Disusun Oleh :
Jupither B W Kafiar (20180811018097)
Penguji/Pembimbing :
dr. Diah Widyanti,Sp.An,KIC
KEPANITERAAN KLINIK MADYA SMF ANESTESI
RSUD DOK 2 JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
BAB I PENDAHULUAN
▪ Anestesi yunani An” (tidak, tanpa) dan “esthesia”
(presepsi, kemampuan) Hilangnya rasa atau hilangnya
sensasi”.
▪ Anestesi secara umum berarti suatu keadaan hilangnya rasa,
terhadap suatu rangsangan. Obat yang digunakan dalam
menimbulkan anestesia disebut sebagai anestetik.
▪ Anestesi blok saraf perifer tepat digunakan untuk operasi
daerah ekstremitas atas, analgesia setelah operasi dan
tatalaksana nyeri kronik
▪ Keberhasilan teknik blok sangat dipengaruhi oleh
keterampilan petugas atau dokternya.
▪ Pasien juga harus kooperatif untuk mendapatkan hasil blok
saraf perifer yang efektif.
▪ Beberapa tempat dapat dipilih untuk melakukan blok pleksus
▪ Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya
▪ Fraktur yang mengenai lengan bawah sekitar 82% pada
daerah metafisis tulang radius distal, dan ulna distal
▪ Fraktur distal radius terbentuk ketika bagian pergelangan
tangan terkena trauma keras, biasanya ketika menahan
jatuh menggunakan telapak tangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Fraktur: hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,
tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun
parsial akibat rudapaksa
• Fraktur radius distal paling sering terjadi pada ekstremitas
atas.
Anatomi ulna dan radius
• Ulna : tulang
stabilisator pada
lengan bawah, terletak
medial dan
merupakan tulang
yang lebih panjang
dari dua tulang lengan
bawah.
• Ujung proksimal ulna
besar dan disebut
olecranon, struktur ini
membentuk tonjolan
siku.
• Radius terletak di
lateral dan
merupakan tulang
yang lebih pendek
dari dua tulang di
lengan bawah.
• Ujung proksimalnya
meliputi caput
pendek, collum,
dan tuberositas
yang menghadap
ke medial.
Patofisiologi
▪ Deformitas ▪ RO antebrachii
AP/Lateral
▪ Bengkak dengan
hematoma
▪ Nyeri tekan dan
keterbatasan dalam
melakukan gerakan
Tatalaksana
1.Non-operatif 2.Operatif
▪ Reposisi ▪ ORIF (Open
Reduction Internal
▪ Pemasangan cast Fixation)
▪ Pinning Perkutaneus
Anastesi
▪ Anestesi adalah menghilangnya rasa nyeri, dan menurut jenis
kegunaannya dibagi menjadi anestesi umum yang disertai
hilangnya kesadaran, sedangakan anestesi regional dan
anestesi local menghilangya rasa nyeri disatu bagian tubuh
saja tanpa menghilangnya kesadaran
▪ Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lain
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh
Macam – Macam Anestesi
▪ Anestesi Regional
▪ Induksi anestesi regional menyebabkan hilangnya sensasi pada daerah tubuh
tertentu. Anestesi regional terdiri dari spinal anestesi, epidural anestesi,
kaudal anestesi. Metode induksi mempengaruhi bagian alur sensorik yang
diberi anestesi. Ahli anestesi memberi regional secara infiltrasi dan lokal.
▪ Anestesi Lokal
▪ Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi pada tempat yang diinginkan
Anestesi lokal umumnya digunakan dalam prosedur minor pada tempat bedah
sehari.
Pengertian Spinal Anestesi
▪ Anestesi spinal adalah injeksi agen anestesi ke dalam ruang
intratekal, secara langsung ke dalam cairan serebrospinalis
sekitar region lumbal di bawah level L1/2 dimana medulla
spinalis berakhir (Keat, dkk, 2013).
▪ Spinal anestesi merupakan anestesia yang dilakukan pada
pasien yang masih dalam keadaan sadar untuk meniadakan
proses konduktifitas pada ujung atau serabut saraf sensori di
bagian tubuh tertentu (Rochimah, dkk, 2011).
Blok Saraf Perifer
▪ Riwayat Alergi
Tidak ada.
SpO2 : 98%
BB : 80 kg
▪ Pemeriksaan Khusus
Kepala
▪ Bentuk : Normocephal, bulat, simetris
▪ Rambut : hitam, lurus, tebal, tidak mudah dicabut
▪ Mata : konjungtiva anemis : (-/-) sklera ikterik (-/-)
edema palpebra (-)
▪ Hidung : sekret (-)
▪ Telinga : sekret (-)
▪ Mulut : oral candidiasis(-), sianosis (-), pucat (-)
Leher
▪ KGB : Pembesaran (-)
▪ JVP: dalam batas normal, trakea ditengah, Mallampati score 2
Thorax
▪ Cor : IC tidak terlihat, IC cordis teraba di ICS VI 2 cm
lateral linea medioclavicularis kiri, perkusi batas jantung kiri di
ICS VI 2 cm lateral linea medioclavicularis, BJ I-II normal, reguler,
murmur (-), gallop (-).
▪ Pulmo :Simetris, Ikut Gerak Napas (+), Suara Napas
Vesikuler (+/+), .Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen
▪ Bising usus (+) normal (4 x/menit), supel, nyeri tekan (-),
H/L : tidak teraba besar.
Ekstremitas
▪ Status lokalis antebrachii dextra: terpasang spalk dan dibungkus
kassa. Deformitas (+), edema (+/-)
D. Pemeriksaan Penunjang
▪ PS ASA : II
▪ Pasien ini digolongkan di dalam PS ASA II oleh karena Pasien
memiliki penyakit sistemik ringan atau sedang.
▪ Pada pasien dilakukan tindakan operatif dikarenakan adanya
fraktur pada 1/3 distal radius ulna dextra dan disruption distal
radius ulna joint (DRUJ) dextra, pasien juga mengalami
gangguan sistemik yaitu Leukositosis dengan jumlah WBC:
12.400
Persiapan Anestesi
▪ Persiapan operasi :
Inform Consent (+), SIO (+), Puasa (+)
▪ Makan Terakhir: 12 jam sebelum operasi
▪ BB : 80 kg
▪ TTV : TD :120/80mmHg, N: 80 x/m, RR: 22x/m SpO2
99%
Status Anestesi Pre Operasi
B1 Airway bebas, thorax simetris, ikut gerak napas, RR: 22x/m, palpasi:
B2 Perfusi: hangat, kering, merah. Capillary Refill Time< 2 detik, BJ: I-II
B5 Datar, supel (+), nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba membesar.
Penyulit -
pembedahan
Tanda vital pada TD : 120/80 N : 79x/m R: 22x/m
akhir pembedahan
Respiratory Rate)
- Trauma intravascular - Observasi vital sign
- Cedera saraf - Pemberian oksigen
- Peningkatan tekanan vena - Pemberian cairan
sentral (CVP) - Posisi tredelenburg
Perfusi: hangat, - Peningkatan denyut - Pemantauan EKG
kering, merah jantung (HR)
CRT < 3 detik - Peningkatan resistensi
B2
N : 110 x/menit vaskular sistemik (SVR)
BJ: I-II regular,murmur - Penurunan Cardiac Ouput
(-), gallop (-) (CO)
- Hipertensi
- Hipotensi
- Disritmia
- Bradikardi
• Risiko refluks
Perut tampak cembung, - Pemberian ranitidin dan
gastroesofageal saat
B5 palpasi supel, perkusi : ondansetron
operasi
tympani, BU (+) 3 – 4 x/m
• PONV
Kesimpulan
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosis dengan Closed fraktur 1/3 distal
radius ulna dextra, Disruption distal radius ulna joint dextra dan
Leukositosis (WBC 12.400)
• Klasifikasi status penderita digolongkan dalam PS ASA 2,
dikarenakan pasien memiliki gangguan sistemik sedang.
• Pada kasus ini dilakukan tindakan operasi ORIF dengan jenis
anestesi blok pleksus brakhialis dengan pendekatan blok
supraklavikular, hal ini dikarenakan indikasi anestesi blok
pleksus brakhialis supraklavikular digunakan pada bedah
ekstremitas atas dan cocok untuk anestesi pada operasi closed
fraktur 1/3 distal radius ulna dextra.
Saran