Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS

Close Fracture Femur et


Cruris Dextra
Oleh : 
Juvinta Diva Fabiola
(22004101064)

Pembimbing
dr. Hendra Mahardhana, Sp.OT
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

• adalah terputusnya kontinuitas dari tulang


FRAKTUR

• Dapat dibagi menjadi fraktur tertutup dan fraktur terbuka


JENIS

• terputusnya kontinuitas femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung


Fraktur (KLL),  dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak
femur

• terputusnya hubungan tulang tibia dan fibula


Fraktur
cruris
FINDINGS Fraktur femur
 10-21 /100.000 tahun
PREVALENCE  2% open fr, sisanya close fr

RISKESDAS (2011)
fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan 
paling banyak
 46,2%  dari 45.987
14.027 mengalami fraktur cruris
3.775  fraktur tibia,
336  fraktur fibula

Kasus Fraktur harus ditangani secara


cepat dan tepat
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Umur/Tanggal Lahir : 38 tahun / 06 Juni 1984
Alamat : Papungan, Kanigoro, Kab. Blitar
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 02 April 2022, pukul 11.30 WIB (IGD)
No. Register : 737***
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Nyeri pada kaki kanan


 Kaki kanan tidak dapat diangkat dan nyeri saat digerakkan..
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. S usia 38 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga paska mengalami
kecelakaan lalu lintas (KLL) pada tanggal 2 April 2022 pukul 11.30. KLL terjadi saat
pasien mengendarai motor di daerah Kanigoro dan ditabrak mobil ketika sedang
berhenti di lampu merah. Pasien sempat pingsan dalam perjalanan dan mengingat
kronologis kejadian sebelum kecelakaan. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri hebat di
kaki kanan, skala nyeri 8. Kaki sulit digerakkan dan bengkak saat tiba di IGD.
Keluhan lain yang menyertai disangkal.
Mekanisme
KU Anamnesis
Trauma

Nyeri dirasakan sesaat Pasien mengalami KLL. motor


setelah motor yang yang dikendarai ditabrak mobil
dikendarai ditabrak mobil saat saat berhenti di lampu merah.
Nyeri pada berhenti di lampu merah, Kemudian pasien terjatuh di
tidak ada luka terbuka. Tidak pekarangan rumah warga dengan
ada riwayat pingsan sesaat posisi miring ke sebelah kanan,
kaki kanan setelah kejadian, tidak ada tidak tertindih sepeda motor
riwayat mual dan muntah.
PEMERIKSAAN FISIK

PRIMARY SURVEY Regio Femur Dextra


• Airway:Clear
• Breathing : SPO2 99 %, RR=  Inpeksi: Deformitas (+), luka (-),
24 x/menit reguler, spontan, bone exposed (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+)
simetris
 ROM : Gerak aktif dan pasif dari
• Circulation : HR = 92 x/menit kaki kanan sulit dievaluasi karena
reguler, kuat angkat nyeri.
• Disability:GCS 15 (E4M6V5),  NVD : Sensibilitas dalam batas
pupil isokor Environment normal. Pulsasi dari arteri bagian
:Suhu axilla = 36.1°C distal teraba. CRT < 2 detik,
PEMERIKSAAN FISIK

PRIMARY SURVEY Regio Cruris Dextra


• Airway:Clear
• Breathing : SPO2 99 %, RR=  Inpeksi: Deformitas (+), edema (+),
24 x/menit reguler, spontan, luka (-), bone exposed (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+)
simetris
 ROM : Gerak aktif dan pasif dari
• Circulation : HR = 92 x/menit kaki kanan sulit dievaluasi karena
reguler, kuat angkat nyeri.
• Disability:GCS 15 (E4M6V5),  NVD : Sensibilitas dalam batas
pupil isokor Environment normal. Pulsasi dari arteri bagian
:Suhu axilla = 36.1°C distal teraba. CRT < 2 detik,
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jenis Hasil
Pemeriksaan
Hemoglobin 11,9
Leukosit 3.370 HIV (Pack Test) Non Reaktif
Trombosit 511.000 HbsAg (Strip test) Non Reaktif
PCV 37,1 Anti HCV (Strip) Non Reaktif
Diff. count 1/3/1/10/72/14 Rapid Antigen Non Reaktif
MCV 80,5 SARS COV-2
MCH 25,8
MCHC 32.0
Eritrosit 4.600.000

02 April 2022 di IGD


PEMERIKSAAN PENUNJANG

SGOT 15 <31 u/l


SGPT 5 <31 u/l
Albumin 4,36 3,8-5,1 g/dL
Creatinin 1,00 <1,2 mg/dL
Ureum/BUN    
BUN 4 <23,4 mg/dL
Ureum 9 <45 mg/dL
Elektrolit    
Natrium 132,8 136-145 mmol/L
Kalium 3,09 3,5-5,1 mmol/L
Klorida 110,4 98-106 mmol/L
Calsium 8,26 8,8-10,5 mg/dL

02 April 2022 di IGD


PEMERIKSAAN PENUNJANG

THORAX PA PELVIS AP
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Femur Kanan AP
• Tampak fraktur kominutif di 1/3
tengah os femur kanan + mild soft
tissue swelling
• Trabekulasi tulang di luar lesi
tampak baik
• Celah dan permukaan sendi tampak
baik
• Tak tampak destruksi/erosi tulang
• Tak tampak
dislokasi/subluksasi sendi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Cruris kanan AP/Lateral

Tampak fraktur
kominutif di 1/3
distal os tibia kanan
dengan soft tissue
swelling
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Cruris Kiri AP/Lateral

Tak tampak fraktur pada os tibia


dan fibula kiri
Tak tampak soft tissue swelling
Celah dan permukaan sendi
tampak baik
Tak tampak destruksi/erosi tulang
Tak tampak dislokasi/subluksasi
sendi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pedis kanan AP

Tak tampak fraktur pada os pedis


Tak tampak soft tissue swelling
Celah dan permukaan sendi
tampak baik
Tak tampak destruksi/erosi tulang
Tak tampak dislokasi/subluksasi
sendi
DIAGNOSIS
Close Fraktur 1/3 Mid
Femur dan 1/3 Distal
Tibia Dextra

Penatalaksanaan
• Infus RL 20 tpm
• Inj. Ketorolac 3 x 1 Ampul
• Inj. Ranitidin 3x 1 Ampul
• Backslab panjang dari paha
• Skin traksi 4 kg
• Pro ORIF
IMAGING POST ORIF
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Femur Kanan AP/Lat

Tampak fraktur di 1/3 tengah os femur


kanan yang telah terpasang internal fiksasi
dengan posisi relatif baik disertai mild soft
tissue swelling dengan drainage tube pada
sisi lateralnya
Trabekulasi tulang di luar lesi tampak baik
Celah dan permukaan sendi tampak baik
Tak tampak destruksi/erosi tulang
Tak tampak dislokasi/subluksasi sendi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Femur Kanan AP/Lat

Tampak fraktur kominutif di 1/3 distal os


tibia kanan yang telah terpasang internal
fiksasi dengan posisi relatif baik disertai
sebaran soft tissue swelling
Trabekulasi tulang di luar lesi tampak baik
Celah dan permukaan sendi tampak baik
Tak tampak destruksi/erosi tulang
Tak tampak dislokasi/subluksasi sendi
TINJAUAN PUSTAKA
Os Femur

● Femur merupakan tulang terpanjang


dan terberat dalam tubuh
● Fx  meneruskan berat tubuh dari os
coxae ke tibia sewaktu kita berdiri
● Caput femoris ke arah craniomedial
dan agak ke ventral sewaktu bersendi
dengan acetabulum
Os Tibia

● tulang tungkai di bawah lutut


sebelah dalam dan yang
bcrukuran lebih besar;
● berartikulasi dengan femur
dan kaput fibula di bagian
atas serta di bagian bawah
dengan talus.
● Ujung atas memperlihatkan
adanya kondil medial dan
lateral
FRAKTUR

●●Etiologi:
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang.
● Biasanya
trauma, stress disebabkan oleh rudapaksa
berulang (terutama atau
pada atlet tekanankelainan
/ penari), eksternalpada
yangtulang
datang
(fraktur lebih besar
patologis: dari yang
misalnya pada dapat diserap oleh tulang
osteroporosis.
KLASIFIKASI FRAKTUR

● Berdasarkan:
● Garis fraktur, ada tidaknya pergeseran, terbuka/tertutup
KLASIFIKASI FRAKTUR

● Berdasarkan:
● Garis fraktur, ada tidaknya pergeseran, terbuka/tertutup
KLASIFIKASI FRAKTUR

● Derajat 0: fraktur sederhana tanpa /


disertai dengan sedikit kerusakan
jaringan lunak.
● Derajat 1: fraktur disertai dengan
abrasi superfisial atau luka
memarpada kulit dan jaringan
subkutan.
● Derajat 2: Fraktur yang lebih berat
dibanding derajat 1 yang disertai
dengan kontusio dan pembengkakan
jaringan lunak.
● Derajat 3: Fraktur berat yang disertai
dengan kerusakan jaringan lunak
Winquist and Hansen

a. tipe 0 : tidak ada fraktur kominutif


b. tipe 1 : terdapat fragmen kupu-kupu
kecil
c. tipe 2 : fragmen kupu-kupu yang
lebih besar, >50% kontak kortikal
antara fragmen mayor proksimal
dan fragmen distal
d. tipe 3 : fragmen kupu-kupu yang
lebih besar, <50% kontak kortikal
antara fragmen mayor proksimal
dan fragmen distal
e. tipe 4 : segmen kominutif tanpa
adanya kontak langsung antara
fragment mayor proksimal dan
distal
PATOFISIOLOGI
Tulang mengalami fraktur, harus diketahui keadaan fisik tulang dan
trauma yang dapat menyebabkan fraktur. Kebanyakan fraktur terjadi
karena kegagalan tulang untuk menahan tekanan terutama tekanan
membengkok, memutar, atau tarikan
Tekanan langsung Terjadi fraktur
pada tulang dan komunitif dan
Trauma menyebabkan disertai kerusakan
langsung fraktur pada daerah jaringan lunak
tekanan disekitarnya

Trauma berasal Biasanya tidak


Jatuh dengan
Trauma tidak dari tempat ditemukan
tangan
langsung yang jauh dari kerusakan
ekstensi
daerah fraktur jaringan lunak
PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR

RECOGNIZE REDUCTION RETAINING REHABILITASI


DIAGNOSIS

Open Fraktur Fungsi sensoris dan • Pulsasi !!


arteri dan
motorik CRT pada distal
Setiap tusukan atau trauma
Manifestasi robekan pada kulit di • Pengukuran Panjang
Klinis atas lokasi fraktur Tungkai
sebagai bukti adanya misalnya;: • Pemeriksaan
• Nyeri lokal ‘dorsofleksi pergelangan kaki/Radiologi  2 posisi
fraktur terbuka
• Nyeri tekan jari, abduksi sendi panggul, Ap/ Lateral
• Pembengkakan di dsb.
lokasi fraktur
• Deformitas
TATALAKSANA

Prinsip pada penanganan fraktur yaitu REDUKSI & IMOBILISASI

Tindakan non bedah atau


manipulasi untuk mengembalikan
posisi tulang yang patah
CLOSE
REDUCTION
Tindakan tetap memerlukan lokal
anestesi ataupun umum

REDUKSI

Tindakan pembedahan dengan


tujuan perbaikan bentuk tulang
OPEN
REDUCTION Internal fiksasi yaitu dengan
menggunakan kawat, screws,
pins, plate, intermedulari rods
atau nail
TATALAKSANA

TRAKSI
• Skin traksi adalah menarik bagian tulang yang patah dengan menempelkan pleter
langsung pada kulit untuk mempertahankan bentuk, membentuk menimbulkan
spasme otot pada bagian yang cidera, dan biasanya digunakan untuk jangka
pendek
• Skeletal Traksi adalah traksi yang digunakan untuk meluruskan tulang yang cidera
pada sendi panjang untuk mempertahankan bentuk dengan memasukkan pins atau
kawat ke dalam tulang.

IMOBILISASI
● setelah dilakukan reposisi secara reduksi atau traksi pada fragmen tulang yang
patah, dilakukan imobilisasi dan hendaknya anggota badan yang mengalami
fraktur tersebut diminimalisir gerakannya untuk mencegah tulang berubah
posisi kembali
PEMBAHASASAN
PEMBAHASAN

Mekanisme Trauma Motor yang sedang berhenti ditabrak


mobil. Kemudian pasien terjatuh di
pekarangan rumah warga dengan posisi
miring ke sebelah kanan, tidak tertindih
sepeda motor kaki kanan nyeri dan sulit
digerakkan

Look: Didapatkan deformitas, bengkak,


Pemeriksaan Femur dan Cruris
kulit utuh.
Feel : nyeri tekan, pulsasi distal teraba,
sensibilitas normal.
Movement: nyeri gerak, ROM sulit dinilai,
krepitasi tidak ditemukan
Pemeriksaan neurovascular distal 
teraba a. dorsalis pedia, CRT<2 dtk
PEMBAHASAN

• fraktur di 1/3 mid femur kanan serta fraktur


kominutif di 1/3 distal cruris
Pemeriksaan foto polos • pemeriksaan rontgen dengan tujuan untuk
Femur dan Cruris AP/Lateral menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma.
• Fraktur femur dan cruris yang terjadi pada
pasien sesuai dengan mekanisme direct
trauma yang dialami sebelumnya.

Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan menyebabkan


fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasnya komunitif dan disertai
kerusakan jaringan lunak disekitarnya
PEMBAHASAN

Menilai airway, breathing dan circulation,


kemudian dilakukan tatalaksana yang
Tatalaksana bertujuan untuk memperbaiki fungsi dengan
mengembalikan gerakan, stabilisasi,
mengurangi nyeri, dan mencegah
bertambah parahnya gangguan
muskuloskeletal
PEMBAHASAN

Konservatif dan Operatif


pasien diimmobilasi sementara
Tatalaksana menggunakan bidai back slab dan
dilakukan skin traksi seberat 4 kg di kaki
yang mengalami trauma
PEMBAHASAN

• Diposisikan melewati 2 sendi, posisi lutu


Backslab cast 5-15 derajat, dorsofleksi
• Imobilisasi pre-operasi
PEMBAHASAN

• menempatkan beban dengan tali pada


ekstermitas pasien. Tempat tarikan
disesuaikan sedemikian rupa sehingga
Skin traksi arah tarikan segaris dengan sumbu
panjang tulang yang patah
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot,
Memperbaiki & mencegah deformitas,
Immobilisasi, difraksi penyakit (dengan
penekanan untuk nyeri tulang sendi),
mengencangkan pada perlekatannya
PEMBAHASAN

• Salah satu tindakan operatif yang sering dilakukan


yaitu dengan fiksasi interna atau disebut juga dengan
Tindakan operatif pembedahan ORIF (open reduction internal fixation).
• ORIF adalah suatu jenis operasi dengan pemasangan
internal fiksasi yang dilakukan ketika fraktur tersebut
tidak dapat direduksi secara cukup dengan close
reduction, untuk mempertahankan posisi yang tepat
pada fragmen fraktur. Fungsi ORIF adalah untuk
mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap
menyatu dan tidak mengalami pergerakan.
Terapi Lain • Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
• Pemberian antibiotik sebagai profilaksis
• Evaluasi tanda-tanda sindrom kompartemen
dikarenakan adanya tekanan dari luar seperti
pembebatan yang terlalu kuat
KESIMPULAN

Setelah dilakukan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang maka didapatkan diagnosis
close fraktur femur dan tibia dextra.
Pada tatlaksana awal pasien ini
dilakukan pembidaian sebagai
imobilisasi menggunakan back slab
dan dilanjutkan skin traksi kemudian
dilakukan terapi operatif dengan open
reduction internal fixation .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai