Anda di halaman 1dari 32

FRAKTUR

COLLUM FEMUR
Pembimbing:
dr. Evo Elidar Harahap,Sp.Rad (K)

OLEH:
Aradhea Kumala Azizah
Arief Wigana Yuananda
Tiur Efrida Br. Aritonang
ANATOMI FEMUR
Femur merupakan tulang terpanjang dan terkeras dan
dikelompokkan ke dalam ekstremitas bagian bawah. Di sebelah atas,
femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio
coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk membentuk
articulatio genus.
Ujung atas femur memiliki caput, collum, trochanter mayor, dan
trochanter minor.
Collum femur yang menghubungkan caput dengan corpus berjalan
ke bawah, belakang, dan lateral serta membentuk sudut 125° yang
berfungsi untuk meningkatkan range of movement pada hip joint.

Trochanter mayor dan minor merupakan tonjolan yang besar pada


taut antara collum dan corpus. Trochanter mayor terletak pada
superior sampai posterior yang bagian medialnya membentuk
fossa trokanterika. Trochanter minor terletak pada posteromedial
dan inferior melekat pada tendon psoas mayor dan otot illiaca.

(sobotta, 2013; Netter ortopaedic anatomy, 2010) )


DEFINISI
FRAKTUR TERTUTUP
FRAKTUR
(terputusnya kontinuitas dari tulang)
FRAKTUR TERBUKA

Fraktur collum femur termasuk fraktur intrakapsular yang terjadi pada bagian proksimal
femur (pangkal paha), dimana garis fraktur berada lebih proksimal dari basis collum femur
dan distal dari caput femur.

(Baharuddin MY et,al. 2011.


Morphology Study of the Proximal Femur in
Malay Population. Int. J. Morphol. 29(4))
EPIDEMIOLOGI
 Fraktur collum atau neck (leher) femur merupakan tempat yang paling
sering terkena fraktur pada usia lanjut dan menyebabkan morbiditas serta
mortalitas. Dengan meningkatnya derajat kesehatan dan usia harapan
hidup, angka kejadian fraktur ini juga ikut meningkat. Angka mortalitas awal
fraktur ini adalah sekitar 10%. Bila tidak diobati, fraktur ini akan semakin
memburuk.

 Fraktur collum femur sering terjadi pada usia di atas 60 tahun dan lebih
sering pada wanita yang disebabkan oleh kerapuhan tulang akibat
kombinasi proses penuaan dan osteoporosis pasca menopause. Ada
beberapa variasi insiden terhadap ras yaitu lebih banyak pada populasi
kulit putih di Eropa dan Amerika Utara.

 Trauma yang dialami oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset
di kamar mandi), sedangkan pada penderita muda ditemukan riwayat
mengalami kecelakaan.
(Skinner, H. Femoral Neck Fractures. Current Essentials Orthopedics.McGraw-Hill, 2008)
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Mengakibatkan kelemahan pada tulang

Homosistein Tumor
(asam amino tulang yang
Osteoporosis
alami yang primer
toksik) (jinak/ganas)

Penyakit
metabolik
(penyakit paget, Cedera Infeksi tulang
osteomalasia, traumatik (osteomilitis)
osteogenesis
imperfekta)

(Skinner, H. Femoral Neck Fractures. Current Essentials Orthopedics.McGraw-Hill, 2008)


MEKANISME TERJADINYA FRAKTUR

Penyebabnya yang paling sering adalah karena jatuh akibat gaya yang
ditransmisikan ke collum melalui trochanter femur. Mekanismenya yaitu
eksternal rotasi dari tungkai yang menyebabkan terjadinya gaya tension
pada kapsul anterior dan ligamen iliofemoral. Saat collum mengalami
rotasi, caput femur masih terfiksir, maka fraktur collum femur akan terjadi.

(Leighton RK, Fractures of the neck of the Femur. Rockwood and Greens Fracture in Adults, 6 th edition. Lippincot William
and Wilkins.2006)
KLASIFIKASI

PAUWEL
LOKASI GARDEN
(SUDUT
ANATOMI FRAKTUR DARI (PERGESERAN)
GARIS
HORIZONTAL)

Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th


Edition. Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012
Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi

Lokasi anatomi:
• Subcapital
(paling sering)
• Transcervical
• Basicervical

Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of


Orthopaedics 6th Edition. Philadelphia; Saunder
Elsevier. 2012
KLASIFIKASI BERDASARKAN PAUWEL

Besarnya kekuatan dengan sudut yang besar akan mengarah kepada


fraktur yang tidak stabil.

Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th


Edition. Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012
KLASIFIKASI BERDASARKAN GARDEN
Stadium I  fraktur inkomplit, termasuk fraktur abduksi/terimpaksi dimana caput femoris
miring ke arah valgus yang berhubungan dengan collum femoris

Kepala femur diposisi normal atau sedikit valgus dan impaksi ke leher
femur. Sisi medial dari korteks intak. Trabekula kepala femur normal
sejajar dengan trabekula tulang innominate.
Jillian M. Kazley et al.Classifications in Brief: Garden Classification of Femoral Neck
Fractures. Clinical Orthopaedics and Related Research; 476 (2). 2018
Cont..
Stadium II  fraktur komplit, namun tidak terdapat pergeseran fragmen tulang

Kepala femur diposisi normal dan garis fraktur sulit diidentifikasi

Jillian M. Kazley et al.Classifications in Brief: Garden Classification of Femoral Neck


Fractures. Clinical Orthopaedics and Related Research; 476 (2). 2018
Cont..
Stadium III  fraktur komplit disertai pergeseran parsial

Kepala femur tampak menonjol keluar dari posisi normal dan trabekula tulang femur
tidak sejajar dengan tulang innominate. Hal ini terjadi karena dibagian proksimal masih
terdapat kontak antara leher femur dan tulang innominate yang tidak sejajar.
Jillian M. Kazley et al.Classifications in Brief: Garden Classification of Femoral Neck
Fractures. Clinical Orthopaedics and Related Research; 476 (2). 2018
Cont..
Stadium IV  fraktur komplit dengan pergeseran keseluruhan

Trabekula kepala femur sejajar dengan trabekula tulang innominata karena tidak ada lagi
kontak antara fragmen proksimal dan leher femur sehingga kepala femur tergantung di
dalam acetabulum.

Jillian M. Kazley et al.Classifications in Brief: Garden Classification of Femoral Neck


Fractures. Clinical Orthopaedics and Related Research; 476 (2). 2018
Deformitas

Bengkak MANIFESTASI KLINIS


Ekimosis

Spasme Otot

Tenderness

Nyeri

Kehilangan Sensorik

Pergerakan abnormal

Syok Hipovolemik

Krepitasi

Taha M, Audige L, Siegel G, Renner N. 2015, Factors predicting secondary displacement after non-
operative treatment of undisplaced femoral neck fractures, Arch Orthop Trauma Surg, vol. 135,
PEMERIKSAAN FISIK

look feel move


Look (Inspeksi):
 Deformitas: Deformitas dapat timbul dari tulang itu sendiri
atau penarikan dan kekakuan jaringan lunak.

Pada gambar bawah ini merupakan contoh pengamatan


sikap anggota gerak bawah yang terlihat memendek disertai
look rotasi eksterna.

Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical


Assessment and Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee
Brothers Medical, 2012. Hal: 17-21.
Feel (Palpasi):
 Nyeri tekan: Tanyakan pada pasien daerah mana yang terasa paling
sakit. Perhatikan ekspresi pasien sambal melakukan palpasi.

 Spasme otot: Hal ini bisa terlihat dan teraba dari daerah fraktur dan
pada gerakan sederhana

 Krepitasi: Krepitasi tulang dari gerakan pada daerah fraktur dapat

feel diraba

 Pemeriksaan kulit dan jaringan lunak di atasnya: Pada fraktur akut,


terapi tergantung pada keadaan jaringan lunak yang menutupinya.
Adanya blister atau pembengkakan merupakan kontraindikasi untuk
operasi implan.

 Neurovaskular distal: Kondisi neurovaskular distal harus diperiksa


karena fraktur apapun dapat menyebabkan gangguan neurovaskular.

Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical Assessment and
Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee Brothers Medical, 2012. Hal: 17-21.
Move (Gerakan):
move Sebagai skrining cepat, gerakan aktif dari seluruh anggota gerak
diuji pada penilaian awal. Pasien dengan fraktur mungkin
merasa sulit untuk bergerak dan fraktur harus dicurigai jika ada
yang nyeri yang menimbulkan keterbatasan. Manuver yang
memprovokasi nyeri sebaiknya tidak dilakukan.

Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical Assessment and
Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee Brothers Medical, 2012. Hal: 17-21.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi

Bone
X-ray CT SCAN MRI
scan/Skeletal
scintigraphy

Adam A, et al. 2013. diagnostic radiology essentials. Chrurchill livingstone


ELSEVIER.LONDON
FOTO RONTGEN
TULANG FEMUR
NORMAL

Moeller TB, and Reif E. 2010. pocket atlas of


radiographic anatomy. Georg thieme verleg.
Newyork
CONTOH KASUS
Laki-laki 85 tahun datang sadar mengeluh nyeri pada pinggul kanan setelah terjatuh dari tempat
tidur 1 hari SMRS. Pasien turun dari tempat tidur, kemudian terpeleset dan terjatuh ke sisi kanan
dengan pinggul kanan membentur lantai.
Riwayat tidak sadar (-), mual (-), muntah (-).

DIAGNOSIS
CF Right Neck Femur Garden Type IV

Dharmayudha CGD. Laporan kasus fraktur


colum femur. FK UNIV UDAYANA. 2018
Skeletal scintigraphy/bone scan Fracture collum Femur Sinistra

Xian, H, et al. A special superior cortex compressive fracture of femoral neck. Medicine. 2018. 97 (43)
CT Scan Fracture Collum Femur Sinistra

Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical Assessment and
Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee Brothers Medical, 2012. Hal: 17-21.
MRI Fracture Collum Femur dekstra MRI Fracture Collum Femur Sinistra

Rex, C. Examination of Patient withBone and Joint Injuries; Clinical Assessment and Examination in Orthopedics, 2nd Ed. Jaypee
Brothers Medical, 2012. Hal: 17-21.
penatalaksanaan

Indikasi:
KONSERVATIF
Fraktur nondisplaced pada pasien mampu memenuhi pembatasan weight
(NON OPERATIF)
bearing. Penanganan konservatif dapat dilakukan dengan skin traction dan
buck extension.

Fraktur terimpaksi dapat dibiarkan menyatu, tetapi selalu ada resiko


TERAPI terjadinya pergeseran pada fraktur-fraktur itu, sekalipun ditempat tidur, jadi
OPERATIF fiksasi internal lebih aman. Dua prinsip yang harus diikuti dalam melakukan
terapi operasi yaitu reduksi anatomi yang sempurna dan fiksasi internal yang
kaku.

Frassica, F dkk. Femoral Neck Fractures. 5-Minute Orthopaedic Consult, 2nd Ed.Lippincott Williams & Wilkins, 2007
TERAPI OPERATIF

Terapi operatif hampir sering dilakukan pada orang tua karena:


• Perlu reduksi yang akurat dan stabil
• Diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah
komplikasi

Metode awal yang menstabilkan fraktur adalah fiksasi internal dengan Smith Petersen Tripin Nail.
Fraktur dimanipulasi dengan meja khusus orthopedi. Kemudian fraktur difiksasi internal dengan
S.P. Nail dibawah pengawasan Radiologi.
Metode terbaru fiksasi internal adalah dengan menggunakan multiple compression screws.
Pada penderita dengan usia lanjut fraktur ditangani dengan cara memindahkan caput femur dan
menempatkannya denganmetal prosthesis, seperti prosthesis Austin Moore.

Frassica, F dkk. Femoral Neck Fractures. 5-Minute Orthopaedic Consult, 2nd Ed.Lippincott Williams & Wilkins, 2007
Tata Laksana Fracture Collum Femur dengan fiksasi internal dengan Smith Petersen Tripin Nail
Internal Fixation: compression screws
Tata Laksana Fracture
Collum Femur dengan
Protesis
Komplikasi

Delayed union : Perlambatan penyambungan tulang


Nonunion : Sama sekali tidak menyambung
Malunion : Penyambungan tidak sempurna
Nekrosis avaskular
osteoarthtritis
Osteporosis post trauma.

Skinner, H. Femoral Neck Fractures. Current Essentials Orthopedics.McGraw-Hill, 2008. Hal: 37.
PROGNOSIS Prognosis buruk jika terjadi pada pasien di atas 65 tahun,
stadium III dan IV, dan tidak dilakukan operasi.
Prognosis baik pada fraktur garden stadium I dan II.

Skinner, H. Femoral Neck Fractures. Current Essentials


Orthopedics.McGraw-Hill, 2008. Hal: 37.
Terimakasih 
This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai