Anda di halaman 1dari 29

HERNIA NUKLEUS

PULPOSUS
Pembimbing:
dr. Evo Elidar Harahap Sp.Rad (K)

Oleh:
Kukuh Bangsawan (20360083)
Wahyu andika (20360016)
Anatomi vetebrae

Servikal (7)

Thoracal (12)

Vertebrae Lumbal (5)

Sacral (5, menyatu


membentuk
sacrum)

Coccygeal (4, 3
yang bawah
biasanya
menyatu)
Corpus vertebra,
diskus intervertebralis

Anterior
Ditopang oleh
ligamentum
longitudinale anterior
dan posterior
Vertebrae
Pedikel, lamina,
kanalis vertebralis,
prosesus tranversus
dan spinosus
Posterior
Satu sama lain
dihubungkan oleh
sendi apofisial (fascet
joint)
Diskus intervertebral

• Menghubungkan corpus vertebra satu sama


lain dari servikal sampai lumbal/sakral.
• Paling tebal di daerah cervical dan lumbal →
tempat dimana banyak terjadi gerakan
columna vertebralis
• Fungsi: penyangga beban dan peredam
kejut (shock absorber)
Anulus fibrosus
Suatu gel yang viskus
terdiri dari proteoglycan
Diskus Intervertebralis (hyaloronic long chain)
yang mengandung kadar
air yang tinggi (80%)
Nukleus pulposus

Mempunyai sifat sangat


higroskopis
Definisi
• Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah
organ atau jaringan melalui lubang yang abnormal.

• Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang


terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian
tengah dari diskus intervertebralis.

• Hernia Nukleus Pulposus(HNP) merupakan suatu


gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus
sehingga nukleus pulposis menonjol (bulging) dan
menekan kearah kanalis spinalis
Etiologi

•Degenerasi diskus intervertebralis akibat pengaruh usia

•Trauma minor pada pasien tua dengan degenerasi

•Trauma berat atau terjatuh

•Mengangkat atau menarik benda berat


• HNP Grade 1 Protrusi diskus
intervertebralis: nukleus terlihat
menonjol ke satu arah tanpa kerusakan
anulus fibrosus
.
• HNP Grade 2 Prolaps diskus
intervertebral: nukleus berpindah, tetapi
masih dalam lingkaran anulus fibrosus.

• HNP Grade 3 Extrusi diskus


intervertebral: nukleus keluar dan anulus
fibrosus dan berada di bawah
ligamentum, longitudinalis posterior.

• HNP Grade 4 Sequestrasi diskus


intervertebral: nukleus telah menembus
ligamentum longitudinalis posterior
PATOFISIOLOGI

Perubahan degeneratif  ↓ protein polisakarida  ↓ kadar cairan


(proses penuaan) dalam diskus


Ruptur pada anulus  Menyebar ke annulus  Dehidrasi dan
dengan fibrosus kolaps
Stres relatof kecil

Nukleus pulposus
Pertahanan diskus ↓  mendorong ligamentum  HERNIASI
longitudinalis (protusi)
Trauma  Kompresi berat  Nukleus pulposus tertekan


Ruptur pada anulus dengan 
Mencari jalan keluar
Stres relatof kecil


Nukleus pulposus mendorong
Pertahanan diskus ↓ 
ligamentum longitudinalis (protusi)


HERNIASI
Gejala klinis
• Pada stadium awal gejala asimtomatik. Gejala klinis muncul ketika
nucleus pulposus menekan saraf.
• Gejala klinis yang paling sering adalah iskialgia (nyeri radikuler).
Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar dan berdenyut
menjalar sampai bawah lutut.
• Bila saraf sensoris kena maka akan memberikan gejala kesemutan
atau rasa baal sesuai dermatomnya.
• Bila mengenai conus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan
miksi, defekasi dan disfungsi seksual.
• Nyeri yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri
radikuler) dan kelemahan otot sesuai dengan miotom yang terkena.
Pemeriksaan neurologis

• Untuk memastikan bahwa nyeri yang timbul termasuk dalam gangguan


saraf.
• Meliputi pemeriksaan sensoris, motorik, reflex.
a. Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada
gangguan sensoris, dengan mengetahui dermatom mana yang terkena
akan dapat diketahui radiks mana yang terganggu.
b. Pemeriksaan motorik, apakah ada tanda paresis, atropi otot.
c. Pemeeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang,
misal APR menurun atau menghilang berarti menunjukkan segmen S1
terganggu
Pemeriksaan neurologis

Pemeriksaan ROM ini memperkirakan


derajat nyeri, function laesa, atau untuk
memeriksa ada/ tidaknya penyebaran rasa
nyeri.
Straight Leg Raise (Laseque) Test:

Pasien tidur dalam posisi supinasi dan pemeriksa


memfleksikan panggul secara pasif, dengan lutut dari
tungkai terekstensi maksimal. Tes ini positif bila timbul rasa
nyeri pada saat mengangkat kaki dengan lurus,
menandakan ada kompresi dari akar saraf lumbar.
Knee-Jerk Reflex

Dilakukan pengetukan pada tendon


lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada
lutut, hal ini mengindikasikan adanya
jebakan nervus di tingkat kolumna
vertebra L2-L3-L4
Ankle Jerk Reflex

• Dilakukan pengetukan pada tendon


Achilles. Jika tidak terjadi dorsofleksi pada
kaki, hal ini mengindikasikan adanya
jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra
L5-S1
01

02

03

Gambaran 04

radiologi 05

06

Let's Get Started


Foto Polos Vertebra

• Foto polos : bertujuan untuk melihat


adana penyempitan diskus,penyakit
degeneratif,kelainan bawaan dan vertebra
yang tidak stabil.
Myelografi

• injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam columna spinalis.


• untuk mengevaluasi ruang subarachnoid.
• Gambaran yang khas:
- terlihat adanya identasi pada kolom zat kontras di diskus yang
mengalami herniasi
- HNP yang besar dapat menyebabkan blockade total kanalis spinalis
sehingga sering dicurigai sebagai tumor
Herniasi diskus L5-S1 yang terdeteksi dengan tanda
tidak langsung menggunakan myelografi lumbosakral.
A. Proyeksi tegak lurus obliq memperlihatkan filling
defects pada S1 kiri (tanda panah putih), yang
memberi kesan adanya kompresi serabut saraf
akibat herniasi posterolateral kiri diskus. Serabut
saraf S1 kanan terisi kontras dengan normal
(tanda panah hitam).
B. Kompresi halus dari dinding anterior dural sac
akibat material diskus yang tidak pada tempatnya
(tanda panah kecil), yang diperlihatkan pada
proyeksi tegak lurus lateral. Tanda ini biasanya
tidak terlihat jika terdapat banyak lemak dan
struktur vena pada ruang epidural anterior.
MRI
• Gold standard diagnosis HNP karena dapat
melihat struktur columna vertebra dengan jelas
dan mengidentifikasi letak herniasi.

• Pada MRI dapat terlihat gambaran bulging


diskus (annulus intak), herniasi diskus (annulus
robek), dan dapat mendeteksi dengan baik
adanya kompresi akar-akar saraf atau medula
spinalis oleh fragmen diskus.
CT Scan

• alternatif dari MRI


• dapat menunjukkan struktur tulang dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat
menunjukkan dengan jelas proses herniasi.
• CT scan juga dapat dilakukan bersamaan dengan myelografi atau disebut dengan
pemeriksaan CT myelografi, yaitu dengan memasukkan suatu zat kontras sehingga
dapat melihat dengan lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus
• CT scan memperlihatkan herniasi diskus L4-L5 ke
arah sentral posterior kanan , dengan avulsi
fragmen tulang dari cincin epifisis dan bagian yang
berdekatan dengan superior end plate L5.
Osteosklerosis reaktif terlihat di sekitar defek
corpus vertebrae (tanda panah), memberikan
kesan lesi yang kronis.
01

02

03

PENATALAKSANAAN 04

05

06

Let's Get Started


Terapi fisik pasif
Terapi fisik pasif biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah akut, misalnya:

• Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin ini merupakan modalitas yang mudah dilakukan. Untuk mengurangi
spasme otot dan inflamasi.’

• Iontophoresis
Merupakan metode pemberian steroid melalui kulit. Steroid tersebut menimbulkan efek anti
inflamasi pada daerah yang menyebabkan nyeri. Modalitas ini terutama efektif dalam
mengurangi serangan nyeri akut.
• Unit TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator)
Sebuah unit transcutaneous electrical nerve stimulator (TENS) menggunakan
stimulasi listrik untuk mengurangi sensasi nyeri punggung bawah dengan
mengganggu impuls nyeri yang dikirimkan ke otak

• Ultrasound
Ultrasound merupakan suatu bentuk penghangatan di lapisan dalam dengan
menggunakan gelombang suara pada kulit yang menembus sampai jaringan lunak
dibawahnya. Ultrasound terutama berguna dalam menghilangkan serangan nyeri akut
dan dapat mendorong terjadinya penyembuhan jaringan.
Terapi Farmakologis

 Analgetik dan NSAID ( Non Steroid Anti Inflamation Drug)


obat ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi
sehingga mempercepat kesembuhan. Contoh analgetik : paracetamol, Aspirin
Tramadol. NSAID : Ibuprofen, Natrium diklofenak, Etodolak, Selekoksib.

 Obat pelemas otot (muscle relaxant)


bermanfaat bila penyebab NPB adalah spasme otot. Efek terapinya tidak
sekuat NSAID, seringkali di kombinasi denganNSAID. Sekitar 30% memberikan
efek samping mengantuk. Contoh Tinazidin, Esperidone dan Carisoprodol.
 Opioid
Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa yang jauh lebih
aman. Pemakaian jangka panjang bisa menimbulkan toleransi dan
ketergantungan obat.

 kortikosteroid oral
Pemakaian kortikosteroid oral masih kontroversi. Dipakai pada kasus HNP yang
berat dan mengurangi inflamasi jaringan.
01

02

03

Thanks! 04

05

06

Anda mungkin juga menyukai