Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI KASUS

Dermatitis Seboroik

Oleh :
Azalia Mentari Ramadhana
(1710029010)

Pembimbing:
dr. M. Darwis Toena, Sp.KK, FINSDV, FAADV

Bagian Ilmu Penyakit Kulit


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2019
ABSTRAK

Dermatitis seboroik (DS) merupakan penyakit eritroskuamosa kronis. Keadaan ini ditandai oleh kelainan

kulit di area tubuh dengan banyak folikel sebasea dan kelenjar sebasea aktif, yaitu daerah wajah, kepala,

telinga, badan bagian atas dan lipatan tubuh (inguinal, inframamae dan aksila). Pada laporan kasus berikut

dipaparkan seorang pasien dengan usia 40 yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD A.M.

Parikesit Tenggarong dengan keluhan gatal-gatal dan ruam merah di wajah dan kulit kepala. Setelah

melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis dematitis seboroik dengan

penatalaksanaan yang diberikan mulai dari non medikamentosa dengan edukasi dan medikamentosa obat

minum berupa metilprednisolon, cetirizin, dan itrakonazol dan juga obat salep berupa momethasone furote

cream.

 
Kata Kunci :

Dermatitis kronis, eritroskuamosa


ABSTRACT

Seborrheic dermatitis is a chronic eritrosquamous disease. This disease characterized with over
actived sebaceous glands and follicles in several places such as face, scalp, ears, trunk, and creases
(inguinal, inframammae, and axillary). In this study, we report a 40-years old man in Parikesit
Hospital's outpatient care in Tenggarong who were presented with pruritic red rash on his face and
scalp. The patient went under history taking and physical examination, and was diagnosed with
seborrheic dermatitis. He was treated with metilprednisolon, cetirizine, and itrakonazol oral and
topical agents with momethason furote cream and was given educational information about his
disease.

Key words :
chronic dermatitis, eritrosquamous
BAB 1 PENDAHULUAN

 Dermatitis seboroik (DS) merupakan penyakit eritroskuamosa kronis

 Ditemukan pada usia anak dan dewasa.

 Ditandai oleh kelainan kulit di area tubuh dengan banyak folikel sebasea dan kelenjar sebasea aktif, yaitu daerah wajah,
kepala, telinga, badan bagian atas dan lipatan tubuh (inguinal, inframamae dan aksila). Dapat juga mengenai daerah
interskapular, umbilikus, perineum, dan anogenital

 DS dapat ditekan namun tidak dapat sembuh secara permanen


BAB 2 LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki berumur 40 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD A.M Parikesit Tenggarong
pada tanggal 27 Mei 2019 dengan dapatkan keluhan berupa gatal gatal dan ruam merah pada wajah dan kulit kepala
sejak 2 bulan terakhir. Gatal gatal dirasa semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu dan ruam merah pada wajah
dan kulit kepala semakin membesar. Pasien mengatakan sebelumnya sudah menggunakan salep betamethasone tanpa
resep dokter, tetapi gatal masih dirasa dan pada wajah mengelupas dan sering digaruk pasien. Keluhan ketombe pada
kepala juga dirasakan pasien sudah sejak lama. Pasien mengaku sehari-hari menggunakan sampo dove dan ketombe
tidak mau hilang. Pasien mengatakan pekerjaannya sebagai petani sering membuat pasien kelelahan setiap harinya.
Pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya dan tidak ada riwayat kontak dengan
suatu bahan sebelum keluhan muncul. Pasien tidak pernah memiliki keluhan yang sama sebelumnya. Pasien juga
tidak memiliki riwayat penyakit immunocompromised. Riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, alergi disangkal,
serta tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sehat
• Kesadaran : Composmentis / GCS
E4V5M6
Tanda Vital
• Frekuensi nadi : 78 x/menit reguler kuat angkat
• Frekuensi napas: 19 x/menit
• Temperatur : 36,5

Status Dermatologis
• Lokasi : Regio capitis & regio facialis
• Efloresensi : Makula eritema multipel,
sirkumsrip, lentikular, berkonfluens disertai papul-
papul milier dengan skuama, erosi dan ekskoriasi
(regio capitis) dan makula eritema multiple
disertai skuama dan krusta (regio facialis)
BAB 3 PEMBAHASAN

Sesuai dengan dermatitis seboroik bahwa

- Pasien berumur 40 tahun

- Diawali keluhan ketombe yg tidak pernah hilang

Berdasarkan anamnesis dan - Keluhan kulit dirasakan pada wajah dan kulit
pemeriksaan fisik kepala

- Makula eritema multipel, sirkumsrip, lentikular,


berkonfluens disertai papul-papul milier dengan
skuama, erosi dan ekskoriasi pada regio capitis dan
makula eritema multiple disertai skuama dan krusta
pada regio facialis
• Gambaran khas dermatitis seboroik adalah eritema dengan warna kemerahan dan ditutupi dengan
sisik berminyak besar yang dapat dilepaskan dengan mudah. Pada kulit kepala, lesi dapat bervariasi
dari sisik kering (ketombe) sampai sisik berminyak dengan eritema. Pada wajah, penyakit ini sering
mengenai bagian medial alis, yaitu glabella, lipatan nasolabial, concha dari daun telinga, dan
daerah retroauricular. Lesi dapat bervariasi dalam tingkat keparahan eritema sampai sisik halus.

• Pada kasus yang sulit dapat dilakukan pemeriksaan histopatologi. Kultur jamur dan
kerokan kulit dengan KOH amat bermanfaat untuk menyingkirkan tinea kapitis maupun
infeksi yang disebabkan kuman lainnya.
Terapi medikamentosa pasien ini diberikan

 Pengobatan topikal dengan Momethasone Furoate cream dioles 2 kali sehari pada lesi kemerahan di wajah
untuk mengurangi reaksi inflamasi pada pasien.

 Sampo Ketomed scalp solusio yang mengandung ketokonazol 2% sebagai anti jamur untuk ketombe yang
pasien rasakan. Pertumbuhan jamur dapat dikurangi dengan shampoo kepala yang mengandung anti malazessia.

 Pengobatan sistemik untuk mengurangi keluhan gatalnya dengan menggunakan Cetirizine 1x10 mg

 Metilprednisolon 2x8 mg sebagai antiinflamasi untuk peradangan pada lesi.

 Diberikan juga itrakonazol kaps 2x1 sebagai antijamur per oral.


Terapi non-medikamentosa

 Pasien diedukasi bahwa penyakit ini cenderung kronis dan merupakan penyakit berulang, dengan demikian, pasien harus
diberitahu bahwa tujuannya pengobatan adalah mengontrol daripada menyembuhkan penyakit.

 Pasien juga diberitaukan bahwa pengobatan tidak menyembuhkan secara permanen sehingga terapi dilakukan berulang
saat gejala timbul. Faktor predisposisi hendaknya diperhatikan, misalnya stess emosional dan kurang tidur. Mengenai
diet, dianjurkan rendah lemak, kurangi konsumsi gula, dan banyak mengkonsumsi sayuran.

 Kebersihan kulit kepala yang tepat merupakan hal utama dalam mengobati dermatitis seboroik.
Prognosis
Prognosis pada pasien ini bergantung pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan, secara
keseluruhan pengobatan yang tepat dapat memberikan perbaikan dan kadang menghilangkan
dermatosis yang disebabkan oleh DS, namun tidak ada pengobatan yang permanen dan keluhan
cenderung datang kembali saat pengobatan dihentikan.
BAB 4 PENUTUP

Kesimpulan

• Telah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, dan penatalaksanaan pada pasien dengan identitas Tn. SA dengan
usia 40 tahun yang datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD A.M. Parikesit Tenggarong dengan keluhan gatal-gatal dan
ruam merah di wajah dan kulit kepala. Setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis dematitis
seboroik dengan penatalaksanaan yang diberikan mulai dari non medikamentosa dengan edukasi dan medikamentosa seperti
obat minum berupa metilprednisolon, cetirizin, dan itrakonazol dan juga obat salep berupa momethasone furote cream.

Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembimbing/konsulen dan rekan sejawat sekalian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai