Oleh:
Wa Juliani Djampaka
0120840277
PEMBIMBING:
dr. Mervin Onesimus O. Jakarimilena, Sp.OT
SMF BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2019
LAPORAN KASUS
• Identitas
1. Nama : Tn. KM
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur : 23 tahun
4. Pekerjaan : Mahasiswa
5. Alamat : Hamadi
6. No. DM : 20 55 47
7. Tgl masuk RS : 16-07-2019
LAPORAN KASUS
• Anamnesis :
• Keluhan Utama :
• Nyeri pada pergelangan tangan kiri dan sulit menggerakkan tangan kirinya.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke IGD RSUD Jayapura dengan keluhan nyeri pada
pergelangan tangan bagian kiri dan sulit digerakkan sejak 2 jam SMRS
setelah KLL tunggal. Pasien dalam perjalanan kerumah dengan mengendarai
sepeda motor sambil bermain hand phone dengan tangan kanan dan tidak
menyadari didepannya terdapat pembatas jalan. Akhirnya dengan kecepatan
sedang, pasien kaget dan menabrak pembatas jalan. Saat menabrak, pasien
terjatuh dari motor tangan kiri pasien menahan badan sehingga seluruh badan
tertumpu pada tangan kirinya. Setelah itu pasien merasakan nyeri pada
pergelangan tangan kiri, sulit menggerakkan tangan kirinya, bengkak, dan
seperti terdapat penonjolan pada pergelangan tangan kiri dibawah kulit.
• Pada saat kejadian pasien sadar, memakai helm (+). Keluhan pusing (-), nyeri
kepala (-), pingsan (-), mual (-), muntah (-), pengaruh alkohol (-).
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat trauma sebelumnya (-), penyakit yang berhubungan dengan tulang
(-).
Primary Survey
• A : Clear, cervical tercontrol.
• Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+), suhu rabaan normal.
• PENATALAKSANAAN • PROGNOSIS
• Non Medikamentosa • Ad vitam : Bonam
• Pasang Elastik Perban pada • Ad functionam : Dubia
antebrahii distal sinistra ad bonam
• Arm sling • Ad sanationam : Bonam
• Pro ORIF
• Medikamentosa
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ketorolac 3x 1 amp (iv)
• Inj Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
• Inj. Ranitidin 2x1 amp (iv)
Resume
• Pasien mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan kiri dan sulit untuk digerakkan akibat post KLL
tunggal menabrak pembatas jalan sejak 2 jam SMRS. Saat itu tangan kiri pasien menahan badannya
sehingga seluruh badan tertumpu pada tangan kirinya. Setelah itu, pasien merasakan nyeri dan sulit untuk
menggerakkan pergelangan tangan kiri disertai dengan adanya penonjolan dibawah kulit.
• Look : luka lecet maupun terbuka (-), hiperemis (+), edema (+), dinner fork deformity (+), tidak tampak
pemendekkan dibandingkan dengan regio antebrakhii dextra, angulasi (-), sianosis pada bagian distal lesi
(-).
• Feel : Nyeri tekan setempat (+), krepitasi (+), sensibilitas (+), suhu rabaan normal.
• Nvd : Sensibilitas baik, pulsasi arteri radialis dan a.ulnaris teraba (reguler, kuat angkat), CRT < 2’’ .
• Berdasarkan pemeriksaan foto x-ray antebrahii sinistra AP dan Lateral diperoleh : tampak adanya fraktur
1/3 distal radius dengan fragmen displaced ke dorsal disertai dengan dislokasi sendi radio-karpal serta
• Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan penunjang diperoleh diagnosis : Closed Fracture Left
Distal Radius Fryckman Type III. Tatalaksana selanjutnya dilakukan tindakan operatif pemasangan ORIF.
Pembahasan
• Pasien mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan kiri dan
sulit digerakkan akibat post KLL tunggal menabrak pembatas
jalan. Posisi jatuh, pasien jatuh ke arah kiri sehingga tangan kiri
pasien menahan badan sehingga seluruh badan tertumpu
pada tangan kirinya.
• Fraktur radius distal : salah satu dari macam fraktur yang
biasa terjadi pada pergelangan tangan.
• Fraktur tulang radius dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3
tengah atau 1/3 distal.
• Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang
umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu
jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi.
• Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang
akan menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah
berjarak 2 cm dari permukaan persendian pergelangan tangan.
• Pemeriksaan fisik : look : deformitas berupa dinner fork
deformity jika dilihat dari arah lateral, hiperemis (+), edema
(+), luka terbuka (-), tidak tampak pemendekkan dibandingkan
dengan regio antebrakhii dextra, angulasi (-), tidak tampak
sianosis pada bagian distal lesi. Feel : nyeri tekan setempat (+),
krepitasi (+), sensibilitas (+), suhu rabaan normal. Move
didapatkan ROM aktiv dan pasif terbatas.
• Pada penemuan klinis untuk fraktur distal radius terutama
fraktur Colles akan memberikan gambaran klinis yang klasik
berupa “dinner fork deformity atau silver fork deformity, yaitu
bagian distal fragmen fraktur beranjak ke arah dorsal dan
radial, bagian distal ulna menonjol ke arah volar, sementara
tangan biasanya dalam posisi pronasi, dan gerakan aktif pada
pergelangan tangan tidak dapat dilakukan. Selain itu juga
didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan
pembengkakan di daerah yang terkena, nyeri bila pergelangan
tangan digerakkan.
TERIMAKASIH