Eritroskuamosa
( Psoriasis Vulgaris, Dermatitis Seboroik, Ptiriasis Rosea, Parapsoriasis)
Disangka autoimun
Pembentukan epidermis ( turn over time ) dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan
N 27 hari
Faktor genetik dominan
Faktor psikis
Infeksi fokal
Gejala Klinis
Gatal ringan
Predileksi :
kulit kepala
perbatasan kulit kepala dan wajah / muka
ekstensor ekstremitas terutama siku,
lutut, lumbosakral
Predileksi
Kelainan kulit berupa:
a) Bercak eritem yang meninggi (plak)
b) Eritema berbatas tegas dan merata.
c) Skuama berlapis, kasar, berwarna putih seperti mika
Skuama yang berubah warna menjadi putih pada goresan --> disebabkan
berubahnya indeks bias
Cara menggores dengan pinggir gelas alas
Fenomena Auspitz
Tampak serum atau darah berbintik-bintik disebabkan papilomatosis
Skuama berlapis-lapis dikerok dengan pinggir gelas alas. Setelah skuama
habis, pengerokan harus perlahan-lahan. Jika terlalu dalam : perdarahan
yang merata
Fenomena Köbner
Trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya : garukan, dapat
menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis
Komplikasi psoriasis
Sifilis stadium II
Dermatitis seboroik
Dermatofitosis psoriasis stadium penyembuhan
Sifilis sekunder
Dermatofitosis
Dermatitis seboroik
Pengobatan Topikal
1. Preparat ter
efek : antiradang
asal : fosil iktiol
kayu oleum kadini dan oleum
ruski
batubara liantral, LCD
Psoriasis menahun ter dari batubara
Psoriasis akut ter dari kayu
Konsentrasi 2-5%
Ditambah asam salisilat 3-5% meningkatkan penetrasi
2. Kortikosteroid golongan potent
3. Ditranol (antralin)
4. Pengobatan penyinaran
Sinar UV menghambat mitosis
** UVA + Psoralen
** UVA + Psoralen ter Goeckman
5. Calcipotriol
6. Sintetik vitamin D salap/krim
Pengobatan sistemik
2.Etretinat (Tigason)
3.Siklosporin : efek imunosupresif 6 mg/KgBB
Gambar Psoriasis
DERMATITIS
SEBOROIK
DEFINISI
Puncaknya mengenai :
• infantil (usia 3 minggu)
• usia 40-70an
Psoriasis
Tinea kapitis
Kandidosis
Telinga : otomikosis & otitis eksterna
Psoriasis Vulgaris
Psoriasis vulgaris
Tinea capitis
Tinea capitis
Tinea capitis
Kandidiasis intertriginosa
Diaper rash
HISTOPATOLOGI
tujuan :
Menghilangkan skuama dan krusta
Menghambat kolonisasi Jamur
Mengontrol infeksi sekunder
Reduksi eritema dan pruritus
BAYI
Scalp:
menghilangkan krusta dengan asam salisilat 3% dalam
minyak zaitun
kompres minyak zaitun hangat, kortikosteroid potensi
rendah dalam krim/ losion (hidrocortison)
antifungal topikal (ketokonazol) dalam bentuk shampoo
gunakan sampo bayi yang ringan, rawat kulit dengan
emolien, krim, dan pasta yang lembut
Area Intertriginosa:
Clioquinol 0,2-0,5% dalam zinc lotion atau zinc oil
Candidiasis: Losion nystatin atau amphotericin B dalam
pasta yang ringan.
Preparat imidazole dalam pasta, krim, atau losion
DEWASA
Scalp:
Shampoo: selenium sulfida 1-2,5%, Ketoconazol 2%,
Zinc pyrithion, benzoil peroksida, asam salisilat,
preparat ter
Untuk menghilangkan krusta dan skuama:
kortikosteroid atau asamsalisilat pada malam hari
Hindari: tinktura, solusion alkohol, hair tonics,
produk lain
Wajah dan badan:
Hindari salep berminyak, penggunaan sabun, solusion
alkoholik, losion setelah bercukur
Kortikosteroid potensi ringan
PITYRIASIS AMANTACEA
Hialangkan skuama dengan salap berisi preparat tar atau
asam salisilat
Shampoo: imidazole
Kortikosteroid topikal poten scalp cream/liquids
Kortikosteroid sistemik: prednisolone 0,5 mg/kgBB/hari~
1 minggu
Pengobatannya sulit dan sering relaps
ANTIFUNGAL
Topikal: Ketokonazol 2% krim
Oral: Ketokonazol, Itrakonazol, Terbinafin
Hanya untuk kasus yang berat atau sulit
disembuhkan
LITHIUM
Lithium succinat & Lithium glukonat
CALCINEURIN INHIBITOR
Topikal tacrolimus dan Pimecrolimus
ANALOG VITAMIN D3
Calcipotriol krim atau losion
Calcitriol oint
Tacalcitol oint
ISOTRETINOIN
Oral: 0,05-0,1 mg/kgBB/hr bbrp bulan utk
kasus yang sulit disembuhkan
FOTOTERAPI
NB UVB
Psoralen + UVA utk bentuk eritroderma
Pada telinga :
Hidrocortison 2,5%, kemudian dilanjutkan solusio
alumunium asetat, 1-2 x sehari
Blefaritis Seboroik
- Kompres hangat, debridemen ringan dengan
shampoo bayi
- Dengan antibiotika topikal
PITYRIASIS ROSEA
PENDAHULUAN
• Pertama kali digunakan oleh Gibert 1860
• Rosea – merah muda
Pityriasis – skuama
• Pityriasis Rosea (PR) merupakan erupsi
papuloskuamous yang umumnya akut, bisa
sembuh sendiri.
• Asimptomatik
Lesi
sering diawali sebagai plak tunggal oval
dengan skuama halus di badan (herald patch)
Ukuran : 2-4 cm
Beberapahari – minggu lesi menyebar,
ukurannya lebih kecil, susunannya sejajar costa
(Christmas tree)
EPIDEMIOLOGI
• P>L
• Umunya pada usia 10 – 35 tahun
• Jarang pada anak-anak <2thn dan orang tua
>65 thn
• Jarang terjadi kekambuhan
ETIOPATOGENESIS
Tes serologis
Pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH 10%
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Sifilis sekunder
• Tinea corporis
• Numular dermatitis
• Psoriasis guttata
• PR-like drug eruption
Sifilis sekunder
Dermatitis Numular
Tinea Corporis Incognito
Psoriasis guttate
Drug Eruption
KOMPLIKASI
Baik
Dapat sembuh sendiri
Rekurensi mungkin saja terjadi tapi jarang
PARAPSORIASIS
Definisi
♂ >> ♀
Dapat pada semua ras,
kelompok dan wilayah
geografis.
Klasifikasi
Large plaque parapsoriasis (LPP)
Asimptomatik
Paling sering pada badan
Lesinya bulat monomorfik atau makula eritematous berbentuk oval,
Ukuran diameter rata - rata 2,5-5 cm
Skuama tipis
Dermatosis digitate : lesi yang kekuningan, mengikuti garis kulit, seperti sidik
jari,
SPP
Dermatosis Digitate
Large plaque parapsoriasis
Retiform variant
Pemeriksaan Penunjang
SPP LPP
Histologis : spongiotik ringan Histologis : akantotik ringan dan
dengan fokal area hiperkeratotik dengan parakeratosis
hiperkeratosis, parakeratosis, pada lapisan epidermis. Infiltrat
skuama, dan eksositosis limfositik dermal