menjunjung tinggi martabat kita. b. Sebagai makhluk bermoral harus berani melawan bila terjadi penindasan. c. Sebagai makhluk bermoral harus memenuhi hak dan kewajiban secara seimbang agar tidak merampas hak orang lain. d. Tidak berputus asa dalam menghadapi beban dan cobaan hidup.
2. Nilai Budaya
3. Nilai Sosial a. Sebagai makhluk sosial tidak boleh
membeda-bedakan sesama. b. Sebagai makhluk sosial kita harus bergotong-royong dan bekerja sama. c. Sebagai makhluk sosial harus memupuk persatuan dan kesatuan. d. Sebagai makhluk sosial harus saling tolong menolong tanpa membeda-bedakan SARA. e. Sebagai makhluk sosial tidak boleh bersikap semena-mena terhadap sesama.
4. Nilai ketuhanan (Religi) a. Sebagai makhluk beragama harus
menjunjung tinggi kejujuran. b. Sebagai makhluk beragama harus mencontohkan sikap baik. c. Sebagai makhluk beragama tidak boleh memfitnah orang lain. d. Sebagai makhluk beragama harus selalu bersyukur terhadap rahmat Allah SWT. e. Sebagai makhluk beragama tidak boleh serakah. f. Sebagai makhluk beragama harus menerapan apa yang diajarkan oleh agama. No. Kaidah Bahasa Kutipan Teks 1. Kalimat bermakna lampau 1. Waktu Ireng keluar dan menghampirinya ia menyerahkan uang pemberian tadi dan kemudian meneruskan pengelamunannya. (halaman 19) 2. Tahun yang lalu kau juga yang kusuruh ambil bibit karet. (halaman 18) 3. Juragan tahu sendiri, Gan, dulu hampi- hampir tertangkap. (halaman 18) 4. Dulu kita diuber-uber lurah, tuan besar administratur, rodi, wajib desa. (halaman 28) 5. Limabelas tahun yang lalu barangkali?. (halaman 29) 6. Segera yang Pertama dan kedua mengambil pikulan dan memikul singkongnya ke arah mereka kemarin datang. (halaman 30)
2. Penggunaan konjungsi yang 1. Waktu Ireng keluar dan menghampirinya ia
menyatakan urutan waktu menyerahkan uang pemberian tadi dan kemudian meneruskan pengelamunannya. (halaman 19) 2. Kemudian Yang Pertama membuka baju kaos kutungnya. (halaman 26) 3. Baru kemudian Nyonya mengangkut dagu, mengebaskan pegangan suaminya dan meradang garang. (halaman 54) 4. Kemudian komandan itu menyambut. (halaman 56) 5. Komandan melangkah, kemudian berdiri di tengah-tengah antara Juragan dan Nyonya. (halaman 60) 6. Kedua suami-isteri itu menengok ke pintu ruang tamu, kemudian hampir berbarengan menyambut. (halaman 62) 7. Pak Lurah tertawa bercanda, dan kemudian memperingatkan. (halaman 63) 8. Tanpa disilakan Lurah duduk dan segera kemudian memulai. (halaman 63) 9. Kemudian ia menghilang lagi memelui pintu dalam. (halaman 75) 10. Sebentar kemudian ia keluar lagi membawa jahitan dan mulai menisik di atas kursi ditentang kursi yang tadi didudukinya. (halaman 42) 11. Baru kemudian, setelah yang dipanggilnya tak menjawab, sadarlah ia bahwa dihadapannya ada berdi seseorang, dan orang itu adalah Nyonya yang sudah berdandan rapi. (halaman 43) 12. Sebentar kemudian terdengar daun pintu lemari dilemparkan, akhirnya ia muncul kembali membawa keris yang kemudian disisipkannya di pinggang. (halaman 45) 3. Penggunaan kata kerja 1. Empat orang menghajar aku habis-habisan. material (halaman 26) 2. Ranta menahan Yang Pertama dengan tangannya yang sehat. (halaman 26) 3. Sekali lagi Ireng menghapus air matanya, sekali ini dengan ujung kebayanya. (halaman 28) 4. Muncullah Ranta di ambang pintu membawa aksentas Juragan Musa. (halaman 60) 5. Juragan Musa mengawasi tas itu sebentar, kemudian menunduk. (halaman 60) 6. Juragan Musa mengangguk. (halaman 62) 7. Nyonya menunduk. (halaman 62) 8. Kedua suami-isteri itu menengok ke pintu ruang tamu, kemudian hampir berbarengan menyambut. (halaman 62) 9. Yang Pertama mengangguk. (halaman 32) 10. Sebentar kemudian ia keluar lagi membawa jahitan dan mulai menisik di atas kursi ditentang kursi yang tadi didudukinya. (halaman 42) 11. Nampak Ireng mengintip sejenak di pintu, kemudian cepat menarik kepalanya, hilang. (halaman 15) 12. Isterinya membuka kunci pintu dan menyilakan suaminya masuk. (halaman 15) 13. Masing-masing menunduk. (halaman 83) 14. Ranta menunjuk pada orang tua itu dan berkata membenarkan. (halaman 85) 15. Ranta menggeleng sambil berkecap, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah melalui pintu dalam. (halaman 91) 16. Paraprajurit hampir berbarengan menengok kepintu dan menjawab. (halaman 101) 17. Kembali Nyonya menggeleng dan terus mempermainkan ujung kebaya. (halaman 53) 18. Nyonya bangkitdan henda pergi, tetapi Juragan Musa menangkap pada lengannya dan dengan kasarnya didukannya isterinya di kursi kembali. (halaman 53)
4. Penggunaan kalimat tidak
langsung
5. Penggunaan kata kerja 1. Nampak Jugan Musa berusaha unatuk
mental menguasai dirinya, tetapi kegugupan, ketakutan, putusasa lebih berkuasa atas dirinya. (halaman 55) 2. Bagi mereka yang beriman, yang percaya pada Allah, tak ada sesuatupun di dunia ini dapat merusuhkan hati. (halaman 58) 3. Karena merasa bahwa semua mata tertuju kepadanya dengan gugupnya Juragan Musa bersuara. (halaman 61) 4. Mendengar itu segera saja Juragan Musa angkat bicara. (halaman 61) 5. Setelah terpesona sejenak ia pun berkata perlahan menyesali diri. (halaman 62) 6. Ia menerawang langit. (halaman 17) 7. Mengelamun jauh, kadang-kadang terdengar nafas keluhnya yang panjang, dalam dan berat. (halaman 19) 8. Rupa-rupanya Ranta dan Ireng tak menyadari kehadiran mereka, karena nampak kedua-duanya terkejut. (halaman 31) 9. Tetapi ia masih juga tak dapat mengendalikan kegelisahannya, karena antara sebentar ia berhenti menisik dan mengawasi pintu ke arah palataran. (halaman 42) 10. Nampak benar ia mencoba untuk menguasai diri, tetapi gagal. (halaman 43) 11. Mendengar itu Nyonya pun ikut menjadi gugup. (halaman 43) 12. Dengan doa itu ia mengharap dapat memperoleh sedikit keberanian. (halaman 44) 13. Ia mencoba menenangkan diri dengan membalik badan dan melangkah perlahan- lahan. (halaman 44) 14. Karena Juragan Musa tak menyangka akan perlawanan isterinya. (halaman 45) 15. Tak dapat Juragan Musa mengendalikan amarahnya lagi dan ditempelnginya isterinya sampai terjatuh. (halaman 46) 6. Penggunaan dialog 1. “Ada urusan penting, Pak Residen?” (halaman 52) 2. “Tasku direbut Ranta. Ku kenal Ranta, kan? Kau tahu juga apa isi tas itu.” (halaman 52) 3. “Sekarang juga, Pak Residen?” (halaman 52) 4. “Kau bawa anakbuah?” (halaman 52) 5. “Mengapa diam saja?” (halaman 53) 6. “Nyonya hanya menggeleng.” (halaman 53) 7. “Marah?” (halaman 53) 8. “Kadi kau tak percaya Tuhan Allah?” (halaman 53) 9. “Aku tak pernah bilang aku tak percaya.” (halaman 53) 7. Penggunaan kata sifat 1. Dengan gugup ia menghampiri isterinya hendak menolongnya sendiri. (halaman 55) 2. Semua yang hadir tertawa sopan. (halaman 56) 3. Kembali sunyi senyap. (halaman 27) 4. Langit yang cerah kini mulai redup. (halaman 38) 5. Sunyi senyap di beranda. (halaman 38) 6. Kemudian langit menjadi hitam tanpa bintang. (halaman 38) 7. Rumah Ranta hilang lenyap dari muka bumi. (halaman 39) 8. Langit amat cerah dan terik. (halaman 40) 9. Ruang tamu lebar yang terang benderang. (halaman 40) 10. Seorang wanita muda lagi cantik, berkain batik, berkebaya potongan baru serta berkerudung tule halus sedang duduk menghadap kopi. (halaman 41) 11. Ia nampak agak gelisah. (halaman 41) 12. Perawakannya tinggi lampai, gerak geriknya gesit, sedang pada matanya tergambar kesigapan dan kecerdasan. (halaman 41) 13. Nyonya namapak gugup di kursinya. (halaman 57) 14. Komandan tertawa senang dan segera menyambut. (halaman 59) 15. Mendengar itu komandan marah. (halaman 61)