Anda di halaman 1dari 4

Sebagai akibat dari proses tersebut, urin akan sangat mungkin untuk tumpah ke

dalam cavum abdomen. Ruptur buli intra peritoneal bisa tidak terdiagnosa dalam
hitungan hari bahkan minggu. Abnormalitas elektrolit (hiperkalemi,
hipernatremi, uremia, asidosis dan lain lain) akan muncul sebagai akibat dari
reabsorbsi urin yang terdapat dalam cavum peritoneal. Pasien bisa datang
dengan manifestasi klinis anuria, dan baru akan terdiagnosa ketika didapatkan
urinary ascites saat dilakukan paracentesis.
Cedera ekstra peritoneal (insidensi 25% - 43%)((16) terjadi akibat tertusuk oleh
fragmen tulang pelvis yang mengalami fraktur. Fragmen ini akan mencederai
dinding buli – buli sebelah inferiolateral dan terjadi ekstravasasi urine ke rongga
ekstraperitoneal. 89% - 100% ruptur buli ekstra peritoneal disertai dengan
fraktur pelvis. Ruptur ini sering terkait dengan fraktur arkus pubis anterior.
Cedera yang hebat pada pelvis akan mengakibatkan kerusakan pada ligamen
puboprostatika yang akan mengakibatkan trauma pada permukaan buli buli.
Derajat trauma buli – buli berhubungan dengan tingkat keberatan fraktur.
Dari pemeriksaan sistografi ditemukan ekstravasasi kontras di sekitar basis buli
– buli yang mengelilingi sampai spatium perivesikal. Buli buli akan terlihat
dalam pola flame-shape, starburst, atau featherlike patterns juga sering ditemui.
Dengan cedera yang lebih kompleks, material kontras akan lebih menyebar ke
bagian penis, perineum bahkan hingga pada dinding abdomen anterior.
Ekstravasasi akan mencapai scrotum apabila fascia superior dari diafragma
urogenital atau diafragma urogenital itu sendiri mengalami disrupsi.
cedera buli-buli intraperitoneal bersamaan cedera ekstraperitoneal (2-12%). Jika
tidak mendapatkan perawatan dengan segera 10-20% cedera buli-buli akan
berakibat kematian karena peritonitis atau sepsis.

Diagnosis
Manifestasi klinis dari ruptur buli-buli relatif tidak spesifik. Secara garis besar ada trias
simptoms yang sering muncul :
Gross hematuri
Nyeri suprapubik
Kesulitan atau ketidak mampuan miksi
Gambaran manifestasi klinis yang lain bergantung pada etiologi trauma, bagian buli-buli
yang mengalami cidera (intra/ekstraperitoneal), adanya organ lain yang mngalami cedera, serta
penyulit yang terjadi akibat trauma. Dalam hal ini mungkin didapatkan tanda fraktur pelvis,
syok, hematoma perivesika, atau tampak tanda sepsis dari suatu peritonitis atau abses perivesika
Kebanyakan pasien dengan ruptur buli mengeluhkan terjadinya nyeri suprapubik atau nyeri
abdomen, meskipun masih banyak yang bisa buang air kecil. Bagaimanapun juga kemampuan
untuk bisa miksi tidak lantas menyingkirkan diagnosa ruptur buli.
Hematuria sering mengikuti terjadinya ruptur buli. Lebih dari 98 % ruptur buli diikuti
dengan gross hematuri dan 10% ruptur buli terjadi dengan hematuri mikroskopis, 10% pasien
dengan ruptur buli mengalami urinalisis yang normal.
Pemeriksaan fisik abdomen bisa ditemukan distensi abdomen, rebound tenderness. Tidak
adanya bising usus dan tanda tanda iritasi peritoneal mengindikasikan kemungkinan terjadinya
ruptur buli buli intraperitoneal. Pemeriksaan rektal toucher perlu dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan terjadinya cedera rektum, dan pada pria perlu dilakukan untuk mengevaluasi posisi
prostat. Apabila prostat mengalami “high riding” atau sedikit elevasi, kecurigaan mengarah pada
cedera urethra proksimal yang disertai disrupsi buli buli.
Pemeriksaan pencitraan berupa sistografi yaitu dengan memasukkan kontras ke dalam buli-
buli sebanyak 300-400 ml secara gravitasi (tanpa tekanan) melalui kateter per-uretram.
Kemudian dibuat beberapa foto, yaitu
(1) foto pada saat buli-buli terisi kontras dalam posisi anterior-posterior (AP),
(2) pada posisi oblik, dan
(3) wash out film yaitu foto setelah kontras dikeluarkan dari buli-buli.
Jika didapatkan robekan pada buli-buli, terlihat ekstravasasi kontras di dalam rongga
perivesikal yang merupakan tanda adanya robekan ekstraperitoneal. Jika terdapat kontras yang
berada di sela-sela usus berarti ada robekan buli-buli intraperitoneal. Pada perforasi yang kecil
seringkali tidak tampak adanya ekstravasasi (negatif palsu) terutama jika kontras yang
dimasukkan kurang dari 250 ml.
Gambar 4 sistogram polos yang menunjukkan ruptur buli buli ekstraperitoneal dengan
extravasasi ke scrotum (dense flame shaped) dikutip dari campbell-wash((5)

Sebelum melakukan pemasangan kateter uretra, harus diyakinkan dahulu bahwa tidak ada
perdarahan yang keluar dari muara uretra. Keluarnya darah dari muara uretra merupakan tanda
dari cedera uretra. Jika diduga terdapat cedera pada saluran kemih bagian atas di samping cedera
pada buli-buli, sistografi dapat diperoleh melalui foto PIV.
Di daerah yang jauh dari pusat rujukan dan tidak ada sarana untuk melakukan sistografi
dapat dicoba uji pembilasan buli-buli, yaitu dengan memasukkan cairan garam fisiologis steril
ke dalam buli-buli sebanyak ± 300 ml kemudian cairan dikeluarkan lagi. Jika cairan tidak keluar
atau keluar tetapi kurang dari volume yang dimasukkan, kemungkinan besar ada robekan pada
buli-buli. Cara ini sekarang tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan infeksi atau
menyebabkan robekan yang lebih luas

Terapi dan penatalaksanaan

Secara umum, pengelolaan kasus ruptur buli buli mengikuti prinsip pengelolaan trauma traktus
urinarius.
Prinsip – prinsip pengelolaan trauma traktus urinarius((8) :
Semua benang harus yang dapat diserap. Benang berupa “chromic catgut, vicryl” atau
polyglycolic acid”
Chromic catgut yaitu untuk ureter dan yang lainnya dapat digunakan untuk buli buli atau uretra
Garis jahitan harus tidak boleh teregang
Garis jahitan dibuat sehingga terjadi interposisi dengan omentum untuk menghindari terjadinya
fistula. Ini terutama dilakukan pada trauma buli buli pada waktu histerektomi
Trauma pada ureter atau implantasi harus disangga dengan kateter yang sesuai seperti infant
feeding tube 6F melalui orifisium ureter dan terus ke kranial sepanjang ureter
Pada trauma buli buli harus dilakukan kateterisasi menetap 5 – 10 hari
Lebih baik jika dilakukan kateter suprapubik dengan kateter nomor 14 F atau 16 F dan dilakukan
bladder training sebelum dilakukan pengangkatan
Trauma pada ureter juga harus dilakukan kateterisasi
Daerah tempat trauma harus dilakukan pemasangan dren pasca bedah dengan ukuran 18 F

Anda mungkin juga menyukai