Anda di halaman 1dari 64

Laporan Kasus

Pembimbing: dr. Hendradi Khumarga, Sp.OT, FICS

ANTERIOR SHOULDER
DISLOCATION & PROXIMAL
HUMERAL FRACTURE
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. HH
Umur : 72 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Alamat : Diketahui
Pekerjaan : Swasta
Agama : Budha
Suku Bangsa : Cina
Status Pernikahan : Menikah
Nomor RM : 01173407
Tanggal/Jam Masuk RS : 10 Juni 2017 jam 14.38
Ruang : Melati C3
ANAMNESIS

Diambil dari autoanamnesis tanggal 11 Juni 2017, pukul 10.25


WIB

Keluhan Utama :

Nyeri bahu kiri sejak 4 hari SMRS Husada

Keluhan Tambahan :

Bahu kiri tidak dapat digerakkan


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Jatuh
4 hari kemudian
terpeleset
saat jalan, Nyeri dan
bahu dan tidak dapat
lengan kiri mengerakkan
menyangga bahu kiri
badan

Luka (-), masih dapat menggerakkan siku, jari jemari tangan serta tidak ada rasa
kesemutan atau baal pada tangan kiri, kepala terbentur (-), trauma pada daerah tubuh
lainnya (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat operasi pasang pen di paha
sebelah kiri 4 tahun yang lalu
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Diabetes Melitus disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga: -

Riwayat Kebiasaan :
Olahraga (-)
Merokok (-)
Alkohol (-)
Status Praesens
Diperiksa pada tanggal 11 Juni 2017, pukul 10.40 WIB
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5

Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nafas : 88 x/menit
Laju Nadi : 20 x/menit
Suhu : 36.8oC
Status Praesens

Keadaan Gizi

Berat Badan : 52 kg

Tinggi Badan : 165 cm

IMT : 19 kg/m2
Status Praesens
Pemeriksaan Sistem :
Kepala
Normochepali

Tidak tampak adanya deformitas

Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem

Conjunctiva anemis +/+

Sklera tidak tampak ikterik

Pupil: isokor kiri kanan


Status Praesens
Hidung Telinga

Bagian luar : normal, tidak Daun telinga : normal

terdapat deformitas Tofi : tidak ditemukan

Septum : terletak ditengah Lieng telinga : lapang

dan simetris MT : intak

Mukosa hidung : tidak hiperemis Sekret : tidak ada

Cavum nasi : tidak ada tanda

perdarahan
Status Praesens

Mulut dan tenggorokan Leher

Bibir : Kering, tidak pucat dan KGB :Tidak teraba membesar

tidak sianosis Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar

Gigi geligi : lengkap, ada karies Trakea : letak di tengah

Palatum : tidak ditemukan torus

Lidah : normoglosia

Tonsil : T1/T1 tenang

Faring : tidak hiperemis


Status Praesens

Paru-Paru

Inspeksi : pergerakan nafas saat statis dan dinamis

Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru

Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara nafas vesikuler di kedua paru,

ronkhi -/-, whezing -/-


Status Praesens
Jantung

Inspeksi : ictus cordis terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra, ICS 5

Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra

Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra

Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra

Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi :tidak membuncit, tidak ada efloresensi bermakna,tidak ada

Perkusi : Rata rata timpani

Palpasi : Supel,tidak teraba massa,tidak nyeri tekan.

Auskultasi : Bising usus positif.


Status Praesens
Genitalis Eksterna & Anus

Tidak tampak kelainan

Ekstremitas

Lihat di status lokalis bedah


Status Praesens
Kulit

Turgor kulit baik, tidak tampak kelainan

Ikterik (-)

Kelenjar Getah Bening

Tidak teraba membesar


STATUS LOKALIS
Regio Shoulder Sinistra
Skin : Eritema (+), ekskoriasi (-), jejas (-), bone expose -
Shape : Deformitas (+) tampak tonjolan acromion dan
LOOK pendataran pada kontur deltoid, edema (-), atrofi (-)
Position : Malformasi (+)

Skin : Nyeri tekan (+), kalor (+)


Soft Tissue:Edema (-), atrofi otot (-)
FEEL Bone : Krepitasi (+)
Pulse : Pulsasi a.brachialis (+), a.radialis (+)
Nervus : n. axilaris(+), n. radialis (+), n. muskulokutaneus (+)

Aktif :Sulit dinilai karena nyeri


MOVE Pasif :Sulit dinilai karena nyeri, ROM fleksi 15O, ekstensi 15o,
abduksi 150
Power :Berkurang
Radiologi
10 Juni 2017
Foto Rontgen Thorax AP tgl 10 juni 2017

Kesan:

Fraktur avulsi tuberositas mayor os humerus kiri, kedudukan


fragmen fraktur kurang baik disertai dislokasi glenohumeral joint
kiri ke anterior

Suspect cardiomegaly, elongasio aorta

Paru dalam batas normal


RESUME

Pria, 72 tahun jatuh dari sepeda motor. Nyeri pada lutut sebelah kiri,
perdarahan aktif (-)

Status Lokalis:

- Look : Ekskoriasi (+) ukuran 2 cm x 3 cm dengan dasar dermis,


eritema (+) pada daerah sekitar ekskoriasi

- Feel : Skin Nyeri tekan (+), kalor (+)


LLD True length 90/89 cm, apparent length 99/98 cm

- Move : Nyeri

RESUME
Telah di periksa seorang pasien laki-laki berusia 72 tahun yang
datang ke RS Husada pada tanggal 10 juni 2017 pukul 14.38 WIB
dengan keluhan nyeri pada bahu kiri sejak 4 hari SMRS. Nyeri
pada bahu kiri dirasakan seperti berdenyut dan tidak menjalar.
Sebelum timbul keluhan, pasien jatuh akibat terpeleset saat
berjalan di rumah dengan bahu dan lengan kiri menyangga
badan. Luka (-), masih dapat menggerakkan siku, jari jemari
tangan serta tidak ada rasa kesemutan atau baal pada tangan
kiri, kepala terbentur (-), trauma pada daerah tubuh lainnya (-).
Pasien sebelumnya pernah menjalani operasi pasang pen pada
paha sebelah kiri 4 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran kompos mentis dan tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis regio shoulder sinistra
didapatkan: Look: Eritema (+), ekskoriasi (-), jejas (-), bone expose
(-), deformitas (+) tampak tonjolan acromion dan pendataran
pada kontur deltoid, edema (-), atrofi (-), malformasi (+); Feel:
Nyeri tekan (+), kalor (+), CRT <2 detik, kelembaban kulit baik,
edema (-), atrofi otot (-), krepitasi (+), pulsasi a.brachialis (+),
a.radialis (+), n. axilaris(+), n. radialis (+), n. muskulokutaneus (+),
n. ulnaris (+); Move: Aktif: Sulit dinilai karena nyeri, Pasif: Sulit
dinilai karena nyeri, ROM fleksi 15O, ekstensi 15o, abduksi 150,
Power: berkurang.
Pada pemeriksaan penunjang (Foto Thorax AP) didapatkan
fraktur avulsi tuberositas mayor os humerus kiri, kedudukan
fragmen fraktur kurang baik disertai dislokasi glenohumeral
joint kiri ke anterior. Pada pemeriksaan laboratorium,
didapatkan penurunan hemoglobin, hematokrit, eritrosit,
kreatinin darah, dan natrium.
DIAGNOSA KERJA

Fraktur avulsi tuberositas mayor os humerus sinistra dengan


dislokasi glenohumeral joint anterior
PENATALAKSANAAN

Terapi konservatif : immobilisasi dengan arm sling

Terapi farmakologis : IVFD asering 20 tpm, injeksi


dexketoprofen 1 amp IV, ketorolac 2 x 30 mg
Terapi operatif : ORIF

Laporan operasi:
Posisi Beach chair
Insisi Delto-Pectoral
Melakukan reduksi caput humeri pada glenohumeral joint
Kontrol C-Arm
Didapatkan fraktur tuberculum majus humeri, dilakukan open
reduction, fixation plate titanium & screws
Jahit otot m. deltoideus, subkutis, dan kulit
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan post operatif

Konservatif

Tirah baring

Tyason 2 x 1 g

Remopain 2 x 1
Rontgen Shoulder 1 sisi
Foto Rontgen Shoulder 1 sisi tanggal 11 juni 2017

Kesan:

Post reposisi, kedudukan fiksasi interna pada proksimal os humerus


kiri dan fragmen fraktur tuberositas mayor os humerus kiri baik.

Tidak tampak lagi dislokasi glenohumeral joint kiri ke anterior


Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad functionam : Dubia ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam



Pembahasan Umum
Definisi

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma


atau tenaga fisik.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan


sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress
yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
Definisi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan


fraktur akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap
proses penyakit seperti osteoporosis, yang menyebabkan
fraktur yang patologis.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai


oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi,
pemendekan, dan krepitasi.
Etiologi

Cidera atau benturan

Fraktur patologik (pada daerah yang lemah)

Fraktur beban (menambah tingkat aktivitas)


Patofisiologi
Kerusakan
Tulang Patah perdarahan
Jaringan

Peningkatan Osteoblas
aliran darah Callus
terangsang

Bekuan fibrin Remodeling-


diabsorbsi tulang sejati
Patofisiologi
Darah kurang
Insufisiensi
permbengkakan Saraf perifer
pembuluh darah
rusak

Peningkatan tek. Oklusi darah Rusak serabut


jaringan total saraf dan otot
Klasifikasi (patahan tulang dengan dunia luar)

Fraktur tertutup (closed)

Tingkat 0 (sedikit atau tanpa cedera jar.Lunak)

Tingkat 1 (abrasi dangkal atau memar kulit dan jar.subkutan)

Tingkat 2 (kontusio jar.lunak bagian dalam dan pembengkakan)

Tingkat 3 (Cedera berat dengan kerusakan jar.lunak dan ancaman sindroma


kompartement)
Klasifikasi (patahan tulang dengan dunia luar)

Fraktur terbuka (open/compound fraktur)

Derajat I
(Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal)

Derajat II
(Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas)

Derajat III
(Luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar)
Klasifikasi (Derajat kerusakan tulang)
Patah tulang lengkap (Complete fraktur)

patahan tulang terpisah satu dengan yang lainya, atau garis fraktur
melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan fragmen
tulang biasanya berubah tempat

Patah tulang tidak lengkap (Incomplete fraktur)

antara patahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu sisi
patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut green
stick
Klasifikasi (Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma )

Fraktur Transversal (arah melintang - trauma angulasi atau langsung)

Fraktur Obliq (arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu


tulang-trauma angulasi juga)

Fraktur Spiral (arah garis spiral-trauma rotasi)

Fraktur Kompresi (trauma aksial fleksi yang men-dorong tulang kea rah
permukaan lain)

Fraktur Afulsi (trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang)
Klasifikasi (Jumlah garis patahan )

Fraktur Komunitif (garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan)

Fraktur Segmental (garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan)

Fraktur Multiple (garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama)
Manifestasi Klinis

Nyeri terus menerus

Tak dapat digunakan

Pemendekan tulang

Krepitus

Pembengkakan dan perubahan warna


Pemeriksaan Penunjang

Rontgen

Scan tulang, tomogram, CT- scan/ MRI

Pemeriksaan darah lengkap Ht

Kreatinin

Profil koagulasi
Penyembuhan Fraktur
Penatalaksanaan

Pemasangan Implan

Ideal untuk fraktur transversal

Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya


dengan nail
Keuntungan -> dapat memberikan stabilitas longitudinal serta
kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dpat
dimobilisasi cukup cepat
Penatalaksanaan

Bone Graft

mendorong terjadinya osteogenesis (pembentukan tulang) dan


memberi dukungan mekanis pada kerangka resipien
(mechanical support).
Penatalaksanaan

Pengobatan dan Terapi Medis

Pemberian anti obat antiinflamasi seperti ibuprofen atau prednisone

Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot

Bedrest, Fisioterapi
Komplikasi
Malunion (tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya)

Delayed union (kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang


dibutuhkan tulang untuk menyambung)

Non union (kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang


lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan)
FRAKTUR PROXIMAL HUMERUS
Sering pd orang tua terutama

# impacted relatif sering

Therapy : proteksi saja dengan sling



Dislokasi
Dislokasi

Dislokasi adalah kehilangan stabilitas struktur sendi

3 faktor yang mempengaruhi stabilitas sendi

1. Kontur permukaan kedua tulang yang membentuk sendi

2. Integritas kapsul dan ligamen

3. Kekuatan otot yang melindungi sendi


3 derajat instabilitas sendi:

1. Occult joint instability

2. Subluxation

3. Dislocation ( luxation )
Diagnosis trauma sendi

Pemeriksaan Fisik:
Edema
Deformitas( angulasi, rotasi, kehilangankonturnormal,
pemendekan)
Gerakan abnormal
Nyeri lokal

Radiologi:
Gambaran khas suatu subluxasi
AP / Lat
TYPE SPESIFIK TRAUMA SENDI
1.Kontusio:
Hemarthrosis
X-ray normal

2.Ligamentous Sprain:
Sprain akut, strain peregangan ligamen dengan robeknya ligamen komplit
perdarahan lokal oedema lokal NT, Nyeri waktu digerakkan
Radiologi: normal
Terapi: strapping / splinting

3.Dislokasi
Reposisi secara anatomis
Immobilisasi
Dislokasi Sendi Bahu

Dislokasi Anterior Sendi Bahu


Predominan pada dewasa muda

Disebabkan karena external rotasi & extensi dari sendi bahu

Therapy
Reduksi secepatnya, metode:

Kocher Method

Gravitasi

Hipocrates

Kemudian immobilisasi dengan


Velpeau Bandage
Dislokasi Posterior Sendi Bahu
Lebih jarang dibanding anterior

Dislokasi posterior terjadi karena terjatuh dan mengenai bagian depan bahu

Klinis:
Lengan penderita terkunci dalam posisi adduksi & rotasi internal

Radiologi:
Kelainan tidak jelas, perlu pemeriksaan khusus:

Superoinferior(axillary) projection dengan bahu abduksi untuk melihat caput


humerus terletak di bagian posterior

Therapy: Closed reduction


Dislokasi Acromioclavicular
Joint (AC Joint)
Penderita mengeluh nyeri
bahu
NT (+) pada AC joint

Radiologi:Penderita berdiri
dan mengangkat beban
pada tangannya
Therapy :

Non operatif: Kenny-Howard Sling,untuk menekan


clavicula

Bila gagalORIF, capsul repair, insersi K-wire

K-wire dicabutsetelah6 mgg



Pembahasan Khusus
Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan
pemeriksaan X-ray pasien. Dari anamnesa diperoleh keluhan
nyeri pada bahu kiri sejak 4 hari SMRS. Nyeri pada bahu kiri
dirasakan seperti berdenyut dan tidak menjalar. Sebelum timbul
keluhan, pasien jatuh akibat terpeleset saat berjalan di rumah
dengan bahu dan lengan kiri menyangga badan. Luka (-), masih
dapat menggerakkan siku, jari jemari tangan serta tidak ada
rasa kesemutan atau baal pada tangan kiri, kepala terbentur (-),
trauma pada daerah tubuh lainnya (-). Pasien sebelumnya
pernah menjalani operasi pasang pen pada paha sebelah kiri 4
tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran kompos mentis dan tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status lokalis regio shoulder sinistra
didapatkan: Look: Eritema (+), ekskoriasi (-), jejas (-), bone expose
(-), deformitas (+) tampak tonjolan acromion dan pendataran
pada kontur deltoid, edema (-), atrofi (-), malformasi (+); Feel:
Nyeri tekan (+), kalor (+), CRT <2 detik, kelembaban kulit baik,
edema (-), atrofi otot (-), krepitasi (+), pulsasi a.brachialis (+),
a.radialis (+), n. axilaris(+), n. radialis (+), n. muskulokutaneus (+),
n. ulnaris (+); Move: Aktif: Sulit dinilai karena nyeri, Pasif: Sulit
dinilai karena nyeri, ROM fleksi 15O, ekstensi 15o, abduksi 150,
Power: berkurang.
Pada pemeriksaan penunjang (Foto Thorax AP) didapatkan
fraktur avulsi tuberositas mayor os humerus kiri, kedudukan
fragmen fraktur kurang baik disertai dislokasi glenohumeral
joint kiri ke anterior. Pada pemeriksaan laboratorium,
didapatkan penurunan hemoglobin, hematokrit, eritrosit,
kreatinin darah, dan natrium.

Anda mungkin juga menyukai