Disusun oleh :
Untoro Joyo Mursito
NIM. 2260165
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
kasus Frozen Shoulder”. Laporan ini kami susun berdasarkan praktik klinik mandiri Untoro.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing klinik, serta teman-teman yang telah
memberikan motivasi selama proses penyususan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi mahasiswa fisioterapi dan seluruh mahasiswa pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Frozen shoulder dikenal juga dengan istilah capsulitis adhesiva dimana kondisi bahu
menjadi sakit dan kaku. Biasaya keluhan ini disebabkan karena cedera yang relatif kecil pada
bahu tetapi penyebab yang sering berkembang belum jelas. Frozen shoulder juga sering
dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes millitus (Teyhen, 2013 ).
Secara epidemiologi onset frozen shoulder terjadi sekitar usia 40-65 tahun. Dari 2-5%
populasi sekitar 60% dari kasus frozen shoulder lebih banyak mengenai perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Frozen shoulder juga terjadi pada 10-20% dari penderita
diabetus millitus yang merupakan salah satu faktor resiko frozen shoulder (Miharjanto, et al.,
2010). Frozen shoulder terdiri dari beberapa diagnosa banding antara lain: (1) tendinitis
supraspinatus, (2) tendinitis bisipitalis, (3) bursitis subakromialis, dan (4) ruptur rotator cuff
(Kuntono, 2004).
Berkaitan dengan prevalensi angka kejadian yang banyak, perlu dilakukan stadi kasus
yang lebih lanjut lagi karena kebanyakan masyarakat belum mengetahui tentang frozen
shoulder dan penanganannya. Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi mengenai hal tersebut
dan peranan fisioterapi pada kasus frozen shoulder. Sehingga pada saat pasien mengeluh sakit
pada bagian bahu dapat dicegah dan ditangani sedini mungkin.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam laporan kasus ini adalah bagaimana penatalaksaan fisioterapi pada
gangguan fungsional shoulder akibat frozen shoulder?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui penatalaksaan fisioterapi pada
gangguan fungsional shoulder akibat frozen shoulder.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI FISIOLOGI
Sendi pada bahu terdiri dari tiga tulang yaitu tulang klavikula, skapula, dan humerus.
Terdapat dua sendi yang sangat berperan pada pergerakan bahu yaitu sendi akromiklavikular dan
glenohumeral.
Otot-otot yang menjadi bagian dari rotator cuff adalah m. supraspinatus, m. infraspinatus,
m. teres minor, dan m. subscapularis.Otot-otot pada rotator cuff sangat penting pada pergerakan
bahu dan menjaga stabilitas sendi glenohumeral. Otot ini bermulai dari scapula dan menyambung
ke humerus membuat seperti cuff atau manset pada sendi bahu. Manset ini menjaga caput humeri
di dalam fossa glenoid yang dangkal.
Otot-otot pada rotator cuff menjadi “ball” dalam “socket” pada sendi glenohumeral dan
memberikan mobilitas dan kekuatan pada sendi shoulder. Terdapat dua bursa untuk memberi
bantalan dan melingungi dari akromion dan memungkinkan gerakan sendi yang lancar.
Saat terjadi abduksi lengan, rotator cuff memampatkan sendi glenohumeral, sebuah istilah
yang dikenal sebagai kompresi cekung (concavity compression), untuk memungkinkan otot deltoid
yang besar untuk terus mengangkat lengan. Dengan kata lain, rotator cuff, caput humerus akan
naik sampai sebagian keluar dari fossa glenoid, mengurangi efisiensi dari otot deltoid.
B. PATOLOGI TERAPAN
a) Pengertian
Frozen shoulder atau capsulitis adhesiva adalah suatu kondisi yang menyebabkan
keterbatasan gerak sendi bahu yang sering terjadi tanpa penyebab yang pasti. Frozen shoulder
menyebabkan kapsul yang mengelilingi sendi bahu menjadi mengkerut dan membentuk
jaringan parut (Cluett, 2007). Capsulitis adhesiva adalah suatu kondisi yang sangat nyeri
ditandai dengan keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) bahu baik gerakan aktif maupun pasif
(Dogru, et al., 2008).
b) Etiologi
Penyebab dari frozen shoulder belum diketahui pasti. Adapun faktor predisposisi yaitu
immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, cidera atau operasi pada sendi. Walaupun
banyak peneliti sependapat bahwa immobilisasi merupakan faktor penting dari penyebab
frozen shoulder sendi glenohumeral (Miharjanto et al., 2010).
Menurut AAOS faktor predisposisi frozen shoulder anatara lain : immobilisasi lama,
trauma, over use, injuries, operasi pada sendi, hipertitoidisme, penyakit kardiovaskuler dan
depression.
c) Epidemiologi
Nyeri pada bahu merupakan penyebab kelainan muskuloskletal tersering ketiga setelah
nyeri punggung bawah dan nyeri leher. Prevalensi dari frozen shoulder pada populasi umum
dilaporkan sekitar 2%, dengan prevalensi 11% pada penderita diabetes.
Frozen shoulder dapat mengenai kedua bahu, baik secara bersamaan atau berurutan,
pada sebanyak 16% pasien. Frekuensi frozen shoulder bilateral lebih sering pada pasien
dengan diabetes dari pada yang tidak. Pada 14% pasien, saat frozen shoulder masih terjadi
pada suatu bahu, bahu kontralateral juga terpengaruh. Frozen shoulder kontralateral biasanya
terjadi dalam waktu 5 tahun onset penyakit. Suatu relapse frozen shoulder pada bahu yang
sama jarang terjadi.
Frozen shoulder sering terjadi pada pasien denga hipertiroid dan hipertriglicemi.
Meskipun berbagai penulis melaporkan bahwa penyakit jantung, tuberkulosis, dan berbagai
kondisi medis lainnya dapat berhubungan dengan FS, namun asosiasi ini sebagian besar hanya
anekdot dan tidak didukung dengan studi case control.
d) Patofisiologi
Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis menyatakan
bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap nyeri yang timbul pada
bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini sering timbul bila sendi tidak
digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif atau dengan nilai ambang nyeri yang
rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri yang ringan akan membidai lengannya pada posisi
tergantung. Lengan yang imobil akan menyebabkan stasis vena dan kongesti sekunder dan
bersama-sama dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan reaksi timbunan protein,
edema, eksudasi, dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan menyebabkan adhesi antara
lapisan bursa subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan intraartikuler, kontraktur tendon
subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi.
Penyebab frozen shoulder mungkin melibatkan proses inflamasi. Kapsul yang berada
di sekitar sendi bahu menebal dan berkontraksi. Hal ini membuat ruangan untuk tulang
humerus bergerak lebih kecil, sehingga saat bergerak terjadi nyeri.
Penemuan makroskopik dari patofisiologi dari frozen shoulder adalah fibrosis yang
padat dari ligament dan kapsul glenohumeral. Secara histologik ditemukan prolifrasi aktif
fibroblast dan fibroblas tersebut berubah menjadi miofibroblas sehingga menyebabkan matriks
yang padat dari kolagen yang berantakan yang menyebabkan kontraktur kapsular.
Berkurangnya cairan synovial pada sendi bahu juga berkontribusi terhadap terjadinya frozen
shoulder.
Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan thrombine dan
fibrinogen membentuk protein yang disebut fibrin. Protein tersebut menyebabkan penjedalan
dalam darah dan membentuk suatu substansi yang melekat pada sendi. Perlekatan pada sekitar
sendi inilah yang menyebabkan perlekatan satu sama lain sehingga menghambat full ROM.
Kapsulitis adhesiva pada bahu inilah yang disebut frozen shoulder.
e) Manifestasi Klinis
Frozen shoulder adalah suatu keadaan yang ditandai dengan restriksi fungsi Gerakan
shoulder joint baik secara aktif maupun pasif yang mantidak dijumpai adanyakelainan yang
berartipada pemeriksaan radiografi, kecuali adanya osteopenia atau kalsifikasi tendonitis
(Joseph D.Z,2011).
Frozen shoulder umumnya merupakan suatu akibat dari reaksi dari rekreasi
autoimobilisasi yang terjadi pada struktur jaringan capsul sendi glenohumeral sehungga
struktur kapsul ligamenterjadi perlengketan menyebabkan nyeri, hal tersebut akan
mengakibatkan keterbatasan lingkup gerak sendiyang mengikuti pola capsular dimana,
rotasi eksternal lebih terbatas dari abduksi lebih terbatas dari internal rotasi. Frozen shoulder
merupakan penyakit yang mempunyai karakteristik nyeri dan menurunnya ROM dan
kekakuan dari sendi bahu.
Klasifikasi Frozen shoulder dibagi menjadi primer dan sekunder yang terdiri dari :
a. Intrinsik, seperti cidera pada otot-otot rotator cuff (tendinitis
supraspinatus, bursitis, acromialis).
b. Ekstrinsik, seperti trauma pada bahu, gannguan neurologis dan
penyakit pulmonal.
c. Systemic, seperti diabetes melitus.
Keterbatasan Lingkup gerak sendi glenohumeral pada kasus frozen shoulder karena
adanya perubahan patologi pada sendi glenohumeral yang kompleks berupa nyeri yang
kemudian menimbulkan spasme. Nyeri dan spasme akan menjadikan immobilisasi pada bahu,
sehingga menyebabkan kekurangan cairan synovial yang disertai perubahan kekentalan pada
cairan tersebut, keadaan ini kemudian menyebabkan penyusutan capsul sendisehingga sifat
ekstensibilitasnya berkurang dan akan terjadi perlengketan pada capsul dan ligament.
Perlemgketan tersebut kemudian menyebabkan kelenturan jaringannya menurun dan
menimbulkan kekakuan sendi yang disusul dengan pemendekan pada kapsul ligament hingga
menyebabkan keterbatasan lingkup gerak sendiglenohumeral dan firm endfeel. Pembatasan
gerak yang terjadi pada frozen shoulder mempunyai suatu pola yang disebut dengan capsular
pattern, dimana ROM eksternal rotasi lebih terbatas dari abduksi dan abduksi lebih terbatas
dari internal rotasi.
Disamping itu bahwa frozen shoulder banyak juga disebabkan oleh ketegangan dan
meningkatnya stretch reflek pada otot akan timbul autoimobilisasi, dengan demikian stretch
reflex otot-otot rotator cuff dan otot lain yang berada disekitar bahu akan meningkat. Akibat
dari ketegangan dan kontrakturketika dilakukan Gerakan shoulder akan menimbulkan nyeri
dan nyeri tersebut akn menimbulkan inflamasi yang akn menimbulkan stretch reflex. Dari
semua itu akan dijumpai gangguan microsirkulasi pada jaringancapsul ligamenglenohumeral.
Hal ini erat kaitannya dengan proses degenerasi diman frozen shoulder banyak dijumpai
sekitar 40-60 tahun. Untuk lebuh lanjut maka dipaparkan anatomi dan fisiologi dari shoulder
join untuk lebih memahami.
Apabila frozen shoulder tidak ditangani dengan benar, maka lama kelamaan akn
semakin parah. Adapun fase-fase dalam frozen shoulder agar mendapatkan pelaksanaan
fisioterapi yang benar:
a. Fase I
Dari 24 jam minggu I setealh traumadengan gejal-gejala nyeri yang dominan,
Gerakan sendi terbatas kesegala arah karena sakit, dan kadang-kadang disertai
bengkak.
b. Fase II
Dari minggu ke II sampia minggu ke IVsetelah trauma, dengan gejala-gejala yang
dominan : jarak gerak sendi (ROM) terbatas, kaku terutama pada abduksidan
exorotasi, nyeri tajam pada akhir ROM dan gangguan koordinasi dan aktovitas lengan
atau bahu.
c. Fase III
Setelah minggu ke IV, dengan gejala-gejala dominan : bahu kaku dan terkunci pada
ROM tertentu, Gerakan sendi bahu sangat terbatas, membesarnya otot -otot daerah
gelang bahu dan sedikit rasa nyeri.
BAB III
STATUS KLINIK
A. Pemeriksaan Fisioterapi
1. Anamnesis
a) Umum
Nama : Tn Heri
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jl.Imam Bonjol
b) Khusus
Keluhan utama : Nyeri bahu kanan
Lokasi KU :Bahu kanan
Kapan terjadi : ± 1 bulan yang lalu
RPP : Pasien mengeluhkan nyeri bahu sejak 1 bulan yg lalu setelah mengangkat
benda yang berat, tiba-tiba keesokan harinya dia merasa bahu kanannya sakit, kaku,
terbatas geraknya. Melakukan aktivitas berolahraga namun kegiatan tersebut
membuat bahu pasien semakin bertambah sakit, Nyeri h e b a t d i r a s a k a n p a d a
m a l a m h a r i a pabila pasien tidak meminum obat anti nyeri. Pasien sudah ke
dokter dan diberi obat. Ada perubahan setelah meminum obat, namun setelah itu
nyerinya muncul Kembali, dan Dokter menyarankan untuk ke fisioterapis.
2. Pemeriksaan fisik
a) Vital sign
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 170 cm
Denyut nadi : 78 kali menit
b) Inspeksi
Statis :
– Anterior
• Posisi kepala : normal
• Bahu : simetris
• Clavicula : simetris
– Posterior
• Skapula : simetris
• Celah axilla : simetris
Dinamis :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pada traksi bahu kearah lateral serong ventrocaudal, diberikan pada keterbatasan gerak
abduksi, rotasi internal dan eksternal dan didapatkan rasa nyeri dengan firm endfeel.
2. Distribusi Data pengukuran ROM gerak Shoulder dextra sebelum terapi sampai 6 kali
terapi.
ya
FROZEN
H1 H2
D. PROGRAM FISIOTERAPI
a. Tujuan jangka pendek
1). Mengurangi nyeri
2). Menambah ROM shoulder
2. Modifikasi
Mengetahui
Pembimbing, Praktikan,
Untoro J.Mursito
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Frozen Shoulder disebabkan oleh kerusakan akibat gesekan atau penekanan yang
berulang dan berkepanjangan oleh tendon biceps dalam melakukan gerakan fleksi
lengan.Tendon otot supraspinatus dan tendon otot biceps betumpang tindih dalam
melewati terowongan yang dibentuk oleh caput humeri yang dibungkus oleh
capsul sendi sebagai lantainya dan ligamen coracoacromial serta acromion sebagai
atapnya.
2. Pengaruh pemberian MWD, TENS, traksi oscilasi dapat mengurangi nyeri dn
spasme otot supraspinatus, infraspinatus dan menambah lingkup gerak sendi
( ROM ).
B. Saran
1. Menghindari aktivitas yang memperberat keluhan
2. Agar pasien selalu melakukan latihan yang diberikan di rumah.
3. Melakukan latihan Codman Pendular.