Anda di halaman 1dari 13

MODUL ORGAN KPMS DERMATITIS SEBOROIK KELOMPOK 3

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti 2009

BAB I PENDAHULUAN Dermatitis seboroik merupakan penyakit inflamasi kronik yang mengenai daerah kepala dan badan dimana terdapat glandula sebasea. Prevalensi dermatitis seboroik sebanyak 1-5% populasi. Lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Penyakit ini dapat mengenai bayi sampai dengan orang dewasa. Umumnya pada bayi terjadi pada usia 3 bulan sedangkan pada orang dewasa pada usia 30 sampai 60 tahun. Dermatitis seboroik dan pityriasis kapitis sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dewasa muda. Berdasarkan hasil survey pada anak-anak yang mencakup semua umur didapatkan prevalensi dermatitis seboroik adalah 10% pada anak laki-laki dan 9,5% pada anak perempuan. Prevalensi tertinggi pada anak usia 3 bulan, semakin bertambah umur anaknya prevalensinya semakin berkurang. Sebagian besar anak-anak ini menderita dermatitis seboroik ringan.

BAB II KASUS

Seorang mahasiswi 18 tahun berambut panjang mengeluh gatal-gatal di wajah berupa kemerahan di lipat hidung dan pipi juga kedua alis dan kadang-kadang belakang telinga juga terasa gatal. Rambut sering rontok dan kulit kepala gatal-gatal dan bersisik, ybs sering cuci rambut dengan shampo yang mereknya berganti-ganti dan juga sering melakukan creambath disaon 2 minggu sekali. Keluhan ini terutama timbul apabila ybs sedang menghadapi ujian.

BAB III PEMBAHASAN KASUS

ANALISIS KASUS Predileksi gatal-gatal pada area seboroik yaitu yang banyak mengandung kelenjar sebasea kepala (scalp, belakang telinga), muka(alis mata, lipatan nasolabial, pipi). Rambut sering rontok dan kulit kepala gatal-gatal dan bersisik pada dermatitis seboroik ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus, mulai sebagai bercak kecil kemudian mengenai seluruh kepala dengan skuama yang halus dan kasar. Kelainan ini disebut pitiriasis sika (ketombe/ dandruff). Bentuk yang beminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta tebal. Rambut pada tempat ini enderung rontok, mulai dari bagian verteks dan frontal. Faktor pencetus dermatitis seboroik : stress fisik/ psikis, terpapar bahan kimia dan obat-obatan seperti auranovin, cimetidine, griseofulvin, dll), infeksi. Faktor prediposisi dermatitis seboroik : defisiensi imun, hormonal, neurogenik (parkinson, cerebral palsi), herediter.

DIAGNOSIS KERJA Adalah Dermatitis Seboroik dengan alasan: Predileksi pada area seboroik. Gejala klinis berupa eritema, skuama berminyak dan agak kekuningan.

DIAGNOSIS BANDING DERMATITIS SEBOROIK OTOMIKOSIS Otomikosis merupakan infeksi jamur kronik atau subakut pada liang telinga luar dan lubang telinga luar, yang ditandai dengan inflamasi eksudatif dan gatal. Dari kelainan tersebut dapat dibiak jamur dan bakteri. Etiologi pada otomikosis ini adalah jamur kontamitan seperti Aspergilus, Penisilium, dan Mukor. Otomikosis sering terdapat pada daerah panas dan lembab seperti Indonesia. Infeksi terjadi secara kontak langsung. Jadi panas dan lembab yang berlebihan merupakan factor pencetus. Penderita biasanya mengeluh rasa penuh dan gatal pada telinga. Liang telinga merah, sembab dan banyak krusta selain itu terdapat juga inflamasi pada permukaan kulit. Untuk membedakannya dengan dermatitis seboroik dapat dilakukan pemerikasaan kerokan kulit dan kotoran telinga. Pada sediaan langsung dengan KOH 20% akan terlihat hifa tanpa spora, sedangkan biakan pada agar Sabouraud didapatkan koloni jamur penyebab. DERMATITIS KONTAK ALERGI Jumlah penderita DKA sedikit, karena hanya mengenai orang yang keadaankulitnya sangat peka (hipersensitif). Jumlahnya semakin bertambah dengan bertambahnya jumlah produk yang mengandung bahan kimia yang dipakai pada masyarakat. Pada pasien ini, kemungkinan terjadi DKA juga besar sebab dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sering bergonta-ganti merek shampoo dan sering creambath di salon. Kemungkinan pasien ini alergi tehadap bahan kimia yang terkandung dalam produk tersebut. Etiologi: Penyebab pada DKA sendiri adalah berupa bahan-bahan kimia sederhana denga berat molekul yang rendah yang bersifat lipofilik, sangat reaktif, dapat menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya. Berbagai factor yang berhubungan sehingga menyebabkan DKA adalah potensi sensitisasi allergen, dosis per unit area, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu, dan kelembaban lingkungan. Adapun beberapa factor individu yang berpengaruh antara lain : keadaan kulit pada lokasi kontak, status imunologik (sedang sakit, terpajan sinar UV)

Gejala klinis: Keluhan yang umum adalah rasa gatal. Kelainan kulit lainnya tergantung keparahan dan lokalisasinya. Pada keadaan akut terdapat bercak eritomatous berbatas tegas jelas, diikuti edema, vesikel, atau bula. Pada keadaan kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenisasi, fisur dan batas tidak tegas. DKA dapat meluas ke temapat lain, misalnya dengan cara autosensitisasi. PSORIASIS Berbeda dengan D.S. karena terdapat skuama-skuama yang berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz. Jika psoriasis mengenai scalp sukar dibedakan dengan D.S. Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih seperti mika, kelainan kulit juga pada perbatasan wajah dan scalp dan tempat-tempat lain sesuai dengan tempat predileksinya. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih karena goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis. Cara mengerjakannya demikian: skuama yang berlapis-lapis dikerok, misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahanlahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. TINEA KAPITIS Ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan, alopesia, dan kadang-kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat, yang disebut kerion. Eritema lebih menonjol di pinggir dan pinggirnya lebih aktif dibandingkan tengahnya (central healing) Pemeriksaan langsung sediaan basah untuk menyingkirkan diagnosis banding. Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH yang dipakai adalah 10%. Untuk melihat elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna misalnya tinta parker superchroom blue black. Dapat juga

dilakukan pembiakan dengan medium agar dekstrosa Sabouroud. Dapat ditemukan hifa pada pemeriksaan ini. ANAMNESIS TAMBAHAN Riwayat penyakit sekarang - Gatal-gatalnya di mana saja? -Gatal-gatalnya seperti apa? -Gatal-gatalnya munculnya kapan saja? -Gatal-gatalnya menggangu apa tidak? -Apakah disertai rasa panas atau tidak? -Warna kemerahannya mengaggu apa tidak? -Rambutnya rontoknya banyak-atau tidak? Riwayat penyakit dahulu -Apakah pernah mengalami hal serupa sebelumnya? -Apakah perkembangan penyakitnya cepat? -Sejak kapan gatal-gatalnya dirasakan? -Sejak kapan kemerahannya muncul? -Sejak kapan muncul rambut rontoknya? -Sejak kapan muncul sisiknya? -Apakah ada riwayat alergi? Riwayat Keluarga -Apakah ada keluarga yang mengalami hal yang sama?

Riwayat Medikamentosa - Apakah sudah pernah diobati? -Konsumsi obat apa yang sudah di gunakan? -Sudah berapa lama memakai obat itu? Riwayat Pekerjaan -Pekerjaan di rumah apa aja? -Pekerjaan apa yang sering di lakukan di kampus? Riwayat Kebiasaan -Apakah hobinya? -Apakah merokok atau tidak? -Apakah kebersihan makanan, air mandi, tempat tinggal terjaga? TERAPI

PROGNOSIS Baik, jika faktor-faktor pencetus dapat dihilangkan. Pada kasus yang mempunyai faktor konstitusi(herediter), penyakit ini sulit disembuhkan , meskipun terkontrol. Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

DERMATITIS SEBOROIK DEFINISI Dermatitis seboroik (D.S.) adalah penyakit kulit dengan peradangan superficialis kronis dengan predileksi pada area seboroik yang remisi dan ekseserbasi.Area seboroikyaitu bagian badan yang banyak kelenjar sebasea (kelenjar lemak) yaitu kepala (scalp,telinga,saluran telinga,belakang telinga,leher), muka (alis mata,kelopak mata,glabella,lipatan nasolabial,bibir, kumis,pipi, hidung, janggut/dagu), badan atas (daerah presternum,interskapula,areolae mamae), perlipatan-perlipatan (ketiak,perlipatan bawah mamae,perlipatan paha,daerah anogenital,dan perlipatan pantat). ETIOPATOLOGI Faktor pencetus + factor predisposisi Status seboroik

Produksi sebum meningkat

Pityrosporum Ovale

aktivasi sel Limfosit T dan sel Langerhans reaksi inflamasi

GEJALA KLINIS Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan,batasnya agak kurang tegas. D.S. yang ringan hanya mengenai kulit kepala berupa skuama-skuama yang halus ,mulsi sebagai becak kecil yang kemudian mengenai seluruh kulit kepala denga skuamaskuama yang halus dan kasar yang disebut pitiriasis sika (keto,be,dandruff).bentuk yang berminyak disebut pitiriasis steatoides yang dapat disertai eritema dan krusta-krusta yang tebal.rambut pada daerah tetrsebut cenderung rontok dan penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.Bentuk yang berat ditandai denganadanya bercak-bercak yang berskuama dan berminyak disertai eksudasi dan krusta tebal.sering meluas ke dahi,glabella,telinga postaurikular,dan leher.pada daerah tersebut batasnya sering cembung.Pada keadaan yang lebih berat lagi,seluruh kepala tertutup oleh krusta-krusta yang kotor dan berbau tidak sedap.Pada bayi, skuama-skuama yang kekuningan dan kumpulan debris-debris epitel yang lekat pada kulit kepala disebut cradle cap.Pada daerah supra orbital skuama-skuama halus dapat terlihat pada alis mata,kulit dibawahnya erttematosa,dan gatal disertai bercak-bercak skuama kekuningan ,dapat terjadi pula blefaritis yaitu,pinggir kelopak mata merah disertai skuama-skuama halus.D.S. dapat muncul bersama sama dangan akne yang berat .jika meluas dapat menjadi eritroderma,pada bayi disebut penyakit Leiner.pada dewasa dimulai pada usia puber rata-rata 18 40 tahun. DIAGNOSIS BANDING 1. Psoriasis Pada psorisasis : skuama-skuama berlapis,kasar ,tanda tetesan lilin dan auspitz.psoriasis yang mengenai scalp : skuama lebih tebal dan putih seperti mika . 2. Kandidosis pada lipatan paha dan perianal Pada kandidosis : eritema berwarna merah cerah berbatas tegas dengan satelit-satelit disekitarnya. 3. Otomikosis Pada otomikosis : terlihat elemen jamur pada sediaan langsung. 4. Otitis eksterna Pada Otitis eksterna : ada tanda tanda radang ,akut terdapat pus. 5. Tinea barbae Pada Tinea barbae : pada jenggot ,berupa papula-papulamenyerupai folikulitis dalam.

6. Tinea kapitis (favus) Pada Tinea kapitis : tampak bercak-bercak botak dengan abses yang dalam ,rambut putus-putus dan mudah dilepas. TERAPI NON MEDIKAMENTOSA 1. Memperhatikan factor pencetus seperti stress dan kurang tidur 2. Diet rendah lemak MEDIKAMENTOSA SISTEMIK 1. Antihistamin H1 sebagai penenamg dan anti gatal 2. Vitamin B kompleks 3. Kortokosteroid digunakan hanya pada kasus yang berat. Dosis perdnison 20-30 mg /hari.jika ada perbaikan dosis diturunkan (tapering off) 4. Preparat azol cth : ketokonazol 200 mg/hari 5. Isotretinoin dapat digunakan pada kasus rekalsitran.efeknya mengurangi aktivitas kelenjar sebasea.ukuran kelenjar tersebut dapat dikurangi sampai 90%,akibatnya terjadi pengurangan produksi sebum.dosisnya 0,1 -0,3 mg/KgBB/hari,perbaikan tampak setelah 4 minggu.sesudah itu diberikan dosis pemeliharaan 5-10 mg/hari selama beberapa tahun yang ternyata efektif untuk mengontrol penyakitnya. TOPIKAL 1. Pada pitiriasis sica dan oleosa ,seminggu 2-3 kali sclap dikeramasi selama 5-15 menit ,misalnya dengan selenium sulfide (selsun) atau dengan larutan salisil 1% atau belerang 2-4% . Jika terdapat skuama dan krusta diberi emolien misalnya krim urea 10%. 2. Dapat juga digunakan Ter misalnya likuor karbonas detergens 2-5 % tau krim pragmater. 3. Resorsin 1-3% 4. Sulfur praesipitatum 4-20% ,dapat digabung dengan asam salisilat 3-6%.

5. Kortikosteroid ,misalnya krim hidrokortison 2 %. Pada kasus dengan inflamasi yang berat dapat dipakai kortikosteroid yang lebih kuat ,misalnya betametason valerat. 6. Krim ketokonazol 2 % bila pada sediaan langsung terdapat banyak P.ovale. PROGNOSIS Pada sebagian kasus yang mempunyai factor kostitusi penyakit ini agak sukar disembuhkan meskipun terkontrol, namun jika tidak prognosis akan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Benny Effendi Wuryadi : Dermatitis Seboroik. Dalam Metode Diagnostik dan penatalaksanaan psoriasis dan dermatitis seboroik; 32-52 (FKUI, Jakarta 2003). 2. Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Dermatitis. Edisi 5. Jakarta : FKUI; 2007; p.200-02. 3.

Anda mungkin juga menyukai