Definisi
Penggantian sendi panggul atau Total Hip Replacement (THR) adalah suatu
prosedur bedah yang dilakukan kepada pasien yang mengalami kerusakan pinggul
yang parah. Selama proses operasi penggantian panggul. Ahli bedah membuang
tulang rawan yang rusak dan tulang dalam sendi panggul, mengganti kedua kepala
tulang paha dan socket buatan yang cocok. Salah satu atau kedua panggul dapat
Penggantian sendi panggul atau Total Hip Replacement adalah suatu prosedur
operasi orthopedic yang meliputi eksisi dari kepala dan bagian proksimal dari leher
femur dan pembuangan dari tulang rawan asetabulum dan tulang subkhondral. Kanal
buatan dibuat di bagian proksimal medullar pada tulang femur dan prosthesis yang
terbuat dari metal yang terdiri dari bagian batang dan kepala dimasukan kedalam
canal medular tulang femur. Komponen asetabulum yang terdiri dari permukaan sendi
hasil yang memuaskan , komponen komponen prostesi ini harus dapat terfiksasi
dengan baik kedalam tulang , baik dengan menggunakan semen atau tidak
menggunakan sement 2
2. Sejarah
Hospital yang diketahui sebagai dokter yang pertama kali melakukan eksisi
arthroplasty panggul pada tahun 1821 , tapi beliau tidak membuat catatan pribadi
tentang prosedur yang dia lakukan , lalu selanjutnya adalah Henry Park (1744-1831)
yang bekerja di Liverpool Royal Hospital merupakan dokter bedah pertama yang
mempopulerkan eksisi arthroplasty dari sendi panggul pada akhir abad ke 18 dan
awal abad ke 19. Meskipun demikian adalah John Rea Barton (1794-1891) di
walaupun Auguste Stanislas Verneuli yang melakukan operasi soft tissue hip
interposition pada tahun 1860, adalah Leopard Ollier (1830-1900) yang mendapat
perhatian dunia medis pada saat itu. Pada tahun 1885 Ollier menjelaskan penggunaan
jaringan adipose pada sendi panggul yang sehat , tetapi prosedur ini gagal karena dia
tidak memfiksasi jaringan lemak tersebut ke tulang. Seorang dokter bedah dari Ceko
berbagai macam material inter positional yang termasuk otot , seluloid , silver plates ,
rubber struts , magnesium , zinc , glass , pyres , decalcified bone dan lilin 3
memproduksi ivory ball dan socket joint , dimana kemudian dia memfiksasi
komponen tersebut kedalam tulang dengan menggunakan nickle plated screw. Dia
kemudian bereksperimen dengan campuran gips , resin yang bertujuan untuk dapat
memfiksasi dengan baik ke tulang dengan hasil yang dapat diterima pada waktu itu .4
Pada awal abad ke 19 , Joihn Benjamin Murphy (1857-1916) seorang dokter
dari Chicago menjelaskan tentang simple removal dari overhanging bone osteophytes
(Hip cheilectomy) yang bertujuan untuk memperbaiki gejala dan kelihan dari
osteoarthritis pada panggul. Murphy dan Lexer yang berasal dari jerman melakukan
hip interposition dengan fascia lata. Prosedur yang serupa telah dijelaskan oleh
Henrich Helferich untuk terapi dari AO pada sendi temporo mandibular. Kandung
kemih babi kemudian diusulkan sebagai bahan yang baik untuk inter positional oleh
seorang dokter bedah prancis yang bernama Foedre , karena diketahui cukup kuat
Pada decade waktu yang sama , Sir Robert Jones menggunakan strip gold foil
untuk melapisi permukaan dari kaput femur dan 20 tahun kemudian dilaporkan pasien
masih tetap bisa melkukan mobilisasi sempurna dari sendi panggulmya. Ini adalah
follow up terpanjang yang dilaporkan pada waktu itu. pada tahun 1923 seorang dokter
pada arthroplasty inter posisional , ini di desain untuk mendapatkan pergerakan dari
implant pada bagian sisi femur dan implant pada bagian sisi asetabulum , dia
mendesain glass mold untuk dapat diinterposisikan di antara permukaan kaput femur
dan asetabulum dan juga menjelaskan metode anterior approach pada panggul dimana
dia kemudian memakai metode ini dan memulai penggunaan implant tersebyut pada
tahun 1932 tetapi kemudian dia menelantarkan percobaanya karena glass yang
tertanam pada pasienny ada yang pecah dan hasilnya kurang memuaskan sehingga
kemudian mencoba Vitallium molds yang ternyata hasilnya memuaskan , lalu selama
10 tahun dia mengoperasi lebih dari 500 pasien dengan menggunakan vitalium
molds.6
Gambar 2.1 Mould Arthroplasty yang berbentuk sepeti bel yang diperlenalkan oleh Marius Smith
Petersen 6
Pierre Debelt di Prancis. Dia menggunakan rubber femoral prosthesis pada tahun
1919 ketika melakukan hemiarthroplasty. Selanjutnya pada tahun 1927 , Ernest Hey-
Groves di Inggris bereksperimen dengan Ivory dan menghasilkan hasil yang jelek.
Robert Judath dan Jean Judath memproduksi prostese yang kemudian dapat dipakai
Gambar 2.3 Prostese dari Judet Arcyrilic dikeluarkan setelah 51 tahun post pemasangan
implant 4
Selanjutnya pada tahun 1940 , reseksi dari kaput femur untuk tuberculosis dan
Girdlestonew excicion arthroplasty masih tetaap dipakai hingga saat ini sebagai usaha
terakhir jika terjadi kegagalan THA dan juga dikenal sebagai Conversion
Arthroplasty. Frederick Roeck Thomas lalu memodifikasi idea dari Judet bersaudara
dengan memproduksi prosthesis dari bahan vitallium pada tahun 1950 berkolaborasi
dengan Harold Bohman dari Nebraska dan Austin Moore yang kemudian implant ini
pertama kali digunakan pada operasi di tahun 1940. Bohlman and Moore kemudian
pertumbuhan tulang memanjang. Prostesis prostesi ini masih dipakai secara luas
Pada tahun 1938, Phillip Wiles dari rumah sakit Middlesex di London
yang sangat pas hingga dapat terfiksasi ke tulang menggunakan screw, tapi kemudian
hasilnya sangat jelek. Edward haboush dari USA dan Kenneth McKee dari Norwich
England mengembangkan prsothes pada akhir tahun 1940 dan bereksperimen dengan
acrylic dental cement agar dapat memfiksasi implant thr tersebut ke tulang. McKee
kemudian mencoba Prosthesis Austin Moore tapi tingkat kegagalannya sangat tinggi
akibat loosening dari prostheses tersebut. Peter Ring kemudian bereksperimen dengan
prosthesis tanpa cement dengan menggunakan metal ke metal pada sendi pada tahun
1964. Beberapa dari percobaan implantnya berhasil dan memberikan hasil yang bagus
dengan tingkat survival sebesar 97% selama 17 tahun. Prosthesis prosthesis ini
dan konstribusi dari Sir John Charnley yang membawa evolusi dari kesuksesesan
operasi orthopedic di bidang Total Hip Arthroplasty secara modern. Beliau bekerja di
Manchester Hospital dan dianggap sebagai Bapak dari THA modern. Adalah charnley
yang memperkenalkan Low Friction Arthroplasty pada tahun 1960 terdiri dari metal
femoral stem yang mempunyai kepala yang kecil untuk mengurangi tingkat dari
permukaan pada bearing surface , komponen polietilen asteabuler dan acrylic bone
cement. Sejak pertama kali diperkenalkan pada November 1962 oleh Sir John
Charnley THA dengan femoral head metalik tetap merupakan standar baku artikulasi
Total Hip Replacement oelh Charnley ini yang sering disebut sebagai Low
Friction Arthroplasty , menggunakan femoral head yang kecil (22,2 mm) dengan
acetabular dan oleh karena itu proses wear pada acetabulum akan menjadi lebih
lambat. Namun sayangnya ukuran yang lebih kecil ini lebih mudah menyebabkan
implant yang menggunakan semen, namun dengan desain stem yang sedikit berbeda
Gambar 2.3 Prostesis Exeter dengan ukuran head yang lebih besar dari
Prostesis Charnley 8
Desain implant pada awalnya memiliki potensi untuk melonggar dan lepas dari tulang
tempatnya terpasang, yang akan menyebabkan nyeri. Selain melonggar, erosi tulang
di sekitar implant juga dapat terlihat pada x-ray. Pada awalnya para ahli
memperkirakan hal ini disebabkan reaksi abnormal sebagai respon terhadap semen
yang memegang stem di tempatnya. Oleh karena itu dikembangkanlah Austin Moore
Prosthesis (AMP) yang memiliki celah di stemnya sebagai tempat memasang bone
graft sebelum dipasang di femur. Diharapkan pada celah tersebut akan timbul
posisinya. Pada akhir tahun 1980an para ahli di Amerika Serikat berhasil merancang
AMP dengan butiran kecil porous coating pada stemnya sehinga diharapkan terjadi
untuk mencegah longgarnya stem adalah dengan membuat stem yang dapat
menyesuaikan dengan desain femoral kanal , oleh karena itu dikembangkanlah stem
3. Indikasi
Total Hip Replacement (THR) bukan merupakan pilihan terapi yang popular
di masa lalu karena merupakan terapi operatif yang kompleks dan membutuhkan
waktu lebih lama daripada operasi lain. Saat ini, tidak ada konsensus khusus yang
secara obyektif menyebutkan kriteria indikasi untuk THR. Secara umum, indikasi
utama untuk dilakukan THR adalah pasien dengan endstage osteoarthritis. Saat terapi
non operatif seperti penurunan berat badan, modifikasi aktifitas, pengobatan NSAID
gagal mengatasi nyeri dan disabilitas pada endstage osteoarthritis, maka THR
₋ Post traumatic arthritis setelah mengalami fraktur atau dislokasi pada acetabulum dan
femur proksimal
₋ Displced fracture of femoral neck pada pasien berusia lebih dari 60 tahun
THR direkomendasikan pada pasien independen yang masih mobile tanpa adanya
1. Nyeri
Nyeri sendi panggul pada penderita osteoarthritis merupakan indikasi utama THR.
Nyeri pada arthritis sendi panggul terlokalisir di regio inguinal dan dapat menjalar
hingga ke paha. Nyeri arthritis biasanya dirasakan sebagai nyeri tumpul yang sulit
dilokalisir, nyeri yang meningkat dengan aktifitas, nyeri yang menetap hingga malam
hari (night pain) pada kondisi peningkatan aktifitas, dan nyeri saat kondisi istirahat
(rest pain). Nyeri bersifat kronis dengan atau tanpa gangguan fungsi dan kelainan
radiologis 9. Quintana menyebutkan salah satu indikasi THR adalah nyeri berat kronis
dan gangguan limitasi gerakan pada pendirita osteoarthritis panggul, seperti yang
dan penurunan jangkauan gerak pada pemeriksaan fisik. Pada penderita ostearthritis,
terjadi gangguan dalam berjalan, khususnya menaiki tangga karena kontraksi kapsul
sendi dan deformitas sendi yang menyebabkan penurunan jangkauan gerak sendi
3. Kekakuan Sendi
Terdapat kondisi dimana kekakuan sendi panggul tanpa adanya keluhan nyeri menjadi
indikasi dilakukan THR. Pada kasus ankylosing spondylitis hip stiffness atau bahkan
ankylosis, dapat terjadi gangguan fungsi yang berat. Kondisi ini biasanya dalam
bentuk penyatuan sendi panggul dalam posisi fleksi dengan kombinasi kekakuan
pada pasien. Pasien dengan kelainan ini akan mengalami kesulitan dalam berjalan dan
beraktifitas.
4. Usia
Usia pasien harus dipertimbangkan, terutama pada pasien dengan usia lebih dari 60
tahun karena kondisi osteoporosis yang mungkin menyertai. Selain itu, THR juga
dipertimbangkan pada pasien dengan kondisi terapi steroid, alkoholism, dan kondisi
lain yang berkaitan dengan osteoporosis yang dapat meningkatkan risiko fixation
10,13
failure dan nonunion . Sebagian besar THR dilakukan pada pasien usia 60-80
tahun. Namun, usia yang lebih muda bukanlah kontraindikasi dilakukan THR,
arthritis.
keputusan untuk melakukan operasi tetap dibuat berdasarkan pada beratnya gejala,
Parameter yang mempengaruhi indikasi untuk dilakukan THR ini digambarkan dalam
gambar di bawah:
Gambar 2. Parameter indikasi THR 14
4. JENIS
Jenis THR umumnya dijelaskan dengan mengacu pada model fiksasi semen
Komponen Semen
artificial hip joint ke dalam tulang femur. Semen tulang tidak berfungsi seperti lem,
melainkan sebagai material pengisi. Hingga saat ini material dari semen tulang yang
prostesis stabilisasi. Hal ini didasarkan pada konsep interdigitates semen tulang dan
PMMA lebih kuat kompresi dari ketegangan. Semen tulang bertindak sebagai nat dan
oleh karena itu, tidak ada ikatan perekat benar antara prostesis dan tulang. Selama
penyemenan awal, mekanik, pembuluh darah, trauma termal dan kimia berperanan
dalam mengganggu fungsi normal tulang. Suplai darah endosteal rusak dan nekrosis
endosteal terjadi hingga kedalaman 500 mikrometer. Selama bulan berikutnya suplai
darah ini hadirkan kembali sebagai jaringan granulasi fibrovascular dan antarmuka
Cementless THR (Komponen tanpa semen), juga disebut dengan uncemented THR
diperkenalkan pada awal 1980. Metode THR ini berkembang karena pada cemented
THR memiliki kekurangan. Pertama, pengisian semen tulang kedalam tulang femur
selama operasi dapat menyebabkan gangguan pada sirkulasi dan dapat menghalangi
aliran darah. Kedua, semen tulang membutuhkan rata-rata 10 menit untuk mengeraas.
Dalam waktu ini, ada kemungkinan artificial hip joint berubah posisi. Ketiga, semen
tulang bisa retak dan menyebabkan pergeseran dari implant. Untuk cementless
artificial hip joint, permukaan dari sistem artificial hip joint dibuat kasar. Hal ini
untuk menghasilkan gesekan yang baik antara artificial hip joint dan kortikal
sehingga lebih dapat terpasang dengan stabil. Pada metode ini juga terdapat
kekurangan. Pertama, ketika artificial hip joint terpasang pada tulang, substansi
tulang akan terdorong sampai sistem sirkulasi darah dan menghalangi sirkulasi darah.
bahwa permukaan dilapisi dari implan logam mendorong pada pertumbuhan atau
dalam implan logam untuk membuat antarmuka yang kaku. Filosofi di balik
kaku yang telah renovasi potensial seperti yang interkalasi tulang ke dalam implan
rekayasa permukaan dengan dua cara untuk mendorong interlock tulang. Lapisan
berpori adalah di mana permukaan implan telah diperlakukan memiliki banyak pori-
pori mikroskopis dari berbagai kedalaman, di mana tulang dapat tumbuh. Grit
THR. Kombinasi ini menghasilkan cementless acetabular cup dengan femoral stem
Pada fase post operative, posisi hip dipertahankan pada posisi abduksi. Nilai
diberikan bila diperlukan, dan drain dicopot setelah 48 jam. Latihan pernapasan dan
latihan gerak aktif statis untuk calf muscle, quadriceps dan gluteal muscle dilakukan
Pasien diizinkan duduk dan berdiri di pinggir tempat tidur dua kali sehari sejak
post op hari ke – 2, serta memulai latihan ROM. Semua pasien diinstruksikan untuk
menghindari fleksi dan adduksi yang berlebih. Bantal diberikan diantara 2 paha disaat
malam hari selama 3 minggu pertama post op, untuk mencegah adduksi yang
berlebihan.
bantuan walker dilakukan sejak hari ke 3 post op. Pasien di KRS kan setelah
menyelesaikan program rehabilitasi. Durasi rata – rata MRS adalah 9,5 hari (antara 7
merawat dirinya sendiri secara mandiri. Pasien dilakukan follow up setiap bulan
sekali selama 3 bulan, setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun, setiap tahun sekali
kemudian. Kondisi klinis dan radiologis diperiksa setiap visite dan menilai Harris
Hip Score.17
Harris Hip Score adalah suatu penilaian hasil dari penggantian operasi
operasi dan metode pengobatannya. Dikembangkan pada tahun 1969, dan sejak saat
itu telah mengalami beberapa revisi. Ruang lingkup penggunaan Harris Hip Score
telah meningkat dan sekarang banyak digunakan untuk penilaian fraktur leher femur
dan osteoarthritis.19
Cara Pengukuran
Cara pengukuran yang dinilai adalah rasa sakit, fungsi, tidak adanya cacat,
dan rentang gerak. Penilaian sakit tindakan persepsi rasa sakit dan efeknya pada
kegiatan dan kebutuhan obat untuk sakit. Penilaian fungsi terdiri dari kegiatan sehari-
mengenakan sepatu dan kaus kaki) dan kemampuan menjalani aktifitas (lemas,
deformitas pinggul fleksi, adduksi, rotasi internal, dan perbedaan panjang ekstremitas.
Penilaian rentang gerak untuk mengukur hip fleksi, abduksi, eksternal dan internal
rotasi, dan adduksi. Jumlah penilaian ada 10 item. Skor maksimum memiliki 100 poin
(hasil terbaik) meliputi nyeri (1 item, 0-44 poin), fungsi (7 item , 0-47 poin), tidak
Kelebihan
1. Harris Hip Score membutuhkan waktu sekitar 5-7 menit untuk menyelesaikan
2. Dokter dengan mudah dapat langsung menilai keluhan dari pasien dan metode
pengobatannya.
4. Dokter dengan mudah dapat menilai perubahan kondisi fisik dan psikis dari
pasien.20
Kelemahan
Harris Hip Score tidak dapat menjadi patokan menilai tingkat kemampuan pasien
pasca operasi, selain itu nilai Harris Hip Score yang tinggi belum tentu menjamin
kemampuan pasien karena hasilnya tidak valid tidak sesuai dengan kemampuan
Excellent = 90 - 100
Good = 80 - 89
Fair = 70 - 79
Poor = < 69
pergerakan dan kekuatan otot pinggul. Latihan juga membantu mengurangi edema,
pasti mengalami muscle spasm saat memulai latihan atau saat kembali beraktivitas.
Bila nyeri semakin bertambah di kemudian hari, coba kurangi aktivitas berdiri dan
Minggu ke 0 – 3 Post op. Ikuti saran dokter untuk mengkontrol rasa nyeri di
hari2 awal post op. Hal ini dapat mengurangi nyeri dalam jangka waktu lama dan
membantu pergerakan aktif. Tidur dalam porsi yang cukup dan memelihara
pergerakan usus dalam batas normal. Dalam 3 minggu pertama, latihan berfokus pada
pergerakan pinggul dan meningkatkan jam latihan berdiri dan berjalan. Target latihan
duduk dan berdiri dari kursi, ke toilet dan kembali ke tempat tidur tanpa dibantu,
Minggu ke 3 – 6 Post op. Pada minggu ke 3 pinggul pasien harus lebih terasa
lebih nyaman dan dapat digerakkan dengan mudah, tingkatkan latihan pasien untuk
lebih mendapatkan flexibilitas, kekuatan dan mengkontrol sendi pinggul baru. Target
berjalan beberapa blok dengan crutch di sisi kontralateral, berlatih sepeda statis .18
berjalan dengan jarak lebih jauh menggunakan cructh. Duduk dan berdiri dari kursi
tanpa menggunakan tangan untuk membantu, latihan keseimbangan pada sisi kaki
yang dioperasi, menaiki dan menuruni anak tangga dengan ekstrimitas kontralateral,
kembali bekerja 18
Minggu ke 9 – 12. Setelah 12 minggu post operasi pasien akan merasa lebih
percaya diri dengan aktivitas sehari – hari. Konsultasikan dengan fisioterapis untuk
minggu ke 12 : berjalan tanpa alat bantu, duduk berdiri dari kursi dan toilet tanpa
1. Centers for Disease Control and Prevention, 2015. Hospitalization for Total Hip
Available at http://www.cdc.gov/nchs/products/databriefs/db186.htm
2. Siopack JS, Jergessen HE. Total Hip Arthroplasty. West J Med 1995 ; 162;243-249
2(4):40.
Arthroplasty . 2012
5. Hernigou P. earliest Times before hip arthroplasty : from John Rhea Borton to
6. Pramanik S , Agarwal KA , Rai KN. Chronology of Total Hip Joint Replacement and
Materials Development. Trends Biomater. Artiff Organs . 2005 . Vol 19 (1) P15-26
7. Richard S , Auja R, Biswas PS . Total Hip Arthropplasty – over 100 year of operative
Lokal Pada Lutut Kelinci Terhadap reaksi Jaringan Intra Artikular Sekitar. Master
10. Keating, J. F. “Femoral Neck Fracture” in Court-Brown, Charles M., Heckman, James
D., McQueen, Margaret M., Ricci, William M., Tornetta, Paul, III, McKee, Michael
and risk factors for failure. Annals of the Rheumatic Diseases. 1997. 56: 455-457
12. Quintana, J. M. et al. Decision trees for indication of total hip replacement with
13. Cobos, R. et al. Variability of indication criteria in knee and hip replacement: an
orthopaedic surgeons and referring physicians. Ann Rheum Dis. 2006. 65:1346-1350.
15. Cahyono , Indra , Sugiyanto, Dea. Simulasi Kontak Komponen Asetabular Pada
Diponegoro University
16. Saqeb, B. M. et al. Basic Science Considerations in Primary Total Hip Replacement
Rehabil 27(18–19):1167–1180
18. Keating JF, Grant A, Masson A, Scott NW, Forbes JF (2006) Randomised
19. Harris WH, Traumatic arthritis of the hip after dislocation and acetabular fractures:
Harris hip score (HHS), hip disability and osteoarthritis outcome score (HOOS),
Oxford hip score (OHS), Lequesne index of severity for osteoarthritis of the hip
(LISOH), and American Academy of Orthopedic Surgeons (AAOS) hip and knee
21. Wamper, K. E., Sierevelt, I. N., Poolman, R. W., Bhandari, M., & Haverkamp, D.
(2010). The Harris hip score: Do ceiling effects limit its usefulness in orthopedics?: A