Anda di halaman 1dari 16

Bagian Ilmu Ortopedi 12 Februari 2018

Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia

FRAKTUR 1/3 TENGAH KLAVIKULA

Disusun Oleh :

Andi Nur Patria

111 2015 2171

Pembimbing :

dr. Nur Nasri Arsyad, Sp. OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU ORTOPEDI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RSUD KOTA MAKASSAR

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Andi Nur Patria

NIM : 111 2015 2171

Judul refarat : Fraktur 1/3 tengah klavikula

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Daya, 12 Februari 2018

Menyetujui,

Pembimbing,

dr. Nur Nasri Arsyad, Sp. OT


STATUS PASIEN

A. IDENTITAS
Nama : An. MN
Umur : 14 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Jl. Pajjaiang
Tgl Masuk : 23 januari 2018

B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pada bahu kiri
Anamnesis Terpimpin :
Pasien datang ke poliklinik ortopedi RSUD Kota Makassar dengan
keluhan nyeri pada bahu kiri dialami sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya
pasien mengalami trauma pada saat bermain futsal. Pasien terjatuh ke
tanah dengan posisi miring dan ditindis oleh badan temannya. Sejak saat
itu pasien mengeluh nyeri, bengkak pada bahu dan kesulitah untuk
menggerakkan tangan dan bahunya. Riwayat pengobatan sebelumnya (-).

Pemeriksaan fisis :
Status generalis : sakit sedang/gizi cukup/compos mentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 88x/i
Pernafasan : 22x/i Suhu : 37oC

Kepala

Mata : anemis (-/-) ikterik (-/-)


Hidung : bentuk normal, secret (-/-)
Telinga : bentuk normal, secret (-/-)
Leher : hematom (-/-), deformitas (-/-)
Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, hematom (-),
jejas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tidak nampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : pekak, batas jantung kesan normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni reguler, murmur(-)
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak nafas, tidak ada jejas
Auskultasi : peristaltic (+) kesan normal
Palpasi : perut distended (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Superior : akral dingin (-/-), udem (-/-), sianosis (-/-), CRT <
2 detik
Inferior : akral dingin (-/-), udem (-/-), sianosis (-/-), CRT <
2 detik

Status Lokalis
Regio extremitas superior sinistra (clavicula)
Look : Deformitas (+), edema (+), luka (-), warna seperti kulit
sekitar
Feel : Krepitasi (+), nyeri tekan (+)
ROM : Terbatas. Gerakan aktif dan pasif sulit dinilai karena
nyeri.
NVD : Sensibilitas normal, CRT < 2 detik
a. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi

X-Ray Thoraks AP
- Diskontinuitas pada 1/3 tengah clavicula sinistra dengan
separasi 2 cm dari fragmen fraktur ke inferomedial
sinistra
- Mineralisasi tulang baik
- Soft tissue baik
Kesan : fraktur 1/3 tengah clavicula sinistra dengan separasi
fragmen fraktur kurang lebih 2 cm ke inferomedial
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah rutin
Item Hasil Satuan Nilai rujukan Ket
WBC 5.800 /µl 4.000-10.000 N
HB 16,1 gr/dL 11-17 N
PLT 271.000 /µl 150.000- N
400.000
HCT 45,7 % 35-55 N
CT 6 Menit 1-9 N
BT 2 Menit 1-3 N
SGOT 1,0 µ/L 0,5-1,2 N
SGPT 10 µ/L 10-41 N
GDS 128 U/L <140 N
Ureum 26 mg/dL 16-48 N
Creatinin 0,7 mg/dL 0,67-1,17 N

C. Resume
Laki-laki 14 tahun datang ke poliklinik ortopedi RSUD Kota Makassar
dengan keluhan nyeri pada bahu kiri dialami sejak 2 hari yang lalu.
Sebelumnya pasien mengalami trauma pada saat bermain futsal. Pasien
terjatuh ke tanah dengan posisi miring dan ditindis oleh badan temannya.
Sejak saat itu pasien mengeluh nyeri, bengkak pada bahu dan kesulitan
untuk menggerakkan tangan dan bahunya. Riwayat pengobatan
sebelumnya (-).
Pada pemeriksaan fisis, tanda vital TD 120/70 mmHg, nadi 88x/i,
pernafasan 22x/i, suhu 37oC. Status lokalis region ekstremitar superior
sinistra (clavicula) look tampak defomitas, edema, luka (-), warna seperti
kulit sekitar, feel didapatkan krepitasi (+), nyeri tekan (+), ROM terbatas,
gerakan aktif dan pasif sulit dinilai karena nyeri, NVD didapatkan
sensibilitas normal, CRT <2 detik.
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin HB 16,1 gr/dL, WBC 5.800/uL,
PLT 271.000/uL, CT 6’ BT 2’. Pemeriksaan foto thoraks AP didapatkan
kesan fraktur 1/3 tengah clavicula sinistra dengan separasi fragmen fraktur
kurang lebih 2 cm ke inferomedial.

D. DIAGNOSIS
Closed fracture 1/3 medial os. clavicula

E. PENATALAKSANAAN
1. Pro pemasangan plate and screw (ORIF)
2. IVFD RL 28 tpm
3. Cefotaxim 1 gr/12j/IV (profilaksis)
4. Ranitidin 50mg/12j/IV
5. Ketorolac 30mg/12j/IV
TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang dan tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana
tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui keadaan fisik tulang dan
keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah. Kebanyakan fraktur
terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan membengkok,
memutar dan tarikan.1

II. ANATOMI
Os clavicula (tulang selangka) berhubungan dengan os sternum disebelah
medial dan di lateral tulang ini berhubungan dengan os scapula pada acromion
yang dapat diraba sebagai tonjolan di bahu bagian lateral. Tulang ini termasuk
jenis tulang pipa yang pendek, walaupun bagian lateral tulang ini tampak pipih.
Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan bagian medial yang melengkung ke
depan, dan bagian lateral agak melengkung ke belakang. Permukaan atasnya
relatif lebih halus dibanding dengan permukaan inferior. Ujung medial atau ujung
sternal mempunyai facies articularis sternalis yang berhubungan dengan discus
articularis sendi atau articulatio sternoclavicularis.6

Gambar II.1 Ekstremitas Atas (Sobotta atlas anatomi hal.165)


Gambar II.2 Sendi Sternoklavikula (Sobotta atlas anatomi hal. 167)

Gambar II.3 Articulatio humeri (Sobotta atlas anatomi hal 169)

Gambar II.4 Articulatio humeri (Sobotta atlas anatomi hal. 171)


III. INSIDENS & EPIDEMIOLOGI
Terdapat 2,6 – 12 % fraktur clavicula dari semua jenis fraktur dan sebanyak
44 – 66 % dari semua fraktur pada bahu. Fraktur ini kebanyakan terjadi pada pria
yang berusia kurang dari 25 tahun, namun juga lebih sering terjadi pada pria yang
lebih tua, yaitu >55 tahun dan pada wanita > 75 tahun.2

IV. ETIOLOGI
Fraktur klavicula dapat terjadi karena trauma kelahiran. Trauma dapat terjadi
secara langsung atau tidak langsung. Fraktur pada klavikula merupakan cedera
yang sering terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (out
streched hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai
klavikula, namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme
secara umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau
adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda
keras.3

V. KLASIFIKASI
Fraktur dapat dibagi menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang
dengan dunia luar, yaitu:4
1. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh,
tulang tidak menonjol melalui kulit.
2. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya
hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi
infeksi.

Klasifikasi fraktur clavicula menurut Allman :


- Grup 1 : Fraktur 1/3 tengah (80%). Fraktur yang paling sering terjadi pada
anak dan dewasa.
- Grup 2 : Fraktur 1/3 lateral (15%). Terbagi berdasarkan kondisi
ligamentum coracoclavicular.
Tipe 1. Pergeseran minimal. Fraktur interligamentum antara conoid dan
trapezoid atau antara ligamentum coracoclavicular dan ligamentum
acromioclavicular

Tipe 2. Robekan lig. Coracoclavicular

Tipe 3. Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan
AC joint (intraarticular).

- Grup 3 : Fraktur 1/3 medial (5%).


Tipe 1 : pergeseran minimal
Tipe 2 : pergeseran utuh
Tipe 3 : intraartikular
Tipe 4 : epifisis terbelah
Tipe 5 : kominutif

VI. PATOMEKANISME
Fraktur clavicula paling sering disebabkan oleh karena mekanisme kompressi
atau penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan
tulang tersebut dimana arahnya dari lateral bahu apakah itu karena jatuh,
keeelakaan olahraga, ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.1
Pada daerah tengah tulang clavicula tidak di perkuat oleh otot ataupun
ligament-ligament seperti pada daerah distal dan proksimal clavicula. Clavicula
bagian tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan bagian
medial. Hal ini yang menjelaskan kenapa pada daerah ini paling sering terjadi
fraktur dibandingkan daerah distal ataupun proksimal.1

VII. DIAGNOSIS
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang
dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan
diperparah dengan setiap gerakan lengan dan melipat tangannya ke kea rah dada.
Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan
kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit
yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal
akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan
gangguansirkulasi yang mengikuti fraktur. Untuk memperjelas dan
menegakkandiagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang.7
Evaluasi pada fraktur clavicula yang standar berupa proyeksi
anteroposterior (AP) yang dipusatkan pada bagian tengah clavicula. Pencitraan
yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua AC joint dan SC
joint. Bisa juga digunakan posisi oblique dengan arah dan penempatan yang baik.
Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic terbukti cukup baik karena bisa
meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu pembacaan. Karena bentuk
dari clavicula yang berbentuk S, maka fraktur menunjukkan
deformitasmultiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai dengan
menggunakanradiograph biasa. CT scan, khususnya dengan 3 dimensi
meningkatkan akurasi pembacaan.7
VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan
bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif.5
Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa
reposisi, yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada
anak karena salah-sambung klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu,
baik fungsi maupun keuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik
mengganggu meskipun lama-kelamaan akan hilang dengan proses pemugaran.
Yang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada
tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dantangan pada hari pertama dan
latihan gerak bahu setelah beberapa hari. Imobilisasi dilakukan selama 4-6
minggu4

Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :5


1. Fraktur terbuka atau fraktur tertutup yang berpotensi menjadi fraktur
terbuka
2. Terdapat cedera neurovaskuler.
3. Fraktur comminuted.
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih (>2 cm)
5. Fraktur klavikula derajat 2 atau lebih
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
(malunion).

IX. KOMPLIKASI
Komplikasi akut :7
- Cedera neurovaskular
- Pneumouthorax
- Haemothorax
Komplikasi lambat :7
-
Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi
dalamwaktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau
abnormal.
-
Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan
-
Kekakuan pada bahu

X. PROGNOSIS
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada berat
ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang tepat danusia
penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses penyembuhansangat
cepat, sementara pada orang dewasa prognosis tergantung dari penanganan, jika
penanganan baik maka komplikasi dapat diminimalisir.7
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6th ed. Jakarta:
Yarsif Watampone, 2009, p. 355-356.
2. Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1st2008.
Availablefrom: URL: http://www.aafp.org/afp/2008/0101/p65.html.
3. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199.
4. Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu
bedah.2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.
5. Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9th 2012. Available
from:URL:http://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-fractures
6. Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh
Manusia.Bandung: Graha Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.
7. Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 20th 2010. Available from:
URL:http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-Clavicle.htm
8. Kenneth and joseph. Handbook of fractures third edition. 2006.
Lippincottwilliams and wilkins.
9. Louise Solomon, etc. Apley’s system of orthopedics and fractures ninth
edition. 2010. UK.

Anda mungkin juga menyukai