Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

Close Fracture 1/3 distal humerus dextra

Oleh
dr. I Gusti Ayu Novita Afsari

Pembimbing
dr. Ni Putu Devy Handayani
Identitas Pasien
 Nama : Ny. ADAA
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 26 tahun
 Alamat : Br. Panti, Ds Pandak Gede Kediri
 Agama : Hindu
 Tanggal Masuk RS : 29 Mei 2023
 Tanggal Pemeriksaan : 29 Mei 2023
 Tanggal Keluar RS : 03 Juni 2023
 DPJP : dr. Alit Sp.OT
 No. Rekam Medik : 54198
Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri pada lengan kanan sejak 3 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien post terjatuh dari tangga lantai 2 kantor tempat pasien bekerja. Pasien mengatakan
pasien terburu-buru saat menuju lantai satu kemudian tanpa sadar pasien terpeleset. Pasien
jatuh posisi terlungkup dan menumpu pada lengan kanan tepatnya pada siku tangan kanan.
Pasien mengatakan tidak pingsan dan tetap sadarkan diri. Pasien sulit menggerakkan
lengan kanannya dan siku setelah kejadian karena rasa sangat nyeri. Pasien sadar penuh
saat tiba di Rumah Sakit, tidak merasakan sakit kepala, tidak ada rasa sakit pada leher,
penglihatan yang jelas, tidak sesak, tidak merasakan mual, dan tidak muntah. Selain itu
juga tidak ada cairan maupun darah yang keluar dari telinga dan hidung pasien.
01 Riwayat Penyakit Dahulu 03 Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah
Riwayat trauma , Riwayat mendapatkan pengobatan
Hipertensi, riwayat diabetes, intensif sebelumnya dan
riwayat asma disangkal, sedang tidak menjalani
Riwayat alergi (-) pengobatan apapun

04 Riwayat Kebiasaan Pribadi


02 Riwayat Penyakit Keluarga Pasien mengaku tidak
mempunyai kebiasaan
Riwayat Hipertensi, riwayat diabetes,
riwayat asma pada keluarga disangkal merokok. Pasien tidak
mengkonsumsi alkohol.
Pemeriksaan Fisik

PRIMARY SURVEY
A : Airway clear paten, bicara (+), gargling (-),
snoring (-).
B : RR : 20 x / menit, nafas adekuat.
C : TD : 130 / 80 mmHg, N : 84 x / menit.
D : GCS E4 M6 V5 : 15, Pupil isokor diameter 3
mm, RCL (+/+), RCTL (+/+).
E : Pada status lokalis.
 
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Vital Sign
Tekanan Darah : 80/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
SaO2 : 98% udara ruangan
Suhu : 36,7oC
 
Pemeriksaan Fisik
 Kepala
- Kepala : normocephali, tidak terdapat jejas maupun hematoma
- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
- Telinga : simetris, discharge (-/-), deformitas (-/-)
- Hidung : discharge (-), deformitas (-), napas cuping hidung (-)
- Mulut : sianosis (-/-)
 Thoraks
- Paru : pergerakan dinding dada simetris, vesikuler (+/+), rhonki
(-/-),wheezing (-/-)
- Jantung : S1/S2 tunggal, reguler, murmur (-) gallop (-)
 Abdomen
- Inspeksi : Distensi (-), skar (-)
- Auskultasi : Bising usus normal
- Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
- Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-)
 Ekstremitas : akral hangat, crt < 2 detik
Pemeriksaan Fisik
SECONDARY SURVEY
“Status Lokalis Regio Humerus Dextra”
Look :
 Deformitas (-) pemendekan tulang (-)
 Oedem (+)
 Jejas (-)
 Tanda radang akut (+)
 Tak tampak sianosis pada bagian distal lesi
 Raut muka pasien tampak kesakitan

Feel :
 Nyeri tekan setempat (+)
 Sensibilitas (+)
 Suhu rabaan hangat
 Krepitasi tidak dilakukan
 Capillary Refill Time < 2 detik (normal)
 Arteri radialis (normal)

Move :
 Gerakan aktif dan pasif terhambat.
 Gerakan Abduksi pada pasien terhambat
 Gerakan Adduksi pada pasien terhambat
 ROM terbatas baik aktif maupun pasif.
Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hematologi Lengkap    
Hemoglobin 12.4 12.0 - 16.0 g/dl
Hematokrit 39.5 38 - 47 %
Eritrosit 4.59 4.20 – 5.40 juta/µL
Leukosit 16.76 4500-11.000/µL
Trombosit 281 150000-440000/µL
MCV 86.1 80-100 fL
MCH 27.0 27-31 pg
MCHC 31.3 32-36 g/dl
Time of bleeding 1.00 1-3
Time of clotting 12.00 5-15

Kimia Klinik    
GDS 91 70-110
Kesan:
o Aligment tulang dan sendi siku normal
o Tampak fraktur oblique displace pada
1/3 distal humerus
o Mineralisasi tulang baik
o Celah sendi tidak menyempit
X-ray Elbow Joint (D) AP/lateral o Tampak soft tissue swelling
TATALAKSANA
 Ketorolac 1 amp
 Ranitidine 1 amp
Konsultasi SpOT
 Rencana ORIF tgl 30/05/2023 jam 17.00 wita
 Konsul anastesi
 MRS dengan pasang spalk lurus dari sepanjang
extremitas atas kanan
 Infus RL/D5 2:2 20 tpm makro
 Inj ceforim 3x1 gram iv
 Inj rativol (ketorolac) 3x1 amp iv
PEMBAHASAN
Anatomi
Fraktur Humerus

Terbagi
atas:
1. Fraktur Collum Humerus
Definisi 2. Fraktur Batang Humerus
3. Fraktur Suprakondiler
terputusnya kontinuitas
Humerus
jaringan tulang dan atau
4. Fraktur Interkondiler
tulang rawan
Humerus
ETIOLOGI
1. Trauma langsung
2. Trauma Tidak langsung

Tekanan pada tulang dapat berupa:


 Tekanan berputar yang menyebabkan fraktur bersifat oblik atau
spiral
 Tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur transversal
 Tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan
fraktur impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi
 Kompresi vertikal yang dapat menyebabkan fraktur kominutif
atau memecah
 Trauma oleh karena remuk
 
Fraktur Proksimal
Humerus
Menurut Neer, proksimal humerus dibentuk oleh
4 segmen tulang:
1. Caput/kepala humerus
2. Tuberkulum mayor
3. Tuberkulum minor
4. Diafisis atau shaft
Fraktur Shaft Humerus

Fraktur sepertiga tengah diafisis, 30% fraktur sepertiga


proximal diafisis dan 10% sepertiga distal diafisis.

Gejala klinis pada jenis fraktur ini adalah nyeri,


bengkak, deformitas, dan dapat terjadi pemendekan
tulang pada tangan yang fraktur.

Pemeriksaan neurovaskuler adalah penting dengan


memperhatikan fungsi nervus radialis
Fraktur Distal Humerus9
Trauma langsung contohnya adalah apabila terjatuh atau terpeleset dengan posisi siku
tangan menopang tubuh

Gejala klinis: siku dapat terlihat bengkak, kemerahan, nyeri, kaku sendi dan
biasanya pasien akan mengeluhkan siku lengannya seperti akan lepas.

Perabaan (palpasi) terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan neurovaskuler dalam batas
normal
Fraktur Distal Humerus9
Terdiri dari:
 Suprakondiler Fraktur
 Transkondiler Fraktur
 Interkondiler Fraktur
 Kondiler Fraktur
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
(1) pemeriksaan umum (status
generalisata)
(2) pemeriksaan setempat (status
lokalis).

Look (inspeksi) Feel (palpasi) Move (pergerakan)


 Luka pada kulit dan jaringan  Temperatur  Gerakan aktif (penderita sendiri
 Ekstravasasi darah  Nyeri tekan disuruh menggerakkan) dan
subkutan  Krepitasi pasif (dilakukan oleh
 Deformitas berupa angulasi,  Pemeriksaan vaskuler pemeriksa).
rotasi dan kependekan  Pengukuran tugkai
Penunjang

Radiologi
• Rontgen dapat dilihat
gambaran fraktur
Laboratorium • CT-scan, bone-scan dan MRI
Pada fraktur test laboratorium yang jarang diindikasikan, kecuali
perlu diketahui : Hemoglobin, pada kasus dengan
hematokrit sering rendah akibat kemungkinan fraktur patologis.
perdarahan, laju endap darah (LED) • Venogram/anterogram
meningkat bila kerusakan jaringan menggambarkan arus
lunak sangat luas vascularisasi.
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Awal
2. Terapi konservatif
3. Terapi operatif
 Cedera multiple berat
 Fraktur terbuka
 Fraktur segmental
 Fraktur ekstensi intra-artikuler yang
bergeser
 Fraktur patologis
 Siku melayang (floating elbow) – pada
fraktur lengan bawah (antebrachii) dan
humerus tidak stabil bersamaan
 Palsi saraf radialis (radial nerve palsy)
setelah manipulasi
 Non-union
Komplikasi
Komplikasi awal Komplikasi Lanjut
 Delayed Union and
 Cedera vaskuler
Non-Union
 Cedera saraf: Radial nerve palsy (wrist  Joint stiffness
drop dan paralisis otot-otot ekstensor
metacarpophalangeal) dapat terjadi
pada fraktur shaft humerus, terutama
fraktur oblik pada sepertiga tengah dan
distal tulang humerus.
 Infeksi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai