Anda di halaman 1dari 8

Skill incisi dan drainage abcess serta

ekstraksi kuku
dr. dian
EKSTRAKSI KUKU
Ekstraksi kuku adalah tindakan membuang sebagian atau seluruh kuku pada 1 ruas jari
Roserplasty adalah tindakan penjahitan anatara matrik kuku (nail plate) dengan dinding kuku
(nail wall)
Indikasi:
1. trauma kuku: trauma tajam atau tumpul yang menyebabkan kerusakan sebagian atau
seluruh kuku pada 1 ruas jari
2. ingrown toe nail: tepi kuku tumbuh masuk kedalam nail wall jadinya bebkak
3. penyakit yang membuat kuku rusak seperti: onikogrifosis, jamur pada kuku, paronychia
(ketebalan kuku yang ireguler, baisa terlihat pada orang tua)
Harapan pada kasus trauma dan nail ingrown: kuku bisa tumbuh bagus
Harapan untuk kasus penyakit kuku: memang dihilangkan agar tidak tumbuh lagi, karena
kalau tumbuh dia akan sama tumbuhnya jelek lagi atau penyakitnya balik lagi
Instrumen:
Needle 25 yang warna orage untuk anastesi
Disposable spuit sterile (volume 1cc/3cc untuk anestesi local, vol 5 cc untuk mencuci luka)
duk lubang sterile (untuk mempersempit lapangan operasi)
gunting benang (untuk menggunting benang jahit )
cucing (untuk tempat cairan antiseptic)
klem lurus (untuk menjepit kuku), klem bengkok (sebagai alternative bila klem lurus tidak ada
dan menjepit vaskuler)
needle holder/naald voeder (untuk memegang jarum jahit)
pinset anatomis (untuk memegang jaringan)
pinset chirurgis (untuk memegang jaringan dan jaruh jahit)
wound curet (sendok untuk mengeluarkan jaringan mati)
gunting yg ujungnya tumpul (untuk menggunting kukunya supaya nail bednya ndak rusak, agar
kuku tumbuh kembali)
tulle (kassa dengan kandungan antiseptic)
kassa (untuk tindakan asepsis dan menutup luka)
Plester
antiseptic (betadine, alcohol, rivanol, savlon)
pehacain/lidokain 2%(cairan anastesi local)
cairan normal saline 0,9% (untuk membersihkan luka)
silk 2-0 (benang non ansorbable-jarum cutting)
dressing

Tips agar tumbuhnya bagus nail bednya jangan di rusak

Informs consent (berapa banyak kuku yang kita buang, kukunya bisa tumbuh atau tidak)
Persiapan pasien
Siapkan alat bahan
Cuci tangan
Pakai sarung tangan
Teknik operasi:
Lakukan tindakan asepsis dengan kassa+betadine secara sentrifungal dan yang diaseptic 1 jari
yang mau di ekstraksi dan jari sebelahnya. Dilakukan sebanyak 2-3kali
Tutup lapang operasi dengan duk lubang steril di area yang di ekstraksi aja bisa pake klem duk
untuk memperkecil areanya
Anastesi blok (satu segmen akan hilang rasanya, butuh skill untuk memblok krn kalau ndak pas
sarafnya maka ndak kena) / infiltrasi dengan diamond shape (jauh lebih mudah karena di daerah
tepi2 di lateral medial serta dekat pangkal/dekat nail bed, onsetnya lebih singkat) pada pangkal
ibu jari dengan pehacain + spuit lcc di kedua sisi
Massage/ dicek sudah teranastesi dengan baik atau tidak pada pangkal ibu jari untuk meratakan
cairan pehacain sambil di tanya sudah tebal ngga, masih kerasa apa ngga, dilihat kukunya yang
diambil ada sela apa ngga kalo ngga ada pake bantuan sonde kuku untuk di masukkan antara kuk
dan nail bednya, Cek apakah obat anastesi sudah bekerja dengan menjepit ujung kuku pakai
klem
Setelah dimasukkan baru di potong, dipotong sampai pangkal oleh karena itu butuh guntung
ujung tumpul agar naik bed tidak luka
Setelah di gunting, kuku yang akan di Tarik di klem dengan klem lurus
Putar klem kearah lateral hingga kuku yang masuk ke nail wall telah keluar kea rah lateral, kuku
yang tadi automatis lepas karena nail bednya sudah di lepas oleh kukunya (jangan menarik kuku
dengan klem tapi memutarnya dengan klem)
Kuku di lepas kearah lateral karena jaringan di daerah tepi tidak akan rusak karena dia tergeser
muter jadinya daerah kanan kiri hasilnya bagus dan tidak ada kuku yang tertinggal sehingga
ketika tumbuh akan bagus
Setelah kuku sudah lepas, maka dibersihkan nail bednya dengan wound curret atau dengan kasa
sambil di tekan tapi tidak terlalu keras agar kotoran, nekrotik, granulasi terangkat
Lalu dibersihkan dengan NS yang sudah dimasukkan ke spuit 5cc
Kalau tidak ingin mempertahankan nail bednya maka bagian bawah di incise sedikit bagian
ujung kanan kiri agar kuku tidak tumbuh, setelah di incise bagian bawahnya dibersihkan kalau
perlu pakai wound curet atau bisa pakai pinset yang anatomis atau cirurgis, Maka perlu hecting
setelah di bersihkan
Dressing di plaster pakai kassa, boleh pakai supratul
Kontrolnya 5-7 hari untung melihat jaringan granulasinya sudah tumbuh atau belum
Jaringan granulasi: warna pink mengkilat, ditekan tidak sakit. Kalau ada hecting maka dilihat
kalau sudah nutup di buka jahitannya
Kalau sudah ada granulasi bisa aktivitas seperti biasa tanpa takut basah
Kalau korban trauma di cuci pake H2O2, kalau kuku bersih cukup pake NS

Roserplasty:
Gunakan benang non absorbable (silk/polipropilene) ukuran bisa 2/0 atau 3/0 tergantung
besarnya kuku
Jarum cutting untuk memudahkan menusuk, tempat dan arah untuk merbek sachet benang jahit.
Kelengkukan dan bentuk jarum harus sesuai dengan bentuk di sachet bagian luar
Tindakan penjahitan anatra nail palate dan nail wall disebut roserplasty
Untuk mempermudah penjahitan, tusuklah nail palate terlebih dahulu dari atas lalu ke nail wall
Lakukan penjahitan minimal 2x tergantung panjang kuku pasien( simpul dengan teknik surgical
knot dan 2x reef knot) (perhatikan cara menarik benang kanan dan kiri, harus saling bersilang
dan maju depan belakang
Tutup luka dengan tule bila tidak ada tule boleh pakai betadine/alcohol/salep antibiotika/rivanol
Tutup luka dengan kasa steril
Tutup kasa dengan plester
Contoh kasus: ingrown toe nail bilateral
Kesimpulan: ekstraksi kuku adalah prosedur pengangkatan kuku dengan tujuan tertentu
Ada 2 macam ekstraksi kuku yaitu total dan parsial
Indikasi al: trauma kuku, infeksi kuku dan kelainan kuku seperti ingrown toenail dan
onikogrifosis
Roserplasty adalah prosedur penjahitan antara nail plate dan nail wall

ABCESS
Abses:kumpulan pus yang terlokalisir / terkumpul di rongga yang seharusnya tidak ada bisa di
bawah dermis, di cavum pleura, tuba (piometri)
Incise adalah suatu tindakan untuk perobekan jaringan dengan sengaja karena untuk
mengeluarkan abcess. Karena perobekan ini dilakukan dengan sengaja maka primum wound
healing jadi hasil penyembuhannya lebih bagus
Incise prinsipnya merobek-membukakan jalan
Pecah=sekunder wound healing (tepi tidak teratur)
Abcess harus dikeluarkan karena pus bisa cari jalan sendiri masuk ke sela-sela, kalau sudah
masuk ke jaringan lain maka akan terjadi komplikasi seperti infeksi meluas (selulitis). Apabila
sudah terjadi selulitis maka lebih susah terapinya agar terjadi proses regenerasi jaringan
Drainage dilakukan untuk menyalurkan, membuang, menyalurkan pus seandainya ada pus baru
maka sudah dibuatkan drain/jalannya agar tidak terbentuk abcess baru sambil di tunggu sambil
evaluasi
Abcess yang tidak di bawah kulit maka serahkan ke ahlinya (di rujuk)
Abcess yang harus di rujuk: lokasinya terlalu dalam misal piometria, ukuran abcess yang sangat
besar karena anastesi yang kita butuhkan bukan hanya pakai anastesi local tapi pake anastesi
umum/general, abcess di area wajah karena kosmetik
Abcess yang bisa di kerjakan: tidak terlalu luas, dipermukaan, bukan di daerah wajah
Kapan kita tau kalau pasien abcess: anamnesis, terdapat tanda inflamasi (calor, rubor, tumor dan
fungtiolesa) dengan pasien menunjukkan tempat sakitnya biasanya ada benjolan nyeri kalau di
pegang maka dokter berpikir dari namanesis dan dilihat makan kalo ada edema kalo di pegang
jadi kistus, inspeksi dan palpasi
Abses kulit merupakan kumpulan pus yang terisolasi di bawah dermis dan jaringan kulit yang
lebih dalam, biasanya disebabkan infeksi bakteri. Bisa di mana-mana di rongga yang tidak
seharusnya ada misalnya di cavum pleura, tuba. Pada bahasan kali ini absesnya di bawah dermis.
Incise adalah tindakan untuk memperbaiki jaringan, mengeluarkan abses/pus. Harus dikeluarkan
karena agar terjadi proses regenerasi, agar tidak bertambah luas absesnya karena pusnya
menumpuk meneyebar ke sela-sela yang lain. Sehingga menurangi dari komplikasi seperti
infeksinya tidak menyebar seperti selulitis.
Selulitis adalah infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawah kulit. Hal ini terjadi ketika bakteri masuk
dari kulit yang terbuka (luka) dan menyebar. Hasilnya adalah infeksi yang dapat menyebabkan
pembengkakan, kemerahan, nyeri, ataupun hangat pada kulit, perkembangan abses baru kematian
jaringan di daerah abses, seperti gangren infeksi tulang akut atau osteomielitis.
Misalnya jerawat kalo pecah itu sekunder bond healing, kalo di sobek dia akan primum healing
sehingga penyembuhannya lebih baik hasilnya.
Abses yang diperbolehkan:
Abses yang harus di rujuk: kalau lokasi terlalu dalam, terlalu lebar karena anastesi yang
dilakukan lebih lama, abses di wajah karena kosmetik
Kapan tau dia abses: anamnesis, ada tanda inflamasi (seperti tanda cardinal: rubor, kalor tumor
dan fungtiolesa), nyeri kalau di pegang, kalau di pegang kistus (bergelombang) karena di
dalamya cairan, kebanyakan di mandibular dan leher.
Yang harus disiapkan adalah alat, bahan
Alat:
1. Instrumen
- Skalpel handle nomor 3 (karena jodohnya dengan blade no 11)
- Bistouri nomor 11 (karena ujung paling lancip di semua nomor di nomor 11, karena posisinya
nanti tegak lurus jadi seperti menusuk abcess agar pecah)
- Klem arteri bengkok=tdk tajam (untuk memperluas rongga di bawah incise. Memakai yang
bengkok agar tidak melukai jaringan)
- Pinset anatomis/chirurgis (anatomis ujungnya lurus biasa: untuk mengambil barang2 atau
jaringan yang tipis, chirurgis ujungnya ada cakotannya: untuk memegang jaringan yang tidak
tipis)
- Sendok kuret=mangkuk (untuk membersihkan rongga abses)
- Naald vooder (needle holder untuk memegang jarum kalau lukanya luas bisa kita jahit)
- Gunting benang
- Spuit dan jarum aspirasi berukuran lebar 3cc (untuk anastesi)
- Spuit 10/25cc (untuk drainage dari nanahnya)
-Doek steril (untuk mempersempit area operasi)
- Bengkok untuk membuang bahan-bahan tidak terpakai

Bahan:
2. Anestesi lokal
- Menggunakan pehachain atau lidokain (untuk abses yang agak luas) dengan atau tanpa
adrenalin, clor ethil spray (untuk abses yang kecil). Karena waktu kerja clor ethil lebih singkat
dibanding lidokain, tapi clor ethil tidak menambahkan tekanan di absesnya atau di pusnya
sehingga tidak menambahkan nyeri.
3. Bahan-bahan habis pakai (BHP)
- Sarung tangan steril (sterile glove)
- Kasa/pembalut steril secukupnya (untuk tindakan aseptic, menutup luka)
- Cairan antiseptik (betadine, alkohol 70%=cpt menguap, savlon, atau rivanol) (paling bagus
betadine karena kita kerja lama karena kalo alcohol mudah menguap)
- Penrose drain / hand scoen drain (drain untuk dimasukkan ke sayatan)
- Perhidrol (H2O2)  tindakan di namakan kuretase dengan wound curet. Tindakan ini
dilakukan sblm drain dimasukkan
- Cairan Normal Saline (NS) (untuk mencuci) sblm dimasukkan drain
- Tulle
- Needle 25G/27G
- Salep / gel antibiotik
- Plester
- Drain kecil

Tahapan:
Antiseptic dari central ke perifer, pake povidine iodine/betadine yang di taruh di cucing, diambil
pake kapas 2-3 kali pembersihan, di buang kapasnya di bengkok
Pasang doek lubang steril
Anastesi local inflitrasi dengan lidokain 2%. Obat di masukkan ke spuit 3cc lalu disuntikkan di
sekitar area abcess di luar area merah sebanyak 4 kali kanan kiri atas bawah (blockade area
dengan diamond shape)
Incise dengan blade nomor 11, tegak lurus di area subkutan di area paling tinggi karena disitu
tekanannya paling tinggi pasti setelah di tusuk ada nanah keluar sambil kita tekan dari situ baru
di Tarik di luruskan lalu di perlebar area dengan klem arteri bengkok lalu dimasukkan wound
curet untuk membersihkan/kuretase (bentuk mangkok). Lalu di semprot dengan spuit 10/25 cc
(agar tekanannya tinggi dengan harapan kalau keluar itu bersama pusnya) dengan NS dan H2O2
sampai bersih indikasinya yang di masukkan NS maka yang keluar juga NS. Kalau masih ada
pus berarti belum bersih,
Sebelum dimasukkan penrose drain ke kantong abcess yang sudah di bersihkan tapi terlebih dulu
di rendam di betadine tapi jangan sampai kotos2 baru di masukkan ke rongga abses sampai
penuh absesnya tapi ndak kepenuhan lalu ujung drain salah satu keluar di abcess agar sisa-sisa
pus dan debris keluar dan menjegah penutupan luka. Dengan harapan penyembuhannya itu
dimulai dari dinding kantong abcess lalu keluar
Dibersihkan area sekitar dan pastikan kering lalu luka ditutup dengan kassa steril dan diplester.
Boleh ditambahkan tulle atau cairan antiseptik lainnya dan juga boleh diberikan antibiotika
topikal. Pastika area kering agar perban menempel.
Kontrol lagi 3 hari kemudian. Tidak boleh terlalu lama karena di dalam itu nabung nanah
sehingga jaringan granulasinya tidak terbentuk. Di bersihkan luka (ditarik drainnya, ada nanah
ngga, kalo masih ada nanah maka di buka pake arteri klem dam dibersihkan pake cairan NS terus
di pasang lagi sampe liat ada granulasi) sebenarnya dari dressingnya sudah kelihatan, apabila
dressing berwarna kuning maka masih ada nanah. Kontrol terus sampai tidak perlu memakai pen
rose.
Penrose (tabung panjang, ada diameter tegantung pakai yang mana) bisa di ganti pake handscoon
karena lateks atau bisa pake semacam talinya sarung guling biar ngga nempel kaya kassa,
soalnya kalo pus kering begitu mau di ambil kassanya pasti nempel. Pastiin kalo handscoon nya
missal pake 5 keluarinnya juga 5 jangan sampe lupa nanti jadi mal praktek.
Cara masukkannya pake pinset anatomis lalu dimasukkan penrosenya.
Sebelum penutupan kasa, tergantung besar kecilnya incise kalau lebar boleh di hecting sisi2nya
sehingga mempersempit penrosenya supaya penrose ngga keluar semua. Lebih bagus incisinya
ndak terlalu lebar lalu di buka dengan klem arteri

Pegang scalpel seperti pegang pensil, harus tegak lurus oleh karena itu pakai yang ujung paling
lancip yaitu no 11
Saat incise jangan sampai tembus di bawah abcess
Yang di kuret adalah sekat jaringan di kantong/rongga

Anda mungkin juga menyukai