Anda di halaman 1dari 15

Laporan Kasus

FRAKTUR CLAVICULA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Internsip Dokter
Indonesia

Oleh:
dr. Wella Fadillah

Pembimbing :
dr. Ratna Siagian

Program Internsip Dokter Indonesia


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang


rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Untuk mengetahui
mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan, kita harus mengetahui
keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah.
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama
tekanan membengkok, memutar, dan tarikan.
Fraktur klavikula adalah cedera yang sering terjadi terutama pada usia
muda dan individu yang aktif. Insidensinya sekitar 2.6% dari semua fraktur.
Fraktur klavikula merupakan salah satu cedera tulang yang paling sering, yang
jarang memerlukan reduksi terbuka.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Clavicula

Clavicula merupakan tulang pertama yang menglami osifikasi pada fetus,


yang terletak di subkutan. Tulang ini termasuk jenis tulang pipa pendek, walaupun
bagian lateral tulang ini nampak pipih. Bentuknya seperti huruf s terbalik, dengan
dua pertiga bagian medial memiliki potongan sirkular dan melengkung ke depan,
dan sepertiganya lateral datar dan melengkung ke belakang. Permukaan atasnya
relative lebih halus dibanding dengan permukaan inferior. Ujung medial atau
ujung sternal mempunyai facies articuralis sternalis yang berhubungan dengan
discus articuralis sendi atau articulatio sternoclavicularis. 1,2

Gambar 1. Struktur anatomi Os Clavicula

Pada sebelah medial Os Clavicula berartikulasi dengan sternum dan


kartilago kosta 1 pada artikulasio sternoclavicularis. Di sebelah medial juga
melekat ke kosta 1 melalui ligamentum kostoclaviculare, dan ke sternum
melalui ligamentum sternoclavicularis. Di lateral tulang ini berhubungan
dengan os scapula pada acromion yang dapat diraba sebagai tonjolan di
bahu bagian lateral.1

Bagian os sternum (tulang dada) yang berhubungan dengan os


Clavicula dikenal sebagai incisura clavicularis, bagian dari manubrium
sterni. Sisi atas manubrium sterni dikenal sebagai incisura jugularis. Ujung
bawah sternum berhubungan dengan processus xyphoideus yang biasanya
berupa cartilage hyaline. Tulang rawan ini dapat mengalami osifikasi.1

3
Pada anak-anak, klavikula mudah mengalami fraktur, namun hampir selalu
terjadi union dengan cepat dan tanpa komplikasi. Pada orang dewasa, fraktur
Gambar 2. Articulatio yang dibentuk Os Clavicula dengan tulang disekitarnya
klavikula merupakan injuri yang lebih sulit. Fraktur klavikula pada orang dewasa
sering terjadi, insidensinya 2,6-4% dari semua fraktur dan kurang lebih 35%
merupakan cedera dari gelang bahu. Fraktur pada midshaft merupakan yang
terbanyak 69-82%, fraktur lateral 21-28%, dan fraktur medial yang paling jarang
23%.1
Gambaran Klinis
Anamnesis harus bisa menggambarkan semua aspek agar penanganan
pasien dapat optimal. Selain data demografik standar, mekanisme trauma juga
penting untuk diketahui. Fraktur klavikula yang disebabkan oleh trauma ringan
biasanya tidak menyebabkan cedera organ lainnya atau trauma intra toraks.
Namun, pada kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian, harus dicari cedera
lainnya. Lengan pasien biasanya didekatkan ke dada untuk mencegah pergerakan.

4
Biasanya dapat terlihat adanyan penonjolan pada subkutan dan kadang-kadang
ada fragmen tulang yang melukai kulit. Adanya deformitas pada gelang bahu
paling baik diperiksa saat pasien berdiri. Bila terjadi fraktur midshaft dengan
pergeseran besar, tampak gambaran shoulder ptosis. Meskipun komplikasi pada
vaskular jarang terjadi, perabaan pulsasi vaskular di leher sebaiknya dikerjakan.
Adanya perlukaan ada sendi akromioklavikular sering terlewatkan pada fraktur
1/3 lateral. 1,2,3

Imaging
Pemeriksaan radiologis yang diperlukan minimal adalah rontgen dengan
proyeksi anterior dan kemiringan 30 derajat sefalik. Biasanya didapatkan fraktur
pada 1/3 tengah dari tulang, fragmen bagian luar biasanya terletak lebih rendah
dari fragmen bagian dalam. Fraktur pada 1/3 lateral dapat terlewatkan, atau
perkiraan derajat pergeserannya dapat lebih rendah, kecuali jika rontgen proyeksi
bahu juga dikerjakan. Rontgen sendi sternoclavicular pada fraktur 1/3 medial juga
lebih baik dikerjakan. Saat menilai kemajuan klinis, harus diingat bahwa ‘clinical’
union biasanya mendahului ‘radiological’ union beberapa minggu sebelumnya.1,2
CT scan dengan rekonstruksi tiga dimensi mungkin diperlukan untuk
menentukan derajat pemendekan secara akurat atau untuk mendiagnosis fraktur
dislokasi sternoklavikula dan untuk meyakinkan union dari sebuah fraktur.1

Gambar 2.3 Rontgen klavikula (a) fraktur klavikula 1/3 tengah displaced – paling
sering terjadi, (b) fraktur biasanya menyembuh dalam posisi ini, tampak adanya
‘tonjolan’1

5
Klasifikasi
Fraktur klavikula biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi dari fraktur oleh
Allman menjadi proximal (Group I), middle (Group II), dan distal (Group III)
third fractures. Pembagian secara general berhubungan dengan pendekatan klinis
yang akan dikerjakan.
Karena tingginya tingkat delayed union and non-union pada fraktur 1/3
distal, Neer membaginya menjadi tiga subklasifikasi berdasarkan kondisi
ligamentum dan derajat pergeseran. Neer tipe I (ligamentum korakoklavikular
masih intak), Neer tipe II (ligamentum korakoklavikular robek atau lepas dari
fragmen medial tetapi ligamentum trapezoid tetap intak dengan segmen distal),
dan Neer tipe III (intraartikular). Neer tipe II disubklasifikasikan menjadi dua oleh
Rockwood menjadi tipe IIA: konoid dan trapezoid melekat pada fragmen distal
dan tipe IIB: konoid lepas dari fragmen medial.
Klasifikasi yang lebih detail untuk fraktur midshaft dibuat oleh Robinson, yang
berguna untuk pengolahan data dan membandingkan hasil klinis.1,2,3

Gambar 2.4 Klasifikasi fraktur klavikula2


Penatalaksanaan
Fraktur Klavikula 1/3 Tengah
Terdapat kesepakatan bahwa fraktur klavikula 1/3 tengah non displaced
seharusnya diterapi secara non operatif. Sebagian besar akan berlanjut dengan
union yang baik, dengan kemungkinan non union di bawah 5% dan kembali ke
fungsi normal.1,2.4
Manajemen non operatif meliputi pemakaian simple sling untuk
kenyamanan. Sling dilepas setelah nyeri hilang (setelah 1-3 minggu) dan pasien

6
disarankan untuk mulai menggerakkan lengannya. Tidak ada bukti yang
menyatakan bahwa penggunaan figure-of-eight bandage memberikan manfaat dan
dapat berisiko terjadinya peningkatan insidens terjadinya luka akibat penekanan
pada bagian fraktur dan mencederai struktur saraf; bahkan akan meningkatkan
risiko terjadinya nonunion.1
Terdapat lebih sedikit kesepakatan mengenai manajemen fraktur 1/3
tengah. Penggunaan simple splintage pada fraktur dengan pemendekan lebih dari
2 cm dipercaya menyebabkkan risiko terjadinya malunion simptomatik – terutama
nyeri dan tidak adanya tenaga saat pergerakan bahu – dan peningkatan insidens
terjadinya non-union.1 Sehingga dikembangkan teknik fiksasi internal pada
fraktur klavikula akut yang mengalami pergeseran berat, fragmentasi, atau
pemendekan. Metode yang dikerjakan berupa pemasangan plat (terdapat plat
dengan kontur yang spesifik) dan fiksasi intramedular.1

Gambar 2.7 Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat (dilakukan
reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan plate dan screw)1

7
Gambar 2.8 Fraktur klavikula 1/3 tengah dengan pergeseran berat yang dilakukan
fiksasi dengan lockable, large diameter intramedullary nail 2
Fraktur Klavikula 1/3 Distal
Sebagian besar fraktur 1/3 distal klavikula mengalami pergeseran minimal
dan ekstra-artikular. Ligamentum korakoklavikula yang intak mencegah
pergeseran jauh dan manajemen non operatif biasanya dipilih.
Penatalaksanaannya meliputi pemakaian sling selama 2-3 minggu sampai nyeri
menghilang, dilanjutkan dengan mobilisasi dalam batas nyeri yang dapat diterima.
Fraktur klavikula 1/3 distal displaced berhubungan dengan robeknya ligamentum
korakoklavikula dan merupakan injuri yang tidak stabil. Banyak studi
menyebutkan fraktur ini mempunyai tingkat non-union yang tinggi bila
ditatalaksana secara non operatif. Pembedahan untuk stabilisasi fraktur sering
direkomendasikan.1 Teknik operasi menggunakan plate dan screw
korakoklavikular, fiksasi plat hook, penjahitan dan sling techniques dengan graft
ligamen Dacron dan yang terbaru adalah locking plates klavikula.1,2

8
Gambar 2.9 Fraktur klavikula 1/3 distal1

Fraktur Klavikula 1/3 Proksimal


Sebagian besar fraktur yang jarang terjadi ini adalah ekstra-artikular.
Penatalaksanaan yang dilakukan sebagian besar adalah non operatif kecuali jika
pergeseran fraktur mengancam struktur mediastinal. Fiksasi pada fraktur
berhubungan dengan komplikasi yang mungkin terjadi seperti migrasi dari implan
ke mediastinum, terutama pada penggunaan K-wire. Metode stabilisasi lain yang
digunakan yaitu penjahitan dan teknik graft, dan yang terbaru locking plates.1

Komplikasi
Awal
Meskipun klavikula bagian proksimal terletak dekat dengan struktur vital,
kejadian pneumotoraks, ruptur pembuluh darah subklavia, dan cedera pleksus
brachialis jarang terjadi.1,2
Lanjut
Non-union
Pada fraktur shaft yang mengalami pergeseran, non-union terjadi pada 1-
15% kasus. Fraktur risiko meliputi usia yang bertambah tua, besar pergeseran,
komunitif fraktur, dan pasien perempuan, namun prediksi akurat mengenai fraktur
yang akan mengalami non-union sulit dikerjakan.
Non-union yang simptomatik diterapi dengan fiksasi plat dan graft tulang
jika diperlukan. Tindakan ini biasanya memuaskan dan memiliki tingkat union
yang tinggi. Fraktur klavikula 1/3 lateral mempunyai tingkat non-union yang
tinggi (11,540%). Pilihan terapi untuk non-union simptomatik adalah eksisi

9
bagian lateral dari klavikula (bila fragmen kecil dan ligamentum korakoklavikular
intak) atau reduksi terbuka, fiksasi interna dan graft tulang bila fragmen besar.
Implan yang digunakan adalah locking plates and hooked plates.1,2
Malunion
Semua fraktur yang mengalami pergeseran akan sembuh dengan posisi
nonanatomis dengan pemendekan dan angulasi. Beberapa akan mengalami nyeri
periskapular, yang biasanya terjadi pada pemendekan lebih dari 1,5 cm. Pada
kasus ini, operasi osteotomi korektif dan pemasangan plat dapat
dipertimbangkan.1,2
Kekakuan bahu

BAB III
LAPORAN KASUS

A. Asesmen Awal Gawat Darurat


Nama : Tn. A
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Tanggal masuk : 15 Mei 2020
No. RM : 04.98.48

Anamnesis (auto/aloanamnesis)
Keluhan utama: Nyeri pada bahu kanan
Riwayat penyakit sekarang: Dialami sejak 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit
akibat kecelakaan lalu lintas, pasien membawa motor dengan kecepatan sedang,
tiba-tiba kehilangan keseimbangan saat menghindari anjing, sehingga pasien
terjatuh dengan posisi bahu kanan yang membentur aspal. Pasien dominan

10
menggunakan tangan kanan. Nyeri Kepala tidak ada, riwayat pingsan tidak ada,
riwayat muntah tidak ada. Riwayat Pengobatan, tidak ada

Riwayat penyakit dahulu: Riwayat diabetes dan hipertensi sebelumnya disangkal.


Riwayat obat-obatan: Pasien belum diberi obat apapun
Riwayat alergi: Alergi obat dan makanan disangkal.
Pemeriksaan fisik
Airway Breathing Circulation Disability
 Bebas  Spontan Nadi Respon
 Gargling  Tachipneu  Kuat  Alert
 Stridor  Dispneu  Lemah  Pain
 Wheezing  Apneu CRT  Verbal
 Ronchi  Ventilator  <2  Unresponse
  >2 Pupil
eyrvsurymaPri

Intubasi
Warna kulit  Isokor
 Normal  Anisokor
 Pucat  Pinpoint
 Kuning  Midriasis
Perdarahan GCS: E4 M6 V5
 Tidak ada
 Terkontrol
 Tidak terkontrol
Turgor kulit
 Baik
 Buruk

Tekanan darah 120/80 mmhg Pernapasan 20 kali/menit


Nadi 89 kali/menit Suhu 36,7 C
Berat badan 55 kg Tinggi badan 165 cm
Normal Tidak normal
Kepala Normal
konjungtiva tidak pucat, sklera
Mata
tidak ikterik
Mulut Mukosa basah
Leher Pembengkakan KGB (-)
Frekuensi 20 kpm, gerak
Paru simetris, vesikuler (+/+), ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Jantung BJ 1>BJ 2, reguler, murmur (-)
Abdomen Supel, NTE (-), timpani, BU (+)
Sianosis (-), CRT <2 detik,
Ekstremitas
edema (-)
Anus dan genitalia Tidak diperiksa

Status Lokalis
Regio klavikula dextra :

11
- Look : Tampak deformitas, tampak edem, Luka(-)
- Feel : Nyeri tekan (+), pulsasi arteri radialis dan ulnaris
teraba, CRT < 2s.
- Move : Gerak aktif dan pasif shoulder joint sulit dievaluasi
karena nyeri

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi

Diagnosis

Close fraktur clavikula dextra 1/3 medial displace


Tatalaksana
Natrium diklofenak 2x50 mg tab po
Pasang mitela
Penjelasan mengenai penyakit, minum obat teratur, makanan tinggi protein dan
kalsium, vitamin dan mineral, cukup istirahat.

12
BAB IV
ANALISIS KASUS

Laki-laki 43 tahun datang ke IGD datang sadar dengan keluhan nyeri pada
bahu kanan sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien pengendara sepeda
motor, tiba-tiba kehilangan keseimbangan saat menghindari anjing, sehingga jatuh
dengan bahu kanan membentur aspal. Tidak ada riwayat pingsan dan muntah.
Dari pemeriksaan fisik, didapatkan primary survey dan status generalis
dalam batas normal. Dari status lokalis regio clavicula kanan: Inspeksi: terdapat
edema di atas klavikula, tampak deformitas Palpasi: nyeri tekan pada klavikula,
pulsasi arteri radialis teraba, capillary refill time <2 detik, dan Gerak aktif dan
pasif shoulder joint sulit dievaluasi karena nyeri. Dari hasil Xray Clavicula dextra
didapatkan fraktur klavikula 1/3 medial displace.

Tatalaksana dengan pemberian anti nyeri dan menggunakan arm sling.


Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan menggunakan

13
arm sling, yang dapat mengurangi nyeri. Penatalaksanaan pada fraktur Clavicula
ada dua pilihan yaitu dengan tindakan bedah atau operative treatment dan
tindakan non bedah atau nonoperative treatment. Proses penyembuhan pada
fraktur clavicula memerlukan waktu yang cukup lama. Sebagian besar fraktur
clavicula dapat diterapi dengan baik tanpa operasi, yaitu dengan bentuk –  bentuk
immobilisasi. Tujuan utamanya adalah untuk kenyamanan dan mengurangi nyeri.
Secara umum,immobilisasi dilakukan selama ±3 minggu. Selama immobilisasi,
pergerakan pergelangan tangan harus tetap dilakukan. Untuk fraktur 1/3 medial
dan tengah yang sering ditemukan, yang perlu dilakukan adalah hanya menopang
lengan dalam kain gendongan hingga nyeri mereda (biasanya 2– 3 minggu). Sesudah itu
harus dilakukan latihan bahu secara aktif.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Blom A, Warwick D, Whitehouse MR, editors. Apley & Solomon’s


System of Orthopaedics and Trauma (10th edition). New York: CRC
Press, 2018

2. Court-Brown CM, Heckman JD, McQueen MM, Ricci WM, Tornetta III
P, editors. Rockwood and Green’s Fracture in Adults (8th edition).
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2015

3. Canale ST, Beaty SH, editors. Campbell’s Operative Orthopedics (13th


edition). Tennessee: Elsevier, 2016

4. Paladini P, Pellegrini A, Merolla G, Campi F, Porcellini G. Treatment of


Clavicle Fracture. Translational Medicine @ UniSa 2012; 2(6):47-58

15

Anda mungkin juga menyukai