Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang

rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan. Biasanya

dipengaruhi oleh trauma atau tenaga fisik, keadaan tulang, dan jaringan lunak

disekitar tulang.1,2

Klavikula adalah tulang penyokong yang memfiksasi lengan di bagian

lateral, sehingga dapat bergerak dengan bebas. Sayangnya, karena posisi tersebut,

klavikula mudah terkena trauma karena klavikula meneruskan gaya dari

ekstremitas superior ke tubuh. Tulang ini merupakan tulang yang paling sering

fraktur di dalam tubuh . Fraktur biasanya terjadi karena jatuh pada bahu atau jatuh

dengan tangan yang terulur (outstretched hand).5

Fraktur klavikula adalah cedera yang sering terjadi terutama pada usia

muda dan individu yang aktif. Insidensinya sekitar 2.6% dari semua fraktur.

Fraktur klavikula merupakan salah satu cedera tulang yang paling sering, yang

jarang memerlukan reduksi terbuka.1

1
BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Hadi Purnomo

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Tanggal Lahir : 06-07-1974

Umur : 47 tahun

Cm : 21038475

Alamat : Dusun Godehan RT/RW 023/010, Malang - Jawa Timur

MRS : 22/08/2021

Ruangan : Angsoka 103.5

2
Laporan Kasus

Pasien laki-laki berumur 47 tahun IGD RSUP Sanglah dalam keadaan

sadar, mengeluh nyeri pada bahu kanan setelah mengalami kecelakaan lalu lintas

3 jam SMRS. Nyeri bertambah berat ketika tangan kanan digerakkan atau

diangkat. Tidak terdapat riwayat pingsan. Keluhan nyeri kepala dan mual serta

muntah disangkal.

Pasien pengandara sepeda motor dan menggunakan helm. Pasien terjatuh

dari sepeda motornya karena kehilangan keseimbangan saat berusaha menghindari

mobil dari arah depan. Pasien terjatuh kearah kanan dan bahu kanan pasien

langsung membentur aspal. Pasien tidak memiliki keluhan yang sama dan tidak

ada riwayat operasi sebelumnya.

Pada primary survey pasien dalam kondisi tidak ada sumbatan airway. Dari

breathing didapatkan pasien dengan laju napas 20x/menit dan saturasi oksigen

98% udara ruangan. Dari circulation didapatkan hemodinamik stabil dengan

tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 76x/min. GCS E4V5M6 dengan pupil isokor

3mm/3mm; reflex cahaya +/+, cepat.

3
Secondary Survey

Regio Kepala : Normocephali, tidak ditemukan cephal hematom

Regio Thorax

Inspeksi : Simetris,

Palpasi : Nyeri,krepitasi (-/-)

Perkusi : Sonor/ sonor

Auskultasi : COR: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Pulmo: Ves +/+, rh -/-, wh -/-

Regio Abdomen

Inspeksi : Distensi (-)

Auskultasi : BU (+)

Palpasi : defans (-)

Perkusi : timpani

Ekstremitas : hangat ~ sesuai status lokalis

4
Status Lokalis

Regio Shoulder Dextra

Look : Swelling (+), bruise (-), deformity (-), skin tenting (-)

Feel : Tenderness (+) at middle part of the clavicle, a.radialis (+) palpable,

CRT<2”, SpO2 99%, normal sensation

Move :

Active ROM Shoulder limited due to pain

Active ROM Elbow 0/135

Active ROM Wrist 70/80

Active ROM MCP-IP 0/90

Foto klinis

5
Hasil Pemeriksaan Penunjang

Hasil laboratorium 22/08/2021

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

WBC 6.17 4.1 - 11.0

PLT 248.00 150 - 440

HGB 14.90 13.5 - 17.5

HCT 45.10 41.0 - 53.0

PTT 10.10 10.8 - 14.4

APTT 24.70 24 - 36

INR 0.88 0.9 - 1.1

AST/SGOT 19.30 11.00 - 33.00

ALT/SGPT 12.02 11.00 - 50.00

BUN 6.98 8.00 - 23.00

SC 0.90 0.70 - 1.20

Na 136 136-145

K 3.82 3.5-5.1

6
Foto Rontgen Shoulder Dextra (22/08/2021)

Kesan :

Malalignment

Tampak fraktur kominutif pada os clavicula dextra 1/3 tengah, displacement (+)

Trabekulasi tulang normal

Celah dan permukaan sendi baik

Tampak soft tissue swelling disertai area lusen striated pada regio shoulder dextra

Diagnosa

Closed Fracture Right Clavicle Middle Third Allman Group I

Tatalaksana

Open Reduction Internal Fixation – Plate Screw

7
Foto Klinis Post Op Foto Klinis Durante Op

Foto Rontgen Shoulder Dextra (24/08/2021)

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Anatomi Klavikula

3.1.1 Tulang Klavikula

Tulang klavikula relatif tipis, bagian paling lebar adalah sisi medial dan

lateral tempatnya berartikulasi dengan sternum dan akromion. Tulang ini

mempunyai dua lengkungan: yang lebih besar adalah bagian koronal yang

memberi bentuk huruf S (konveks anterior sisi medial dan konkaf anterior sisi

lateral).1

Gambar 1. Potongan cross-sectional dan anatomi topografik dari klavikula.1

Bentuk
topografik anatomi dari klavikula ini diperlukan untuk menentukan

implan yang akan digunakan dengan tepat. Pada bagian diafisis yang tipis yang

merupakan tulang kortikal yang keras, implan yang digunakan adalah cortical

screw; sedangkan untuk sisi medial dan lateral yang merupakan tulang cancellous

9
yang lebih lunak, digunakan larger pitch cancellous screws yang dapat diinsersi

2,4
tanpa tapping.

3.1.2 Ligamentum dari Klavikula Medial

Hanya ada sedikit gerakan pada sendi sternoklavikula dan struktur

jaringan lunak yang menyokongnya tebal. Di sisi medial, klavikula dan sternum

dibatasi oleh kapsul sternoklavikula, penebalan kapsul bagian posterior

merupakan jaringan lunak yang terpenting yang membatasi bagian anterior dan

posterior dari klavikula.

Ligamentum interklavikular yang berjalan dari ujung medial klavikula

pada aspek superior dari sternum di bagian sternal notch, dan melekat pada ujung

medial klavikula kontralateral. Ligamentum ini bekerja seperti tension wire pada

basis klavikula, yang mencegah terjadinya angulasi inferior atau translasi dari

klavikula. Selain itu, terdapat ligamentum besar yang berasal dari costa pertama

yang berinsersi di aspek inferior dari klavikula. Fossa rhomboideus, fossa kecil

yang terletak infero-medial merupakan tempat perlekatan dari ligamentum

2
tersebut, yang menahan translasi dari klavikula medial.

3.1.3 Ligamentum dari Klavikula Lateral

Ligamentum
korakoklavikular adalah trapezoid (lebih lateral) dan konoid

(lebih medial) merupakan ligamentum tebal yang berasal dari basis korakoid dan

berinsersi ke tonjolan kecil di inferior klavikula (trapezoid) dan tuberkulum

konoid klavikula (konoid). Ligamentum ini sangat kuat dan merupakan penahan

10
utama untuk terjadinya pergeseran ke superior dari klavikula lateral. Integritas

ligamentum ini merupakan penentu tindakan fiksasi yang akan dikerjakan pada

fraktur 1/3 distal klavikula displaced. Sering terdapat avulsi fragmen inferior bila

terjadi fraktur pada daerah ini, terutama pada pasien usia muda. Inklusi fragmen

ini dalam fiksasi surgikal akan menjamin stabilitas fiksasi. Kapsul sendi

akromioklavikula menebal di bagian superior dan berfungsi menahan pergeseran

sendi ke antero-posterior. Sangatlah penting untuk memperbaiki struktur ini, yang

merupakan lapisan miofasial profunda, saat melakukan pembedahan sisi lateral

klavikula. Saat memasang fiksasi hook plate untuk fraktur yang sangat distal,

defek kecil dapat dibuat di aspek posterolateral kapsul untuk insersi bagian hook

2
ke ruang subakromial posterior.

11
3.1.4 Muskulus dari Klavikula

Klavikula
tidak sepenting skapula dalam hal origo muskulus, namun

merupakan insersio dari beberapa muskulus besar. Di sisi medial, muskulus

pektoralis mayor berorigo di shaft klavikula anteroinferior, dan muskulus

sternokleidomastoideus berorigo di bagian superiornya. Origo pektoralis dan

origo anterior deltoid bergabung di bagian lateral, sementara insersi trapezius

bergabung dengan origo deltoid. Insersio muskulus memegang peranan yang

signifikan terhadap terjadinya deformitas setelah fraktur: fragmen medial

klavikula terangkat oleh tarikan muskulus sternokleidomastoideus, sedangkan

fragmen distal tertarik ke bawah oleh deltoid, dan ke medial oleh pektoralis

mayor. Di sisi bawah klavikula merupakan insersi dari muskulus subklavius, yang

fungsinya sedikit, namun merupakn soft tissue buffer pada ruang subklavikula

superior dari pleksus brachialis dan pembuluh subklavia. Plastisma atau “shaving

muscle” bervariasi dalam ketebalan dan panjangnya, biasanya membungkus aspek

12
anterior dan superior klavikula, berada di jaringan subkutan, yang dibelah saat

2
operasi, dan dijahit kembali.

3.1.5 Neurovaskular dari Klavikula

Nervus supraklavikula berasal dari cabang servikal C3 dan C4 dan keluar

dari common trunk di belakang batas posterior dari muskulus

sternokleidomastoideus. Terdapat tiga buah cabang besar (anterior, media, dan

posterior) yang melewati klavikula dari medial ke lateral, dan berisiko cedera saat

tindakan operasi. Jika saraf ini terpotong, maka terdapat area yang mati rasa

inferior dari luka operasi, yang akan membaik dengan berjalannya waktu.

Masalah yang lebih sulit adanya terbentuknya neuroma yang nyeri pada bekas

luka operasi, yang walaupun jarang terjadi, dapat memperburuk outcome operasi

Struktur
neurovaskular yang lebih vital terletak inferior dari klavikula.

Vena subklavia berjalan di bawah muskulus subklavius dan di atas costa pertama,

yang mudah diakses (untuk akses vena sentral) dan rentan terhadap trauma. Arteri

subklavia dan pleksus brakialis terletak lebih posterior, terpisah dari vena dan

klavikula oleh lapisan muskulus skalenus anterior di bagian medial. Pleksus

terletak paling dekat dengan klavikula pada bagian tengahnya, sehingga tidak

dianjurkan menggunakan bor, screw, atau instrumen lain pada subclavicular

2
space.

13
Gambar 2. 2
Anatomi klavikula

3.2 Epidemiologi

Pada
anak-anak, klavikula mudah mengalami fraktur, namun hampir selalu

terjadi union dengan cepat dan tanpa komplikasi. Pada orang dewasa, fraktur

klavikula merupakan injuri yang lebih sulit. Fraktur klavikula pada orang dewasa

sering terjadi, insidensinya 2,6-4% dari semua fraktur dan kurang lebih 35%

merupakan cedera dari gelang bahu. Fraktur pada midshaft merupakan yang

terbanyak 69-82%, fraktur lateral 21-28%, dan fraktur medial yang paling jarang

1
2- 3%.

3.3 Mekanisme Trauma

Mekanisme trauma dari fraktur klavikula terjadi karena penderita jatuh

pada bahu, biasanya tangan dalam keadaan terulur. Bila gelang bahu mendapat

trauma kompresi dari sisi lateral, penopang utama untuk mempertahankan posisi

14
adalah klavikula dan artikulasinya. Bila traumanya melebihi kapasitas struktur ini

untuk menahan, terjadi kegagalan melalui 3 cara, Artikulasi akromioklavikular

akan rusak, klavikula akan patah, atau sendi sternoklavikular akan mengalami

dislokasi. Trauma pada sendi sternoklavikular jarang terjadi dan biasanya

berhubungn dengan trauma langsung ke klavikula bagian medial dengan arah

lebih posterior (dislokasi posterior) atau trauma dari arah posterior yang langsung

mengenai gelang bahu (menyebabkan dislokasi proksimal klavikula ke anterior).

Pada fraktur midshaft,


fragmen lateral tertarik ke bawah karena berat

lengan, fragmen medial tertarik oleh muskulus sternocleidomastoideus. Pada

fraktur 1/3 lateral, bila ligamen intak, ada sedikit pergeseran; namun bila terjadi

robekan ligamen korakoklavikula, atau bila garis fraktur terletak medial dari

ligamen ini, pergeseran yang terjadi mungkin lebih berat dan tindakan reduksi

tertutup tidak mungkin dilakukan. Klavikula juga merupakan bagian yang sering

1,2
mengalami fraktur patologis.

Gambar 4. Mekanisme trauma fraktur klavikula.2

15
Gambar 5. Muskulus dan gaya gravitasi yang terjadi pada fraktur klavikula.2

3.4 Gambaran Klinis

Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar penanganan

pasien dapat optimal. Selain data demografik standar, mekanisme trauma juga

penting untuk diketahui. Fraktur klavikula yang disebabkan oleh trauma ringan

biasanya tidak menyebabkan cedera organ lainnya atau trauma intra toraks.

Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera

lainnya.

Lengan pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan.

Biasanya dapat terlihat adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang

ada fragmen tulang yang melukai kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu

paling baik diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur midshaft dengan

pergeseran besar, tampak gambaran shoulder ptosis. Meskipun komplikasi pada

vaskular jarang terjadi, perabaan pulsasi vaskular di leher sebaiknya dikerjakan.

16
Adanya perlukaan ada sendi akromioklavikular sering terlewatkan pada fraktur

1,2,3
1/3 lateral.

3.5 Imaging

Mid klavikula

Evaluasi pada fraktur klavikula yang standar berupa proyeksi

anteroposterior (AP) yang dipusatkan pada bagian tengah klavikula.

Pencitraan yang dilakukan harus cukup luas untuk bisa menilai juga kedua

AC joint dan SC joint. Bisa juga digunakan posisi oblique dengan arah dan

penempatan yang baik. Proyeksi AP 20-60° dengan cephalic terbukti cukup

baik karena bisa meminimalisir struktur toraks yang bisa mengganggu

pembacaan.

Karena bentuk dari klavikula yang berbentuk S, maka fraktur

menunjukkan deformitas multiplanar, yang menyebabkan susahnya menilai

dengan menggunakan radiograph biasa. CT scan, khususnya dengan 3

dimensi meningkatkan akurasi pembacaan

 Medial klavikula dan SC joint

Proyeksi standar untuk menilai SC joint adalah posteroanterior (PA),

lateral dan oblique. Fraktur medial klavikula dan cedera pada SC joint

biasanya sulit dinilai dengan pencitraan yang biasa karena adanya overlap

klavikula dengan sternum dan costa pertama.

Sebagai catatan penting, ossifikasi sekunder pada bagian proksimal

klavikula tidak akan nampak pada usia sebelum 12 tahun dan mungkin

17
sampai umur 25 tahun. Sehingga pada gambaran radiograph biasa akan sulit

membedakan antara suatu fraktur dengan dislokasi pads SC joint

 Lateral klavikula dan AC joint

Pemeriksaan radiologi pada sisi yang mengalami cedera kadang-

kadang cukup sulit, namun beberapa pemeriksaan membandingkan

penampakan pada daerah cedera tersebut. Proyeksi AP pada AC joint

digunakan 15° inclinasi cephalic, sepanjang tulang scapula. Normal

alignment pada sendi dengan proyeksi AP

apabila ukuran celah sendi kurang dari 5 mm dan facies bagian bawah

akromion dan distal klavikula tidak terputus-putus

CT Scan

 Medial klavikula dan SC joint

CT scan memegang peranan yang penting dalam mendiagnosa

fraktur klavikula bagian medial dan cedera pada SC joint. CT scan seharusnya

digunakan dengan mencakup SC joint dan secara otomatis setengah dari

kedua klavikula untuk membandingkan satu sisi dengan sisi yang lain

 Lateral klavikula dan AC joint

CT scan merupakan salah satu alat pencitraan di bidang radiologi

yang cukup sensitif dalam menegakkan diagnosa. CT scan kadang-kadang

digunakan untuk mendiagnosa fraktur intra-artikular atau stress fraktur pada

AC joint. Meskipun demikian CT scan terbatas untuk menilai sekitar jaringan

lunak termasuk kapsula, ligament dan sendi sinovial

18
Gambar
6. Rontgen klavikula

(a) fraktur klavikula 1/3 tengah displaced – paling sering terjadi, (b) fraktur

1
biasanya menyembuh dalam posisi ini, tampak adanya ‘tonjolan’

3.6 Klasifikasi

Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari

fraktur oleh Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan

distal (Group III) third fractures. Pembagian secara general berhubungan

dengan pendekatan klinis yang akan dikerjakan.

Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur

1/3 distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan

kondisi ligamentum dan derajat pergeseran. Neer tipe I (ligamentum

korakoklavikular masih intak), Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular

19
robek atau lepas dari fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap

intak dengan segmen distal), dan Neer tipe III (intraartikular). Neer tipe II

disubklasifikasikan menjadi dua oleh Rockwood menjadi tipe IIA: konoid

dan trapezoid melekat pada fragmen distal dan tipe IIB: konoid lepas dari

fragmen medial.

Klasifikasi
yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh

Robinson, yang berguna untuk pengolahan data dan membandingkan hasil

1,2,3
klinis.

20
Gambar 2
7. Klasifikasi fraktur klavikula

3.7 Penatalaksanaan

3.7.1 Fraktur Klavikula 1/3 Tengah

Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non

displaced seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan

berlanjut dengan union yang baik, dengan kemungkinan non union di

1,2.4
bawah 5% dan kembali ke fungsi normal.

Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling untuk

kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3 minggu) dan

pasien disarankan untuk mulai menggerakkan lengannya. Tidak ada bukti

yang menyatakan bahwa penggunaan figure-of-eight bandage memberikan

manfaat dan dapat berisiko terjadinya peningkatan insidens terjadinya luka

akibat penekanan pada bagian fraktur dan mencederai struktur saraf;

1
bahkan akan meningkatkan risiko terjadinya non- union.

21
Terdapat
lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen fraktur

1/3 tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan pemendekan

lebih dari 2 cm dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya malunion

simptomatik – terutama nyeri dan tidak adanya tenaga saat pergerakan

bahu – dan peningkatan insidens terjadinya non-union. Sehingga

dikembangkan teknik fiksasi internal pada fraktur klavikula akut yang

mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau pemendekan. Metode yang

dikerjakan berupa pemasangan plat (terdapat plat dengan kontur yang

1
spesifik) dan fiksasi intramedular.

Gambar
8. Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat (dilakukan

1
reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan plate dan screw).

22
Gambar
9. Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat yang dilakukan

2
fiksasi dengan lockable, large diameter intramedullary nail.

3.7.2 Fraktur Klavikula 1/3 Distal

Sebagian besar fraktur 1/3 distal klavikula mengalami pergeseran

minimal dan ekstra-artikular. Ligamentum korakoklavikula yang intak

mencegah pergeseran jauh dan manajemen non operatif biasanya dipilih.

Penatalaksanaannya meliputi pemakaian sling selama 2-3 minggu sampai

nyeri menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi dalam batas nyeri yang

dapat diterima.

Fraktur
klavikula 1/3 distal displaced berhubungan dengan

robeknya ligamentum korakoklavikula dan merupakan injuri yang tidak

stabil. Banyak studi menyebutkan fraktur ini mempunyai tingkat non-

union yang tinggi bila ditatalaksana secara non operatif. Pembedahan

1
untuk stabilisasi fraktur sering direkomendasikan. Teknik operasi

menggunakan plate dan screw korakoklavikular, fiksasi plat hook,

23
penjahitan dan sling techniques dengan graft ligamen Dacron dan yang

1,2
terbaru adalah locking plates klavikula.

Gambar 1
10. Fraktur klavikula 1/3 distal

3.7.3 Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal

Sebagian
besar fraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra-

artikular. Penatalaksanaan yang dilakukan sebagian besar adalah non

operatif kecuali jika pergeseran fraktur mengancam struktur mediastinal.

Fiksasi pada fraktur berhubungan dengan komplikasi yang mungkin terjadi

seperti migrasi dari implan ke mediastinum, terutama pada penggunaan K-

wire. Metode stabilisasi lain yang digunakan yaitu penjahitan dan teknik

1
graft, dan yang terbaru locking plates.

24
3.8 Komplikasi

3.8.1 Awal

Meskipun
klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan

struktur vital, kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia,

1,2
dan cedera pleksus brachialis jarang terjadi.

3.8.2 Lanjut

Non-union

Non union adalah kegagalan untuk menunjukkan perkembangan klinis atau

radiografi penyembuhan setelah 4-6 bulan. Berikut ini adalah faktor risiko untuk

nonunion:

 Fraktur comminution

 Perpindahan atau pemendekan fraktur yang signifikan

 Fraktur klavikula tipe 2 di sepertiga distal

 Refracture

 Wanita

 Usia lanjut

 Fraktur dengan pemendekan lebih dari 2 cm

Tingkat nonunion untuk semua fraktur midclavicle yang dirawat

nonoperatif adalah 6%; angka ini 15% untuk fraktur midclavicle yang

digantikan yang dioperasi secara nonoperatif.7 Gejala nonunion bisa

berupa rasa sakit, gerakan, atau hilangnya fungsi. Namun, perlu diketahui

bahwa banyak nonunion tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan

perawatan. Rujuk pasien dengan gejala nonunion ke dokter bedah ortopedi

25
untuk mendiskusikan opsi bedah. Dalam beberapa situasi, stimulator

tulang untuk membantu mempromosikan penyembuhan tulang dapat

dicoba sebelum operasi.

Merokok adalah faktor risiko terbesar untuk nonunion di antara pasien

yang diobati secara nonoperatif untuk fraktur klavikula diaphysial. Dalam

sebuah penelitian, para peneliti mengikuti kursus penyembuhan 941 pasien

dengan fraktur tersebut dan, dengan menggunakan analisis multivariat,

menemukan bahwa, bersama dengan merokok, baik kominusi dan

pemindahan fraktur adalah faktor yang sangat signifikan dalam nonunion.

Para peneliti menentukan bahwa dengan menggunakan faktor risiko

yang diketahui, model statistik dapat digunakan untuk memperkirakan

kemungkinan nonunion pada pasien tertentu dan karena itu dapat

membantu untuk menentukan apakah dia harus diobati dengan

pembedahan. Para peneliti juga menyimpulkan bahwa berhenti merokok

perlu dimasukkan dalam pengobatan fraktur klavikula diafisial.8

Malunion

Semua
fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan

posisi non- anatomis dengan pemendekan dan angulasi, meskipun tidak

menunjukkan gejala. Beberapa akan mengalami nyeri periskapular, yang

biasanya terjadi pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada kasus ini,

26
operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat

1,2
dipertimbangkan.

Cedera
neurovaskular

Kelompok I fraktur (sepertiga tengah klavikula) telah dikaitkan

dengan cedera pada bundel neurovaskular dan kubah pleura. Kompromi

neurovaskular dapat berkembang dari formasi kalus yang subur atau dari

malunion. Saraf medial dan saraf ulnaris paling sering terkena; pengobatan

bersifat bedah. Kompresi pleksus brakialis yang dihasilkan dari

pembentukan kalus hipertrofik dapat menyebabkan neuropati perifer.9

Cedera intratoraks

 Pneumotoraks

 Cedera arteri dan vena subklavia

 Cedera vena jugularis interna

 Cidera arteri aksila

Lainnya

Lonjakan tulang dapat terbentuk secara subkutan setelah fraktur

angular sembuh. Ini bisa bergejala bagi atlet yang memakai bantalan bahu

atau untuk backpacker. Jika donat pad tidak cukup untuk menghilangkan

gejala, eksisi bedah dapat dipertimbangkan. Artritis pasca trauma dapat

berkembang jika fraktur klavikula memasuki sendi AC atau SC.

27
Komplikasi setelah fraktur kelompok III (sepertiga medial

klavikula) menyerupai yang terkait dengan dislokasi sternoklavikula

posterior, termasuk pneumotoraks dan kompresi atau laserasi pembuluh

darah besar, trakea, atau esofagus.9

3.9 Prognosis

Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung

pada berat ringannya trauma yang dialami, bagaimana penanganan yang

tepat dan usia penderita. Pada anak prognosis sangat baik karena proses

penyembuhan sangat cepat, sementara pada orang dewasa prognosis

tergantung dari penanganan, jika penanganan baik maka komplikasi dapat

diminimalisir.6

REFERENSI

1. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR, editors. Apley & Solomon’s

th
System of Orthopaedics and Trauma (10 edition). New York: CRC

Press, 2018

2. Court-Brown CM, Heckman JD, McQueen MM, Ricci WM, Tornetta III

th
P, editors. Rockwood and Green’s Fracture in Adults (8 edition).

Philadelphia: Wolters Kluwer, 2015

28
th
3. Canale ST, Beaty SH, editors. Campbell’s Operative Orthopedics (13

edition). Tennessee: Elsevier, 2016

4. Paladini P, Pellegrini A, Merolla G, Campi F, Porcellini G. Treatment of

Clavicle Fracture. Translational Medicine @ UniSa 2012; 2(6):47-58

5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:

EGC; 2006

6. Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 20th 2010.

7. McKee RC, Whelan DB, Schemitsch EH, McKee MD. Operative versus

nonoperative care of displaced midshaft clavicular fractures: a meta-

analysis of randomized clinical trials. J Bone Joint Surg Am. 2012 Apr 18.

94(8):675-84.

8. Murray IR, Foster CJ, Eros A, Robinson CM. Risk factors for nonunion

after nonoperative treatment of displaced midshaft fractures of the

clavicle. J Bone Joint Surg Am. 2013 Jul 3. 95(13):1153-8.

9. Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012

29

Anda mungkin juga menyukai