Anda di halaman 1dari 18

LESI MENISCUS

MEDIAL LATERAL
z

Brayen Mandey Samatara C014191018


z
ANATOMI
ANATOMI

• Suatu jaringan fibrokartilago berbentuk huruf C berpasangan


z VASKULARISASI
z
ETIOLOGI

 Non-Trauma: pada orang dewasa yang lebih tua, dapat


disebabkan oleh penuaan atau degenerative.
 Trauma: umumnya terjadi pada orang muda dan berhubungan
dengan kegiatan olahraga (sepakbola, basket, dan baseball).

 Mekanisme injuri dari cedera meniskus karena trauma biasanya


berhubungan dengan gerakan lutut yang melakukan gaya
twisting, hiperekstensi, atau akibat adanya kekuatan yang
begitu besar.
z KLASIFIKASI

Berdasarkan bentuk robekannya:


 Vertikal – longitudinal (bucket handle),
 Flat/oblique
 Vertikal radial/transverse,
 Horisontal
 Kompleks (degeneratif)
z
KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi:
 Cedera meniskus bagian perifer (daerah vaskular)
 Cedera meniskus bagian dalam (daerah avaskular)
z
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Gejala Klinis:
 Pada anamnesis terdapat riwayat trauma dan pembengkakan
pada lutut terjadi segera setelah trauma, bengkak biasanya
terjadi setelah 24 jam
 Gejala biasanya memburuk ketika pasien melakukan gerakan
fleksi pada lutut dan mendapatkan beban pada sendi lutut, dan
pada saat aktivitas seperti jongkok dan berlutut.
z
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Gejala Klinis:
Cedera Meniscus Medial
 Keluhan berupa pembengkakan ringan dan rasa nyeri pada sendi lutut.
Pada keadaan akut, penting untuk diketahui apakah gangguan ekstensi
penuh yang dialami terjadi pada saat cedera terjadi locking knee (40%)
akibat fragmen yang mengalami displasi atau hari berikutnya setelah
cedera terjadi (pseudolocking akibat harmstring spasm)
 Dalam kondisi kronis, rekuren locking biasanya sering terjadi. Bila tidak,
gejala yang timbul dapat berupa slipping atau catching pada garis sendi.
z
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Gejala Klinis:
Cedera Meniscus Lateral
 Keluhan yang dialami pasien hampir sama dengan cedera yang terjadi
meniskus medialis. Namun, terkadang rasa nyeri yang dirasakan lebih
hebat, dan menimbulkan gejala mekanik yang lebih sedikit dibandingkan
dengan robekan pada meniskus medialis.
z
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisis
Inspeksi
 Melihat cara berjalan pasien
 Inspeksi pada lutut juga harus menilai kulit dan tonus otot

Kelainan kulit seperti abrasi, laserasi, ekimosis, dan eritema


Kontur otot diatas lutut, terutama atrofi quadricep
z
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisis
Palpasi
Palpasi pada sendi lutut sebaiknya dilakukan pasien berbaring dalam
posisi supinasi pada meja pemeriksaan untuk memberikan range of motion
penuh
Palpasi bagian anterior, lateral, medial, dan posterior lutut
z
Pemeriksaan Khusus

 Tes McMuray
Pasien berbaring, tungkai yang cedera difleksikan 90º.
Pemeriksa meletakkan salah satu tangan pemeriksa pada kaki
(telapak kaki) pasien dan tangan yang satunya diatas ujung lutut,
jari-jari menyentuh garis sendi bagian medial. Pergelangan
tangan melakukan gerakan seperti menuliskan lingkaran kecil
dan menarik tungkai ke dalam posisi ekstensi. Pada saat
dilakukan, tangan pada lutut merasa ada respon bunyi “klik”.
Meniscus medial yang robek dapat dideteksi pada saat tungkai
bawah diputar secara eksternal sedangkan rotasi
internalmemberikan deteksi dari lateral yang robek
z
Pemeriksaan Khusus

 Tes Apley
Tubuh pasien dalam posisi pronasi. Dengan menahan paha pasien,tungkai bawah
pasien distraksikan sambil eksorotasi dan internal rotasi. Tes ini untuk membedakan
robekan ligament kolateral dari robeknya kapsul dan meniskus. Jika muncul nyeri saat
traksi dan rotasi, menunjukkan adanya robekan ligament atau kapsul. Jika tidak ada
nyeri, maka kemungkinan adanya robekan meniscus
z
Pemeriksaan Khusus

 Test Thessaly
Sendi lutut yang dilakukan pemeriksaan lakukan fleksi 20
derajat dan kaki terletak di lantai, pasien memakai kaki
tersebut sebagai tumpuan sembari dibantu menyesuaikan
keseimbangan oleh pemeriksa.
Pasien instruksikan untuk memutar badannya ke satu arah
dan kemudian yang berlawanan sebanyak 3 kali sembari
memfleksikan kakinya pada 20 derajat.
Pasien dengan cedera meniskus medial atau lateral akan
merasakan nyeri pada sendi serta sensasi sendi terkunci
(locking)
z
Pemeriksaan Khusus

 Steinmann test
Steimann test dilakukan untuk membedakan
apakah robekan pada meniscus atau ligamen
krusiatum (+) bila nyeri tekan berpindah letak
saat posisi lutut (ROM) berubah
z

Pemeriksaan Penunjang

 Foto polos genu


 MRI
Kista parameniskus pada MRI merupakan
gambaran umum yang ditemui ketika terdapat
robekan pada meniskus
z
TATALAKSANA
 Non Operatif

RICE (rest, ice compression, elevation, and NSAID)

Rehabilitasi dilakukan pada cedera meniskus untuk mengurangi nyeri, latihan ROM secara penuh, dan latihan
penguatan otot – otot lutut

 Operatif

Direkomendasikan untuk pasien yang memiliki keluhan nyeri secara menetap, usia muda dengan aktivitas
yang aktif (atlet), ada keluhan locking knee, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda – tanda dari
robekan meniscus:

Menisektomi total

Menisektomi parsial (sebagian)

Repair (penjahitan) meniskus

Transplantasi meniskus
z

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai