA





Prasyarat
Mahasiswa yang dapat mengikuti modul ETIKA KEDOKTERAN adalah mahasiswa kedokteran
Program Studi Pendidikan Dokter lulusan SMU dan telah lulus ujian saringan masuk ke FKIK
Universitas Bengkulu.



































Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
5


SASARAN PEMBELAJARAN




SASARAN PEMBELAJARAN TERMINAL
Bila dihadapkan pada masalah/situasi/kasus kesehatan, mahasiswa yang telah menjalani modul
ETIKA empati, bioetik dan pengembangan pribadi dan profesi kedokteran dalam hubungannya
dengan pasien, keluarga, komunitas, teman sejawat dan tenaga profesional lain yang terlibat.

SASARAN PEMBELAJARAN PENUNJANG
Setelah menyelesaikan modul ETIKA KEDOKTERAN, mahasiswa PSPD UNIB mampu:
1. Mengenal isu etik dalam praktik kedokteran, mengenali pertimbangan etik yang paling relevan,
serta menerapkan konsep dan pertimbangan etik bila dihadapkan pada kasus etik.
2. Mengenali isu dan dilema etik dalam pengalaman kliniknya yang berkaitan dengan pelayanan
dan kebijakan serta mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan pakar atau
sumber lain untuk menyelesaikan pilihan etik tersebut.
3. Memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah dengan
komunikasi, hubungan interpersonal dan keterampilan klinis untuk memberikan pelayanan etik
secara efektif.


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
6


LINGKUP BAHASAN




1. Kaidah dasar bioetik dan prima facie
a. Kaidah dasar bioetik
b. Prima facie
c. Sejarah Etika Kedokteran
d. Etika terhadap teman sejawat dan profesi lain
e. Lafal sumpah dokter
f. Disiplin Kedokteran


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
7



LINGKUP BAHASAN
POKOK
BAHASAN
SUBPOKOK BAHASAN DAFTAR RUJUKAN
1. Kaidah dasar bioetik
dan prima facie
2. Etika terhadap teman
sejawat dan profesi
lain
3. Lafal Sumpah Dokter
4. Sejarah Kode Etika
Kedokteran
5. Kode Etik Kedokteran
IDI
6. Disiplin Kedokteran
Kaidah
dasar bioetik
Prima facie
Beneficence
Nonmaleficence
Autonomy
Justice
Budiningsih Y,
Purwadianto A.
Kaidah dasar
bioetik & prima
facie. Bahan
kuliah Modul
ETIKA
KEDOKTERAN
semester 1 FKUI,
2007



Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
8


METODE PENGAJARAN



Metode pengajaran pada modul ETIKA KEDOKTERAN ditekankan pada ranah afektif, selain juga
ranah pengetahuan dan psikomotor, dengan menggunakan metode pengajaran aktif mandiri dan
terintegrasi. Metode pengajaran modul ini juga berdasarkan konsep pentahapan proses
pembelajaran, yaitu tahap orientasi, tahap pelatihan, dan tahap umpan balik. Tahap awal
dilaksanakan dalam modul Etika sebanyak 20 jam dan selama 2 minggu pada semester I. Tahap
lanjutan dilaksanakan terintegrasi dengan setiap modul (semester 2-6) dan di tahap klinik (semester7-
10).

TAHAP AWAL (DALAM MODUL PDPT DAN 2 MINGGU PERTAMA DI SEMESTER 1)
I. Orientasi (perolehan ilmu pengetahuan)
Tatap muka (kuliah) interaktif, diskusi dalam kelompok, pleno dan kegiatan mandiri untuk
memperoleh informasi pokok bahasan modul ETIKA KEDOKTERAN, meliputi:
1. Kaidah dasar bioetik: beneficence, non-maleficence, autonomy, justice dan prima facie
2. Sejarah Kode Etik Kedokteran
3. Kaidah etika terhadap teman sejawat dan profesi lain
4. Lafal sumpah dokter
5. Kode Etik Kedokteran IDI
6. Disiplin Kedokteran

1. Kegiatan kelompok bertujuan:
a. Meningkatkan interaksi (berkomunikasi berlandaskan empati) dan berdiskusi dengan
benar.
b. Melakukan sharing (bertukar pendapat) atau memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.
c. Melatih kerjasama dalam kelompok.
2. Kegiatan mandiri:mahasiswa mempelajari buku ajar (textbook) atau bacaan/film yang
diianjurkan dan mencari informasi lewat perpustakaan atau internet, sesuai lingkup dan pokok
bahasan, serta menyusun laporan kegiatan perorangan/kelompok. Mahasiswa diharuskan
mempunyai buku catatan (workbook) dan mencatat perolehan ilmu pengetahuan dari
ceramah interaktif, diskusi kelompok, pleno, textbook, dan internet untuk kepentingan mereka
sendiri.
3. Pleno membahas hasil diskusi kelompok, presentasi laporan kelompok atau pembahasan
keterampilan komunikasi efektif (rekaman video) secara bersama-sama.
II. Umpan balik
Umpan balik diperoleh dari beragam kegiatan:
1. Pengamatan berkesinambungan oleh tutor dilakukan dengan menilai partisipasi
mahasiswa dalam setiap kegiatan kelompok dan penilaian terhadap catatan masing-
masing mahasiswa, serta penilaian terhadap laporan perorangan dan kelompok. Pada
waktu kegiatan kelompok tutor memberikan umpan balik yang sifatnya menambah
pengetahuan, mengubah sikap dan memperbaiki praktik mahasiswa terutama dalam
berkomunikasi.
2. Angket yang diisi mahasiswa dipakai untuk menilai kualitas tutor dan kegiatan modul.
3. Setiap akhir putaran diadakan rapat evaluasi kegiatan modul yang melibatkan anggota
timModul ETIKA KEDOKTERAN dengan tutor untuk perbaikan modul baik dari segi isi
maupun pelaksanaannya.


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014 9


MATRIKS KEGIATAN


MINGGU I


MATRIKS KEGIATAN MODUL ETIKA KEDOKTERAN
MINGGU I

Hari/ Jam
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
13 oktober 2014 14 oktober 15 oktober 16 oktober 17 oktober
08.00-09.00
K1. Pembukaan dan
pengarahan modul
(dr.hamzah)
KE3. Lafal
Sumpah Dokter
(dr.hamzah)
KE5. Etika terhadap
teman sejawat dan
profesi lain (dr.eko
rahmi)
KE6.Bioetik
dalam IPTEKDOK
(dr.marisadonna)
KE7. Etika Penelitian
Pada Hewan < dr. Slvia
rianisa putri)
09.00-10.00
KE1. Sejarah Etika Kedokteran
(dr.hamzah)
10.00-11.00 KE2. Kaidah Bioetika
(dr.Wahyu)
KE4. KODEKI
IDI(dr.supardi)
BM BM
BM
11.00 - 12.00
12.00 - 13.00 ISHOMA
13.00-14.00
DK I PEMICU 1 BM
DK 2 PEMICU 1
PLENO 1
(dr.wahyu
sudarsono.,mph)
BM
14.00-15.00
15.00-16.00 BM BM BM BM










Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014 10



MATRIKS KEGIATAN MODUL ETIKA KEDOKTERAN


MINGGU II

Hari/ Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
20 Oktober 21 Oktober 22 Oktober 23 Oktober 24 Oktober
08.00-
09.00
KE8.Disipln
Kedoktean
(dr.hamzah)
KE9.. Etika
Penelitian Pada
Manusia(dr.noviantik
a/dr.marisadonna)
Pemutaan VCD
sidangMKDKI
(dr.hamzah)
BM
BM
09.00-
10.00
10.00-
11.00
BM BM
UJIAN SUMATIF
ETIKA
KEDOKTERAN
11.00-
12.00
12.00 -
13.00
ISHOMA
13.00-
14.00
DK 1 PEMICU 2
DK 2 PEMICU 2
PLENO 2
(dr.Supardi/dr eko
rahmi)
BM
REMEDIAL SUMATIF
ETIKA KEDOKTERAN
14.00-
15.00
BM

15.00-
16.00
BM BM










Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
11


SARANA DAN PRASARANA







SARANA
1. Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul ETIKA KEDOKTERAN
2. Buku Pedoman Staf Pengajar (BPSP) Modul ETIKA KEDOKTERAN
3. Buku Pedoman Kerja Mahasiswa (BPKM) Modul ETIKA KEDOKTERAN
4. Layar lebar di ruang kuliah
5. LCD projector 1 buah di ruang kuliah
6. Video format switcher
7. Replacement lamp forLCD/video projector
8. Laser pointer 1 buah
9. Wireless microphone 2 buah
10. Mikrofon biasa 1 buah di ruang kuliah
11. Desktop atau laptop computer 1 buah di ruang kuliah
12. Overhead projector 1 buah di ruang kuliah
13. Videocamera 1 buah
14. Kaset video untuk shooting pelatihan komunikasi efektif dan role-play sebanyak 3 buah
15. Flipchart (termasuk kertas flipchart, spidol) untuk setiap ruang diskusi kelompok (6 buah)
16. Alat tulis kantor:
- Kertas HVS 1 rim
- Spidol boardmarker 1 kotak
- Map kertas 1 lusin
- Pulpen 1 kotak
17. VCD (film):
- Patch Adams, Clips Patch Adams
- Fasilitas pelayanan kesehatan primer
- Dokter buruk
18. Honorarium tim modul, narasumber, moderator dan tutor/fasilitator dan petugas
pelaksana

PRASARANA
1. Ruang sekretariat modul ETIKA KEDOKTERAN
2. 2 orang tenaga administrasi
3. Satu buah ruang kuliah besar dengan kapasitas 50 orang untuk kuliah interaktif dan menonton
film/video
4. Ruangan diskusi kelompok 5-6 ruangan (masing-masing 11 - 12 orang mahasiswa) per kali
putaran.
5. Lahan praktik: FKIK Universitas Bengkulu, RSUD M Yunus Bengkulu, Puskesmas Wilayah dalam
kota Bengkulu atau tempat lain yang ditentukan (di komunitas).










Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
12


SUMBER DAYA MANUSIA
Staf akademik program/modul empati terdiri atas staf pengajar tetap dan staf pengajar tidak tetap dari
berbagai cabang ilmu kedokteran nonklinik dan klinik yang bertugas sebagai narasumber, moderator
dan tutor.
1. Narasumber adalah staf pengajar yang mempunyai expertise di bidang ilmunya, berfungsi
sebagai sumber belajar pada proses belajar mahasiswa mencakup materi yang dipelajari, serta
teknik role model, self experience, dan role playing. Narasumber dapat bertindak sebagai
pembicara/pemberi kuliah dan moderator. Dalam keadaan khusus narasumber dapat berasal dari
instansi luar PSPD UNIB.
2. Tutor adalah staf pengajar yang bertindak sebagai dosen pembimbing yang bertugas
mengembangkan reasoning skill dan melakukan pengamatan berkesinambungan. Tutor dapat
juga bertindak sebagai fasilitator yang bertugas menuntun dan membantu kemudahan belajar,
memacu kemandirian, serta mengembangkan kreativitas belajar.

SUMBER BELAJAR
Untuk melaksanakan metode pembelajaran diperlukan sumber belajar yang meliputi:
1. Berbagai buku rujukan atau naskah tatap muka yang sesuai dengan pokok bahasan, tersedia di
Sekretariat Modul ETIKA KEDOKTERAN dan dipinjamkan kepada setiap kelompok mahasiswa.
2. Internet di Perpustakaan PSPD UNIB atau di tempat yang disediakan.
3. Narasumber atau tutor, serta personalia di lahan praktik (tempat kunjungan).
4. Film yang berkaitan dengan modul ETIKA KEDOKTERAN: Patch Adams, Clips Patch Adams,
Fasilitas pelayanan kesehatan primer, Dokter buruk.

PENGELOLA
Tim ModulETIKA KEDOKTERANdiketua oleh dr.Hamzah di bawah supervisi Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter dan Ketua Medical Education Unit (MEU), bekerjasama dengan seluruh
departemen di PSPD UNIB.

PELAKSANA
1. Tim Modul ETIKA KEDOKTERAN: 5 orang
2. Para staf pengajar tetap dan tidak tetap yang dapat bertindak sebagai narasumber, dosen, dan
tutor, dan beberapa staf staf pengajar sebagai tutor cadangan.
3. Tata Usaha akademik FKIK UNIB.
4. Pelaksana administrasi (sekretariat) dan teknik: 1 orang.
5. Praktikum lapangan dipimpin oleh masing-masing tutor kelompok.


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
13


Tim Modul Lokal ETIKA KEDOKTERAN
Penasehat :KPS Pendidikan Dokter UNIB
Ketua Modul :dr. H.Hamzah, MM
Anggota :dr. Suryo Bantolo
dr.Marisadonna Asteria.M.Biomed
dr. Novriantika Lestari

Sekretariat :Septi Silfiana.,A.Md
Pengawas ujian :Seluruh tim Modul


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
14


PRINSIP
Evaluasi modul ETIKA KEDOKTERAN didasarkan atas pencapaian sasaran pembelajaran serta
terdiri atas evaluasi hasil pembelajaran dan evaluasi program.

CARA DAN ALAT EVALUASI
1. Buku catatan mahasiswa dievaluasi oleh tutor setiap minggu (formatif)
2. Observasi berkesinambungan oleh tutor
Penilaian meliputi kehadiran tiap mahasiswa dan partisipasi mahasiswa dalam kelompok dengan
check list.Penilaian kegiatan kelompok diserahkan ke Sekretariat pada hari yang sama (formatif).
Sedangkan penilaian terhadap buku catatan tiap mahasiswa dilaporkan setiap akhir minggu.
3. Laporan perorangan
Merupakan laporan hasil komunikasi efektif saat praktik lapangan I. Berisi struktur komunikasi
(apakah menerapkan langkah-langkah komunikasi sesuai aturan baku), apa yang dirasakan saat
berkomunikasi (empati atau nonempati), apakah mengalami hambatan. Makalah perorangan
disampaikan kepada tutor masing-masing untuk dinilai, kemudian laporan disajikan dan dibahas
pada saat pleno.
4. Laporan kelompok
Disusun oleh kelompok setelah praktik lapangan II sesuai dengan materi/aspek-aspek ETIKA
KEDOKTERAN yang telah dipelajari. Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi atas hasil
observasi saat kunjungan, misalnya aspek etik, empati, dan lain-lain. Laporan dibahas dengan
tutor dalam kegiatan kelompok.
5. Ujian tulis
Untuk menilai apakah materi ETIKA KEDOKTERAN telah dipahami, dilakukan 2 kali ujian tulis,
dilaksanakan pada akhir minggu pertama dan kedua, berupa soal pilihan jamak (multiple choice
questions).

EVALUASI PROGRAM
Untuk mengeveluasi program digunakan:
1. Lembar penilaian terhadap tutor yang diisi oleh setiap mahasiswa di akhir modul
2. Kuesioner evaluasi terhadap modul ETIKA KEDOKTERAN diisi oleh setiap mahasiswa pada
akhir modul
3. Rapat tim modul dengan tutor

PARAMETER KEBERHASILAN
Parameter keberhasilan modul ditetapkan sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil pembelajaran
90% mahasiswa lulus dengan nilai minimal C dan rata-rata nilai bobot 2,00
2. Evaluasi program
- Semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana
- Perubahan jadwal, waktu, maupun kegiatan tidak lebih dari 10%
- Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, tutor, dan narasumber


Buku Rancangan Pengajaran, Modul ETIKA KEDOKTERAN, PSPD UNIB, 2014
15


PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN SUMATIF
Pembobotan alat evaluasi
No Jenis
Nilai
kasar
Pembobotan
Nilai
setelah
pembobotan
1. Kehadiran (absensi) 10%
2. Observasi berkesinambungan oleh tutor 20%
3. Laporan perorangan dan kelompok 20%
4. Uji tulis I 20%
5. Uji tulis II 20%
6. Praktik Lapangan 10%
Nilai akhir

Nilai akhir = Jumlah nilai setelah pembobotan
Rentang dan nilai dalam huruf:
Nilai angka Nilai huruf Nilai bobot
85 - 100 A 4.00
70 - 79 B 3.00
55 - 69 C 2.00
50 55 D 1.00
< 50 E 0.00


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
16


TUJUAN TERMINAL PENDIDIKAN DOKTER

Tujuan pendidikan dokter ialah mendidik mahasiswa melalui serangkaian pengalaman belajar
menyelesaikan suatu kurikulum, sehingga mempunyai cukup pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam bidang keprofesiannya, serta mempunyai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, untuk:
1. Melakukan profesi kedokteran dalam suatu sistem pelayanan kesehatan pemerintah dengan
pendekatan kedokteran keluarga, mencakup:
a. Mengenal, merumuskan, dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat sekarang
dan yang akan datang, serta berusaha dan bekerja untuk menyelesaikan masalah-masalah
tersebut melalui perencanaan, implementasi, dan evaluasi program-program yang bersifat
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Memecahkan masalah kesehatan pasien dengan menggunakan pengetahuan, keterampilan
klinik dan laboratorium, serta observasi dan pencatatan yang baik untuk mengidentifikasi,
mendiagnosis, melakukan tindakan medik, melakukan usaha pencegahan, meminta
konsultasi, mengerjakan usaha rehabilitasi masalah kesehatan pasien dengan berlandaskan
etika kedokteran, serta mengingat aspek jasmani, rohani dan sosio-budayanya.
c. Memanfaatkan sebaik-baiknya sumber dan tenaga lainnya dalam meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat.
d. Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan.
e. Menyadari bahwa sistem pelayanan kesehatan yang baik adalah faktor penting dalam
ekosistem yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
f. Mendidik dan mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya.
2. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai dengan
bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan sepanjang hayat.
3. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah
pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang serasi, serta menilai kemajuan secara
kritis.
4. Mengembangkan ilmu kesehatan, khususnya ilmu kedokteran dengan ikut serta dalam
pendidikan dan penelitian, serta mencari penyelesaian masalah kesehatan penderita, masyarakat
dan sistem pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan asuhan medis.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang diperlukan untuk kelangsungan
profesinya, misalnya integritas, rasa tanggungjawab, dapat dipercaya, serta menaruh perhatian
dan penghargaan kepada sesama umat manusia, sesuai dengan etika kedokteran.
6. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yangkreatif, produktif, dan bersikap terbuka, dapat
menerima perubahan dan berorientasi ke masa depan serta mendidik dan mengajak masyarakat
ke arah sikap yang sama.




Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
17


THE FIVE STAR DOCTOR / DOCTORS FOR THE FUTURE
Doctor for health: a WHO global strategy for changing medical education practice for health for all.
Adapted from Boelen C. Frontline doctors of tomorrow, World Health Organization, 1994; 47:4-5.
1. Care provider, who considers the patient holistically as an individual and as an integral part of a
family and the community and provides high quality, comprehensive, continuous and personalized
care within a longterm relationship based on trust.
2. Decision maker, who chooses which technologies to apply ethically and cost effectively while
enhancing the care he or she provides.
3. Communicator, who is able to promote healthy lifestyles by effective explanation and advocacy,
thereby enpowering individuals and group to enhance and protect their health.
4. Community leader, who having won the trust of the people among whom he or she works, can
reconcile individual and community health requirements and initiate action on behalf of the
community.
5. Manager, who can work harmoniously with individuals and organizations inside and outside the
health care system to meet the needs of the patients and communities, making appropriate use of
available health data.












Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
18


DAFTAR BUDI PEKERTI LUHUR
YANG PERLU DIMILIKI DAN DILESTARIKAN

Sivitas akademika Fakultas Kedokteran dituntut berperilaku luhur sesuai dengan profesinya kelak,
terutama jujur, terbuka, bertanggung jawab, memiliki integritas, menerima pendapat orang lain
yang berbeda, berempati, rendah hati, mandiri, dan mau belajar. Perilaku baik lainnya dapat
diamati saat tatap muka, diskusi panel, diskusi kelompok, pleno, dan kegiatan mandiri, di antaranya:
1. Jujur
2. Terbuka
3. Bertanggung jawab
4. Memiliki integritas
5. Mau menerima orang lain
sebagaimana adanya
6. Empati
7. Rendah hati
8. Mandiri
9. Berkemauan kuat
10. Memiliki disiplin diri
11. Tekun dan teliti
12. Gigih/ulet
13. Tabah, tegar dan tangguh
namun cukup fleksibel
14. Bersemangat
15. Berhati lembut & lentur
16. Bijaksana
17. Mampu
mempertimbangkan
dampak positif dan negatif
dari berbagai alternatif
pilihan yang
memungkinkan
18. Berpikir jauh ke depan

19. Cerdik
20. Cermat
21. Efisien
22. Beriman
23. Kreatif/inovatif
24. Bersahaja
25. Produktif
26. Mampu beradaptasi
dalam berbagai situasi
yang berbeda
27. Mampu mengisi berbagai
peran diri (contoh:
sebagai dokter,
suami/istri, orang tua, dan
berbagai peran lainnya)
secara optimal
28. Menghargai karya/ buah
pikiran orang lain
29. Selalu mawas diri
30. Mengenal kemampuan
dan keterbatasan diri
31. Menghargai waktu
32. Pemaaf
33. Pemurah
34. Mengabdi tanpa
pamrih
35. Dapat mengendali-kan diri

36. Rajin
37. Ramah tamah
38. Rasa kasih sayang tanpa
pamrih
39. Rasa percaya diri
40. Rela berkorban
41. Sabar
42. Bersikap adil
43. Bersikap hormat
44. Bersikap tertib
45. Sopan santun
46. Sportif
47. Bersusila
48. Selalu menepati janji
49. Dinamis
50. Bersyukur
51. Bersikap konstruktif
52. Berani memikul risiko
53. Mau belajar
54. Peduli
55. Mampu bekerjasama
dalam tim
56. Memiliki sifat keutamaan
pemimpin
57. Loyal pada pemimpin
yang adil dan amanah
58. Orientasi kerakyatan
59. dsb




Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
19


DAFTAR RUJUKAN


Kaidah dasar bioetik
1. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik danupaya menyuburkan pikiran kritis mahasiswa
kedokteran. Bahan kuliah Modul ETIKA KEDOKTERAN semester 1 FKUI, 2007
2. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilema etik dan penyelesaian kasus
konkrit etik. Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetika & Humaniora Kesehatan Indonesia, Jakarta,
2004.
3. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran, 2005.
4. Beuchamp TL, Childress JF. Principles of biomedical ethics 4
th
ed. New York: Oxford University
Press 1994
5. Mappes TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981
6. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc. 2000
7. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran






Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
20


PERATURANAKADEMIK

Modul Empati & Bioetik untuk Pengembangan Pribadi dan Profesi Kedokteran dalam konteks
Humaniora (ETIKA KEDOKTERAN) wajib diikuti oleh semua mahasiswa PSPD UNIB.

Ketentuan umum
1. Setiap mahasiswa wajib mentaati ketentuan yang tercantum dalam Panduan Akademik Universitas
Bengkulu 2010/2011, Panduan Akademik PSPD UNIB 2010/2011, serta segala ketentuan yang
dikeluarkan oleh Ketua prodi PSPD UNIB.
2. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tatakrama/sopan santun pergaulan dalam segala
tingkah lakunya, termasuk bersikap sopan terhadap sesama anggota sivitas akademika dan
masyarakat sekitar.
3. Setiap mahasiswa wajib berpenampilan rapi dalam berpakaian dan dengan potongan rambut yang
pantas sesuai dengan kepribadiannya sebagai calon dokter.
4. Setiap mahasiswa harus ikut memperhatikan dan menjaga kebersihan ruang kuliah, ruang diskusi
kelompok, ruang praktikum, lingkungan sekitarnya, termasuk halaman, taman, WC/kamar mandi
yang tersedia.
5. Mahasiswa dilarang melakukan corat-coret di papan pengumuman tentang kegiatan mahasiswa.
6. Setiap mahasiswa diwajibkan mentaati peraturan-peraturan khusus yang berlaku untuk modul
ETIKA KEDOKTERAN.
7. Setiap mahasiswa wajib menjaga kehormatan dan kebanggaan almamater.

Kehadiran
1. Kehadiran untuk tiap kegiatan harus tepat waktu.
2. Mahasiswa yang terlambat 15 menit tidak diizinkan mengikuti kegiatan dan akan
diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir.
3. Pengisian daftar hadir/absensi mahasiswa dilakukan pada jam 07.45 hingga 08.00 WIB bertempat
di kegiatan yang dilaksanakan sesudah atau sebelum jam tersebut, untuk kuliah yang diadakan di
ruang kelas besar.
4. Pengisian daftar hadir kegiatan kelompok, pleno dan praktik lapangan akan diberikan oleh tutor
dan apabila mahasiswa terlambat 15 menit maka tidak diizinkan mengikutikegiatan dan akan
diperhitungkan dalam nilai akhir.
5. Bila tidak hadir harus disertai dengan alasan sah dengan menunjukkansurat sakit dari dokter atau
surat dari orangtua bila ada musibah dalam keluarga inti.
6. Kehadiran minimal 80% diperlukan untuk lulus modul ETIKA KEDOKTERAN.

Aktivitas setiap mahasiswa
1. Wajib memiliki Buku Pedoman Kerja Mahasiswa dan mengikuti setiap kegiatan modul
2. Kegiatan mandiri dilakukan di lingkungan kampus, ruang diskusi kelompok dan perpustakaan
3. Diwajibkan membuat catatan dalam sebuah buku (workbook)
4. Diwajibkan membuat laporan perorangan dan menyerahkannya kepada Tutor selambat-lambatnya
pada hari kamis minggu 2 modul ETIKA KEDOKTERAN.
5. Buku yang dipinjam harus dikembalikan selambat-lambatnya sebelum ujian tulis ke 2.
6. Lain-lain sesuai dengan peraturan akademik yang tercantum dalam Peraturan akademik.


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
21



GLOSSARY

Academic performance : kemampuan seseorang dalam mencapai tahapan akademik tertentu.

Analisis kritis : Analisis secara sistematik berdasarkan sikap terhadap materi dan
metode yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan.

Antipati : 1. penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat; 2. perasaan
menentang obyek tertentu yang bersifat personal dan abstrak.

Antropologi : ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna,
bentuk fisik, adat istiadat, dan kepercayaan (pada masa lampau).

Apresiasi : penilaian/penghargaan terhadap sesuatu.

Attitude (sikap) : 1. kecenderungan untuk bersikap dengan cara tertentu; 2. tingkahlaku
yang mencerminkan perasaan atau keyakinan; 3. suatu watak untuk
bertindak secara positif atau negatif terhadap perorangan, kelompok,
obyek, situasi, atau nilai (value); 4. suatu penilaian yang dipelajari
sehingga dapat menghasilkan perilaku yang konsisten ketika
menghadapi seseorang, sekelompok orang, obyek, atau sekelompok
obyek.

Care provider : dokter atau pelaksana perawatan yang melihat pasien secara holistik,
baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari
keluarga/komunitas serta menyediakan/ melakukan perawatan yang
berkualitas tinggi, komprehensif, berkesinam-bungan, dan
disesuaikan dengan perorangan (personalized) dalam hubungan
jangka panjang yang didasarkan atas kepercayaan.

Communicator : orang yang mampu meningkatkan cara hidup sehat dengan memberi
penjelasan dan nasehat efektif, sehingga mendorong individu dan
kelompok untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya.

Community leader : seseorang yang telah dipercayai oleh masyarakat di lingkungan
kerjanya, dapat menyatukan kebutuhan kesehatan individu dan
komunitas, serta melakukan tindakan mewakili kepentingan
komunitas tersebut.

Decision-maker : seseorang yang mampu membuat keputusan berdasarkan pemilihan
cara/teknik yang dapat dilaksanakan secara tepat, efisien/ cost-
effective, dan etisuntuk meningkatkan pemeliharaan/ perawatan yang
dilakukannya.

Empati : 1. kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran, dan
keinginan orang lain, tanpa mempengaruhi obyektivitas dalam menilai
orang tersebut; 2. kemampuan menempatkan diri ke dalam diri orang
lain untuk memahami pandangan dan perasaan orang tersebut,
sesuai dengan latar belakang pendidikan, sosial, budaya, agama,
ekonomi, etnik, dan lain-lain.

Etik/etika : 1. kumpulan asas/nilai/moralitas universal yang berkenaan dengan
akhlak atau yang serba-baik; 2. norma kebaikan yang berasal dari
pembenaran nilai-nilai yang dianut suatu golongan atau masyarakat.


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
22


Etik/etika kedokteran : etika khususnya kewajiban moral yang mendasari profesi dan praktik
kedokteran, serta melandasi segenap keputusan medik menjadi
keputusan yang benar dan serba baik.

Etik/etika profesi : etika terapan dan kesejawatan yang berlaku untuk masing-masing
profesi yang mengandung keutamaan dan keluhuran profesi.

Humaniora : ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membantu manusia untuk
bersifat lebih manusiawi dan lebih berbudaya, misalnya teologi,
filsafat, ilmu hukum, ilmu sejarah, filologi, ilmu bahasa,
kesusasteraan, ilmu kesenian, dan ilmu praktik kedokteran.

Human rights : hak-hak alamiah manusiawi yang tidak dapat dicabut dan merupakan
karunia Tuhan, karena semata-mata dimiliki manusia meliputi antara
lain kebebasan berbicara dan berpendapat, beragama dan
berkeyakinan, berserikat dan berkumpul, serta hak untuk mendapat
perlindungan yang sama di depan hukum.

Ilmiah : 1. bersifat ilmu;
2. secara ilmu pengetahuan;
3. memenuhi syarat-syarat (hukum) ilmu pengetahuan.


Ilmu pengetahuan : gabungan berbagai pengetahuan yang (science) disusun secara logis
dan sistematis yang diperoleh dengan langkah-langkah ilmiah
(observasi, identifikasi masalah, penyusunan hipotesis, eksperimen,
penyusunan teori).

Integritas : 1. keterpaduan; 2. kebulatan; 3. keutuhan; 4. jujur dan dapat
dipercaya.

Jujur : 1. lurus hati; 2. tidak curang; 3. tulus; 4. ikhlas.

Kejujuran : ketulusan (hati); kelurusan (hati).

Kepribadian (personality) : 1. sifat dan tingkahlaku seseorang yang membeda-kannya dari orang
lain; 2. integrasi karakteristik struktur, pola tingkah-laku, minat,
pendirian, kemampuan, dan potensi yang dimiliki seseorang; 3.
segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui
orang lain; 4. ciri dan cara berperilaku individu yang menerangkan
penyesuaian orang tersebut terhadap lingkungannya.

Komunikasi efektif : komunikasi yang didasarkan atas niat untuk mau mengerti lawan
bicara (empati), yaitu dengan menjadi pendengar yang baik, baik dari
segi verbal maupun bahasa tubuh, serta kemampuan melakukan
empati. Komunikasi efektif dilakukan melalui tahapan, yaitu
mendengarkan, memahami, menyetujui/menerima, melakukan
tindakan/ menanggapi respon), serta meminta umpan balik


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
23


Komitmen : janji atau tekad untuk melakukan sesuatu.

Konsisten : 1. tetap (tidak berubah-ubah); 2. taat asas;
3. ajeg

Kreatif : 1. memiliki daya cipta; 2. memiliki kemampuan untuk menciptakan.

Manager : 1. seseorang yang dapat bekerja secara harmonis dengan individu
dan organisasi di dalam dan di luar sistem pemeliharaan kesehatan
untuk mencapai kebutuhan pasien dan komunitas, dengan
menggunakan secara tepat data kesehatan yang ada; 2. orang yang
mengatur pekerjaan atau melakukan kerjasama yang baik dengan
menggunakan orang lain untuk mencapai sasaran; 3. orang yang
berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana serta
mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk
mencapai sasaran tertentu.

Manusia penalar : manusia yang berpikir logis.

Masalah ilmiah : 1. pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian yang akan
dilakukan, 2. kesenjangan yang teridentifikasi.

Moral : 1. ajaran tentang baik buruk yang diterima umum, mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban; 2. akhlak; 3. budi pekerti; 4. susila; 5.
kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, dsb; 6. isi hati atau keadaan perasaan
sebagaimana terungkap dalam perbuatan; 7. ajaran kesusilaan yang
dapat ditarik dari suatu cerita.

Motivasi : 1. dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar,
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2. usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dari perbuatannya.

Nilai (value) : ukuran kuantitatif dalam standar atau kesatuan tertentu.

Observasi : 1. pengamatan atau peninjauan secara cermat; 2. pengujian
fenomena secara berhati-hati dan dilihat dari sudut pandang
pengetahuan.

Perilaku luhur : 1. perilaku yang menjunjung tinggi moral, adat istiadat, sopan santun,
tingkah laku, nilai-nilai baik (terpuji) manusia; 2. budi pekerti yang
paling hakiki, yaitu perilaku yang meliputi sikap dan perilaku dalam
hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa,
dan alam sekitar.

Performance : kinerja tingkat pencapaian tertentu.

Plagiat : 1. pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan
menjadikannya sebagai karangan atau pendapat sendiri; 2. jiplakan.

Plagiarisme : aliran penjiplakan.

Profesional : memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya; mengharuskan
pembayaran untuk melakukannya.

Realistik : sesuai dengan kenyataan bersifat nyata atau wajar.

Riwayat alamiah

Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013
24


penyakit : adalah gambaran penyebaran penyakit mulai sebelum sakit (fase pre-
patogenesis) sampai berakhirnya proses perjalanan penyakit (fase
patogenesis)

Role model : mengambil seseorang sebagai model/contoh/suri teladan yang dapat
menjadi panutan, misalnya: guru seringkali menjadi model yang
berpengaruh terhadap muridnya sehingga murid cenderung mengikuti
tingkah lakunya.
Role playing : murid berperan sebagai orang lain sehingga dapat mengalami
perasaan orang tersebut, misalnya bagaimana rasanya menjadi ibu
seorang anak yang kekurangan gizi.
Self assessment : melakukan penilaian hasil yang telah dicapai oleh diri sendiri.

Self experiment : pengalaman langsung yang dialami/diberikan kepada murid sehingga
dapat membentuk sikap (attitude)nya.

Simpati : kecenderungan untuk merasakan perasaan, pikiran, dan keinginan
orang lain, namun karena melibatkan perasaan, seringkali
penilaiannya menjadi subyektif.

Sivitas akademika : masyarakat ilmiah atau kelompok akademik/ perguruan tinggi, yaitu
dosen dan mahasiswa.

Suportif : 1. mendukung; 2. mendorong.

Terbuka : 1. sikap perilaku yang menyebabkan keleluasaan dalam menerima
apa saja dari luar; 2. membuka diri terhadap umpan balik dan mampu
menerima informasi apa saja secara obyektif.

Tanggungjawab : 1. keadaan wajib menanggung segala sesuatunya, bila terjadi
sesuatu boleh dituntut, diperma-salahkan, diperkarakan, dsb; 2.
Bertanggung-jawab: berani memikul risiko, dinyatakan dalam perilaku
yang konsekuen, konsisten, dan tuntas.


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 25


Lampiran 7
TATA CARA KEGIATAN
KULIAH INTERAKTIF
1. Kuliah dilakukan sesuai tujuan, materi, dan alokasi waktu.
2. Bahan kuliah diberikan beberapa hari sebelumnya untuk dipelajari mahasiswa
3. Kuliah dilakukan secara interaktif dengan menitik-beratkan agar mahasiswa belajar aktif mandiri.
Mahasiswa selain mendengarkan, aktif membuat catatan dalam buku catatan mahasiswa, diberi
kesempatan mengutarakan pendapat, bersikap kritis, dan bertanya langsung untuk memperoleh
kejelasan.

KEGIATAN/DISKUSI KELOMPOK
1. Kegiatan/diskusi kelompok dipimpin oleh tutor.
2. Tutor memberi salam dan memperkenalkan diri.
3. Sebelum diskusi kelompok setiap anggota saling memperkenalkan diri.
4. Tutor menjelaskan tujuan dan cara diskusi kelompok sesuai lembar tugas.
5. Diskusi kelompok dilaksanakan sesuai dengan panduan kegiatan.
6. Tutor berusaha agar semua mahasiswa aktif berpartisipasi dalam diskusi.
7. Tutor menjaga kelancaran diskusi dan mengarahkan agar diskusi tetap mengacu pada sasaran
pembelajaran.
8. Setiap mahasiswa wajib mempunyai buku catatan untuk mencatat semua hasil diskusi
9. Diskusi dilakukan dengan tertib.
10. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat, bertanya, dan
menjawab secara bergiliran dengan tertib.
11. Setiap anggota kelompok wajib menunjukkan sikap saling menghargai serta memberi
kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapat, tidak ada dominasi individu
dalam kelompok.
12. Bila ada materi/topik yang memerlukan klarifikasi, narasumber dapat dihubungi sesuai jadwal.
13. Keputusan kelompok merupakan hasil keputusan bersama dan didukung oleh semua anggota
kelompok.
14. Laporan kelompok disampaikan pada pleno. Kelompok menunjuk juru bicara dan sekretaris yang
menyiapkan presentasi.
15. Tutor mengisi formulir kehadiran kelompok serta menilai dinamika kelompok.
16. Tutor melakukan observasi berkesinambungan terhadap setiap anggota kelompok dan
memberikan penilaian afektif.
17. Mahasiswa mengisi lembar evaluasi terhadap peran dan fungsi tutor.
PLENO
1. Pleno dipimpin moderator. Narasumber adalah dosen pemberi kuliah atau pakar dalam materi
pleno
2. Pleno dapat membahas materi kuliah untuk pemantapan pemahaman materi kuliah atau laporan
kelompok
3. Pada pemantapan pemahaman materi kuliah moderator melemparkan beberapa isu mengenai
materi untuk dibahas, mahasiswa diberi kesempatan bertanya atau memberi komentar
4. Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan laporan hasil kegiatannya, kelompok
lainnya diberi kesempatan untuk bertanya atau memberi komentar
5. Narasumber memberi asupan bilamana diperlukan
6. Di akhir diskusi moderator akan menyampaikan rangkuman atau pengarahan

Tata cara pleno I & II
1. Pleno I& II berlangsung selama 120 menit dengan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dengan pemicu I& II
2. Panitia menentukan beberapa kelompok yang akan melakukan presentasi dan beberapa
kelompok lainnya sebagai penanya wajib
3. Setiap kelompok diberi waktu 7 menit untuk presentasi dan 8 menit untuk pertanyaan/diskusi
4. Pada akhir pleno moderator menyampaikan rangkuman selama 10 menit.

Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 26


Pengantar
Etika merupakan bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat baik, dan
menginginkan hal baik dalam hidup. Berbeda dengan etika, moralitas adalah pandangan tentang
kebaikan/kebenaran dalam masyarakat. Bioetik adalah studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, dalam skala mikro maupun
makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa
mendatang. Kaidah dasar bioetik terdiri atas: sikap berbuat baik (beneficence), jangan merugikan
(nonmaleficence), menghargai otonomi (autonomy), dan sikap berbuat adil (justice). Kaidah dasar
bioetik merupakan konsep dasar etika yang sangat penting dalam profesi kedokteran/kesehatan.

Hasil yang diharapkan
Setelah diberikan kasus etik sebagai pemicu, mahasiswa mampu:
1. Memahami dan mendemonstrasikan kaidah dasar bioetik yang relevan pada kasus tersebut
2. Mendemonstrasikan cara berpikir kontekstual dalam mengajukan pendapatnya tentang kaidah
dasar bioetik yang relevan
3. Mendemonstrasikan cara memahami pendapat orang lain dalam mempertahankan kaidah dasar
bioetik yang dikemukakannya
4. Mendemonstrasikan cara berpikir deduktif logis sederhana

Lingkup bahasan
Ciri khas, konsep, dan kontekstualitas kaidah dasar bioetik:
1. Beneficence
2. Nonmaleficence
3. Autonomy
4. Justice

Tugas
1. Mahasiswa mengisi quick test dan dikumpulkan ke tutor sehari sebelumnya
2. Tutor memberikan umpan balik hasil quick test saat kegiatan kelompok
3. Mahasiswa berdiskusi untuk mendalami dan memantapkan konsep dan kontekstualitas masing-
masing kaidah dasar bioetik (beneficence, non-maleficence, autonomy, justice)
4. Mahasiswa berdiskusi untuk memantapkan ciri khas masing-masing kaidah dasar bioetik
dibandingkan dengan kaidah dasar bioetik lainnya

Rujukan
1. Purwadianto A. Segi kontekstual pemilihan prima facie kasus dilemma etik dan penyelesaian
kasus konkrit etik. Naskah pada Pertemuan Nasional III Jaringan Bioetik & Humaniora Kesehatan
Indonesia, Jakarta 2004
2. Purwadianto A. Kaidah dasar bioetik & upaya menyuburkan pemikiran kritis mahasiswa. Modul
Etika Kedokteran 2006
3. Sampurna B. Prinsip moral etika kedokteran. Modul Etika Kedokteran 2005
4. WHO SEARO Medical Ethics cases as teaching materials. Bangkok 2004
5. Beauchamp TL, Childress JF. Principles of Biomedical Ethics 4
th
ed. New York: Oxford University
Press 1994
6. Mapples TA, Zembaty JS. Biomedical ethics. New York: McGraw-Hill Book Co 1981
7. Veatch RM. The basics of bioethics. New Jersey: Prentice Hall Inc 2000
8. Suseno FM. Etika dasar edisi ke-2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius 1993
9. Khushf G. Handbook of bioethics. Dodrecht: Kuwer Academic Publisher 2004









Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 27


PEMICU KASUS ETIKA
Seorang pasien datang ke dokter bedah sebuah rs pemerintah dengan keluhan nyeri kanan
bawah, diketahui bahwa dia menderita appendicitis dan harus dioperasi. Setelah operasi pasien
tersebut masih merasa nyeri di perut kanan bawah lalu dia berobat dokter penyakit dalam.
Oleh dokter penyakit dalam dikatakan dia menderita cholelithiasis dan tidak perlu operasi
appendicotomi. Dokter tersebut cenderung menyalahkan dokter bedah yang melakukan operasi
sebelumnya. Pasien tersebut menjadi sedikit terpengaruh dan berniat untuk menuntut dokter bedah
karena dianggap malpraktek.







Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 28


PROBLEM BASED LEARNING :
PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (BDM)


A. FALSAFAH DASAR

Sebagai calon ilmuwan, mahasiswa senantiasa wajib menggunakan ilmu pengetahuan dalam
menjelaskan terjadinya suatu masalah serta penanggulangannya. Oleh karena itu dalam
pembelajaran mahasiswa, perolehan ilmu pengetahuan perlu dilatihkan bersama dengan ketrampilan
berpikir analitik yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menanggulangi masalah sesuai dengan
metode ilmiah disiplin ilmu tertentu.

Seorang dokter akan senantiasa menanggulangi masalah kedokteran pasien/masyarakat, karena itu
penerapan langkah penanggulangan masalah secara ilmiah perlu menjadi satu kemahiran, di
samping pembinaan sikap kepedulian terhadap lingkungan sejak awal. Secara khusus metode
belajar berdasarkan masalah (BDM/PBL) bertujuan memantapkan pembelajaran dengan cara
menghubungkan apa yang telah diketahui mahasiswa dengan pengetahuan baru, yang dapat
menunjukkan kesinambungan pengetahuan yang dipelajarinya. Cara pembelajaran ini sebenarnya
akan selalu dapat digunakan bahkan setelah seseorang lulus dari pendidikan dokter, karena seorang
dokter senantiasa akan menghadapi masalah, dan melakukan langkah penanggulangan masalah
dengan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran. Pemantapan pembelajaran terjadi kalau
mahasiswa dapat mengadakan elaborasi pengetahuan yang telah dikuasainya.

B. LANGKAH BDM

1. Identifikasi masalah yang terdapat pada pemicu. Istilah yang tidak jelas diklarifikasi.
2. Analisis masalah, yaitu dengan menguraikan kemungkinan faktor penyebabnya.
3. Penyusunan pertanyaan yang berkaitan dengan tiap faktor penyebab yang memerlukan
penjelasan, yang dilanjutkan dengan membuat hipotesis yang sesuai.
4. Menetapkan ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab tiap pertanyaan.
5. Menjawab pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan pengetahuan yang
sudah dimiliki.
6. Untuk pertanyaan yang belum diketahui jawabannya, dilakukan identifikasi sumber
pembelajaran yang sesuai.
7. Belajar mandiri. Hasil belajar mandiri/tugas baca dicatat dalam buku catatan.
8. Menyusun pengetahuan baru berdasarkan berbagai hal yang telah dipelajari (pengetahuan
lama dan baru).
9. Langkah BDM dapat diulang seluruhnya atau sebagian sebagaimana dibutuhkan.
10. Mengidentifikasi hal-hal yang belum dipelajari.
11. Merangkum hal-hal yang telah dipelajari.
12. Bila mungkin, menguji pemahaman pengetahuan yang didapat dengan menerapkannya pada
masalah lain.

C. PANDUAN UNTUK MAHASISWA

Berdasarkan Langkah BDM dalam butir B, Diskusi dapat dibagi menjadi Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
untuk penerapan langkah 1 s/d 7, serta Diskusi kelompok-2 untuk penerapan langkah 9 s/d 12.

Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 29


Panduan Diskusi Kelompok-1 (DK-1)
1. Untuk setiap diskusi kelompok, pilihlah Ketua dan Sekretaris secara bergilir.
2. Bacalah dengan seksama setiap uraian pemicu. Masing-masing mahasiswa membaca
sendiri.
3. Identifikasi berbagai masalah dalam pemicu tersebut.
4. Buatlah analisis masalah, yaitu kemungkinan hubungan antara berbagai isu bila ada, atau
kemungkinan mekanisme yang mendasari berbagai hal yang teridentifikasi di butir (3).
Selanjutnya disusun suatu hipotesis berdasarkan analisis masalah.
5. Susunlah sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan hubungan
tersebut, atau yang berkaitan dengan kemungkinan mekanisme yang mendasari hal tersebut
yang Saudara belum ketahui.
6. Urutkan pertanyaan tersebut secara sistematik berdasarkan pertanyaan kunci: apa,
mengapa, bagaimana dan seterusnya.
7. Tetapkan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab tiap pertanyaan.
8. Pilih pertanyaan yang sudah dapat dijawab langsung berdasarkan ilmu pengetahuan yang
Saudara miliki.
9. Untuk pertanyaan yang belum terjawab, rencanakan pencarian jawaban secara mandiri. Jika
tugas belajar mandiri dibagi dalam kelompok, setiap pertanyaan sedikitnya dijawab oleh 2-3
mahasiswa.
10. Saudara harus mencatat proses diskusi mulai dari analisis masalah (langkah 3) sampai
dengan tugas belajar mandiri (langkah 9).


Belajar mandiri (BM)
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar mahasiswa secara mandiri, yang dilaksanakan setiap
selesai diskusi kelompok. Hasil pencarian dalam belajar mandiri dicatat dalam buku catatan
Saudara. Rujukan yang digunakan dalam belajar mandiri wajib dicantumkan, yang dapat disusun
dengan sistem nomor rujukan.

Panduan Diskusi Kelompok-2 (DK-2)
1. Pilihlah Ketua dan Sekretaris Diskusi Kelompok.
2. Tiap mahasiswa melaporkan hasil tugas belajar mandirinya dengan menyebut sumber
bacaannya. Mahasiswa lainnya menyimak dan mencatat seperlunya bila ada yang perlu
dibahas.
3. Setelah semua melaporkan hasil tugas baca, dilakukan pembahasan bersama. Dalam
pembahasan, kaitkan selalu pembahasan dengan pertanyaannya.
4. Gunakan jawaban yang Saudara peroleh untuk menjelaskan masalah yang teridentifikasi
dalam pemicu.
5. Setelah seluruh kegiatan diskusi selesai, seluruh peserta kelompok menyusun/merapikan
catatan hasil tugas baca yang dikumpulkan dari masing-masing peserta (rangkuman), dalam
buku catatan masing-masing.











Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 30




EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN


TATA LAKSANA UJIAN MODUL
Penilaian modul dinilai dari 2 aspek :
1. Kognitif dan praktek dengan bobot 60%
2. Proses sikap dan attitude dengan bobot 40%

Tindak Lanjut di modul
Jika tidak lulus modul, dilakukan remedial pada akhir semester. Nilai modul sesudah remedial
maksimal C, dan nilai ini merupakan angka yang dibawa ke rapat yudisium. Tidak ada perbaikan
angka pada rapat yudisium dan tidak ada remedial pasca yudisium.

TINDAK LANJUT YUDISIUM semester genap
1. Lulus
2. Mengulang modul
3. DO

PREDIKAT KELULUSAN
IP/IPK YUDISIUM TINGKAT YUDISIUM SARJANA KEDOKTERAN
2.00 2.75 Memuaskan Memuaskan
2.76 3.50 sangat memuaskan sangat memuaskan
3.51 4.00 Penghargaan cum laude

IP/IPK YUDISIUM PROFESI
2.50 3.00 Memuaskan
3.01 3.50 sangat memuaskan
3.51 4.00 cum laude

Keterangan:
1. Lulus modul : nilai akhir 55 (C) untuk setiap modul dengan nilai steiap komponen tidak
kurang dari 55
2. Mengulang modul : Bila nilai modul kurang dari C
a. Modul yang tidak lulus harus diulang terlebih dahulu pada kesempatan pertama
sesuai jadwal program studi
b. Mahasiswa dapat melanjutkan ke modul semester selanjutnya
c. Rencana waktu pengulangan modul pada satu tahun akademik diatur oleh Ketua Sub
Program
d. Jika nilai modul sesudah mengulang modul < 55 (C), mahasiswa dikirim ke komisi
MEU untuk ditindak lanjuti terlebih dahulu.
3. DO-putus studi (sesuai dengan peraturan akademik PSPD UNIB)
a. Apabila pada evaluasi 2 (dua) semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0
(dua koma nol) dari sekurang-kurangnya 24 SKS terbaik
b. Apabila pada evaluasi 4 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua
koma nol) dari sekurang-kurangnya 48 SKS terbaik
c. Apabila pada evaluasi 8 semester pertama tidak memperoleh IP minimal 2,0 (dua
koma nol) dari sekurang-kurangnya 96 SKS terbaik
d. Apabila pada evaluasi akhir masa studi tidak memeproleh indeks prestasi minimal
dari beban studi yang dipersyaratkan dengan nilai terendah C
e. Apabila masa studi tidak dapat diselesaikan dalam waktu 1 n







Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 31


PANDUAN PENETAPAN NILAI MODUL
SUB PROGRAM ILMU KEDOKTERAN TERINTEGRASI/
INTEGRATED MEDICAL SCIENCES

Perbandingan nilai Proses : Pengetahuan = 40 : 60
Nilai minimum yang harus dicapai di setiap komponen penilaian = 55, dengan ketentuan sbb:
Nilai Proses dapat terdiri atas nilai diskusi PBL, praktikum, buku catatan, dengan
masing-masing nilai minimum = 55
Nilai Pengetahuan dapat terdiri atas berbagai nilai hasil ujian (mis ujian sumatif1, ujian
sumatif 2, ujian praktikum, dsb) dengan masing-masing ujian nilai minimum = 55
Nilai modul ditetapkan berdasarkan perhitungan bobot masing-masing nilai, sesuai
ketentuan modul yang tercantum dalam BRP

TINDAK LANJUT APABILA NILAI MINIMUM KOMPONEN TIDAK TERCAPAI
Apabila nilai minimum komponen penilaian tidak tercapai, penghitungan nilai modul tidak dapat
dilakukan. Pada saat itu nilai diadministrasikan dengan nilai I
Mahasiswa dengan nilai I diberi kesempatan mengikuti program perbaikan nilai (remedial).
Penjadwalan remedial ditetapkan oleh ketua modul, dengan memperhatikan bahwa mahasiswa
diberi kesempatan untuk menyiapkan diri dan tidak mengganggu keikutsertaan mahasiswa di
modul lain. Program remedial diselenggarakan satu kali, dan dalam KBK FKUI 2005 waktu yang
disediakan untuk program remedial adalah di akhir semester berjalan.
Proses perbaikan nilai (remedial) akan menghasilkan nilai komponen sebagai pengganti nilai
sebelumnya, dengan ketentuan nilai maksimum hasil remedial adalah 55.
Selanjutnya nilai modul dihitung berdasarkan ketentuan penghitungan nilai modul seperti yang
tercantum dalam BRP.
Apabila telah dilaksanakan proses perbaikan nilai (remedial) dan masih belum dapat mencapai
nilai minimal, maka nilai modul diadministrasikan dengan nilai <C, yang berarti modul harus
diulang di semester lain sesuai pengaturan Koordinator Tahun.

MANAJEMEN PEROLEHAN NILAI

NILAI PROSES
Nilai proses dapat terdiri atas satu/lebih penilaian berikut ini:

NILAI DISKUSI
Penilaian proses diskusi dilaksanakan oleh fasilitator, yang melakukan observasi terhadap
mahasiswa atas keseluruhan proses diskusi sepanjang pelaksanaan modul. Nilai diskusi
ditetapkan setelah pelaksanaan diskusi yang terakhir berdasarkan borang penilaian diskusi yang
ditetapkan oleh MEU (terlampir).

NILAI PRAKTIKUM
Penilaian proses praktikum dilaksanakan oleh supervisor praktikum, berdasarkan pengamatan
supervisor atas mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Metoda yang digunakan untuk
menetapkan nilai praktikum merupakan tanggung jawab penyelenggara praktikum, atas
kesepakatan dengan tim inti modul. Nilai praktikum kemudian diserahkan kepada ketua modul.


NILAI BUKU CATATAN
Penilaian terhadap buku catatan dilaksanakan oleh fasilitator, berdasarkan Panduan penilaian
buku catatan mahasiswa dalam PBL (Problem-Based Learning) yang ditetapkan oleh MEU


NILAI PENGETAHUAN

Nilai pengetahuan dapat terdiri atas satu/lebih ujian berikut ini:
UJIAN TULIS MCQ (MULTIPLE CHOICE QUESTION)
UJIAN TULIS ESSAY atau MODIFIED ESSAY
UJIAN PRAKTIKUM (KETERAMPILAN; PENGUATAN PENGETAHUAN)

TATA CARA PENETAPAN NILAI PADA UJIAN MCQ
Lembar jawaban mahasiswa dipindai di MEU dengan panduan kunci jawaban dari modul

Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 32


Proses pemindaian akan menghasilkan
Nilai mentah (raw score)
Indeks diskriminasi (discrimination index) dan faktor kesukaran (difficulty factor) masing-
masing soal ujian yang akan diserahkan MEU kepada Ketua Modul
Apabila ada permintaan penghitungan nilai dengan meng-omit (membuang) soal dengan
karakteristik tertentu, ketua modul harus mengajukan permohonan tertulis ke MEU
Keputusan tentang nilai mahasiswa ditetapkan oleh ketua modul beserta tim-nya,
berdasarkan standard setting masing-masing naskah ujian.


Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 33




DIAGRAM TATA ALIR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN
MODUL DST
Y
U
D
I
S
I
U
M
LULUS
(NILAI MODUL
55)
MENGULANG
MODUL
(DIATUR KETUA
SUBPROGRAM)
PUTUS STUDI
(DO)
SK REKTOR
478/SK/R/UI/2004
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
40% PROSES
SIKAP & ATTITUDE
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
40% PROSES
SIKAP & ATTITUDE
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
40% PROSES
SIKAP & ATTITUDE
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
NILAI MODUL
60%
KOGNITIF
40% PROSES
SIKAP & ATTITUDE
NILAI AKHIR/FINAL
PASCA REMEDIAL PADA AKHIR MODUL
LANJUT
TIDAK LULUS KOORDINATOR

Buku Pedoman Staf Pengajar Modul EBP3KH, FKUI-UNIB, 2012 - 2013 34

Anda mungkin juga menyukai