Anda di halaman 1dari 33

PAPER

TEKNIK ANESTESI RA-SAB PADA KASUS FRAKTUR FEMUR

Disusun Oleh :
METI NURKHAIDAH 11310221
SHERLY NASUTION 11310351
HJ. RAHMAH HAYATI

15360469

YOVAN DIRENDRA 111001334

Pembimbing :
DR. ASMIN LUBIS, DAF., SP.AN., KAP., KMN
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN
ANESTESIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
MEDAN
2016

Pendahuluan

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya

kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang


rawan yang umumnya disebabkan oleh adanya
benturan yang bisa menjadi komplit atau
inkomplit.
Fraktur atau patah tulang kebanyakan terjadi
akibat trauma, beberapa fraktur terjadi secara
sekunder akibat proses penyakit osteoporosis
yang
menyebabkan
fraktur-fraktur
yang
patologis.

Tinjauan Pustaka
Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya

kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan


sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat
total ataupun parsial yang umumnya
disebabkan oleh tekanan yang berlebihan,
sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak
dengan berbagai macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot dan persarafan.

Klasifikasi Fraktur
1. Fraktur

Inkomplit

Adalah patahnya tulang hanya pada satu


sisi saja (terjadi kerusakan cortex pada
satu sisiGreenstick
tulang.
a. Fraktur
Fraktur yang sering terjadi pada anak-anak
karena tulang anak-anak yang masih lunak.

b. Fraktur Torus
Cedera kompresi pada tulang anak-anak.
Tulang elastis tidak terjadi fraktur tapi
tulang tersebut membengkok.

2. Fraktur Komplit

Berdasarkan Arah Fraktur Tulang

Fraktur Berdasarkan Jumlah Fragmen


Fraktur Segmental

Fraktur segmental terjadi apabila dua fraktur


komplit yang terpisah (sering terpisah secara
transversal).

Fraktur Kominutif

serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan


jaringan dengan lebih dari dua fragment tulang.

Fraktur Multiple
Fraktur tulang yang terjadi pada beberapa bagian tulang yang
berlainan.

Fraktur yang Berhubungan dengan Dunia


Luar
Fraktur Tertutup

Fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih


utuh, tulang tidak menonjol melalui kulit.

Fraktur Terbuka

bila terdapat hubungan antara fragmen tulang


dengan dunia luar karena adanya perlukaan di
kulit.

Derajat Fraktur Terbuka


Derajat I:

Luka <1 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, relatif tanda luka
remuk
Fraktur sederhana, transversal, oblik atau komunitif
ringan
Kontaminasi minimal
Derajat II:

Laserasi >1 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulse
Fraktur komunitif sedang
Kontaminasi sedang

Derajat III:

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur


kulit, otot, dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi.
Fraktur terbuka derajat III terbagi atas:
- Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun
terdapat laserasi luas/flap/avulse atau fraktur segmental/sangat
komunitif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa
melihat besarnya ukuran luka.
Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang
terpapar atau terkontaminasi.
Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus
diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak.

Berdasarkan Kedudukan Pergeseran Fraktur

Tanda dan Gejala Fraktur


Nyeri hebat di tempat fraktur
Tak mampu menggerakkan ekstremitas

bawah
Rotasi luar dari kaki lebih pendek
Diikuti tanda gejala fraktur secara umum,
seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,
sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

Diagnosa
Anamnesa

Pemeriksaan Fisik
Look
Feel

Movement

Pemeriksaan Penunjang

Komplikasi Fraktur
1. Osteomyelitis

2. Nekrosis Avaskular
3. Non-Union

4. Delayed Union
5. Mal Union

REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID

Sejarah RASAB

Anestesi spinal pertama kali dikenal


tahun 1885 dan digunakan dalam klinik
oleh August Bier pada tahun 1898 di kota
Keil, Jerman. RA-SAB pertama kali
digunakan untuk prosedur pembedahan
pada abad lalu, digunakan secara luas
sampai tahun 1940-an

Definisi

Anestesi regional adalah pemberian


anestesi ke bagian tubuh tanpa terjadi
hilangnya kesadaran atau berkurangnya
kesadaran. Ada dua kelompok teknik
central neuraxis blockade (blokade epidural
atau subarachnoid) dan peripheral nerve
blockade.

REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID

Indikasi

Transurethral prostatectomy (blok pada T10


10
diperlukan karena terdapat inervasi pada buli buli
kencing)
Hysterectomy
Debridement Ekstemitas Bawah
Caesarean section (T66)
Evakuasi alat KB yang tertinggal
Semua prosedur yang melibatkan ekstrimitas
bagian bawah seperti arthroplasty
Prosedur yang melibatkan pelvis dan perianal

Kontra
Indikasi

Kontraindikasi Absolut.
Pasien menolak, Deformitas pada lokasi
injeksi, Hipovolemia berat, Sedang dalam
terapi antikoagulan, Cardiac ouput yang
terbatas : seperti stenosis aorta, Peningkatan
tekana intracranial.
Kontraindikasi Relatif
Infeksi sistemik (sepsis, bacteremia), Infeksi
sekitar tempat penyuntikan, Kelainan
neurologis, Kelainan psikis, Bedah lama,
Penyakit jantung, Hipovolemia ringan, Nyeri
punggung kronis.

REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID

Komplikasi

Teknik
Anestesi

Komplikasi Pasca Tindakan.


Nyeri tempat suntikan
Nyeri punggung
Nyeri kepala karena kebocoran likuor
Retensio urine
Meningitis

Sitting position > Indentifikasi L3 L4


Desinfeksi dengan povidon iodin dan bersihkan
dengan alkohol 70% >
Insersi spinocaine 25
g > CSF (+), darah (-)
>
Induksi dengan
bupivacaine 20 mg dan blok setinggi T6

REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium, radiologi
Konsultasi dan koreksi terhadap kelainan
fungsi organ vital
Menentukan prognosis pasien perioperative
menggunakan kriteria PS. ASA.

Pre Operatif

Persiapan
Pre
Operatif

Masukan Oral ( Pasien di puasakan)


Terapi Cairan
Premedikasi

REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID

Durante
Operatif

Post
operatif

Persiapan Pasien
Pemakaian Obat Anestesi
Terapi Cairan
Monitoring

Pemindahan Pasien dari Kamar Operasi ke


Recovery Room
Perawatan Post Anestesi di Recovery Room
Risiko Pasca anestesia
EFEK RA-SAB

LAPORAN STATUS PASIEN

Identitas

Nama
: Safinah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 31 tahun
Alamat
: Dsn IV percut
Tanggal berobat : 11 oktober 2016
Pekerjaan
: IRT
Status Perkawinan
: Menikah
No RM
: 256543

LAPORAN STATUS PASIEN


Keluhan
Keluhan Utama
Utama ::
Kaki
Kaki kanan
kanan bengkok
bengkok
Telaah
:
Telaah
:
Pasien
Pasien datang
datang ke
ke RSHM
RSHM dengan
dengan keluhan
keluhan kaki
kaki kanan
kanan
bengkok
bengkok diawali
diawali pasien
pasien kurang
kurang lebih
lebih 5
5 tahun
tahun yang
yang
lalu
lalu setelah
setelah mengalami
mengalami kecelakaan
kecelakaan lalu
lalu lintas,
lintas, kaki
kaki
terasa
nyeri
bila
terlalu
banyak
berjalan
terasa nyeri bila terlalu banyak berjalan dan
dan os
os
menggunakan
menggunakan tongkat,
tongkat, kaku
kaku (+).
(+).
Os
kiriman
dr.
Rizal,
Sp.OT
dari
Os kiriman dr. Rizal, Sp.OT dari poli
poli ortopedi
ortopedi RSHM.
RSHM.
Riwayat
Penyakit
Dahulu
:
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat
Riwayat hipertensi
hipertensi (-)
(-)
Riwayat
DM
(-)
Riwayat DM (-)

Anamnesis

Riwayat
Riwayat Penyakit
::
Penyakit Keluarga
Keluarga
Tidak
ada
yang
memiliki
keluhan
yang
Tidak ada yang memiliki keluhan yang sama
sama dengan
dengan
pasien
pasien
Riwayat
Riwayat hipertensi
hipertensi (-)
(-)
Riwayat
DM
(-)
Riwayat DM (-)
Riwayat
Riwayat Alergi
Alergi ::
Alergi
makanan
Alergi makanan disangkal
disangkal oleh
oleh pasien
pasien
Alergi
obat
disangkal
oleh
pasien
Alergi obat disangkal oleh pasien
Riwayat
Riwayat Pengobatan
Pengobatan ::
Tidak
Tidak ada
ada
Riwayat
Riwayat Psikososial
Psikososial
Merokok
Merokok (-)
(-) Alkohol
Alkohol (-)
(-)

LAPORAN STATUS PASIEN


Status
Status Present
Present
Keadaan
Keadaan Umum
Umum
Sensorium
Sensorium
Keadaan
Keadaan umum
umum
Berat
Berat Badan
Badan

Pemeriksaa
n Fisik

::
::
::
::

Tampak
Tampak sakit
sakit
Compos
Compos Mentis
Mentis
Tampak
sakit
Tampak sakit
50
50 kg
kg

Tanda
Tanda Vital
Vital
Tekanan
Tekanan Darah
Darah :: 120/60
120/60 mmHg
mmHg
Pernafasan
:: 20
Pernafasan
20 x/menit
x/menit
Nadi
:
84
x/menit
Nadi
: 84 x/menit
o
Suhu
oC
:
37
Suhu
: 37 C
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN UMUM
UMUM
Kulit
:: Sianosis
Kulit
Sianosis (-),
(-), Ikterik
Ikterik (-),
(-), Turgor
Turgor
kembali
kembali cepat
cepat
Kepala
:: Normocepali
Kepala
Normocepali
Mata
:
Mata
: Anemis
Anemis -/-,
-/-, Ikterik
Ikterik -/-,
-/-, Edema
Edema
palpebra
-/palpebra -/ Mulut
:: Hiperemis
Mulut
Hiperemis pharing
pharing (-),
(-),
Pembesaran
tonsil
(-)
Pembesaran tonsil (-)
Leher
:: Pembesaran
Leher
Pembesaran KGB
KGB (-)
(-)

LAPORAN STATUS PASIEN

Thorax
Paru
Inspeksi

Pemeriksaan
Fisik

:Pergerakan nafas simetris, tipe


pernafasan abdominotorakal,
retraksi costae -/: Stem fremitus kiri = kanan
: Sonor seluruh lapang paru
: Vesikuler seluruh lapang paru

Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
: Datar, Simetris
Palpasi
: Nyeri tekan (-), Hepar dan Lien
tidak teraba
Perkusi
: Nyeri Ketok (-)
Auskultasi
: Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas
: Edema -/-

LAPORAN STATUS PASIEN

Pemeriksa
an
Penunjang

Pemeriksaan Penunjang:
Hasil Laboratorium
Darah Rutin
Hb
: 12,8 g/dl
HT
: 41,8 %
Eritrosit
: 4,6 x 1066/L
Leukosit : 6.100 / L
Trombosit
: 267.000 /L
Metabolik
KGDS
: 110 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum
: 24 mg/dl
Kreatinin: 0,79 mg/dl
Diagnosis : Non Union (R) Tibia

LAPORAN STATUS PASIEN

Pre Operasi

RENCANA TINDAKAN
Tindakan : ORIF tibia
Anesthesi : RA-SAB
PS-ASA
:1
Posisi
:Supinasi
Pernapasan :Spontan dengan nasal kanul

LAPORAN STATUS PASIEN

Pre Operasi

Pre
Pre operatif
operatif
B1
(Breath)
B1 (Breath)
Airway
:: Clear
Airway
Clear
RR
:: 24x/menit
RR
24x/menit
SP
:: Vesikuler
SP
Vesikuler ka=ki
ka=ki
ST
:
Ronchi
(-),
ST
: Ronchi (-), Wheezing
Wheezing (-/-)
(-/-)
B2
B2 (Blood)
(Blood)
Akral
:: Hangat/Merah/Kering
Akral
Hangat/Merah/Kering
TD
:
TD
: 110/70
110/70 mmHg
mmHg
HR
:
97x/menit
HR
: 97x/menit
B3
B3 (Brain)
(Brain)
Sensorium
:: Compos
Sensorium
Compos Mentis
Mentis
Pupil
:
Isokor,
ka=ki
3mm/3mm
Pupil : Isokor, ka=ki 3mm/3mm
RC
:: (+)/(+)
RC
(+)/(+)
B4
B4 (Bladder)
(Bladder)
Urine
Urine Output
Output :: - Kateter
Kateter :: Tidak
Tidak Terpasang
Terpasang
B5
B5 (Bowl)
(Bowl)
Abdomen
Abdomen :: Soepel
Soepel
Peristaltik
:
Peristaltik : Normal
Normal (+)
(+)
Mual/Muntah:
Mual/Muntah: (-)/(-)
(-)/(-)
B6
B6 (Bone)
(Bone)
Oedem
:: (-)
Oedem
(-)
Deformitas
:: (+)
Deformitas
(+)

LAPORAN STATUS PASIEN

Operatif

OPERATIF
Induksi OBAT RA-SAB
Bupivacain : 20 mg
Fentanyl : 25 mcg

Jumlah Cairan
PO
: RL 100 cc
DO
: RL 250 cc
Produksi Urin : -

Perdarahan
Kasa Basah : 10x10= 100
Kasa basah
: 5 x 5 = 25
Suction : 350 cc
Jumlah
EBV
:50 x 65 = 3.250 cc
10 % = 325%
20% = 940%
30 % = 1265%

Intervensi Operatif
Lama Anestesi
: 14.00 - selesai WIB
Lama Operasi
: 14.10 15.45 WIB

LAPORAN STATUS PASIEN


POST OPERASI
Operasi berakhir pukul
: 15.45 WIB
Setelah operasi selesai pasien di observasi di
Recovery Room. Tekanan darah, nadi dan
pernapasan dipantau hingga kembali normal.
Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette
score > 9
Pergerakan
:2
Pernapasan
:2
Warna kulit
:2
Tekanan darah
:2
Kesadaran
:2

Post
Operatif

PERAWATAN POST OPERASI


Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang
pemulihan setelah dipastikan pasien pulih dari
anestesi dan keadaan umum, kesadaran serta
vital sign stabil, pasien dipindahkan ke bangsal
dengan anjuran untuk bedrest 24 jam, tidur
telentang dengan 1 bantal untuk mencegah
spinal headache, karena obat anestesi masih
ada.

LAPORAN STATUS PASIEN

Post Operatif
TERAPI Post OPERASI
Istirahat sampai pengaruh obat anestesi
hilang
IVFD RL 30gtt/menit
Minum sedikit-sedikit bila sadar penuh dan
peristaltic (+) Normal
Inj. Ketorolac 30mg/8jam IV
Inj. Ondansetron 4 mg/8 jam IV bila
mual/muntah
Inj.Ranitidin 50 mg/8 jam IV

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai