Anda di halaman 1dari 50

Buku Pegangan Tutor

MODUL TUTORIAL

Pegangan Tutor

SISTEM RESPIRASI

Penyusun
Tim Sistem Respirasi PSPD FKK UMJ

Modul PBL ini untuk dipergunakan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2020

- 1 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

KATA PENGANTAR

Buku Modul Tutorial Sistem Respirasi ini dibuat untuk memudahkan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dalam meningkatkan cara berpikir

ilmiah dan sistematis dalam memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

sistem respirasi.

Di dalam diktat ini terdapat tiga modul Tutorial yang terbagi atas : Modul 1

dengan judul “Dasar-dasar Sistem Respirasi” dilengkapi dengan 3 skenario. Modul 2

adalah modul “Batuk“ , didalamnya terdapat 3 skenario masalah batuk dan keluhan

yang berkaitan. Modul ketiga adalah modul “ Sesak Napas”, terdapat 3 skenario

masalah sesak dan keluhan yang berkaitan dengannya. Terima kasih kepada FK

UNHAS khususnya Tim Sistem Respirasi yang memberi ijin untuk mengembangkan

dan menggunakan buku ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Tim Pelaksana Sistem Respirasi UMJ

2017

- 2 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..…………………………….………………. 1

Daftar Isi…………………………………………………………………….. 2

Tata Tertib ....... ……………………………………………………………… 3

Modul 1 Dasar-dasar sistem respirasi ……………..………………………… 8

Skenario Modul 1…………………………………………………………….. 11

Modul 2 Batuk ……………………………………………..……………….. 16

Skenario Modul 2…………………………………………………………….. 20

Modul 3 Sesak Napas ……….…………………………………..…………… 35

Skenario Modul 3…………………………………………………………….. 39

- 3 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

TATA TERTIB UMUM

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi


tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat,
berbahan jeans, baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap
kegiatan berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap
kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam
proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari
bagian pendidikan.
8. Mahasiswa harus hadir pada setiap kegiatan akademik (kuliah, PBL, CSL,
Pratikum, dll)
9. Mahasiswa yang tidak hadir di kegiatan akademik karena sakit wajib
memberitahu bagian pendidikan saat itu dan selanjutnya membawa lampiran
keterangan bukti diagnosis dari dokter (diterima paling lambat 3 hari setelah
tanggal sakit).

- 4 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

TATA-TERTIB DISKUSI TUTORIAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN


DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Selain mematuhi tata tertib umum yang telah dikemukakan sebelumnya,


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi tata
tertib diskusi tutorial seperti dibawah ini :

1. Kelompok diskusi terdiri dari 10 sampai 15 mahasiswa yang diatur oleh


Bagian Pendidikan PSPD FKK UMJ.
2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor, yang juga
merupakan bagian dari kelompok diskusi.
3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.
4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota
kelompok.
5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar
balik.
6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial. Bila tidak mengikuti kegiatan
tutorial pertemuan pertama dan atau kedua tanpa alasan yang jelas
mahasiswa tidak mendapat penilaian diskusi tutorial itu.
7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.
8. Mahasiswa akan mendapatkan pretest dan post test sebelum tutorial dimulai.
9. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan ruang diskusi. Buanglah
sampah pada tempat sampah yang telah disediakan.
10. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk paper dikumpulkan ke bagian
pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan
laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno. Jika
belum mengumpulkan, tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.
11. Setiap kelompok wajib menyerahkan paper kelompoknya kepada kelompok
lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.
12. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.
13.

- 5 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

TATA TERTIB KEGIATAN DISKUSI PLENO PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Selain mematuhi tata tertib umum, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
FKK UMJ harus mematuhi tata tertib rapat pleno seperti dibawah ini :

1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai..


2. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada
bagian pendidikan maksimal 15 menit sebelum pleno dimulai.
3. Berperan aktif dalam rapat pleno. Setiap keaktifan mahasiswa akan
mendapatkan nilai.
4. Tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu yang
ditentukan.
5. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno tanpa alasan yang jelas, akan
mendapatkan sanksi tegas yang diatur kemudian.
6. Menjaga ketertiban jalannya rapat pleno.
7. Menjaga kebersihan lingkungan ruang diskusi. Buanglah sampah pada
tempat sampah yang telah disediakan.
8. Hal – hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian.

Tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam tata tertib ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana semestinya.

- 6 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB PERKULIAHAN

Bagi mahasiswa yang persentase kehadiran kuliahnya < 75 % dari seluruh jumlah
tatap muka perkuliahan (termasuk diskusi tutorial dan pleno), maka mahasiswa tidak
dapat mengikuti ujian (UTS, UAS, Ujian Teori Sistem).

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB UMUM

1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak
memperoleh pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik
tidak boleh mengikuti segala aktifitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI TUTORIAL

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama


dan atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.
2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial
dalam bentuk paper tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.

SANKSI PELANGGARAN TATA TERTIB DISKUSI PLENO

Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang diatur
kemudian.

- 7 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

MODUL

DASAR-DASAR SISTEM RESPIRASI

Penyusun:

Tim Sistem Respirasi

Diberikan pada mahasiswa semester II

Program Studi Kedokteran FKK UMJ

SISTEM RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019

- 8 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

PENDAHULUAN

Modul ini diberikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester dua yang
merupakan bagian dari pembelajaran Sistem Respirasi. Tujuan pemberian modul ini
adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menggali ilmu dasar pada
sistem respirasi, dimana pada modul ini diberikan satu skenario yang menunjukkan
suatu gejala normal pada sistem respirasi, yang banyak ditemukan. Mahasiswa
diharapkan mendiskusikan bukan hanya pada inti masalah tapi juga semua hal yang
berhubungan dengan permasalahan tersebut, yaitu tentang anatomi, histologi,
fisiologi, serta proses biokimia yang terjadi.
Sebelum menggunakan modul ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU
& TIK terlebih dahulu sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran dari modul serta tercapainya kompetensi yang diharapkan. Bahan
untuk diskusi dapat diperoleh dari bahan referensi. Kuliah pakar akan diberikan
sebelum PBL, untuk membekali diskusi PBL agar lebih terarah, yang diberikan oleh
masing-masing dosen pemberi kuliah.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
patomekanisme dan menegakkan diagnosa penyakit sistem respirasi serta
penanganannya.

Tim Penyusun

- 9 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

MODUL: DASAR-DASAR SISTEM RESPIRASI

Tujuan Instruksi Umum (TIU)


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang konsep-konsep dasar Anatomi, Histologi, Fisiologi dan Biokimia Sistem
Respirasi, sehingga dapat menjelaskan Peran Sistem Respirasi pada manusia sehat
dan yang mengalami gangguan sistem respirasi.

Tujuan Instruksi Khusus (TIK)


1. Mampu menjelaskan anatomi sistem respirasi
1.1. Menjelaskan bagian-bagian dinding toraks: Tulang, otot dan selaput yang
membungkus paru
1.2. Menjelaskan bagian – bagian saluran nafas atas dan bawah
1.3. Menjelaskan susunan anatomi bagian – bagian paru
2. Mampu menjelaskan histologi bagian - bagian sistem respirasi
3. Mampu menjelaskan fisiologi sistem respirasi
3.1. Menjelaskan mekanik pernapasan
3.2. Menjelaskan ventilasi, difusi dan perfusi sistem respirasi
3.3. Menjelaskan pengendalian pernapasan
4. Mampu menjelaskan proses biokimia pada sistem respirasi
4.1. Menjelaskan proses biokimiawi respirasi tingkat sel
4.2. Menjelaskan peran paru pada pengaturan asam basa tubuh

- 10 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

KASUS

SKENARIO 1 : Lari pagi

Nina, perempuan, usia 20 tahun, bersama adiknya Tino, laki – laki usia 17 tahun
pergi ke senayan untuk olah raga lari pagi.

Setelah berlari sekitar 200 langkah, Nina sudah lelah dan nafasnya terengah – engah
(cepat dan dalam), sedangkan Tino masih dapat berlari dengan santai

Nina memang tidak biasa berolah raga dan kebetulan pagi itu ia sedang kurang sehat
dan sering bersin.

SKENARIO 2 : Kontes tahan napas

Sejumlah pelajar kelas 6 sebuah SD di Jakarta berlomba tahan lama menahan napas.
Mereka ingin menunjukkan kemampuannya menahan napas lebih lama, tetapi tidak
satupun yang mampu bertahan lebih dari 60 detik, walaupun ada yang berusaha
menjepit hidungnya.

SKENARIO 3 : Debu dan paru-paru

Tinton, laki-laki usia 25 tahun, seorang penyapu jalan. Tiap hari ia bekerja dalam
suasana jalan yang berdebu. Suatu pagi ia memperhatikan dahak yang
dikeluarkannya pagi hari berwarna coklat. Ia khawatir paru – parunya rusak dan
memeriksakan dirinya ke dokter di Puskesmaa, tidak ada keluhan batuk dan
gangguan suara.

- 11 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

JADWAL KEGIATAN

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya
jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

2. Pertemuan kedua : diskusi kelompok. Tujuan : diskusi tutorial dipimpin oleh


mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi
oleh tutor
• Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
• Brain-storming untuk proses 1 – 3,
• Membagi tugas dan masing-masing mahasiswa menyelesaikan proses
sampai langkah 5.

1. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih


menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor.
Tujuan: untuk melaporkan hasil belajar mandiri dan mendiskusikannya dengan
anggota kelompok.

3. Pertemuan keempat: adalah diskusi kelompok mandiri


Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang
baru ditemukan. Mengolah hasil diskusi untuk dilaporkan dalam diskusi panel.
Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.

4. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel
untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-
hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar). Dilanjutkan dengan kuliah
pakar untuk memberi penjelasan dan mengisi hal-hal yang belum diungkapkan

- 12 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

FUNGSI RESPIRASI

- Fungsi Ventilasi
- Fungsi Difusi
- Fungsi Perfusi

Inspirasi
• Inspirasi tenang:
– Proses aktif
– Diafragma
– M. interkostalis eksternus
• Inspirasi kuat  otot-otot inspirasi tambahan:
– M.sternokleidomastoid
– M. skalenus

Ekspirasi
• Ekspirasi tenang:
– Proses pasif
– Gaya rekoil paru dan dinding toraks
• Ekspirasi kuat:
– Otot-otot abdominal
-- M. interkostalis eksternus

Ventilasi
• Ventilasi paru
– Volume udara keluar atau masuk dalam 1 menit
Isi alun napas (Tidal volume) x frekuensi respirasi
❖ Ruang rugi (dead space)
• Bagian saluran napas yang tidak mengalami pertukaran gas.
 Ruang rugi anatomik (Anatomical dead space)
 Ruang rugi fisiologik (Physiological dead space)

Ventilasi alveolar (alveolar ventilation)


· Volume udara yang terlibat pertukaran gas dalam 1 menit
· (Tidal volume-dead space) x frekuensi napas

Rasio ventilasi-perfusi
· Rasio antara ventilasi alveolar (4.2 L/min) dan aliran darah paru (5
L/min)
· Gaya gravitasi menyebabkan darah lebih banyak ke bawah (uneven
matching of ventilation to perfusion)

Pengembangan paru  Keseimbangan dari:


• Tarikan jaringan paru yang elastis
• Tarikan dinding toraks

tekanan subatmosferik rongga pleura

- 13 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

(tekanan “negatif”)

Funghsi saluran napas


• Saluran udara
• Menyaring udara  mukus, silia
• Melembabkan udara  dinding berair
• Memanaskan / mendinginkan udara
¯
rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus

Surfaktan
• Lapisan campuran lipoprotein yang menurunkan tegangan permukaan
dinding alveolus
• Disekresi oleh sel alveolus tipe II
• Alveolus mengecil  lapisan menebal  tidak mudah kolap
• Alveolus mengembang  lapisan menipis  tegangan permukaan ↑ 
menahan pengembangan lebih lanjut

Tahanan saluran napas

• 90% tahanan saluran napas (airway resistance): peran trakea dan bronki  Ø
tidak banyak berubah  R: konstan
• Edema saluran napas atas  R ↑↑
• Penampang total bronkioli sekitar 2000 kali trakea  R rendah
• Bronkioli dapat menyempit dan kolaps  Ø <  pengaruhi tahanan saluran
napas
• Tahanan saluran napas ↑  compliance ¯  dispnea

Kurva Disosiasi Hb-O2


• Hubungan saturasi Hb dg O2  PO2
di jaringan: PO2 <  O2 dilepas dari darah
di paru : PO2 >  O2 diikat ke darah
• Bergeser ke kanan (untuk PO2 yang sama, >O2 dilepas)
-- ↑ suhu tubuh
-- ↑ PCO2
-- ↑ BPG (DPG)
 jaringan yang aktif : O2 > dilepas

Pengaturan Pernapasan:

• Reseptor – perifer & sentral


 kemoreseptor
 non kemoreseptor / neural
• Pusat respirasi

- 14 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Impuls pusat pernapasan


• Tercetus otomatis dan terus menerus selama hidup
• Dapat diinterupsi secara volunter sampai batas tertentu
• Berasal dari anyaman neuron dg potensial membran tidak stabil
• Menghasilkan aktivitas ritmik intrinsik untuk inspirasi dan ekspirasi
• Dipengaruhi terus menerus oleh impuls sensorik dari kemoresepto

Faktor Kimia
Perubahan kadar CO2, O2 dan H+ darah arteri
¯
Kemoreseptor perifer
Kemoreseptor pusat
¯
Perubahan frekuensi dan amplitudo pernapasan

Faktor non-kimia
Terutama: Faktor Saraf (Neural)
• Refleks Hering- Breuer
• Pulmonary Irritant Reflexes (Mechanoreceptor Reflexes)
• Pengaruh Pusat > tinggi:
– Hipotalamus
– Korteks serebrri
• Proprioseptor, baroreseptor, hormon.

Imbangan asam-basa
• Perubahan ventilasi dapat mengoreksi gangguan asam basa.
• Perubahan ventilasi dapat pula menimbulkan gangguan asam-basa
• Reaksi kimia :
CO2 + H2O  H2CO3  H+ + HCO3¯

Pegangan Tutor

- 15 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

MODUL

BATUK

Penyusun :

Tim Sistem Respirasi

Diberikan pada mahasiswa semester II


Program Studi Kedokteran FKK UMJ

SISTEM RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019

- 16 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

PENDAHULUAN

Modul ini diberikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester dua yang
merupakan bagian dari pembelajaran Sistem Respirasi. Tujuan pemberian modul ini
adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam penanganan penyakit pada
sistem respirasi, dimana pada modul ini diberikan satu skenario yang menunjukkan
suatu gejala klinik dari penyakit sistem respirasi yang banyak ditemukan yaitu batuk.
Mahasiswa diharapkan mendiskusikan bukan hanya pada inti masalah tapi juga
semua hal yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, misalnya
patomekanisme penyakit dimana harus juga dibicarakan tentang anatomi, histologi,
fisiologi, serta proses biokimia yang terjadi. Yang dipentingkan disini adalah
bagaimana memecahkan masalah yang diberikan dan bukan diagnosisnya.
Sebelum menggunakan modul ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU
& TIK terlebih dahulu sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran dari modul serta tercapainya kompetensi yang diharapkan. Peran
tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi dapat
diperoleh dari bahan perkuliahan yang telah diberikan serta referensi yang diberikan
oleh masing-masing dosen pemberi kuliah.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
menegakkan diagnosis penyakit sistem respirasi serta bagaimana penanganannya.

Penyusun

- 17 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

MODUL : BATUK

Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan gejala batuk dan mampu
membedakan beberapa penyakit sistem respirasi yang memberikan gejala tersebut.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat :

1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala batuk


2. Menjelaskan patomekanisme terjadinya batuk
2.1.Menggambarkan susunan anatomi dari organ-organ respirasi
2.2.Menjelaskan tentang struktur dari fungsi sel-sel dari masing-
masing organ respirasi
2.3.Menjelaskan tentang fisiologi pernafasan dan refleks batuk
1. Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan batuk
2. Menjelaskan etiologi dari penyakit-penyakit yang menyebabkan batuk
2.1.Menjelaskan tentang morfologi, klasifikasi, sifat-sifat lain, bakteri
penyebab infeksi saluran nafas
1.1.Menjelaskan tentang sifat-sifat umum, virus penyebab infeksi
saluran nafas
1. Menjelaskan gambaran klinik lain yang menyertai batuk pada penyakit
sistem respirasi
1.1.Menyebutkan gejala lain dari masing-masing penyakit dengan
keluhan utama batuk
1.1.Menjelaskan pemeriksaan - pemeriksaan penunjang yang bisa
membantu diagnosa penyakit dengan gejala batuk
1. Menjelaskan penatalaksaan yang diberikan pada penderita penyakit-penyakit
yang memberikan keluhan utama batuk
3. Menjelaskan pencegahan penyakit-penyakit respirasi dengan gejala utama
batuk
3. Menjelaskan epidemiologi penyakit-penyakit respirasi dengan gejala utama
batuk

- 18 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

4. Menjelaskan fatwa ulama tentang kebiasaan merokok dan hasil Tarjih


Muhammadiyah tentang merokok
5. Menjelaskan hukum bersuci dan ibadah jika pakaian terkena sputum

- 19 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

KASUS
SKENARIO 1

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan


keluhan batuk berdarah sejak 1 minggu dan semakin banyak sejak 2 hari yang lalu.
Batuk darah berwarna merah segar dan tidak bercampur makanan. Sebelum datang
ke RS batuk bertambah banyak lebih kurang 1 gelas. Batuk dirasakan sudah lebih
dari 3 minggu yang lalu dan berobat ke klinik tetapi tidak sembuh. Pasien juga
mengeluhkan demam yang dirasakan bersamaaan dengan keluhan batuk. Riwayat
pengobatan TB disangkal dan riwayat merokok
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 100/70 , Nadi 70 x per menit,
frekuensi napas 29 kali per menit, suhu 39 C dan Saturasi oksigen 95 %. Pada
pemeriksaan konjungtiva tampak anemis dan toraks bunyi napas vesikuler di kedua
paru dengan penurunan suara napas di bagian lobus atas dan tengah paru kanan.

SKENARIO 2

Seorang anak perempuan usia 3 thn diantar ibunya ke RS dengan keluhan demam
tinggi, rewel dan sulit tidur sejak semalam. Menurut ibunya dalam 3 bulan terakhir
beberapa kali membawa anaknya ke dokter dengan keluhan batuk dan pilek yang
hilang timbul dan hampir 1 bulan terakhir ini batuk dan pilek anaknya tidak berhenti
yang kadang disertai sesak. Pada saat penimbangan di posyandu bulan lalu BB
anaknya 10 kg.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan otot bantu napas , tidak ditemukan wheezing
tetapi terdapat rhonchi di kedua paru. Orang tua pasien saat menggendong si anak
bajunya terkena dahak anak tersebut yang purulen

SKENARIO 3

Seorang laki laki usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk dengan
dahak sulit keluar sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan lain yang dirasakan adalah
demam, suara serak, pilek, bersin dan hidung tersumbat. Pasien juga mengeluhkan
nyeri dada di daerah sternum dan kadang disertai rasa panas.

- 20 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Riwayat penyakit tuberkulosis disangkal dan pasien merupakan perokok aktif


dengan indeks brinkman berat.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan faring tampak hiperemis, pada pemeriksaan


toraks auskultasi suara napas tambahan rhonki pada saat inspirasi dan ekspirasi,
crakles pada saat inspirasi

- 21 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario diatas, mahasiswa harus


mendiskusikan kasus tersebut pada suatu kelompok diskusi yang dipimpin
oleh seorang ketua dan seorang notulen yang dipilih oleh mahasiswa.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual dengan mencari bahan
informasi yang mendukung diskusi
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor)
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan yang dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam
5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang
belum jelas.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang


terdapat dalam scenario ini yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah
yaitu :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario diatas dan tentukan
kata/kalimat kunci scenario diatas.
2. Identifikasi problem dasar skenario diatas, dengan membuat beberapa
pertanyaan penting
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
diatas.
4. Klassifikasi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mahasiswa atas kasus
diatas.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas diluar kelompok tatap muka.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang ditemukan

Keterangan :
- Langkah 1-5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor

- 22 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

- Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri,dapat dilakukan berkelompok


atau sendiri-sendiri, yang kemudian didiskusikan ulang bersama kelompok
(tanpa kehadiran tutor)
- Langkah tujuh dilakukan dalam diskusi dengan tutor

JADWAL KEGIATAN

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya
jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

5. Pertemuan kedua : diskusi kelompok. Tujuan : diskusi tutorial dipimpin oleh


mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi
oleh tutor
• Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
• Brain-storming untuk proses 1 – 3,
• Membagi tugas dan masing-masing mahasiswa menyelesaikan proses
sampai langkah 5.

1. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih


menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk
melaporkan hasil belajar mandiri dan mendiskusikannya dengan anggota
kelompok.

6. Pertemuan keempat: adalah diskusi kelompok mandiri Tujuan: untuk


melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan.
Mengolah hasil diskusi untuk dilaporkan dalam diskusi panel. Bila masih
diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.

7. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel
untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-
hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar). Dapat pula dilanjutkan
dengan kuliah pakar untuk memberi penjelasan dan mengisi hal-hal yang belum
diungkapkan

- 23 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majallah, slide, tape atau video dan internet
6. Melakukan kegiatan praktikum : anatomi, fisiologi, histology,Patologi
Anatomi, Mikrobiologi, Patologi Klinik dan Gizi

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN :


1. Kuliah kuliah sistem respirasi
2. Textbook/journal dan makalah simposium yang berhubungan dgn masalah
sistem respirasi
a. Murray and Nadels : Textbook of Respiratory Medicne
b. Fishman : Respiratory Disease And Disorder
c. Harrison : Principal of Internal Medicine 18th
d. Atlas Anatomi Sobota
e. Buku teks fisiologi : Guyton, Sherwood
3. Perhimpunan dokter paru indonesia : Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di indonesia ; 2012
4. Perhimpunan dokter paru indonesia : Pneumonia komunitas , 2013
5. Global initiative for asthma : global strategy for asthma management and
prevention 2018
6. Global initiative for copd : global strategy for copd management and
prevention 2018
7. Departemen kesehatan RI : Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis ;
2014
8. Kumpulan makalah kuliah ilmu penyakit paru

- 24 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

PROBLEM TREE

Anamnesis : Pemeriksaan Penunjang


- onset batuk - Pemeriksaan radiologi thorax
- sifat batuk - Pemeriksaan Mikrobiologi :
- keadaan lain yg sputum,biakan
berhubungan Fisik Diagnostik : - Pemeriksaan lab darah
dengan batuk - Pemeriksaan PA
- keluhan lain yang Inspeksi, palpasi, perkusi,
menyertai batuk auskultasi

Penyebab dan
DIAGNOSA BANDING
patomekanisme

Anatomi
Histologi
Mikrobiologi
BATUK

DIAGNOSIS

Epidemiologi Penatalaksanaan

Prevalensi &
Insidens Pengendalian Medikamentosa/non
medikamentosa
- 25 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020
Buku Pegangan Tutor

Preventif Promotif

PETUNJUK UNTUK TUTOR

Beberapa pertanyaan prinsip :


1. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gejala tsb (differential diagnosa)
2. Bagaimana patomekanisme terjadinya batuk
3. Apa defenisi dari masing-masing penyakit yang menyebabkan batuk tersebut
4. Apa penyebab dari masing-masing penyakit tsb
5. Bagaimana gambaran klinik dari penyakit-penyakit tersebut
6. Pemeriksaan penunjang apa yang dibutuhkan
7. Bagaimana gambaran hasil foto thorax penyakit -penyakit tsb.
8. Bagaimana penatalaksanaan dari masing-masing penyakit tsb
9. Bagaimana epidemiologi dan pencegahan dari penyakit-penyakit tsb.

BATUK

Batuk merupakan gejala yang sering dialami oleh manusia, batuk merupakan
suatu inspirasi dalam disertai dengan expirasi kuat dan penutupan glotis
Batuk spontan lebih banyak muncul sebagai suatu fenomena vagal dan karena
sebagian besar dicetuskan oleh struktur yang diinervasi oleh nervus dan cabang-
cabangnya, dalam hal ini termasuk bagian akhir dari orofaring,laring dan saluran
napas bagian bawah.Reseptor refleks batuk tersebar luas mulai dari mukosa hidung,
sinus paranasal, faring, laring, trakea dan bronkus. Bagian paling sensitive untuk
mencetuskan batuk adalah laring dan percabangan trakeobronkial khususnya karina
dan percabangan bronkus.
Reseptor batuk juga terdapat ditelinga, pleura, pericard, diafragma dan
lambung. Dari reseptor-reseptor ini rangsangan dialirkan melalui serabut aferen
n.vagus, n.trigeminus,n.glossofaringeus dan n.frenikus ke pusat batuk di medulla
oblongata. Dari pusat batuk rangsangan diteruskan melalui serabut eferen n.vagus,n.

- 26 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

frenikus, n.interkostalis dan lumbalis, n.trigeminus, n.fasialis dan n.hipoglossus ke


efektornya yaitu otot-otot laring, trakea, bronkus, diafragma,interkostal, abdominal,
lumbal, saluran napas dan otot-otot bantu napas.

Secara mekanis batuk terdiri dari empat fase yaitu fase iritasi, fase inspirasi,
fase kompressi ndan fase ekspulsi. Sebagai mekanisme pertahanan, batuk
mempunyai dua fungsi utama yaitu mencegah benda-benda asing memasuki saluran
pernapasan bawah, dan memebersihkan beda asing maupun sekresi yang berlebihan
pada saluran napas bagian bawah.

BRONKITIS AKUT/KRONIK

Bronkitis kronik salah suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir setiap
hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan berturut-turut dalam
satu tahunnya dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun.
Pada bronkitis kronik terjadi hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus
bronkus, terjadi sekresi mukus yang berlebih dan lebih kental.Terdapat pula
peradangan difus, penambahan sel mononuklear di submukosa trakeobronkial,
metaplasia epitel bronkus dan silia berkurang dan dapat juga terjadi hiperplasia sel
goblet, sel radang di mukosa dan sub mukosa, edema, fibrosis peribronkial,
penyumbatan mukus intra luminal dan penambahan otot polos.
Ada 3 faktor penting yang berpengaruh pada timbulnya bronkitis kronik yaitu
: rokok, infeksi dan polusi, selain itu dapat pula faktor keturunan.
Gambaran klinis :
- batuk yang kadang disertai dahak/ sputum putih/mukoid bila ada infeksi
menjadi purulen atau mukopurulen yang kental
- sesak
- dapat timbul keluhan neurologis seperti kesadaran yang menurun sampai
koma, sakit kepala, tremor dan twitching
- Pada stadium dini tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisis, hanya
terdapat ronki pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah disertai sesak maka

- 27 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

dapat terdengar ronki baik pada inspirasi maupun ekspirasi


- Dapat ditemukan tanda-tanda overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis,
diameter AP dada bertambah
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosa adalah
- pemeriksaan radiologis berupa foto thoraks , dimana dapat ditemukan adanya
corakan bronkovaskuler paru yang bertambah
- Pemeriksaan faal paru (fungsi paru), dimana ditemukan FER (forced
expiratory volume) dan vital capacity yang menurun, , Volume residu (VR)
yang bertambah dan total capacity paru yang normal. Sedangkan kapasitas
residual fungsuonal sedikit naik atau normal.
- Analisa gas darah, dapat ditemukan PaCO2 yang naik karena tidak dapat
mempertahankan ventilasi dengan baik. Selain itu terjadi pula saturasi Hb
yang menurun sehingga timbul sianosis. Terjadi juga vasokonstriksi
pembuluh darah paru dan penambahan eritropoeisis.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah mengurangi obstruksi jalan napas yaitu
dengan pemberian :
- bronkodilator
- kortikosteroid
- mengurangi sekresi mukus dengan pemberian mukolitik atau ekspektoran
atau dilakukan nebulisasi dan humidifikasi dengan uap air sehingga
menurunkan viskositas dan mengencerkan sputum
- bila disertai infeksi yang menyebabkan eksaserbasi akut dapat diberikan
antibiotik sesuai penyebab infeksi
- Pemberian O2
- selain terapi diatas penderita haruslah diberikan diet yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan zat gizinya.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
- Pencegahan primer : penyuluhan tentang bronkitis, dan menhindari merokok
serta menhindari lingkungan yang berpolusi, pemberian vaksinasi
- Pencegahan sekunder : diagnosa sedini mungkin dan penatalaksanaan yang
tepat
- Pencegahan tertier : dengan fisioterapi dan rehabilitasi yang bertujuan untuk

- 28 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

memperbaiki efisiensi ventilasi serta memperbaiki dqan meningkatkan


kekuatan fisik

PNEUMONI/ BRONKOPNEUMONI
Pneumoni adalah suatu peradangan dari parenkim paru dan bila melibatkan
cabang-cabang bronkus maka disebut bronkopneumoni. Secara klinis gambaran
pneumoni dan bronkopneumoni adalah sama, yang berbeda adalah hanya pada
gambaran radiologisnya.
Gambaran yang dapat ditemukan pada pneumoni lobaris (bila mengenai satu
lobus)adalah adanya berawan atau perselubungan yang mengenai satu lobus
dengan gambaran airbronchogram sign. Sedangkan bronkopneumoni dapat
ditemukan bercak-bercak/ berawan yang lokasinya dapat pada berbagai tempat di
lapangan paru.
Pneumoni dapat disebabkan oleh banyak mikroorganisme yaitu :
- Virus misalnya influensa, adenovirus, varicella. Sitomegalovirus
- Bakteri , baik gram positif misalnya pneumokokus , stapilokokus dan gram
negatif misalnya klebsiela, Haemofilus influenza, pseudomonas dll

Pneumoni viral
- Terjadi kerusakan epitel, pembentukan mukus dan akhirnya penyumbatan
bronkus. Selanjutnya dapat terjadi infiltrat limfositik peribronkiolus dan
infeksi sel bulat interstisial baik di duktus alveolus maupun dinding alveolus.
- Klinis yang menonjol adalah batuk kering, kadang- kadang pilek dan dapat
terjadi gagal nafas
- Penataksanaannya dengan pemberian antivirus

Pneumoni Bakterial
- Dapat terjadi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di udara, aspirasi
organisme dari nasofarings atau penyebaran hematogen dari fokus infeksi
yang jauh. Bakteri yang masuk ke paru-paru melalui saluran nafas masuk ke
bronkioli dan alveoli, menimbulkan peradangan hebat dan menghasilkan

- 29 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

cairan edema yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial.
- Gejala klinis yang dapat timbul adalah : demam tinggi disertai menggigil dan
kadang-kadang muntah, nyeri pleura, batuk yang kadang disertai dahak yang
purulent atau dengan bercak darahdan pernafasan terganggu. Kadang disertai
sakit otot dan sakit kepala hebat
- Penderita tampak sakit berat, takikardi, pernafasan cepat , dangkal dan
pernafasan cuping hidung, kadang sianosis. Pada inspeksi dapat ditemukan
hemitoraks sisi lesi tampak tertinggal pada pernapasan. Pada perkusi
didapatkan redup pada daerah lesi, suara nafas bronkial dan vocal fremitus
mengeras serta ada ronki basah.
- Biasanya ditemukan leukositosis dan pergeseran kekiri pada hitung jenis
- Komplikasi yang dapat terjadi : atelektasis, abses paru, empiema,
pericarditis, sepsis
- Pengobatan : pemberian O2, bronkodilator, pemberian antibiotik
- Selain pemeriksaan radiologis, yang penting juga adalah pemeriksaan analisa
gas darah, karena sering terjadi hipoksia

BRONKIEKTASIS
Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran
bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan
muskuler dinding bronkus.
- Gejala yang mungkin timbul yaitu batuk disertai sputum yang banyak yang
kadang mengandung darah, memiliki karakteristik dahak yang khas terdiri
dari 3 lapisan, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, nyeri pleura
dan lemah badan dapat timbul sesak dan sianosis
- Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronki basah kasar dan kadang-kadang
ronki kering dan suara napas tambahan mengi
- Pemeriksaan penunjang yang penting adalah foto thorax dan ct scan thorax
dapat ditemukan saluran napas yang melebar membentuk gambaran cincin
(ektasis) dan kadang-kadang terdapat gambaran sarang tawon (honeycomb
appearance).
- Penatalaksanaannya yaitu pemberian antibiotik dan drainase sekret, serta

- 30 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

dapat diberikan bronkodilator

TUBERKULOSIS PARU
Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.
- Gejala yang dapat timbul adalah gejala respirasi : batuk produktif atau non
produktif, batuk darah, sesak bafas, nyeri dada, gejala sistemik: demam dan
malaise
- Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan perkusi redup atau hipersonor,
fremitus melemah atau mengeras dan pada auskultasi didapatkan suara nafas
dasar vesikuler atau bronkial. Serta dapat ditemukan suara nafas tambahan
berupa ronki basah kasar dan nyaring, mengi dan pleural friction.

Pemeriksaan penunjang yang penting adalah :


- Foto Thorax ➔ ditemukan adanya bercak, perselubungan ataupun kavitas
(untuk TB paru aktif) dan bintik kalsifikasi serta garis fibrotik (untuk TBC
paru tenang) utamanya pada apeks paru.Selain itu pula dapat ditemukan
gambaran TB milier berupa bercak-bercak halus yang tersebar rata pada
hampir seluruh lapangan paru. Dapat pula disertai dengan gambaran
atelektasis, luluh paru, efusi pleura dan pneumotoraks.
- Pemeriksaan sputum BTA : berdasarkan pemeriksaan bta dapat ditemukan
penderita TB dengan hasil pemeriksaan dahak positif maupun negatif.
- Tes Tuberkulin
Pengobatan yang TB Paru diberikan menurut program DOTS. Pengobatan dibagi
atas pengobatan kategori 1(pada kasus baru dan pasien yang pernah mendapat
pengobatan sebelumnya kurang dari 1 bulan) dan katagori 2 ( pasien kambuh,
putus obat dan gagal pengobatan kategori 1)
Jenis obat yang dipakai adalah :
- Isoniazid
- Rifampisin
- Pirasinamid
- Streptomisin

- 31 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

- Etambutol

Jenis obat yang dipakai juga dapat berupa kombinasi dari empat macam obat oral
(4FDC RHZE), tiga macam obat oral (3FDC RHZ) dan dua macam obat
oral (2FDC RH)
Penyakit TBC merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam
Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dari Dinas Kesehatan, yang
berisikan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

ASMA BRONKIAL

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan


berbagai sel inflamasi serta elemennya berhubungan dengan hipereaktivitas bronkus
sehingga dapat memicu gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat
di dada dan batuk terutama malam atau dini hari. Episodik perburukan tersebut berkaitan
dengan luasnya peradangan, variabilitas, beratnya obstruksi saluran napas yang bersifat
reversibel baik spontan ataupun dengan pengobatan (GINA,2013).
Gejala yang sering timbul pada asma adalah batuk berdahak atau kering, sesak
napas, dada terasa berat dan pada pemeriksaan fisik didapatkan suara napas dasar
vesikuler atau bronkial dan disertai suara napas tambahan berupa mengi di akhir
ekspirasi biasa atau paksa atau di inspirasi dan ekspirasi. Pada serangan asma yang berat
bahkan tanpa disertai bunyi mengi.
Pengobatan pasien asma saat serangan adalah dengan menggunakan oksigen dengan
berbagai macam alat sesuai dengan kebutuhan, bronkodilator (salbutamol,
ipratoropium bromide, kombinasi keduanya, prokaterol dll), antibiotik jika
diperlukan.

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan
diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang reversibel, bersifat progresif dan
berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun

- 32 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

atau berbahaya disertai efek ekstraparu yang berkonstribusi terhadap derajat berat
penyakit. (GOLD 2013). Faktor risiko PPOK adalah rokok, pajanan biomas dan
polusi udara. Karakteristik PPOK adalah keterbatasan aliran udara yang progresif
dan tidak sepenuhnya reversibel yang menyebabkan efek lokal pada saluran napas
dan sistemik. Respons inflamasi pada jalan napas disebabkan oleh zat toksik yang
masuk kesaluran napas terutama asap rokok.
Gejala yang dapat timbul adalah batuk bedahak, sesak napas dan cepat lelah
terutama saat melakukan aktifitas. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan suara
napas dasar bronkial dan suara napas tambahan ronkhi dan mengi. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan adalah Spirometri yang didapatkan hasil restriksi dan
obstruksi, pemeriksaan radiologi seperti chest x ray didapatkan hiperaerasi,
diafragma mendatar dan jantung pendulum. Pasien PPOK dapat ditatalaksana
dengan menggunakan oksigen, bronkodilator, anti inflamasi dan antibiotik jika
diperlukan.

- 33 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Pegangan Tutor

MODUL

SESAK NAPAS

Penyusun :

Tim Sistem Respirasi

Diberikan pada mahasiswa semester II


Program Studi Kedokteran FKK UMJ

- 34 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

SISTEM RESPIRASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020

PENDAHULUAN

Modul ini diberikan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran semester dua yang
merupakan bagian dari mata kuliah Sistem Respirasi. Tujuan pemberian modul ini
adalah untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam penanganan penyakit pada
sistem respirasi, dimana pada modul ini diberikan satu skenario yang menunjukkan
suatu gejala klinik dari penyakit sistem respirasi yang banyak ditemukan yaitu sesak
napas. Mahasiswa diharapkan mendiskusikan bukan hanya pada inti masalah tapi
juga semua hal yang berhubungan dengan permasalahan tersebut, misalnya
patomekanisme penyakit dimana harus juga dibicarakan tentang anatomi, histologi,
fisiologi, serta proses biokimia yang terjadi. Yang dipentingkan disini adalah
bagaimana memecahkan masalah yang diberikan dan bukan diagnosisnya.
Sebelum menggunakan modul ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU
& TIK terlebih dahulu sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran dari modul serta tercapainya kompetensi yang diharapkan. Peran
tutor dalam mengarahkan tutorial sangat penting. Bahan untuk diskusi dapat
diperoleh dari bahan perkuliahan yang telah diberikan serta referensi yang diberikan
oleh masing-masing dosen pemberi kuliah.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
menegakkan diagnosis penyakit sistem respirasi serta bagaimana penanganannya.

Tim Penyusun :

- 35 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

MODUL : SESAK NAPAS

Tujuan Instruksional Umum (TIU) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan gejala sesak dan mampu
membedakan beberapa penyakit sistem respirasi yang memberikan gejala tersebut.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa akan dapat :

1. Menyebutkan penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala sesak napas


1. Menjelaskan patomekanisme terjadinya sesak napas
1.1.Menggambarkan susunan anatomi dari organ-organ respirasi
1.2.Menjelaskan tentang struktur dari fungsi sel-sel dari masing-
masing organ respirasi
1.1.Menjelaskan tentang fisiologi pernafasan dan perubahan yang
terjadi
2. Menjelaskan patomekanisme penyakit-penyakit yang menyebabkan sesak
3. Menjelaskan etiologi dari penyakit-penyakit yang menyebabkan sesak napas
3.1.Menjelaskan tentang morfologi, klassifikasi, sifat-sifat lain,
bakteri penyebab infeksi saluran napas
3.2.Menjelaskan tentang sifat-sifat umum, virus penyebab infeksi
saluran napas
4. Menjelaskan gambaran klinik lain yang menyertai sesak pada penyakit
sistem respirasi
4.1.Menyebutkan gejala lain dari masing-masing penyakit dengan

- 36 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

keluhan utama sesak napas


4.2.Menjelaskan pemeriksaan - pemeriksaan penunjang yang bisa
membantu diagnosa penyakit dengan gejala sesak napas
5. Menjelaskan penatalaksanaan yang diberikan pada penderita penyakit-
penyakit yang memberikan keluhan utama sesak napas
6. Menjelaskan pencegahan penyakit-penyakit respirasi dengan gejala utama
sesak napas
2. Menjelaskan epidemiologi penyakit-penyakit respirasi dengan gejala utama
sesak napas
3. Menjelaskan hukum shalat pada pasien PPOK yang tidak mampu secara fisik
untuk melaksanakannya secara normal.
4. Menjelaskan hukum islam tentang cairan pus/nanah yang terdapat pada
selang WSD dalam melaksanakan ibadah shalat

- 37 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

KASUS

SKENARIO 1
Seorang laki laki usia 60 th datang dengan keluhan sesak napas yang semakin
memberat sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Sesak disertai dengan
keluhan batuk berdahak dengan jumlah dahak yang semakin bertambah.
Riwayat merokok merokok dengan indeks Brinkman sedang, dan terdapat
riwayat asma dalam keluarga yaitu ayah pasien
Pada catatan medis sebelumnya di dapatkan hasil spirometri VEP1 40%
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan suara napas vesikuler melemah, ekspirasi
tedengar lebih panjang dibandingkan ekspirasi dan terdapat suara napas
tambahan rhonki. Pasien sulit menjalankan ibadah shalat karena merasa sesak
napas saat berdiri lama

SKENARIO 2
Seorang anak perempuan usia 3 tahun dibawa ibu nya ke instalasi gawat darurat
dengan keluhan sesak napas yang semakin berat sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit. Menurut ibunya 1 minggu sebelumnya pasien mengalami batuk dan
pilek dan di bawa berobat ke klinik, tetapi tidak tampak perbaikan. Setelah itu
pasien mengalami muntah dan timbul demam, ibunya kembali membawa ke
klinik dan diberikan beberapa obat. Keesokan harinya pasien mulai tampak sesak
dan disertai bunyi mengi. Menurut ibunya pasien pernah menderita sesak yang
sama sebelumnya, dan terdapat riwayat alergi terhadap makanan laut.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suara napas tambahan wheezing dan rhonki.

SKENARIO 3

- 38 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Seorang laki laki usia 50 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang
memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak napas dirasakan semakin memberat
terutama saat beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada di sebelah kanan
terutama saat bernapas, batuk berdahak, nafsu makan menurun dan sering
berkeringat terutama malam hari. Pasien dengan riwayat merokok indeks
brinkman sedang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suara napas vesikuler melemah,di hemitoraks
kanan, dan terdapat rhonkhi.
Pada pemeriksaan rontgen toraks didapatkan fibroinfiltrat di lobus atas paru kiri
dan daerah konsolidasi dengan airfluid level di hemitoraks kanan.
Setelah dilakukan tindakan pemasangan WSD keluar cairan pus di selang WSD
pasien dan pasien merasa tidak bisa ibadah karena kontak dengan cairan pus

- 39 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

TUGAS UNTUK MAHASISWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario diatas, mahasiswa harus mendiskusikan
kasus tersebut pada suatu kelompok diskusi yang dipimpin oleh seorang ketua
dan seorang notulen yang dipilih oleh mahasiswa.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual dengan mencari bahan informasi
yang mendukung diskusi
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri ( tanpa tutor)
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan yang dimaksud
untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam
5. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum
jelas.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok, mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang
terdapat dalam skenario ini yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah
yaitu :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario diatas dan tentukan
kata/kalimat kunci scenario diatas.
2. Identifikasi problem dasar scenario diatas, dengan membuat beberapa
pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
diatas.
4. Klasifikasi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mahasiswa atas kasus diatas.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas diluar kelompok tatap muka.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang ditemukan

- 40 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Keterangan :
- Langkah 1-5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor
- Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri,dapat dilakukan berkelompok
atau sendiri-sendiri, yang kemudian didiskusikan ulang bersama kellompok
(tanpa kehadiran tutor)
- Langkah tujuh dilakukan dalam diskusi dengan tutor

JADWAL KEGIATAN

1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya
jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.

8. Pertemuan kedua : diskusi kelompok. Tujuan : diskusi tutorial dipimpin oleh


mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi
oleh tutor
• Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
• Brain-storming untuk proses 1 – 3,
• Membagi tugas dan masing-masing mahasiswa menyelesaikan proses
sampai langkah 5.

1. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih


menjadi ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk
melaporkan hasil belajar mandiri dan mendiskusikannya dengan anggota
kelompok.

9. Pertemuan keempat: adalah diskusi kelompok mandiri Tujuan: untuk


melaporkan hasil diskusi lalu dan mensintese informasi yang baru ditemukan.
Mengolah hasil diskusi untuk dilaporkan dalam diskusi panel. Bila masih
diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti No. 2 dan 3.

10. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel
untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-
hal yang belum terjawab pada ahlinya (temu pakar). Dapat pula dilanjutkan

- 41 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

dengan kuliah pakar untuk memberi penjelasan dan mengisi hal-hal yang belum
diungkapkan
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor
2. Diskusi kelompok tanpa tutor
3. Konsultasi pakar
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majallah, slide, tape atau video dan internet
6. Melakukan kegiatan praktikum : anatomi, fisiologi, histology,Patologi
Anatomi, Mikrobiologi, Patologi Klinik dan Gizi

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN :


1. Kuliah kuliah sistem respirasi
2. Textbook/journal dan makalah simposium yang berhubungan dgn masalah
sistem respirasi
a. Murray and Nadels : Textbook of Respiratory Medicne
b. Fishman : Respiratory Disease And Disorder
c. Harrison : Principal of Internal Medicine 18th
d. Atlas Anatomi Sobota
e. Buku teks fisiologi : Guyton, Sherwood
3. Perhimpunan dokter paru indonesia : Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan
penatalaksanaan di indonesia ; 2012
4. Perhimpunan dokter paru indonesia : Pneumonia komunitas , 2013
5. Global initiative for asthma : global strategy for asthma management and
prevention 2018
6. Global initiative for copd : global strategy for copd management and
prevention 2018
7. Departemen kesehatan RI : Pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis ;
2014
8. Kumpulan makalah kuliah ilmu penyakit paru

- 42 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

PROBLEM TREE
Anamnesis : Pemeriksaan Penunjang
onset sesak - Pemeriksaan radiologi thorax
sifat sesak - Pemeriksaan Mikrobiologi :
keadaan lain yg Fisik Diagnostik : sputum,biakan
berhubungan dengan - Pemeriksaan lab darah
sesak Inspeksi, palpasi, perkusi, - Pemeriksaan PA
keluhan lain yang auskultasi
menyertai sesak

Penyebab dan
DIAGNOSIS BANDING
patomekanisme

Anatomi
Histologi
Mikrobiologi
SESAK NAPAS

DIAGNOSIS

Epidemiologi Penatalaksanaan
- 43 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020

Prevalensi &
Insidens Pengendalian Medikamentosa/non
medikamentosa
Preventif Promotif
Buku Pegangan Tutor

PETUNJUK UNTUK TUTOR

Beberapa pertanyaan prinsip :


1. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan gejala tsb (differential diagnosis)
2. Bagaimana patomekanisme terjadinya sesak napas
3. Apa defenisi dari masing-masing penyakit yang menyebabkan sesak tersebut
4. Apa penyebab dari masing-masing penyakit tsb
5. Bagaimana gambaran klinik dari penyakit-penyakit tersebut
6. Pemeriksaan penunjang apa yang dibutuhkan
7. Bagaimana gambaran hasil foto thorax penyakit -penyakit tsb.
8. Bagaimana penatalaksanaan dari masing-masing penyakit tsb
9. Bagaimana epidemiologi dan pencegahan dari penyakit-penyakit tsb.

PNEUMONIA

Pneumoni adalah suatu peradangan dari parenkim paru dan bila melibatkan
cabang-cabang bronkus maka disebut bronkopneumoni. Secara klinis gambaran
pneumoni dan bronkopneumoni adalah sama, yang berbeda adalah hanya pada
gambaran radiologisnya.
Gambaran yang dapat ditemukan pada pneumoni lobaris (bila mengenai satu
lobus)adalah adanya berawan atau perselubungan yang mengenai satu lobus
dengan gambaran airbronchogram sign. Sedangkan bronkopneumoni dapat

- 44 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

ditemukan bercak-bercak/ berawan yang lokasinya dapat pada berbagai tempat di


lapangan paru.
Pneumoni dapat disebabkan oleh banyak mikroorganisme yaitu :
- Virus misalnya influensa, adenovirus, varicella. Sitomegalovirus
- Bakteri , baik gram positif misalnya pneumokokus , stapilokokus dan gram
negatif misalnya klebsiela, Haemofilus influenza, pseudomonas dll
Pneumoni viral
- Terjadi kerusakan epitel, pembentukan mukus dan akhirnya penyumbatan
bronkus. Selanjutnya dapat terjadi infiltrat limfositik peribronkiolus dan infeksi
sel bulat interstisial baik di duktus alveolus maupun dinding alveolus.
- Klinis yang menonjol adalah batuk kering, kadang- kadang pilek dan dapat
terjadi gagal nafas
- Penataksanaannya dengan pemberian antivirus

Pneumoni Bakterialis
- Dapat terjadi sebagai akibat inhalasi mikroba yang ada di udara, aspirasi
organisme dari nasofarings atau penyebaran hematogen dari fokus infeksi yang
jauh. Bakteri yang masuk ke paru-paru melalui saluran nafas masuk ke bronkioli
dan alveoli, menimbulkan peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema
yang kaya protein dalam alveoli dan jaringan interstitial.
- Gejala klinis yang dapat timbul adalah : demam tinggi disertai menggigil dan
kadang-kadang muntah, nyeri pleura, batuk yang kadang disertai dahak yang
purulent atau dengan bercak darahdan pernafasan terganggu. Kadang disertai
sakit otot dan sakit kepala hebat
- Penderita tampak sakit berat, takikardi, pernafasan cepat , dangkal dan
pernafasan cuping hidung, kadang sianosis. Pada inspeksi dapat ditemukan
hemitoraks sisi lesi tampak tertinggal pada pernapasan. Pada perkusi didapatkan
redup pada daerah lesi, suara nafas bronkial dan vocal fremitus mengeras serta
ada ronki basah.
- Biasanya ditemukan leukositosis dan pergeseran kekiri pada hitung jenis
- Komplikasi yang dapat terjadi : atelektasis, abses paru, empiema, pericarditis,
sepsis

- 45 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

- Pengobatan : pemberian O2, bronkodilator, pemberian antibiotik


- Selain pemeriksaan radiologis, yang penting juga adalah pemeriksaan analisa gas
darah, karena sering terjadi hipoksia

PNEUMONI PADA ANAK

Pneumoni lobaris amerupakan penyakit primer pada anak utamanya pada


anak > 3 thn dan anak tampak sakit berat. Kuman penyebabnya adalah bakteri, virus,
jamur, alergi, aspirasi & hipostatik.
Gambaran klinik yang dapat ditemukan adalah, batuk, beringus, sesak, kejang,
muntah, berak-berak, pada auskultasi bunyi pernafasan menurun pada yang sakit &
terdapat tonki nyaring.

BRONKOPNEUMONI PADA ANAK

Ditemukan pada bayi/anak kecil, dengan gejala sakit sedang, subfebril dan
keadaan umum tidak terlalu terganggu. Gejala yang dapat ditemukan adalah pilek,
demam dan sesak yang pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan ronki yang difus
pada satu atau kedua paru yang pada perkusi terdengar sonor.
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan gambaran normal ataupun infiltrat
yang tersebar di kedua lapangan paru

BRONKIOLITIS

Penyakit ini dapat ditemukan pada usia 6 bln – 2thn, gambaran klinik yang
dapat ditemukan yaitu rhinitis, gelisah, anoreksia, muntah,
tachycardia,tachipnoe,dysnoe, cyanosis, retraksi dinding dada, ditemukan wheezing
dan crepitasi pada pemeriksaan auskultasi.
DD/ bronkopneumoni, bronkitis akut, asma bronkiale.

BRONKIEKTASIS

- 46 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran


bronkus yang abnormalo dan menetap disebabkab kerusakan komponen elastis dan
muskuler dinding bronkus.
- Gejala yang mungkin timbul yaitu batuk disertai sputum yang banyak yang
kadang mengandung darah, tidak ada nafsu makan, berat badab menurun, nyeri
pleura dan lemah badan.dapat timbul sesak dan sianosis
- Pada pemeriksaan fisis ditemukan ronki basah sedang sampai kasar dan kadang-
kadang ronki kering dan bising mengi
- Pemeriksaan penunjang yang penting adalah foto thorax dimana dapat ditemukan
corakan vaskuler yang kasar dan kadang-kadang terdapat gambaran sarang
tawon.
- Penatalaksanaannya yaitu pemberian antibiotik dan drainase sekret, serta dapat
diberikan bronkodilator

TUBERKULOSIS PARU

Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis.


- Gejala yang dapat timbul adalah gejala respirasi : batuk produktif atau non
produktif, batuk darah, sesak bafas, nyeri dada, gejala sistemik: demam dan
malaise
- Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan perkusi redup atau hipersonor,
fremitus melemah atau mengeras dan pada auskultasi didapatkan suara nafas
dasar vesikuler atau bronkial. Serta dapat ditemukan suara nafas tambahan
berupa ronki basah kasar dan nyaring, mengi dan pleural friction.

Pemeriksaan penunjang yang penting adalah :


- Foto Thorax ➔ ditemukan adanya bercak, perselubungan ataupun kavitas
(untuk TB paru aktif) dan bintik kalsifikasi serta garis fibrotik (untuk TBC
paru tenang) utamanya pada apeks paru.Selain itu pula dapat ditemukan
gambaran TB milier berupa bercak-bercak halus yang tersebar rata pada
hampir seluruh lapangan paru. Dapat pula disertai dengan gambaran

- 47 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

atelektasis, luluh paru, efusi pleura dan pneumotoraks.


- Pemeriksaan sputum BTA : berdasarkan pemeriksaan bta dapat ditemukan
penderita TB dengan hasil pemeriksaan dahak positif maupun negatif.
- Tes Tuberkulin
Pengobatan yang TB Paru diberikan menurut program DOTS. Pengobatan dibagi
atas pengobatan kategori 1(pada kasus baru dan pasien yang pernah mendapat
pengobatan sebelumnya kurang dari 1 bulan) dan katagori 2 ( pasien kambuh,
putus obat dan gagal pengobatan kategori 1)
Jenis obat yang dipakai adalah :
- Isoniazid
- Rifampisin
- Pirasinamid
- Streptomisin
- Etambutol
Jenis obat yang dipakai juga dapat berupa kombinasi dari empat macam obat oral
(4FDC RHZE), tiga macam obat oral (3FDC RHZ) dan dua macam obat
oral (2FDC RH)
Penyakit TBC merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam
Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) dari Dinas Kesehatan, yang
berisikan usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

KEGAGALAN PERNAFASAN AKUT (ARDS)

Biasa juga disebut sindrom gagal pernafasan adalah merupakan gagal


pernafasan mendadak. Sulit untuk membuat defenisi secara tepat karena
patogenesanya belum terlalu jelas dan ada banyak faktor predisposisi seperti
renjatan karena perdarahan, sepsis,rudapaksa paru atau bagian tubuh lainnya,
pancreatitis akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin atau metadon.
Etiologi
- kegagalan paru akibat kebakaran - inhalasi gas
- aspirasi asam lambung - tenggelam
- sepsis - renjatan

- 48 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

- koagulasi intravaskular tersebar (DIC) - pancreatitis


- idiopatik. - emboli lemak
- Obat-obatan - emboli cairan amnion
- Infeksi - emboli trombosis
- rudapaksa - radiasi
- keracunan oksigen

Manifestasi klinisnya sangat bervariasi tergantung dari penyebab, gejala yang


paling menonjol adalah sesak nafas..
Mortalitas kegagalan nafas akut pada orang dewasa sangat tinggi , mencapai
50% dan tidak tergantung pada pengobatan. Karena itu pencegahan akan
timbulnya kegagalan pernafasan dengan memperhatikan predisposisinya
sangatlah penting.

ASMA BRONKIAL

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan


berbagai sel inflamasi serta elemennya berhubungan dengan hipereaktivitas bronkus
sehingga dapat memicu gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat
di dada dan batuk terutama malam atau dini hari. Episodik perburukan tersebut berkaitan
dengan luasnya peradangan, variabilitas, beratnya obstruksi saluran napas yang bersifat
reversibel baik spontan ataupun dengan pengobatan (GINA,2013).
Gejala yang sering timbul pada asma adalah batuk berdahak atau kering, sesak
napas, dada terasa berat dan pada pemeriksaan fisik didapatkan suara napas dasar
vesikuler atau bronkial dan disertai suara napas tambahan berupa mengi di akhir
ekspirasi biasa atau paksa atau di inspirasi dan ekspirasi. Pada serangan asma yang berat
bahkan tanpa disertai bunyi mengi.
Pengobatan pasien asma saat serangan adalah dengan menggunakan oksigen dengan
berbagai macam alat sesuai dengan kebutuhan, bronkodilator (salbutamol,
ipratoropium bromide, kombinasi keduanya, prokaterol dll), antibiotik jika
diperlukan.

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

- 49 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020


Buku Pegangan Tutor

Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan
diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang reversibel, bersifat progresif dan
berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun
atau berbahaya disertai efek ekstraparu yang berkonstribusi terhadap derajat berat
penyakit. (GOLD 2013). Faktor risiko PPOK adalah rokok, pajanan biomas dan
polusi udara. Karakteristik PPOK adalah keterbatasan aliran udara yang progresif
dan tidak sepenuhnya reversibel yang menyebabkan efek lokal pada saluran napas
dan sistemik. Respons inflamasi pada jalan napas disebabkan oleh zat toksik yang
masuk kesaluran napas terutama asap rokok.
Gejala yang dapat timbul adalah batuk bedahak, sesak napas dan cepat lelah
terutama saat melakukan aktifitas. Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan suara
napas dasar bronkial dan suara napas tambahan ronkhi dan mengi. Pemeriksaan
penunjang yang dilakukan adalah Spirometri yang didapatkan hasil restriksi dan
obstruksi, pemeriksaan radiologi seperti chest x ray didapatkan hiperaerasi,
diafragma mendatar dan jantung pendulum. Pasien PPOK dapat ditatalaksana
dengan menggunakan oksigen, bronkodilator, anti inflamasi dan antibiotik jika
diperlukan.

- 50 -Sistem Respirasi_Angkatan 2019_April-Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai