TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi
Gingivitis merupakan proses peradangan didalam jaringan
periodonsium yang terbatas pada gingiva, yang disebabkan oleh
mikroorganisme yaang membentuk suatu koloni serta membentuk plak gigi
yang melekat pada tepi gingival (Dalimunte, 2006).
Istilah gingivitis digunakan pada penyakit gingiva berupa inflamasi.
Secara klinis gingivitis ditandai dengan adanya inflamasi gingiva berupa
perubahan warna, perubahan konsistensi, perubahan tekstur permukaan,
perubahan atau pertumbuhan size atau ukuran, perubahan kontur/bentuk
pendarahan pada probing dan perubahan pada tipe saku (Leung W.K, 2010).
Peradangan gingiva disebabkan oleh faktor plak maupun non-plak.
Namun peradangan gingiva tidak selalu disebabkan oleh akumulasi plak pada
permukaan gigi, dan peradangan gingiva yang tidak disebabkan oleh plak
sering memperlihatkan gambaran klinis yang khas. Keadaan ini dapat
disebabkan beberapa penyebab, seperti infeksi bakteri spesifik, infeksi virus
atau jamur yang tidak berhubungan dengan peradangan gingiva yang
berhubungan dengan plak dan peradangan gingiva karena faktor genetik
(Dalimunte, 2006).
Peradangan gingiva yang berasal dari faktor genetik terlihat pada
Hereditary gingival fibromatosis, dan beberapa kelainan mukokutaneus yang
bermanifestasi sebagai peradangan gingiva. Contoh lesi adalah lichen planus,
pemphigoid, pemphigus vulgaris dan erythema multiforme (Langlais, 2008).
Alergi dan trauma merupakan contoh lain dari peradangan gingiva
yang tidak disebabkan oleh faktor non-plak. Selain faktor plak dan non-plak
peradangan gingiva juga disebabkan oleh karena gangguan sistemik dengan
perdarahan spontan atau setelah teriritasi. Perdarahannya eksesif dan sulit
dikontrol. Adapula karena penggunaan obat tertentu, alergi, terapi radiasi,
siklus menstruasi, dan genetik (Leung W.K, 2010).
2.2. Klasifikasi Gingivitis
2.2.1. Gingivitis marginalis kronis
Merupakan suatu peradangan gingiva pada daerah margin yang
banyak dijumpai pada anak, ditandai dengan perubahan warna,
ukuran konsistensi, dan bentuk permukaan gingiva. Penyebab
peradangan yang paling umum yaitu disebabkan oleh penimbunan
bakteri plak. Perubahan warna dan pembengkakan gingiva
merupakan gambaran klinis terjadinya gingivitis marginalis kronis
(I Dewa,2013)
2.2.2. Eruption gingivitis
Merupakan peradangan yang terjadi di sekitar gigi yang sedang
erupsi dan berkurang setelah gigi tumbuh sempurna dalam rongga
mulut, sering terjadi pada anak usia 6-7 tahun ketika gigi permanen
mulai erupsi. Eruption gingivitis berkaitan dengan akumulasi plak.
2.2.3. Gingivitis pada gigi karies dan loose teeth (eksfoliasi parsial)
Pada pinggiran margin yang tererosi akan terdapat akumulasi plak,
sehingga dapat terjadi edema sampai dengan abses (I Dewa,2013).
2.2.4. Gingivitis pada maloklusi dan malposisi
Peradangan disertai dengan perubahan warna gingiva menjadi
merah kebiruan, pembesaran gingiva, ulserasi, dan bentuk poket
dalam yang menyebabkan terjadinya pus, meningkat pada anak-
anak yang memiliki overjet dan overbite yang besar, kebiasaan
bernafas melalui mulut, open bite, edge to edge, dan protrusif (I
Dewa,2013).
2.2.5. Gingivitis pada mucogingival problems
Mucogingival problems merupakan salah satu kerusakan atau
penyimpangan morfologi, keadaan, dan kuantitas dari gingiva di
sekitar gigi antara margin gingiva dan mucogingival junction yang
ditandai oleh mukosa alveolar yang tampak tipis dan mudah pecah,
susunan jaringan ikatnya yang lepas serta banyaknya serat elastis
.(I Dewa,2013)
2.2.6. Gingivitis karena resesi gusi lokalisata
Terjadi karena trauma sikat gigi, alat ortodontik, frenulum labialis
yang tinggi, dan kebersihan mulut yang buruk (I Dewa,2013).
2.2.7. Gingivitis karena alergi
Mc Donald dan Avery, 2004 menyatakan bahwa adanya
peradangan pada gingiva yang bersifat sementara terutama
berhubungan dengan perubahan cuaca (Kumar, 2008).
2.2.8. Gingivitis Artefacta
Peradangan karena perilaku yang sengaja melakukan cedera
fisik dan menyakiti diri sendiri. Salah satu penyakit periodontal
yang disebabkan oleh adanya cedera fisik pada jaringan gingiva
disebut sebagai gingivitis artefakta yang memiliki varian mayor
dan minor (Kumar, 2008).
Gingivitis artefakta minor merupakan bentuk yang kurang
parah dan dipicu oleh iritasi karena kebiasaan menyikat gigi yang
terlalu berlebihan. Kondisi ini juga dapat terjadi akibat menusuk
gingiva dengan menggunakan jari kuku atau benda asing lainnya
(Kumar, 2008).
Gingivitis artefakta mayor merupakan bentuk yang lebih
parah, karena melibatkan jaringan periodontal. Perilaku ini
berhubungan dengan gangguan emosional. Peradangan gingiva
oleh karena perilaku mencederai diri sendiri terjadi pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa dan prevalensinya lebih banyak
terjadi pada perempuan (Kumar, 2008).
Herpes Zooster
Virus varicella zoster menyebabkan varicella sebagai infeksi primer
yang sembuh dengan sendirinya. Terutama terjadi pada anak- anak dan
reaktivasi dari virus pada usia dewasa menyebabkan herpes zoster.
Manifestasi keduanya dapat melibatkan gingiva. Chicken pox disertai
dengan demam, malaise dan skin rash. Lesi intraoral adalah ulser kecil
biasanya pada lidah, palatum dan gingiva. Virus tetap berada dalam
ganglion akar dorsal dimana virus dapat direaktivasi bertahun-tahun setelah
infeksi primer. Reaktivasi selanjutnya mengakibatkan herpes zoster, dengan
lesi unilateral setelah saraf terinfeksi. Secara normal reaktivasi
mempengaruhi ganglia thoracic pada orang tua atau pasien
immunocompromised. Reaktivasi virus yang berasal dari ganglion
trigeminal terjadi sekitar 20%. Jika percabangan kedua atau ketiga dari saraf
trigeminal terlibat, peradangan kulit juga dapat muncul bersama dengan
peradangan intraoral, atau hanya terjadi peradangan intraoral, sebagai
contohnya adalah peradangan yang timbul pada palatum gingiva
(Rajgopal,2013).
Penyakit Gingiva yang Berasal dari Jamur
Infeksi jamur pada mukosa oral mencakup penyakit seperti infeksi
aspergillosis, blastomycosis, candidosis, coccidioidomycocis,
cryptococcosis, histoplasmosis, mucormycosis dan
paracoccidioidomycosis, tetapi beberapa infeksi sangat jarang dan tidak
semua infeksi tersebut bermanifestasi sebagai peradangan gingiva
(Rajgopal,2013).
Candidosis
Variasi spesies candida ditemukan berasal dari mulut manusia
termasuk C. Albicans, C. Glabrata, C. Krusei, C. Tropicalis, C.
Parapsilosis, dan C. Guillermondii. Jamur ini hidup normal dalam kavitas
oral tetapi juga suatu patogen opportunistik. Prevalensi oral carriage dari
C. Albicans pada orang dewasa sehat sekitar 3%-48%, variasi yang besar
terjadi karena perbedaan pada sampel populasi dan prosedur yang
digunakan. Proporsi C. Albicans pada populasi jamur dalam rongga mulut
dapat mencapai sekitar 50-80%, dan sejauh ini infeksi jamur pada mukosa
oral yang paling sering adalah candidosis yang disebabkan oleh organisme
C. Albicans. Infeksi oleh C. Albicans biasanya terjadi sebagai konsekuensi
dari berkurangnya sistem pertahanan tubuh termasuk immunodefisiensi,
berkurangnya sekresi saliva merokok dan perawatan dengan kortikosteroid.
Gangguan flora mikroba oral, seperti setelah terapi dengan antibiotik
berspektrum luas, yang dapat menyebabkan oral candidosis
(Rajgopal,2013).
Linear Gingival Erythema
Linear Gingival Erythema (LGE) dianggap suatu manifestasi
gingival dari immunosupression yang ditandai dengan linear
erythematousband yang terdapat pada free gingiva (Rajgopal,2013).
LGE ditandai oleh ketidakseimbangan intensitas peradangan
terhadap jumlah plak yang ada. Tidak ditemukan adanya poket atau
hilangnya attachment. Karakteristik dari tipe peradangan ini adalah
peradangan tidak merespon secara baik pada peningkatan oral higiene atau
skeling. Perluasan gingival banding yang diukur berdasarkan jumlah daerah
yang terlibat yang telah terbukti bergantung pada penggunaan tembakau.
Sementara 15% dari daerah yang terlibat mengalami perdarahan saat
probing dan 11% nampak perdarahan spontan, tanda khas dari LGE
dianggap sebagai berkurangnya perdarahan (Rajgopal,2013).
Langlais RP, Miller Cs, Atlas Berwarna Kelainan Rongga mulut yang Lazim.
Hipokrates, 2008. Jakarta
Leung W.K, Daniel. C, dkk. Toot Loss in Treated Periodntitis Patient Responsible
for Their Suportive Care Arragement. Journal of Clinical Periodontologi,
Ed-33, 2006. Hongkong
Kumar V, Ramzi S., Stanley R.R. 2008. Buku Ajar Patologi Kedokteran. Jakarta :
Erlangga. pp: 481-4
Rajgopal shenoy K, Nileshwar anitha. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid I. Edisi ketiga.
Karisma Publishing Group. 2013