Anda di halaman 1dari 27

JAMUR

Superficial Infection → pada lapisan luar kulit, disebabkan oleh yeast (dandruff), Infeksi jamur
yang virulensinya rendah, asimptomatik, dan lesi umumnya hipo/hiperpigmentasi, nodul-
nodul pada rambut dan kulit.
a. Pithiriasis versicolor
● Etiologi : Malassezia furfur
● Morfologi : Yeast bersifat lipophilic
● Diagnosis : Pithiriasis versicolor
● Gejala :
Makula hipopigmentasi/hiperpigmentasi, menyebar pada kulit dada,
abdomen, punggung atas, lengan, dan wajah. Agak meninggi, kering,
bersisik, gatal, dan tampak merah saat berkeringat.
Pada orang kulit putih tampak kecoklatan (hiperpigmentasi), pada orang kulit
hitam tampak lebih muda dari kulitnya (hipopigmentasi)
● Pewarnaan : KOH
● Terapi: -

b. Tinea nigra
● Etiologi : Exophilia werneckii
● Morfologi : dinding sel mengandung melanin, hifa berpigmen coklat
● Diagnosis : Tinea nigra
● Gejala :
Hitam (coklat kehitaman) pada telapak tangan dan telapak kaki
● Pewarnaan : scraping dan kultur
● Terapi :-

c. Piedra Hitam → infeksi jamur pada rambut aksila, pubis, jenggot, kepala, dan alis
● Etiologi : Piedraia hortae
● Morfologi : Hifa bersekat gelap
● Diagnosis : Piedra hitam
● Gejala :
Nodula hitam, keras, berkembang di ujung distal, menebal hampir pada
semua batang rambut
● Pewarnaan : Scraping dan kultur
● Terapi : Pemotongan rambut terinfeksi dan topical antifungal

d. Piedra Putih → infeksi jamur pada rambut aksila, pubis, jenggot, kepala, dan alis
● Etiologi : Trichosporon asahii
● Morfologi : Hifa bersekat
● Diagnosis : Piedra putih
● Gejala :
Nodula putih sampai coklat, berisi hifa & lunak, nodula menyatu menjadi
besar (tebal) di tengah batang rambut
● Pewarnaan : Scraping dan kultur
● Terapi : Pemotongan rambut terinfeksi dan topical antifungal
Cutaneous Infection->Menginfeksi jaringan superfisial yang kaya Keratin yaitu kulit, rambut
& kuku (Dermatomycosis / Dermatophytes)
a. Tinea Pedis
● etiologi:
- Trichophyton rubrum (60-80%)
- Trichophyton mentagrophytes (10-20%)
- Epidermophyton floccosum (3-10%)
● 3 jenis: interdigitalis, plantaris, kombinasi
b. Tinea unguium (pd kuku)
● etiologi: Trichophyton rubrum
● karakteristik: subungual debris, kuku menjadi buram, pucat sampai
kecoklatan & menebal, rapuh, ada sisa jaringan dibawah kuku
c. Tinea corporis (pd tubuh)
● etiologi: Trichophyton mentagrophytes
Trichophyton rubrum
Microsporum canis
● gejala:
- lesi bentuk annuler dgn tepi meninggi dan batas jelas
- sinlge, multiple, merata
d. Tinea capitis (kepala)
● etiologi:
- Trichophyton tonsurans 90%
- Microsporum canis 10%
● gejala: Ringworm pd kulit kepala dan rambut
e. Tinea barbae
● etiologi:
–Trichophyton mentagrothytes
–Trichophyton rubrum
–Trichophyton violaceum
–Microsporum canis
● gejala: ringworm pd jenggot, eritemoatosa pd muka dan leher, bersisik,
folikulitis
f. Tinea cruris
● etiologi:
- Trichophyton rubrum
- Trichophyton mentagrophytes
- Epidermophyton floccosum
● gejala: lesi bentuk annuler, agak meninggi dan bag tengah bersisik batas
jelas, eritema, panas, sakit
❖ pemeriksaan mikroskopis: KOH 10-20 %, hifa bersepta
❖ terapi: salep golongan imidazol (ketokenazol, klotrimazol), oral griseofulvin

Subcuatneus Infection → pada jaringan subdermal, chronic infection, banyak di tanah dan
tanaman (alam) dan infeksi melalui trauma kulit atau jaringan subkutan

a. Sporothricosis: Sporothrix schenckii


● morfologi: dari tumbuhan busuk/tanah (duri mawar, lumut kerak, bekas
jerami)
● diagnosis: -
● gejala: multiple subcutaneous nodules granulomatous dan abces → lesi ulceratis atau
nekrotik di sepanjang saluran limfa
● pewarnaan: KOH, kultur
● terapi: -

b. Chromoblastomycosis: Phialophora verrucosa, Fonsecaea pedrosoi, Rhijocladiella


aquasperma, Cladosporium carrionii
● morfologi: koloni kompak seperti beludru
berkerut
permukaan bawah berwarna coklat-hitam
spherical brown
bersifat kronik
● diagnosis: -
● gejala: mengenai kaki dan tungkai pekerja yang bertelanjang kaki dan
ada luka
lesi (verrucous dan wart like, nodul gralumatous, krusta, abces
menutupi daerah infeksi)
ulceraci atau black dot, berkembang secara
limfogen/elephantiasis
● perwarnaan: KOH, kultur
● terapi: -

c. Phaeohyphomycosis: Xylohypa bantiana


● morfologi: sistemik
● diagnosis: -
● gejala: kista subkutaneus
sinusitis
absces pada otak
● perwarnaan: -
● terapi: -

d. Mycetoma: Maduromycosis, Pseudallescheria boydii, Madurella mycetomatis,


Madurella grissea, Acremonium falciforme, Actinomycetoma, Nocardia braziliensis,
Streptomyces somaliensis, Actinomadura madurae
● morfologi: kronik
● diagnosis: -
● gejala: sering terjadi di subcutaneus dan tangan
supurasi
absces
lesi granulomatous: sinus yang berisi granula-granula
menyebar ke tulang terdekat
deformitas dan hilangnya fungsi organ apabila tidak diterapi
● pewarnaan: kultur
● terapi: -
Systemic Infection → Sering menyebabkan penyakit di paru. Disebabkan oleh jamur
dimorphic yang virulen
a. Coccidiomycosis
● Etiologi : Coccidiodomycosis
● Morfologi : Jamur berada di tanah
● Diagnosis :-
● Gejala :
- Transmisi melalui inhalasi artrokonidia yang terpercik di udara. Infeksi
serius pada immunocompromised
- 60% asimtomatik
- 40% penyakit paru → seperti influenza, demam, batuk, arthralgia, sakit
kepala 1-2 minggu
- 5% menyerang kulit, tulang, dan SSP
● Pewarnaan : KOH, skin test, latex agglutination test, dll
● Terapi : umumnya self limited
b. Histoplasmosis
● Etiologi : Histoplasma capsulatum var. capsulatum
● Morfologi :
Dimorphic. Jamur banyak terdapat di tanah yang terkontaminasi kelelawar,
ayam, dan rabuk burung jalak
● Diagnosis : Histoplasmosis
● Gejala :
- Transmisi melalui inhalasi spora yang terpercik di udara
- 95% asimtomatik
- 5% pulmonary histoplamosis (Acute pulmonary form, Chronic
pulmonary form)
● Pewarnaan : kultur dahak, mikroskopik dengan spesimen dahak, Giemsa,
Skin test, latex agglutination, dll
● Terapi : itraconazole, variconazole dan posaconazole, steroid (untuk
mendilatasikan bronkus)
c. Blastomycosis
● etiologi : Blastomyces dermatitidis
● Morfologi: dimorfic, jamur yang terpercik di udara dari tanah yang tercemar
● gejala:
- luka kulit dan tulang
- primary pulmonary infection: paru nyeri, dahak, demam, kadang
histoplasma, calsifikasi
● Pmx mikroskopik
- dahak/eksudat
- KOH : sel ragi bertunas dengan dasar lebar

Opportunistic infection → kondisi penderita immunocompromised

a. Aspergillosis
● etiologi: Aspergillus
● Manifestasi klinik:
- Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis : orang atopi, gejala asma,
eosinophilia, IgE
- Fungus Ball Aspergillosis : kolonisasi pada sinus paranasalis → cavitas paru
akibat TBC → hemoptisis
● Pmx mikroskopis : hifa bersepta

b. candidiasis: candida albicans


● morfologi: flora normal di mukosa (mulut, vagina)
bersifat akut atau kronis
sistemik/superficial
● diagnosis: oral trush
diaper rash
vulvovaginitis thrush
candida onychomycosis
systemic candidiasis
cronic muccocutaneous
● gejala: oral trush: lidah, bibir, gusi, palatum, ada lesi berupa bercak
pseudomembran/menyebar berwarna putih
■ diaper rash: kullit lembab, macular erythemathous
■ vulvovaginitis thrush:vaginal discharge putih seperti susu
pecah, pruritus, panas, dyspareunia, vulva vagina erythema
■ candida onychomycosis: bengkak tidak bernanah,
erythemathous, kuku tebal, mengeras, berlipat, tidak rapuh,
tetap, berkilat, tidak terdapat sisa jaringan di bawah kuku
■ systemic candidiasis: -
cronic muccocutaneous: infeksi superfisial pada beberapa
area kulit, kecacatan sel T
● pewarnaan: -
● terapi: -

c. crypococcuss: cryptococcus neoformans


● morfologi: masuk malului pernafasan karena sel ragi di tanah tercampur
kotoran burung
● diagnosis: meningitis pada pasien AID/ imunokompromais
● gejala: pneumonia ringan atau tanpa gejala
● pewarnaan: jamur di dapatkan yeat dan budding
● terapi: -

BAKTERI
BAKTERI GRAM POSITIF COCCUS/BULED :)
1. staphylococcus
● morfologi : bentuk coccus, bergerombol spt anggur, gram +, spora -, kapsul +
virulent
● sifat : aerob/fakultatif anaerob, test katalase +, hidup di suasana garam tinggi
● diagnosis : staphylococcus scalded skin syndrom
● gejala : pneumonia, sinusitis, furunkel, impetigo, diare
● terapi : penicillin
2. streptococcus
● morfologi: gram +, coccus, tersusun spt rantai, spora -, kapsul + pd bbrp
spesies
● sifat: fkultatif anaerob
● diagnosis: rheumatic fever, scarlet fever, ericepelas
● gejala: demam, pankarditis, poartritis ;
● terapi: penisii, eritromisin
streptococcus pneumonia
● morfologi: gram +, coccus berpasangan, spora -, kapsul +
● sifat: fakultatif anaerob
● diagnosis: pneumococcal pneumonia
● gejala: mendadak, demam tinggi, batuk dgn ‘rusty/bloody’ sputum
● terapi: penisilin, vaksinasi
3. Enterococcus
● morfologi: coccus
● sifat: non hemolitic, resisten thdp antibiotik
● diagnosis: infeksi nosokamial
● gejala:-
● terapi:-
BAKTERI GRAM POSITIF BATANG/BASIL
4. Clostridium tetani
● morfologi: gram +, batang, grak +, spora + bntk terminal “drum stick”
● sifat: obligat anaerob
● diagnosis:(trimus) kontraksi otot intermitten dkt luka, Carper’s mouth
(neonatorum tetanus), Opisthotonus (kekakuan tubuh bag. punggung)
● gejala: luka, luka bakar, umbilicus stump, tindakan operasi
● terapi: wound toilet, penicillin
5. Clostridium perfingens
● morfologi: gram +, batang, spora +, berkapsul
● sifat: aerotolerant
● diagnosis dan gejala:
- gas gangrene (clostridial myositis): krepitasi, nekrosis, edematous pd
daerah infeksi, kulit bronze discoloration, eksudat hitam cair
terapi: penicilin G
- clostridial cellulitis (infeksi clostridial di luka): krepitasi (gas dlm
jaringan), tidak edem
- clostridial endometritis (uterine infection): necrosis jar uterus
- enterotoxic food poisoning: nyeri perut, diare
6. clostridium botulinum
● morfologi : batang, gram +, spora subterminal
● sifat: atrik anaerob
● diagnosis:
a. botulism / food poisoning
gejala: mulut kering, konstipasi, mual, muntah, flaccid paralisis, paralisis otot
oculer, farings, larings, retensi urin, otot pernafasan à kematianflaccid
paralisis, paralisis otot oculer, farings, larings, retensi urin, otot pernafasan ->
kematian
b. infant botulism (bayi usia 8 mgg - 8 bln)
gejala: paralisis flaccid akut (otot kepala, leher, wajah, tenggorokan s/d
ekstremitas), kematian paralisis otot interkostal & diafragma, gagal jantung
● terapi: kumbah lambung (utk Botulism)
7. Clostridium difficile
● normal flora GIT
● diagnosis:
a. pseudomembranous colitis (PMC)
b. AAD (“antimicrobic-assoclated diarrhea)
● gejala: diare, demam, kram, inflamasi
● terapi: penghentian antibiotik, elektrolit, vancomycin dan metronidazol
● pewarnaan: tahan asam
8. Bacillus antharicis
● morfologi: batang, gram +, spora +, capsul +, gerak -
● diagnosis:
a. cutaneus antrax, gejala: papula, vesikel, black eschar yg dikekelilingin
gelatinous edema
b. pulmonary anthrax, gejala: panas, malaise, batuk non produktif, dyspnea,
sakit pada rongga dada
c. gastrointestinal anthrax, gejala: cholera like gastroenteritis, abdominal pain,
demam, nausea, vomiting, diare, perdarahan GIT
● terapi: penicilin, tetraciklin
● pewarnaan: tahan asam
9. Bacillus cereus
● oportunistic patogen
● diagnosis: septikemia, edocarditis, meningitis, wound infections, pneumnia, fulminant
eye infections
● terapi: klindamisin ditambah/tidak dgn gentamisin
10. Corynebacterium diphtheriae
● morfologi: batang, gram +, spora -, gerak -
● sifat: aerob, mudah mati disinfektan
● diagnosis: difteri
● gejala: konjungtivitis, pharyngeal membrane, membuat beslag ‘pseudomembrane’
bull neck, severe myiocarditis
● terapi: antitoksin, penicillin
● pewarnaan: methyline blue, tahan asam
11. Listeria monocytogenes
● morfologi: batang, garam + beta hemolitik
● sifat: aerob dan fakultatif anaerob
● diagnosis: bacteremia dan sepsis, CNS listeriosis (meningitis, meningoencephalitis,
cerebritis, brainstem encephalitis, and brain or spinal abscess)
● gejala: demam,
● terapi: penicillin, ampicilin
12. Lactobacillus spp
● normal flora pada mulut, urogenital, dan GIT
● morfologi: batang benkok, gram +, motil
● diagnosis: vaginitis bakteri (non spesific vaginitis)
● Bifidobacterium dentium : sering berperan didalam infeksi
13. mycrobacterium tuberculosa
● morfologi: batang, gram +, gerak -, spora -, capsul -, tahan asam (mengandung
asam mycolic-waxy)
● diagnosis: tuberculosis
● gejala: batuk, sputum berdarah, fever, anorexia, BB turun, extreme fatigue, night
sweats, chest pain wasting of body
● pewarnaan: tahan asam
● terapi: isoniazie, rifampin, pyrazinamide, ethambutol, streptomycin, kombinasi obat
cocktail. pencegahan dengan vaksin BCG strain M.bovis

14. mycrobacterium bovis


● morfologi: -
● diagnosis: -
● gejala: scrofula (pembesaran kelenjar leher/cervical)abdominal pain, skin lession
● pewarnaan: -
● terapi: pencegahan dengan vaksin BCG, pasteurisasi dan pemberantasan TBC pada
lembu

15. myctrobacterium leprae


● morfologi: batang, gram +, spora -, gerak -, susnan berbentuk globi atau packet of
cigars
● diagnosis: lepra/leprosy/morbus hansen
lepratomus leprosy
tuberculoid type
● gejala: lepra/leprosy/morbus hansen: chronic progressive disease skin and nerves-
severe disfigurement
lepratomus leprosy: muka seperti singa, mutilasi kerusakan kartilago muka
dan tulang, lesi kulit yang meluas, kerusakan saraf
perifer yang simetris dan anestesia, prognosa jelek
tuberculoid type: kerusakan saraf perifer, lesi kulit sedikit, prognosa baik
● pewarnaan: tahan asam
● terapi: dapsone, rifampin dan dapsone untuk tuberculoid, rifampin dapsone dan
clofamizin untuk anak 2-10 tahun, pencegahan bisa menggunakan imunisasi, case
finding

BAKTERI GRAM NEGATIF


16. neisseria
● morfologi: kokus, berpasangan, seperti biji kopi, terdapat di intraseluler sel PMN,
gram
-, gerak -, spora -, kapsul (+-), oksidase, manusia sebagai host
● diagnosis: -
● gejala: -
● pewarnaan: gram
● terapi: -
17. neisseria gonorrhoeae
● morfologi: kokus, berpasangan, seperti biji kopi, terdapat di intraseluler sel PMN,
gram -, gerak -, spora -, kapsul (+-), oksidase, manusia sebagai host
● diagnosis: urethritis (laki2)
endocervicitis (perempuan)
anorectal gonorrhea (homoseksual)
● gejala: urethritis: discharge purulen, disuria, dapat menyebar ke epididimis, 10%
asimtomatis
endocervicitis: mucopurulent vagina discharge, dysuria, mild lower abdominal
pain
anorectal gonorrhea: homoseksual, purulenta conjungtivitis, opthalmia
neonatorum
● pewarnaan: gram
● terapi: penicillin, strain PPNG

18. neisseria meningitidis


● morfologi: kokus, berpasangan, seperti biji kopi, terdapat di intraseluler sel PMN,
gram -, gerak -, spora -, kapsul (+-), oksidase, manusia sebagai host
● diagnosis: meningitis
● gejala: demam dan mailis 1-2 hari, inhalation of droplets atau direct contact, nyeri
kepala, ditemukan tanda-tanda meningeal sign, kulit luka dan acute meningitis
(meningococcemia)
● pewarnaan: gram
● terapi: penicillin, dicegah dengan vaksinasi populasi high risk

19. moraxella catarrhalis


● morfologi: kokus, berpasangan, seperti biji kopi, terdapat di intraseluler sel PMN,
gram -, gerak -, spora -, kapsul (+-), oksidase, manusia sebagai host
● diagnosis: pada anak: otitis media, sinusitis akut
pada dewasa: bronkitis, pneumonia
upper respiratory tract infection
● gejala: -
● pewarnaan: -
● terapi: penicillin resisten, antimikroba lainnya

20. acinobacter baumanii


● morfologi: kokus, berpasangan, seperti biji kopi, terdapat di intraseluler sel PMN,
gram -, gerak -, spora -, kapsul (+-), oksidase, manusia sebagai host
● diagnosis: oppotunistic infection (respiratory tract, urinary tract, wounds, septicemia)
● gejala: -
● pewarnaan: -
● terapi: antibiotik resisten (sensitisasi tes antibiotik), antibiotik beta-lactam +
aminoglycoside

21. haemophilus influenzae


● morfologi: basil/ coccobacil, gram -, spora-, kapsul → sturktur Ag, katalase +,
oksidase +
● diagnosis: akut bakterial meningitis, akut epiglotis, infuluenza
● gejala: otitis media akut, sinusitis chronic, conjungtivitis, bronkitis choronic,
pneumonia
● pewarnaan: -
● terapi: ampicillin, chloramphenicol, cephalosporine gen III

22. haemophylus ducreyi


● morfologi: -
● diagnosis: chancroid, sexual transmited dissease
● gejala: ulkus penis dan nyeri, pembesaran kelenjar lymphe ingunal
● pewarnaan: -
● terapi: azitromycin, cefriaxone, erytromycin, resisten terhadap shulphonamides,
trimetroprim, tetracyclin

23. legionella pneumophillia


● morfologi: batang pendek atau kokobasil, gram -, sfecifict flurescent antibody strain
● diagnosis: legionnaires’s dissease
● gejala: nyeri otot, demam, batuk, nafas pendek, nyeri dada dan abdominal, diare
● pewarnaan: -
● terapi: ertyhromycin, rifampin, pravalensi: hindari aerosol air yang terkontaminasi,
bersihkan dan desinfeksi alat pelembab secara teratur

24. bordetella pertusis


● morfologi: aerobic, gram -, coccobacilus, coloni di respiratory tract
● diagnosis: batuk rejan atau pertusis
● gejala: rhinorrea, mucoid, batuk proximal, inspiratory whoop, vomiting, apnea,
ericephalopathy, rhinorrea, lhympocitisis, bronchopneumonia
● pewarnaan: -
● terapi: erythromycin, Tx suportif, prevalensi: imunisasi DPT

25. Brucellaceae → zoonosis. Penyebab penyakit Malta Fever ditemukan pada lien manusia
● Morfologi : coccobacil, gram (-),
● Diagnosis :-
● Gejala : menimbulkan bakteremia (febris unknown origin), tidak menimbulkan
abortus karena chorionnya tidak mengandung erythriol
● Pewarnaan : pewarnaan gram
● Terapi :-

26. Yersinia enterocolitica → Primer patogen pada hewan, manusia terinfeksi sekunder
● Morfologi : gram (-)
● Diagnosis :-
● Gejala :
- Rodent dan hewan domestik: domba, sapi, babi, anjing, kucing, dan air yang
terkontaminasi
- Transmisi kontaminasi makanan dan minuman
● Pewarnaan : -
● Terapi :-

27. Yersinia pseudotuberculosis → primer patogen pada hewan, manusia terinfeksi sekunder
● Morfologi : gram (-)
● Diagnosis :-
● Gejala :
- Terdapat pada hewan peliharaan: ternak dan burung
- Transmisi melalui makanan yang terkontaminasi tinja hewan
- Transmisi antar manusia jarang terjadi
● Pewarnaan : -
● Terapi :-

28. Yersinia pestis → penyakit hewan pengerat (tikus) yang terinfeksi Yersinia pestis. Lalu transmisi
melalui gigitan flea (Xenopsylla cheopis)
● Morfologi : gram (-)
● Diagnosis :
● Gejala :
- Bubonic plague: pembentukan buboes, nyeri tekan, panas tinggi
- Pneumonic plague: cyanosis, dyspnea, hemoptysis fatal bila tidak diobati
- Septicemic plague: komplikasi fatal, sebagai fase akhir dari bubonic atau
pneumonic plague tetapi bisa sebagai penyakit primer
- Plague meningitis: merupakan komplikasi yang jarang
- Pestis minor: bubo lokal tanpa tanda sistemik
● Pewarnaan : -
● Terapi : streptomycin (obat pilihan), tetracycline (obat alternatif)

29. Rikettsia → pernah camping, mendaki. Gejala umum demam dan rash
● Morfologi : Batang, gram (-) kecuali Coxiella burnetii gram (+)
● Diagnosis : Typhus group (epidemic typhus, brill, endemic typhus), Spotted fever
group (Rocky mountain spotted fever, mediterannean fever, dll), Scrub typhus, Q
fever, dan Trench fever
● Gejala :
- Thypus Group
1) Epidemic Typhus
❖ Etiologi: Rickettsia prowazekii → vektor kutu badan/kepala
(Pediculus humanus var capitis)
❖ Gejala: panas tinggi, skin rash (makula), gangguan kesadaran,
gangguan ginjal, nekrosis kaki dan hidung
2) Brill (zinser disease)
❖ Etiologi: Rickettsia prowazekii
❖ Gejala: ringan, tanpa skin rash. Pernah menderita epidemic
typhus
3) Endemic Typhus
❖ Etiologi: Rickettsia typhi → vektor flea (Xenopsylla cheopis)
❖ Gejala: mirip epidemic typhus, lebih ringan
- Spotted Fever Group
1) Rocky mountain spotted fever
❖ Etiologi: Rickettsia rickettsii → vektor ticks
❖ Gejala: mirip epidemic typhus
2) Mediterranean fever
❖ Etiologi: Rickettsia conorii
3) Siberian tick typhus
❖ Etiologi: Rickettsia sibirica
4) Queensland tick typhus
❖ Etiologi: Rickettsia australis
5) Rickettsial pox
❖ Etiologi: Rickettsia akari
❖ Gejala: panas, rash vesikular
- Scrub typhus
❖ Etiologi: Rickettsia tsutsugamushi
❖ Gejala: panas, nyeri abdomen, sore throat, eschar, lymphadenopathy
splenomegali berat, gengguan mental, pneumonia, kegagalan
sirkulasi
- Q fever
❖ Etiologi: Coxiella burnetii
❖ Gejala: panas, menggigil, sakit kepala, tanpa rash
- Trench fever
❖ Etiologi: Rochalimaea quintana
❖ Gejala: demam tinggi berulang 3-5 kali, skin rash (rose spots), nyeri
hidung
● Pewarnaan : pewarnaan gram, giemsa, pemeriksaan serologi
● Terapi : Tetracycline dan chloramphenicol, antibiotika menghambat
pertumbuhan Rickettsia, terapi diberikan > 10 hari

30. Pseudomonas aeruginosa


● Morfologi : Batang gram (-), spora (-)
● Diagnosis :-
● Gejala : infeksi sekunder luka bakar dan infeksi saluran kemih (pasien yang
menggunakan kateter)
● Pewarnaan : -
● Terapi : Gol. Aminologlikosida, Gol. Cephalosporin, Gol. Penicilin, dan
Topikal derivat sulfonamid

31. Chlamydia
● Morfologi : basil warna merah
● Diagnosis : incution konjungtivitis, trachoma, lymphogranuloma ingunale,
keradangan pada paru
● Gejala : ocular thracoma: konjungtiva dan kornea radang kronis lakrimasi,
mucoporulent discharge, pannus, trichiasis, sedikit eksudat, minimal keratitis
Incusion conjunctivitis: habis berenang sama temen, secret kental
Lymphogranuloma
Pisstacisis dan ornithosis: febris, sakit kepala, myalgia, nyeri dada,
bronchopenumonia
● Pewarnaan : gram negative, ocular thracoma: kerokan epitelgiemsa
kultur dahak
● Terapi : ocular thracoma : tetrasilkin, sulfonamide, eritromisisn
Incusion conjunctivitis: eritrimisin

32. Mycoplasma
BAKTERI SPIRAL
33. Treponema pallidum
34.

Seorang anak laki-laki 9 tahun datang ke RS UMM dengan keluhan nyeri saat menelan.
Pada TTV, suhu: 38,5C, TD 130/80, HR 90x/menit, RR 20x/menit. Pada pmx fisik ditemukan
tonsil hiperemis, tonsil T3/T3 hiperemis dan terdepat selaput berwarna putih pada arcus
faring sinistra. Dilakukan pewarnaan gram.
tentukan :
a. Etiologi
b. Diagnosis
c. Pewarnaan dan pmx lab penunjang lain
d. Terapi
e. : Strpstococcus pyogenes
f. tonsilitis akut
g. Gram +, spora -, Katalase -, Bacitracin +
h. Peniciline, tetracycline, cloramphenicol
Seorang laki-laki usia 30 tahun, datang ke UMC dengan keluhan batuk, nyeri dada dan
myalgia. Pad a TTv didapatkan suhu 37,8C, TD 120/80. Pada anamnesis didapatkan beliau
merupakan penambang kapur yang sering bekerja di gua-gua yang banyak kelelawarnya.
Pada pmx fisik ditemukan suara rongkhi basah, hipersonor pada lapang paru dextra.
Tentukan:
a. Etiologi
b. Diagnosis
c. Pewarnaan dan pmx lab penunjang
d. Terapi
e. : Histoplasma capsulatum var. Capsulatum
f. Histoplasmosis pulmonary
g. Kultur dahak
h. itraconazole(moderate), voriconazole and posaconazole, steroid(?)
Seorang laki-laki usia 25 th. Periksa ke RS dengan keluhan timbul tukak pada alat kelamin
yang hilang sendiri tanpa diobati. Tiba-tiba 2 minggu setelah tukak hilang kemudian muncul
bintik-bintik merah yang menyebar keseluruh tubuh. Riwayat sebelumnya pernah kontak
seksual ± 3 minggu yang lalu. Dokter mengambil specimen darah dan mengirimkan
specimen ke laboratorium untuk dilakukan identifikasi bakteri. Dilakukan pemeriksaan
A. Deskripsikan hasil pemeriksaan dark field mikroskop dengan lengkap?
B. Kemungkinan pasien terinfeksi bakteri apa?

dengan dark field mikroskop


. Berbentuk spiral silindris dengan ujung runcing
2. Treponema pallidum
Seorang laki-laki, usia 35 tahun, datang dengan keluhan demam tinggi disertai batuk. Dari
anamnesis didapatkan bahwa keluhan sudah 3 minggu yang lalu yang diawali dengan batuk
kering. Tidak ada keluarga pasien yang mengalami gejala yang sama. Tetapi diketahui
bahwa pasien memelihara burung merpati di rumahnya.
- Etiologi ?
- Diagnosis ?
- Bagaimana interpretasi hasil pewarnaan tersebut ?
- Cryptococcus neoformans
- Cryptococcusis
- Berbentuk Yeast dan terdapat budding

Seorang laki-laki mengalami penyakit aneh setelah 4 hari yang lalu berenang bersama
teman-temannya di kolam renang umum dekat sekolahnya. Pada pemeriksaan fisik, dokter
mendapatkan keluarnya lakrimasi, mukopurulen. Dokter menemukan pada pengamatan
mikroskop kuman penyebab penyakit di atas membentuk inclusion bodies.
1. Etiologi
2. Diagnosis
3. Pewarnaan dan Interpretasi
4. Terapi
1. Clamidia
2. Inclusion conjunctivitis dd tracoma → konjuctiv ada folikel dan papil dan kornea
(terkontaminasi genital TRIC agent, chlorinasi air tidak sempurna)
3. Gram, Bakteri Rods bewarna merah → gram negatif
4. lokal/sistemik dengan eritromicyn

Seorang anak 12 tahun mengeluhkan gatal gatal pada kaki. Dari anamnesis anak tersebut
merupakan santri yang tinggal berasrama. 2 hari yang lalu ada temannya yang datang ke
dokter dengan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kulit yang
mengelupas seperti kerak, erythema pada sela sela jari kaki dan telapak kaki
1. Etiologi
2. Diagnosis
3. Pewarnaan dan Interpretasi
4. Trichopyton rubrum
5. Tinea pedis
6. LPCB/KOH, Filamentous berspora

Seorang ibu dengan bayi datang dengan keluhan pada badannya terdapat luka-luka. Dari
anamnesis didapatkan bahwa sebelum adanya luka tersebut ibu pasien menyebutkan
adanya bentukan menggelembung besar seperti bola berisi air. Dokter menyimpulkan
bahwa luka tersebut berasal dari adanya bula besar yang pecah. Dokter memutuskan untuk
melakukan kultur.
katalase + koagulasi + biru ungu +
merah-
- Etiologi ? staphylococcus aureus
- Diagnosis ?ssss
- Bagaimana interpretasi hasil pewarnaan tersebut ? (Bentuk, Warna)
- Bagaimana Interpretasi hasil pemeriksaan katalase dan koagulase tersebut?
- Terapi ?

Seorang laki-laki usia 23 th periksa ke dokter keluarga dengan keluhan demam, sakit kepala
berat, nyeri otot dan ruam kulit petecki di seluruh tubuh. Ruam kulit dimulai pada
pergelangan tangan dan kaki lalu menyebar ke seluruh tubuh. Sebelumnya pasien
berkemah selama 5 hari dipegunungan Arjuna.
- Etiologi ?
- Diagnosis ? Rocky mountain spotted fever
- Bagaimana interpretasi hasil pewarnaan tersebut ? (Bentuk, Warna)
- Terapi ?

Kumpulan Soal Kasus Tugas Mikrobiologi


Angkatan 2019
40 Butir Contoh Soal Kasus

1. Seorang petani 43 tahun, ditemukan oleh kepala desa dengan keadaan demam dan
ditemukan benjolan pada ketiaknya. Diketahui ia jarang mandi dan banyak kutu
dipakaiannya. Dokter datang dan menyarankan untuk langsung diobati sesegera
mungkin.

Diagnosa : Plague
Etiologi: Yersinea pestis
Pewarnaan : Gram (-)
Terapi : Streptomycin

2. Seorang pasien kanker 30 tahun, mengeluhkan demam, diare, dan keluhan pada
pencernaan. Dokter menyarankan untuk pemeriksaan mikrobiologi. Ditemukan toksin
pada saluran pencernaan.
Diagnosa : AAD
Etiologi: Clostridium difficile
Pewarnaan : Gram (+)
Terapi : Elektrolit dan Pemberian Vancomycin atau Metronidazol

3. Pria 25 th dari Amerika kembali ke Indonesia, dua minggu kemudian pasien periksa
ke dokter dengan keluhan terdapat bercak maculo popular dengan kemerahan dengan
keluhan tambahan demam, pusing, sakit tenggorokan. Hasil anamnesa yang
mendalam pasien telah melakukan hubungan seksual dengan PSK

Etiologi : Treponema pallidum


Diagnosis : Secondary Sphyhilis
Pewarnaan : Gram Negatif
Gambaran : Berbentuk spiral
Terapi : Injeksi Penicillin

4. Seorang Pria 45 th mengeluh demam tinggi, batuk disertai darah, sesak nafas dan
dehidrasi semenjak 6 hari yang lalu

Etiologi : Streptococcus pneumoniae


Diagnosis : Pneumonia
Pewarnaan : Gram Positif
Gambaran : Bentuk kokus, Berpasangan (lancet-shaped diplococci)

5. Wanita janda berinisial I berusia 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
demam menggigil, dan juga batuk darah. Pada foto thorax didapatkan gambaran
infiltrat baru atau infiltrat progresif. Dari kasus tersebut,jawablah pertanyaan di bawah
ini ?

Etiologi: Streptococcus pneumoniae


Diagnosis : Pneumonia
Pewarnaan : Gram ( + )
Ciri : Warna ungu dengan bentuk kokus berpasangan
Terapi : Penicilin
6. Seorang pasien pria usia 35 tahun datang dengan keluhan batuk lebih dari 2 minggu.
Batuk dirasakan lebih sering pada malam hari sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan
lainnya adalah demam dan penurunan nafsu makan disertai dengan penurunan berat
badan. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda‐tanda penarikan paru, diafragma
dan mediastinum. Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan pada pemeriksaan
BTA +2. Pemeriksaan foto rontgen thorax Anterior Posterior (AP) ditemukan adanya
cavitas pada pulmo dekstra dan sinistra. Dari kasus tersebut,jawablah pertanyaan di
bawah ini !

Etiologi : Mycobacterium tuberculosis

Diagnosis : Tuberculosis

Pewarnaan : Ziehl-Neelsen atau BTA

Ciri : bentuk batang, dengan gram (+), tidak bergerak , tidak memiliki kapsul,
tidak memiliki spora

Terapi : Isoniazid, Rifampin, Pyrazinamide, Ethambutol, Streptomycin

7. Pria 24 tahun periksa ke dokter dengan keluhan nyeri saat berkemih dan keluar lender
kekuningan setiap pagi hari, pria ini mengaku kehidupan seksualnya aktif dan
berhubungan dengan banyak pasangan. Dari kasus tersebut, jawablah pertanyaan di
bawah ini !

Etiologi : Neisseria gonorrhoeae

Diagnosis : Gonorrhea

Pewarnaan : Gram ( - )

Ciri : Bentuk coccus, berpasangan seperti biji kopi

Terapi : Penicillin

8. Seorang pemadam kebaran usia 35 tahun datang ke UGD diantar istrinya dengan luka
bakar yang dia dapat setelah memadamkan rumah yang kebaran 7 hari lalu. Dari hasil
anamnesis yang didapat luka bakar hanya diobati dengan odol, namun 5 hari setelah
terkena luka, pasien mengeluh demam,jantung berdebar dan terdapat tegang dan
kekakuan pada otot rahang.

Diagnosis : Tetanus
Etiologi : Clostridium Tetanii
Pewarnaan : Gram ( + )
Terapi : Penicillin

9. Seorang pria usia 40 tahun dibawa ke RS dengan keluhan nyeri kepala ,demam dan
malaise mulai 2 hari yang lalu. Diketahui dari anamnesa beberapa hari yang lalu
pasien menjenguk kerabatnya yang sakit di rs tanpa memakai masker. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapati meningeal sign.

Diagnosis : Meningitis
Etiologi : Neisseria meningitidis
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : Penicillin

10. Seorang anak berusia 10 tahun mengalami nyeri tenggorok hebat disertai demam,
malaise dan anoreksia. Pada pemeriksaan tampak eksudat putih keabuan pada tonsil
dan faring. Pasien juga mengalami edema di area submandibular dan leher bagian
anterior sepanjang area limfadenopati (bullneck).

Etiologi : Corynebacterium diphtheriae


Diagnosis : Difteri
Pewarnaan : Gram (-)
Terapi : Serum Antitoksin Difteri (ADS), antibiotic Penisilin

11. Seorang pasien berusia 25 tahun dengan riwayat sesak dada dan sesak napas selama 2
hari dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena dispnea yang memburuk selama
6 jam. 2 hari yang lalu mengeluh sakit tenggorokan, batuk dan gejala mirip flu. Sudah
mengonsumsi obat tetapi tidak ada perbaikan. 6 jam sebelum masuk IGD, pasien
mengalami sesak dada yang memburuk, dispnea, dan kesulitan berbicara.
Pemeriksaan fisik menunjukkan T 38,9 ° C, TD 136/91 mmHg, HR 150 bpm, SpO2
99% dengan sianosis perifer dan mengi bilateral. Tomografi komputasi dada (CT)
menunjukkan lokasi infeksi di paru kanan. Dari pemeriksaan sputum di dapatkan
bakteri basil gram negative.

Etiologi : Pseudomonas aeruginosa


Diagnosis : Cystic Fibrosis
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : β-lactam dan Aminologlikosida

12. Seorang pria 30 tahun datang dengan keluhan nyeri di daerah penis. Saat anamnesis
didapatkan pria tersebut sering berhubungan badan dengan PSK. Didapatkan ulkus
pada penis dan pembesaran kelenjar limfe inguinal.

Etiologi : Haemophylus ducreyi

Diagnosis : Chancroid

Pewarnaan : Gram ( - )

Terapi : Azitromycin, Cefriaxone, Erytomycin

13. Pasien berusia 20 tahun mengalami sakit perut yang parah/kram, demam dengan
sedikit menggigil, diare, pusing dan kehilangan nafsu makan. Sehari sebelumnya
pasien mengalami kedinginan beberapa jam setelah mengkonsumsi masakan daging.

Etiologi : Bacillus cereus


Diagnosis : Food Poisoning
Pewarnaan : Gram ( +)
Terapi : Clindamycin

14. Seorang pria berusia 36 th datang ke dokter dengan keluhan sesak napas, nyeri otot,
batuk tidak ada dahak, sakit kepala, terkadang menggigil, nyeri pada sendi, mialgia
dan terlihat ada ruam pada kulitnya erythema nodusum dan erythema multiforme.
Ketika ditanyakan oleh dokter pria tersebut bekerja sebagai pemburu kelelawar yang
tidak menutupi hidungnya saat bekerja.
Diagnosis : Histoplasmosis
Etiologi : Histoplasma capsulatum
Pewarnaan : Spora
Terapi : Itraconazole, Ketoconazole, atau Amphotericin B.

15. Seorang anak 8 tahun dibawa ke RS dengan keluhan rambut yang gatal. Dari
pemeriksaan fisik terlihat rambut yang kusam keabuan, terdapat gambaran gray patch.

Etiologi : Trichophytin tonsurans


Diagnosis : Tinea capitis
Pewarnaan : Fungi
Bentuk : Hifa

16. Seorang perempuan berusia 20 tahun menderita cedera berat pada tungkai kanannya
karena kecelakaan sepeda motor. Satu hari setelahnya suhu badan 38 derajat, denyut
jantung meningkat, berkeringat dan gelisah. Pada pemeriksaan tungkainya bengkak
dan kaku dengan cairan serosa gelap, tipis mengalir dari luka. Kulitnya dingin, pucat,
putih dan mengkilat.

Etiologi : Clostridium perfringens


Diagnosis : Gangrene
Pewarnaan : Gram ( + )
Terapi : Penisilin

17. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun datang ke puskesmas, didapatkan keluhan


disuria, urgensi, dan sering berkemih dalam sehari. Baru-baru ini melakukan
hubungan seksual. Pada urinalisis, ditemukan banyak sel polimorfonukleus.

Etiologi : Escherichia coli


Diagnosis : Infeksi Saluran KemIh
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : Penisilin

18. Seorang pasien datang ke klinik dan berdasarkan pemeriksaan fisik didaptkan hasil
lepromin test (-), pemeriksaan bakteriologis (+), prognosa jelek, muka seperti singa,
mutilasi kerusakan kartilago muka dan tulang, lesi kulit yang meluas, kerusakan saraf
perifer yang simetris dan enstesi.

Diagnosis : Lepra

Etiologi : Mycobacterium Leprae

Pewarnaan : BTA

Terapi : Dapsone Rifampin dan Clofazimine

19. Seorang pria berusia 33 tahun demam 39 derajat disertai nyeri kepala dan malaise
pasca berburu rusa. Sehari kemudian ia mengalami mual, muntah, nyeri perut, dan
diare. Hari keempat timbul ruam, awalnya pergelangan tangan dan pergelangan kaki,
kemudian meluas hingga ke seluruh tubuh. Awalnya ruam makular kemudianberubah
cepat menjadi makulopapular disertai petekia sentral

Etiologi : Rickettsia rickettsii


Diagnosis : demam beruam Rocky Mountain
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : Tetrasiklin dan Doxycycline

20. Seorang laki laki 26 tahun mengeluh jari manisnya nyeri sejak 5 hari lalu. Awalnya
pasien memotong kuku terlalu pendek, kemudian pinggir kulit yang berdekatan
dengan kuku memerah, bengkak dan nyeri. Sejak 1 hari yang lalu mulai keluar cairan
seperti nanah. Tentukan

Diagnosis : Paronikhia
Etiologi: Staphylococcus aureus
Terapi : Kloksasilin
Pewarnaan : Gram ( + )
Ciri : Ungu / bergerombol seperti buah anggur

21. Seorang perempuan 19 tahun datang ke dokter dengan keluhan mual, muntah, dan
konstipasi. Berdasarkan anamnesis pasien adalah anak kos yang selalu membeli
makanan dari luar yang belum tentu hygiene dan proses memasaknya benar. Setelah
melakukan pemeriksaan fisik ditemukan flaccid paralisis.
Etiologi : Clostridium botulinum
Diagnosis : Botulism / food poisoning
Pewarnaan : Gram ( - )
Spora : Subterminal
Terapi : Penicillin / metronidazol, Kumbah lambung
22. Seorang anak perempuan usia 10 tahun datang dengan ibunya dengan keluhan batuk
sudah lebih dari 2 minggu, wajah tampak memerah saat batuk, muncul bunyi
”whoop” saat menarik nafas panjang sebelum batuk-batuk, muntah setelah batu dan
kesulitan mengambil napas.

Etiologi : Bordetella pertusis

Diagnosis : Pertusis/ Batuk rejan

Pewarnaan : Gram ( - )

Terapi : Erythromycin

23. Seorang wanita 35 tahun datang ke dokter dengan keluhan keputihan, pruritus, panas
dan nyeri. Dari hasil pemeriksaan ditemukan vulva dan vagina erythema.

Etiologi : Candida albicans


Diagnosis : Vulvovaginitis Thrush (Candidiasis)
Pewarnaan : KOH

Terapi : Fluconazole

24. Seorang wanita usia 35 tahun dating dengan keluhan mengalami panas mendadak
tinggi, menggigil, sakit kepala, hiperemi conjunctiva dan mengalami gangguan pada
organ pencernaannya. Setelah dilakukan anamnesis, pasien merasakan keluhan ini
sejak rumahnya terkena banjir sekitar 5 hari yang lalu.

Etiologi : Leptospira interrogans


Diagnosis : Leptospirosis
Ciri : Bentuk spiral, silver impregnation, membentuk kait (hook),
Terapi : Penicillin dosis tinggi, tetrasiklin, streptomisin, makrolida
25. Seorang bayi berusia 3 bulan mengalami paralisis flaccid akut pada otot kepala, leher,
wajah, tenggorokan, hingga pada ekstremitasnya. Bayi tersebut juga mengalami
kematian paralisis otot intercostal dan diafragma, serta memiliki tanta-tanda gagal
jantung.

Etiologi : Clostridium botulinum


Diagnosa : Infant botulism
Pewarnaan : Gram ( + )
Terapi : Penicillin

26. Seorang wanita 20 tahun, datang ke klinik dengan keluhan kulit di punggung terasa
gatal dan seperti sisik sejak 2 minggu yang lalu. Melalui anamnesis ada keluarga yang
mengalami hal serupa tapi di bagian abdomen. Dokter melakukan pemeriksaan fisik
ditemukan hiperpigmentasi yang luas di bagian punggung.

Etiologi : Malasszia furfur


Diagnosis : Pithiriasis versicolor
Pewarnaan : Fungi
Ciri : Bentukan khas spaghetti and meatballs
Terapi : Imidazole

27. Seorang laki laki 20 tahun mengalami nyeri otot, batuk, demam, nafas pendek, nyeri
dada dan abdomen ketika periksa ke dokter dicurigai mengalami infeksi bakteri

Etiologi : Lagionella pneumophilia


Diagnosis : Legionnaires’s Disease
Morfologi : Gram (-)
Terapi : Erythromycin dan Rifampin

28. Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke dokter dengan gejala seperti influenza
seperti demam, batuk-batuk, arthralgia, sakit kepala 1-2 minggu, menyerang kulit,
tulang dan SSP
Etiologi : Coccidiodesimitis
Diagnosis : Coccidiodomycosis
Pewarnaan : KOH
Ciri : Berbentuk sefrula, jamur saprofit dimorfik
Terapi : Fluconazole dan Itraconazole

29. Seorang wanita datang ke poli kulit kelamin,datang dengan keluhan terdapat
perubahan warna kuku/deskromasi,penebalan kuku,debris subungual,kuku pasien
pucat sampai kecoklatan dan menebal,rapuh ada sisa jaringan dibawah kuku.

Etiologi : Trichophyton Rubrum


Diagnosis : Ahtlete’s foot (Tinea Pedis
Pewarnaan : KOH
Ciri : Bentuk mold dan hifa halus lurus
Terapi : Terbinafin dan Flukonazol

30. Seorang wanita hamil usia 35 tahun datang berobat dengan keluhan demam nifas,
sepsis, dan infeksi saluran kencing.

Diagnosa : Streptococcosis
Etiologi : Streptococcus agalactiae
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : Penicillin

31. Seorang laki-laki usia 33 tahun datang berobat mengeluhkan sakit pada bagian perut
dan mengalami diare (sering blood diarrhea).

Diagnosa : Enteritis Necroticans


Etiologi : Clostridium perfingens tipe C
Pewarnaan : Gram ( + )
Terapi : Penicillin G dosis tinggi/cephalosporin dan Antitoxin

32. Seorang pria berusia 35 th dari pedesaan sumber datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri dada dan demam. Pasien merupakan mantan perokok. Pemeriksaan
radiologik dada menunjukkan kelainan berupa massa pada lobus kanan bawah yang
mengarah dugaan kanker paru. pemeriksaan sitologik paru menunjukkan adanya ragi
bertunas dengan dasar lebar. apa diagnosis dan tatalaksana?

Diagnosis : Blastomikosis
Etiologi: Blastomuces dermatitidis
Pewarnaan : KOH
Ciri : Pemeriksaan KOH menunjukkan adanya ragi bertunas lebar
Pengobatan : Itrakonazole

33. Seorang pria berusia 12 tahun datang ke dokter dengan keluhan makula hiperpigmentasi,
tidak bersiisk pada telapak tangan dan kaki. pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit dan KOH
menunjukkan adanya sel ragi berpigmen kecoklatan dan hifa bersekat.

Diagnosis : Tinea Nigra


Etiologi: Exophilia wernecki
Pewarnaan : KOH
Ciri : Ragi berpigmen coklat
Pengobatan : Topikal Ketokonazole

34. Seorang anak laki-laki umur 12 tahun datang berobat dengan sesak berat, perut
kembung, mual dan muntah sering disertai diare 5 kali per hari sejak 2 hari yang lalu.
Terdapat pembengkakan di payudara dan leher setelah makan daging kambing 7 hari
yang lalu.

Etiologi : Bacillus Anthracis


Diagnosis : Anthrax
Pewarnaan : Gram ( + )
Terapi : Siprofloksasin dan Doksisiklin
35. Seorang anak usai 3 tahun datang dengan keluhan dibagian pernapasannya, flu dan
matanya tampak merah. Setelah diperiksa dokter, didapatkan conjungtivis,
pneumonia, sinusitis cronic. Dokter melalukakn pemeriksaan bakteriologi, didapatkan
tes katalae (+) ;oksidase (+); tidak berspora.

Diagnosis : Infeksi Lokal Haemophilus Influenzae


Etiologi: Haemophilus Influenzae

Morfologi : berbentuk basil/coccobacil (pleomorphic)

Pewarnaan : Gram ( - )

Terapi : Ampicillin dan Chloramphenicol

36. Pasien Laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan diare dengan tinja yang cair
berwarna pucat seperti air cucian beras. Penderita juga mengaku merasa mual, kram
perut dan muntah. Pasien mengaku lingkungan tempat tinggalnya kotor. Pada
pemeriksaan fisik dokter mendapatkan bahwa pasien mengalami tanda dehidrasi
seperti mulut kering dan badan terasa lesu.

Diagnosis : Kolera
Etiologi : Vibrio Cholerae
Pewarnaan : Gram ( - )
Terapi : Doxycycline, cairan infus/oralit

37. Pasien Laki-laki usia 42 Tahun datang dengan keluhan adanya cairan yang keluar dari
kemaluannya. keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. pasien juga mengeluhkan setiap pagi
celana dalamnya tampak bekas cairan yang mengering. Tidak ada keluhan nyeri ataupun perih
saat buang air kecil. Riwayat 2 minggu lalu habis kontak seksual dengan PSK. pada pemeriksaan
fisik didapatkan discharge mukoserous pada muara urethra eksterna.

Diagnosis : Urethtritis non Gonorhae

Etiologi : Chlamydia Trachomatis

Pewarnaan : Gram ( - )

Terapi : Metronidazole
38. Seorang ibu 40 tahun dating ke klinik dengan keluhan sesak napas. Pada anamnesis, ibu
menyangkal memiliki riwayat penyakit asma. Pemeriksaan mikroskopis ditemukan gambaran
Fungus Ball.

Diagnosis : Aspergillosis

Etiologi : Inhalasi Konidia Aspergillus

Pewarnaan : KOH

Terapi : Voriconazole

39. Seorang Pria berumur 18 tahun dating ke poli kulit dan kelamin dengan keluhan abses pada
permukaan lengan. Selain itu juga ditemukan banyak ulkus dan nekrosis. Anamnesis
menunjukkan sebelumnya ia berkunjung ke taman bunga dan tertusuk duri pada lengan tersebut.

Diagnosis : Sporotrichosis

Etiologi : Sporothrix schenckii

Pewarnaan : KOH

Terapi : Oral Itroconazole dan Amphotericin B (Parah)

40. Seorang peternak burung berumur 30 tahun ditemukan tak sadarkan diri dan langsung
dilarikan ke UGD. Keluarga menyusul kemudian dan disampaikan bahwa beliau kemungkinan
karena komplikasi dari AIDS yang dideritanya. Pemeriksaan menunjukkan ia mengalami
meningitis. Pemeriksaan mikroskopis menemukan adanya ragi berkapsul.

Diagnosa : Cryptococcosis

Etiologi : Cryptococcus neoformans

Pewarnaan : Fungi

Terapi : Kombinasi Amphotericin B dan Flucytosine

Anda mungkin juga menyukai