Anda di halaman 1dari 31

CASE REPORT

OPEN FRACTURE TIBIA FIBULA DEXTRA

 
Pembimbing:
dr. M. Yogialamsa, MS. Sp.OT
Oleh:
Melyun Riza Ridwan
112019053
 
Identitas

Nama : Tn. KIB


Umur : 23 tahun
Pekerjaan : TNI AU
Status Perkawinan : belum kawin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kyai jalak taman kota
Riwayat Medis

Keluhan Utama
Luka dan nyeri kaki kanan yang tidak dapat digerakan.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pada tanggal 15 Mei Pukul 03.00 WIB pasien di antar oleh kerabat ke IGD RSAU dr.
Esnawan Antariksa karena mengalami kecelakaan motor dengan menabrak pembatas jalan
dan terjatuh dengan posisi miring dan membentur aspal karena kehilangan konsentrasi. Pasien
tersebut datang dengan keadaan luka terbuka pada bagian betis kaki kanan nyeri dan tidak
dapat digerakan, pasien juga mengeluh adanya benturan pada kepala dan terdapat luka pada
pelipis mata kanan. Keluhan muntah dan pingsan disangkal oleh pasien.
Riwayat Keluarga : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit terdahulu : Tidak ada
Trauma terdahulu : Tidak Ada
Operasi : Tidak Ada
Sistem saraf : Tidak Ada
Sistem kardiovaskular : Tidak Ada
Sistem gastrointestinal : Tidak Ada
Sistem urinarius : Tidak Ada
Sistem genitalis : Tidak Ada
Sistem muskuloskeletal : Tidak Ada
Status Generalis

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis (GCS 15 = E4 V5 M 6)
Tekanan darah : 110/90
Nadi : 111x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,1°C
Skala nyeri : Sebelum operasi : 9
Setelah operasi : 6
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Normocephali, Luka robek pada dahi ukuran 0,5x0,5 cm dengan


dasar otot, tepi luka tidak teratur dan bersih. distribusi rambut merata, warna
hitam
Mata : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Dalam Batas normal
Thorax (Paru) : Dalam Batas normal
Jantung : Dalam Batas normal
Abdomen : Dalam Batas normal
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Superior : Nyeri (-), deformitas (-), CRT <2detik
Inferior : Akral hangat, nyeri (+) kaki sebelah kanan.
Pemeriksaan Status Lokalis

Regio cruris dextra :


Look
Pasien mengeluh kesakitan, tampak luka robek terbuka dengan ukuran 1x1cm dengan dasar
otot, tepi luka tidak rata dan bersih, oedem (+), darah (+), deformitas (+)
Feel
teraba hangat (+), nyeri tekan (+), pulsasi a. Dorsalis pedis (+), akral hangat (+), krepitasi
(+)
Move
terdapat keterbatasan gerak aktif
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tanggal 15 Mei 2021
NAMA PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Waktu Perdarahan 2 Menit 1 - 3 menit
Waktu Pembekuan 5 Menit 1 - 7 menit
Darah Rutin
Hemoglobin 14,9 gr/dl 13,2 - 17,3
Lekosit 13900* mm 3 3.800 - 10.600
Hematokrit 42 % 40 – 52
Trombosit 273000 mm 3 150.000 - 440.000
Diff
Basofil 0 % 0 – 1
Eosinofil 1* % 2 – 4
Neutorfil Batang 2* % 3 – 5
Neutrofil Segmen 81* % 50 – 70
Limfosit 13* % 25 – 40
Monosit 3 % 2 – 8
IMUNOSEROLOGI
HbS Ag Non – Reaktif Non – Reaktif
Anti HIV Non – Reaktif Non – Reaktif
Anti HCV Non- Reaktif Non - Reaktif
KIMIA KLINIK
Ureum 22 mg/dl 10-50
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,6-1,2
Glukosa sewaktu 111 mg/dl <120
Rapid Test Covid
IgG Non – Reaktif Non – Reaktif
IgM Non – Reaktif Non – Reaktif
Foto rontgen Cruris dextra AP Lateral
15 Mei 2021

Kesan: tampak fraktur cominutif os tibia et fibula 1/3distal


dextra.
Cruris dextra AP Lateral
tanggal 16 Mei 2021 (post op)

kesan : dalam internal fiksasi plate dan screw


tampak fraktur 1/3 distal tibia et fibula dextra,
jaringan lunak disekitarnya normal.
Resume

• Luka dan nyeri kaki kanan yang tidak dapat digerakan, serta adanya benturan pada kepala
Anamnesis akibat kecelakaan, pingsan, mual dan muntah disangkal

• luka robek terbuka dengan ukuran 1x1cm dengan dasar otot, tepi luka tidak rata dan bersih,
oedem (+), darah (+), deformitas (+), Krepitasi (+), dan keterbatasan gerak aktif (+).
Pemeriksaan
Fisik

• Leukosit 13.900 mm3


Pemeriksaan • tampak fraktur cominutif os tibia et fibula 1/3distal dextra.
Penunjang
Diagnosis
Fraktur terbuka Tibia Fibula Dextra 1/3 distal grade I.
Rencana Tatalaksana

• IVFD Nacl 0,9%


• Ketorolac 3x30mg
• Ceftriaxone 1x 2gr
• dilakukan pembersihan pada area luka, luka dibalut
• dilakukan pemasangan spalk/bidai
• puasa sebelum operasi
• Konsultasi Sp.OT
Pro debridement + ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
Prognosis

Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering di ikuti oleh kerusakan
jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot,
dan persarafan.
Anatomi
• otot ekstensor
• otot abductor
• otot triceps surae
• otot fleksor

• arteri tibialis anterior


• arteri tibialis posterior
• arteri peroneus
• Arteri dorsalis pedis

• n.tibialis anterior dan n.peroneus mempersarafi otot ekstensor dan abductor

• n.tibialis posterior dan n.poplitea untuk mempersarafi otot fleksor dan otot triceps surae
KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR
•Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar.

•Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan


dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak
KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA (Gustillo Anderson)

Tipe I lukanya bersih dan panjangnya kurang dari 1 cm


Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo Andrson

panjang luka lebih dari 1 cm dan tanpa kerusakan jaringan lunak


Tipe II
yang luas.

luka dengan kerusakan jaringan yang luas, biasanya lebih dari 10 cm dan
Tipe IIIa mengenai periosteum.

Tipe IIIb luka dengan tulang yang periosteumnya terangkat

fraktur dengan gangguan vaskular dan memerlukan penanganan terhadap vaskularnya agar
Tipe IIIc vaskularisasi tungkai dapat normal kembali.
GRADE I OPEN FRACTURES GRADE II OPEN FRACTURES

GRADE IIIA OPEN FRACTURES GRADE IIIB OPEN FRACTURES


TIPE-TIPE FRAKTUR
Fraktur transversal
Suatu fraktur komplit yang garis patahnya tegak lurus
terhadap sumbu tulang.
Fraktur oblik
Fraktur komplit yang melalui korteks secara diagonal.
Fraktur spiral
Bila garis patah terdapat mengelilingi
sepanjang korteks.
Fraktur komunitif
Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan
Fraktur segmental
Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak
berhubungan
Patofisiologi Fraktur
Saat terjadi gaya pada tulang yang melebihi daya ketahanan
atau pun melebihi daya elastisitas tulang

Gaya bisa berupa:


Trauma Langsung
Trauma Tidak Langsung
Trauma Berulang (Repetitif)
Diagnosa Anamnesis :
• Ada riwayat trauma diikuti ketidakmampuan
Klinis menggerakkan anggota badan
Anamnesa • Keluhan nyeri, pembengkakan
Pemeriksaan Klinis
• Keluhan adanya perubahan bentuk (deformitas)
Pemeriksaan Tambahan
• Mekanisme trauma
Xray
Lain lain Pemeriksaan Fisik :
• Kondisi Umum
Foto Xray : • Kondisi anggota gerak yang terkena trauma
Rule of two
Look
adanya luka, deformitas, warna kulit pada ekstremitas
 Two joint
bagian distal
 Two view Feel
 Two-Occasions Nyeri tekan, sensasi kulit dan pulsasi nadi bagian distal
 Two-Limbs Move
gerakan sendi bagian distal
Angulasi

Shortening
Rotasi
ASSESEMENT AWAL DAN MANAJEMEN
KEGAWATDARURATAN

• Primary Survey ATLS: Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure


• Xray
• Bila ada perdarahan lakukan bebat tekan secara langsung
• Luka tutup dengan kasa yang telah dibasahi dengan larutan saline
• Lakukan koreksi awal patah tulang dan immobilisasi dalam sistem bidai (splint)
• Anti nyeri
• antibiotik
• Anti tetanus
• Rujuk ke dokter spesialis ortopedi
Treatment open fracture
a. Antibiotics  Initiate early antibiotics and update tetanus prophylaxis
b. Dressing  remove gross debris from wound, sterile saline-soaked on the
c. Temporary Stabilization  splint fracture for temporary stabilization (to
decrease pain, further injury from bone ends, and disruption of clots)
d. Wound management
e. Stabilization
Tindakan operasi
ORIF
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories

Anda mungkin juga menyukai