Anda di halaman 1dari 6

Nama: Elok Eka Puspaningrum

Kelas: XII MIPA 3

Judul buku: Sekali Peristiwa di Banten Selatan

No. Nilai-Nilai yang Terkandung Jawaban


dalam Novel Sejarah

1. Nilai Moral a. Sebagai makhluk bermoral harus


menjunjung tinggi martabat kita.
b. Sebagai makhluk bermoral harus berani
melawan bila terjadi penindasan.
c. Sebagai makhluk bermoral harus
memenuhi hak dan kewajiban secara
seimbang agar tidak merampas hak orang
lain.
d. Tidak berputus asa dalam menghadapi
beban dan cobaan hidup.

2. Nilai Budaya

3. Nilai Sosial a. Sebagai makhluk sosial tidak boleh


membeda-bedakan sesama.
b. Sebagai makhluk sosial kita harus
bergotong-royong dan bekerja sama.
c. Sebagai makhluk sosial harus memupuk
persatuan dan kesatuan.
d. Sebagai makhluk sosial harus saling tolong
menolong tanpa membeda-bedakan SARA.
e. Sebagai makhluk sosial tidak boleh
bersikap semena-mena terhadap sesama.

4. Nilai ketuhanan (Religi) a. Sebagai makhluk beragama harus


menjunjung tinggi kejujuran.
b. Sebagai makhluk beragama harus
mencontohkan sikap baik.
c. Sebagai makhluk beragama tidak boleh
memfitnah orang lain.
d. Sebagai makhluk beragama harus selalu
bersyukur terhadap rahmat Allah SWT.
e. Sebagai makhluk beragama tidak boleh
serakah.
f. Sebagai makhluk beragama harus
menerapan apa yang diajarkan oleh agama.
No. Kaidah Bahasa Kutipan Teks
1. Kalimat bermakna lampau 1. Waktu Ireng keluar dan menghampirinya ia
menyerahkan uang pemberian tadi dan
kemudian meneruskan pengelamunannya.
(halaman 19)
2. Tahun yang lalu kau juga yang kusuruh ambil
bibit karet. (halaman 18)
3. Juragan tahu sendiri, Gan, dulu hampi-
hampir tertangkap. (halaman 18)
4. Dulu kita diuber-uber lurah, tuan besar
administratur, rodi, wajib desa. (halaman 28)
5. Limabelas tahun yang lalu barangkali?.
(halaman 29)
6. Segera yang Pertama dan kedua mengambil
pikulan dan memikul singkongnya ke arah
mereka kemarin datang. (halaman 30)

2. Penggunaan konjungsi yang 1. Waktu Ireng keluar dan menghampirinya ia


menyatakan urutan waktu menyerahkan uang pemberian tadi dan
kemudian meneruskan pengelamunannya.
(halaman 19)
2. Kemudian Yang Pertama membuka baju
kaos kutungnya. (halaman 26)
3. Baru kemudian Nyonya mengangkut dagu,
mengebaskan pegangan suaminya dan
meradang garang. (halaman 54)
4. Kemudian komandan itu menyambut.
(halaman 56)
5. Komandan melangkah, kemudian berdiri di
tengah-tengah antara Juragan dan Nyonya.
(halaman 60)
6. Kedua suami-isteri itu menengok ke pintu
ruang tamu, kemudian hampir berbarengan
menyambut. (halaman 62)
7. Pak Lurah tertawa bercanda, dan kemudian
memperingatkan. (halaman 63)
8. Tanpa disilakan Lurah duduk dan segera
kemudian memulai. (halaman 63)
9. Kemudian ia menghilang lagi memelui pintu
dalam. (halaman 75)
10. Sebentar kemudian ia keluar lagi membawa
jahitan dan mulai menisik di atas kursi
ditentang kursi yang tadi didudukinya.
(halaman 42)
11. Baru kemudian, setelah yang dipanggilnya
tak menjawab, sadarlah ia bahwa
dihadapannya ada berdi seseorang, dan
orang itu adalah Nyonya yang sudah
berdandan rapi. (halaman 43)
12. Sebentar kemudian terdengar daun pintu
lemari dilemparkan, akhirnya ia muncul
kembali membawa keris yang kemudian
disisipkannya di pinggang. (halaman 45)
3. Penggunaan kata kerja 1. Empat orang menghajar aku habis-habisan.
material (halaman 26)
2. Ranta menahan Yang Pertama dengan
tangannya yang sehat. (halaman 26)
3. Sekali lagi Ireng menghapus air matanya,
sekali ini dengan ujung kebayanya. (halaman
28)
4. Muncullah Ranta di ambang pintu membawa
aksentas Juragan Musa. (halaman 60)
5. Juragan Musa mengawasi tas itu sebentar,
kemudian menunduk. (halaman 60)
6. Juragan Musa mengangguk. (halaman 62)
7. Nyonya menunduk. (halaman 62)
8. Kedua suami-isteri itu menengok ke pintu
ruang tamu, kemudian hampir berbarengan
menyambut. (halaman 62)
9. Yang Pertama mengangguk. (halaman 32)
10. Sebentar kemudian ia keluar lagi membawa
jahitan dan mulai menisik di atas kursi
ditentang kursi yang tadi didudukinya.
(halaman 42)
11. Nampak Ireng mengintip sejenak di pintu,
kemudian cepat menarik kepalanya, hilang.
(halaman 15)
12. Isterinya membuka kunci pintu dan
menyilakan suaminya masuk. (halaman 15)
13. Masing-masing menunduk. (halaman 83)
14. Ranta menunjuk pada orang tua itu dan
berkata membenarkan. (halaman 85)
15. Ranta menggeleng sambil berkecap,
kemudian berjalan masuk ke dalam rumah
melalui pintu dalam. (halaman 91)
16. Paraprajurit hampir berbarengan menengok
kepintu dan menjawab. (halaman 101)
17. Kembali Nyonya menggeleng dan terus
mempermainkan ujung kebaya. (halaman
53)
18. Nyonya bangkitdan henda pergi, tetapi
Juragan Musa menangkap pada lengannya
dan dengan kasarnya didukannya isterinya di
kursi kembali. (halaman 53)

4. Penggunaan kalimat tidak


langsung

5. Penggunaan kata kerja 1. Nampak Jugan Musa berusaha unatuk


mental menguasai dirinya, tetapi kegugupan,
ketakutan, putusasa lebih berkuasa atas
dirinya. (halaman 55)
2. Bagi mereka yang beriman, yang percaya
pada Allah, tak ada sesuatupun di dunia ini
dapat merusuhkan hati. (halaman 58)
3. Karena merasa bahwa semua mata tertuju
kepadanya dengan gugupnya Juragan Musa
bersuara. (halaman 61)
4. Mendengar itu segera saja Juragan Musa
angkat bicara. (halaman 61)
5. Setelah terpesona sejenak ia pun berkata
perlahan menyesali diri. (halaman 62)
6. Ia menerawang langit. (halaman 17)
7. Mengelamun jauh, kadang-kadang terdengar
nafas keluhnya yang panjang, dalam dan
berat. (halaman 19)
8. Rupa-rupanya Ranta dan Ireng tak
menyadari kehadiran mereka, karena
nampak kedua-duanya terkejut. (halaman
31)
9. Tetapi ia masih juga tak dapat
mengendalikan kegelisahannya, karena
antara sebentar ia berhenti menisik dan
mengawasi pintu ke arah palataran.
(halaman 42)
10. Nampak benar ia mencoba untuk menguasai
diri, tetapi gagal. (halaman 43)
11. Mendengar itu Nyonya pun ikut menjadi
gugup. (halaman 43)
12. Dengan doa itu ia mengharap dapat
memperoleh sedikit keberanian. (halaman
44)
13. Ia mencoba menenangkan diri dengan
membalik badan dan melangkah perlahan-
lahan. (halaman 44)
14. Karena Juragan Musa tak menyangka akan
perlawanan isterinya. (halaman 45)
15. Tak dapat Juragan Musa mengendalikan
amarahnya lagi dan ditempelnginya isterinya
sampai terjatuh. (halaman 46)
6. Penggunaan dialog 1. “Ada urusan penting, Pak Residen?”
(halaman 52)
2. “Tasku direbut Ranta. Ku kenal Ranta, kan?
Kau tahu juga apa isi tas itu.” (halaman 52)
3. “Sekarang juga, Pak Residen?” (halaman 52)
4. “Kau bawa anakbuah?” (halaman 52)
5. “Mengapa diam saja?” (halaman 53)
6. “Nyonya hanya menggeleng.” (halaman 53)
7. “Marah?” (halaman 53)
8. “Kadi kau tak percaya Tuhan Allah?”
(halaman 53)
9. “Aku tak pernah bilang aku tak percaya.”
(halaman 53)
7. Penggunaan kata sifat 1. Dengan gugup ia menghampiri isterinya
hendak menolongnya sendiri. (halaman 55)
2. Semua yang hadir tertawa sopan. (halaman
56)
3. Kembali sunyi senyap. (halaman 27)
4. Langit yang cerah kini mulai redup. (halaman
38)
5. Sunyi senyap di beranda. (halaman 38)
6. Kemudian langit menjadi hitam tanpa
bintang. (halaman 38)
7. Rumah Ranta hilang lenyap dari muka bumi.
(halaman 39)
8. Langit amat cerah dan terik. (halaman 40)
9. Ruang tamu lebar yang terang benderang.
(halaman 40)
10. Seorang wanita muda lagi cantik, berkain
batik, berkebaya potongan baru serta
berkerudung tule halus sedang duduk
menghadap kopi. (halaman 41)
11. Ia nampak agak gelisah. (halaman 41)
12. Perawakannya tinggi lampai, gerak geriknya
gesit, sedang pada matanya tergambar
kesigapan dan kecerdasan. (halaman 41)
13. Nyonya namapak gugup di kursinya.
(halaman 57)
14. Komandan tertawa senang dan segera
menyambut. (halaman 59)
15. Mendengar itu komandan marah. (halaman
61)

Anda mungkin juga menyukai