ABSTRAK
Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit bersifat kronis residif, dapat mengenai semua
umur yang ditandai dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh sisik yang tebal berwarna putih keperakan
dan berbatas tegas. Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang dengan keluhan bercak merah pada tangan,
lengan, badan, kepala, tungkai dan kaki sejak ±10 tahun yang lalu dan hilang timbul. Pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya plakat eritem, bulat konfluen, multiple skuama kasar, berbatas tegas, generalisata.
Pasien didiagnosis dengan psoriasis vulgaris dengan anjuran dilakukan pemeriksaan manipulasi yaitu tes
Tetesan Lilin, tes Auzpits dan Fenomena Kobner. Terapi farmakologis yang diberikan yaitu loratadin
tablet 10 mg satu kali sehari, metotrexat 2.5 mg tiga kali sehari/minggu, asam folat tablet 1 mg sekali
sehari serta campuran urea 10% krim 20, desoxymethasone krim 10, dan betamethasone krim 10 dua kali
sehari. Pasien diberikan edukasi mengenai cara perawatan kulit yang sakit, tidak menggaruk lesi.
ABSTRACT
Psoriasis is a residing chronic inflammatory skin disease, that can affect all ages, which is
characterized by reddish plaques covered by thick silvery white scales and well demarcated. A 32-year-old
man came with complaints of red spots on the hands, arms, body, head, legs, and feet since ± 10 years ago
and frequently emerge and disappear. Physical examination showed the presence of erythematous,
nummular, multiple scaly, well-defined, generalized macules. The patient was diagnosed with psoriasis
vulgaris with recommendations for manipulation examinations, namely the wax drop test, the Auzpits test,
and the Kobner phenomenon. Pharmacological therapy given was loratadine 10 mg tablets once a day,
methotrexate 2.5 mg three times a day/week, folic acid tablets 1 mg once a day, and a mixture of urea 10%
cream 20, dexoxymethasone cream 10, and betamethasone cream 10 twice a day. Patients are given
education about how to treat sore skin, not to scratch the lesions.
Psoriasis adalah peradangan kulit yang penyakit autoimun yang dimediasi oleh sel T
bersifat kronik dengan karakteristik berupa plak yang melibatkan hiperkeratosis dan
berlapis dan berwarna putih keperakan terutama Prevalensi psoriasis bervariasi dari 1
pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan sampai 12% di antara populasi yang berbeda di
lumbal. Awalnya psoriasis dianggap sebagai seluruh dunia. Psoriasis mempengaruhi 1,5 – 2%
penyakit berupa proliferasi dan diferensiasi populasi negara barat. Di Amerika Serikat,
547
ISSN : 2721-2882
terdapat 3 sampai 5 juta orang menderita LAPORAN KASUS
psoriasis lokal, tetapi sekitar 300.000 orang datang ke Poli Klinik Kulit dan Kelamin RSUD
Sampai saat ini tidak ada pengertian 2022 pukul 09.30 WIB dengan keluhan gatal
yang kuat mengenai patogenesis psoriasis, tetapi disertai bercak kemerahan pada daerah tangan,
peranan autoimunitas dan genetik dapat lengan, ujung tungkai, badan, dan kepala sejak
merupakan akar yang dipakai dalam prinsip ±10 tahun yang lalu dan hilang timbul. Selama
terapi. Mekanisme peradangan kulit psoriasis ±2 tahun keluhan lebih sering muncul apabila
cukup kompleks, yang melibatkan berbagai pasien stress dan kelelahan. Pasien mengatakan
sitokin, kemokin maupun faktor pertumbuhan keluhannya mengganggu tidur. Pasien sudah
keratinosit, sel-sel radang, dan pembuluh darah, Kulit dan Kelamin dijakarta dan diberi salep
sehingga lesi tampak menebal dan berskuama tetapi semenjak salepnya habis keluhan kembali
limfe terjadi setelah sel makrofag penangkap Pasien bekerja sebagai petani, Riwayat
antigen ( antigen prsenting cell/ APC) melalui kebiasaan Pasien sering menggaruk bagian yang
major histocompatibility complex (MHC) 9 terasa sangat gatal, paien mandi 2x dalam sehari
mempresentasikan antigen tersangka dan diikat menggunakan sabun yang ada dirumah, pasien
oleh sel T naif. Pengikatan sel T terhadap berobat apabila sakitnya kambuh.
antigen tersebut selain melalui reseptor sel T Pasien mengatakan tidak ada riwayat
harus dilakukan pula oleh ligan dan reseptor alergi terhadap makanan, obat, maupun
tambahan yang dikenal dengan konstimulasi. bahan-bahan alergen lainnya. Riwayat keluhan
Setelah sel T teraktivasi sel ini berproliferasi serupa dan penyakit sistemik lain disangkal
menjadi sel T efektor dan memori kemudian dalam keluarga. Riwayat memiliki kebiasaan
ke kulit.
548
ISSN : 2721-2882
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penunjang.
Ad functionam yaitu dubia ad malam, dan ad merah dan plak, dan biasanya ditutupi dengan
Psoriasis adalah penyakit peradangan Sampai saat ini tidak ada pengertian
kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat yang kuat mengenai patogenesis psoriasis, tetapi
dan diferensiasi sel epidermis disertai merupakan akar yang dipakai dalam prinsip
manifestasi vaskuler. Psoriasis satu penyakit terapi. Aktivasi sel T dalam pembuluh limfe
kulit termasuk di dalam kelompok dermatosis terjadi setelah sel makrofag penangkap antigen (
eritroskuamosa, dengan lesi berupa makula antigen prsenting cell/ APC) melalui major
kasar berlapis, berwarna putih bening seperti mempresentasikan antigen tersangka dan diikat
mika, disertai fenomena tetesan lilin dan tanda oleh sel T naif. Pengikatan sel T terhadap
Etiologi psoriasis masih belum jelas harus dilakukan pula oleh ligan dan reseptor
meskipun ada bukti untuk kecenderungan tambahan yang dikenal dengan konstimulasi.
genetik. Peran sistem kekebalan tubuh dalam Setelah sel T teraktivasi sel ini berproliferasi
penyebab psoriasis juga merupakan topik utama menjadi sel T efektor dan memori kemudian
penelitian. Meskipun ada saran bahwa psoriasis masuk dalam sirkulasi sistemik dan bermigrasi
bisa menjadi penyakit autoimun, belum ada ke kulit. Dalam peristiwa interaksi imunologi
Psoriasis juga dapat dipicu oleh pemicu gambaran klinis antara lain: GMCSF
terbakar sinar matahari, infeksi, obat sistemik factor), EGF, IL-1, IL-6, IL-8, IL- 12, IL-17, IL-
dan stres. Psoriasis melibatkan kulit dan kuku, 23, dan TNF-α. Akibat peristiwa banjirnya efek
dan dikaitkan dengan sejumlah komorbiditas. mediator terjadi perubahan fisiologis kulit
Lesi kulit terlokalisir atau digeneralisasi, normal menjadi keratinosit akan berproliferasi
550
ISSN : 2721-2882
lebih cepat, normal terjadi dalam 311 jam, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh
menjadi 36 jam dan produksi harian keratinosit perubahan indeks bias. Cara pemeriksaannya
28 kali lebih banyak dari pada epidermis normal. dengan menggoresnya menggunakan pinggir
Pembuluh darah menjadi berdilatasi, berkelok- gelas alas. Pada fenomena Auspitz tampak
growth factor (VEGF) dan vaskular permeability pemeriksaannya dengan mengerok skuama yang
factor (VPF) yang dikeluarkan oleh keratinosit. berlapis dengan menggunakan ujung gelas alas.
Pemeriksaan penunjang pada psoriasis Setelah skuama habis maka pengerokan harus
dapat dianjurkan pemeriksaan histopatologik dilakukan dengan pelan-pelan karena jika terlalu
dan kerokan KOH. Menurut kepustakaan dalam tidak tampak perdarahan yang berupa
parakeratosis, sering dengan hiperkeratosis, Trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya
akantosis, pemanjangan rete ridge, pemanjangan trauma akibat garukan dapat menyebabkan
papila dermis disertai mikroabses Munro di kelainan kulit yang sama dengan psoriasis dan
epidermis, dermis sembab dengan sebukan sel disebut dengan fenomena Kobner yang timbul
Pada psoriasis terdapat fenomena lesi, dan beratnya penyakit, lamanya menderita
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). penyakit dan usia penderita. Pada pengobatan
Kedua fenomena tetesan lilin dan Auspitz awal sebaiknya diberikan obat topikal, tetapi
dianggap khas, sedangkan Kobner dianggap bila hasilnya tidak memuaskan dapat
tidak khas, hanya kira-kira 47% dari yang positif dipertimbangkan pengobatan sistemik, atau
dan didapat pula pada penyakit lain, misalnya diberikan kombinasi dari keduanya. Terapi
Liken Planus dan Veruka plana juvenilis. dengan menggunakan pengobatan topikal
Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang merupakan pilihan untuk penderita dengan
berubah warnanya menjadi putih pada goresan psoriasis plak yang terbatas atau mengenai
551
ISSN : 2721-2882
kurang dari 20% luas permukaan tubuh. menginduksi apoptosis keratinosit yang
Terapi topikal yang dapat diberikan berproliferasi dan menghambat jalur T17 serta
seperti Antralin dengan konsentrasi 0,05-0,1% ekspresi IL-17, IL-23A, dan interferon-γ.
untuk pengobatan psoriasis bentuk plakat yang Methotrexate yang bekerja menghambat
kronis atau psoriasis gutata yang bekerja sebagai sintesis DNA ini juga bekerja dengan menekan
antiinflamasi dan menghambat proliferasi kemotaktik terhadap sel netrofil yang dapat
keratinosit. Efek sampingnya adalah bersifat diberikan untuk pengobatan psoriasis pustulosa
iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian. Preparat generalisata, eritrodermi psoriatik, dan artritis
tar seperti liquor carbonis detergent 2-5% dalam psoriatik. Dosis yang diberikan adalah 10-12 mg
bentuk salep dipakai untuk pengobatan psoriasis per minggu, atau 5 mg tiap 12 jam selama
yang kronis. Diduga mempunyai efek yang periode 36 jam dalam seminggu. Efek samping
menghambat proliferasi keratinosit. Efeknya dapat berupa gangguan fungsi hati, ginjal, sistem
akan meningkat bila dikombinasi dengan asam hemopoetik, ulkus peptikum, dan lain-lain.
salisilat 2-5%. Dapat diberikan dalam jangka Siklosporin yaitu imunosupresor bekerja
lama tanpa iritasi. Kortikosteroid topikal menghambat aktivasi dan proliferasi sel T.
biasanya dipakai yang mempunyai potensi Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan
sedang sampai kuat, untuk pengobatan lesi sel keratinosit. Dosis yang dianjurkan adalah 2-5
psoriasis yang soliter. Mempunyai efek anti mg/kg BB, namun memerlukan waktu yang
inflamasi dan anti mitosis. cukup lama, dapat sampai 3-6 bulan. Obat ini
diberikan kortikosteroid terutama bila sudah Fototerapi juga menjadi pilihan terapi
terjadi eritroderma atau psoriasis pustulosa dari psoriasis. Sinar ultraviolet mempunyai efek
generalisata. Dosis setara dengan 40-60 mg menghambat mitosis, sehingga dapat digunakan
prednison per hari, dan kemudian diturunkan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik
perlahan-lahan. Methotrexate sebagai agen anti- adalah dengan penyinaran secara alamiah, tetapi
neoplastik, juga berguna dalam pengobatan sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan
inflamasi termasuk psoriasis. Methotrexate dapat memperberat psoriasis. Oleh karena itu,
menampilkan efek anti psoriasis dengan digunakan sinar ulraviolet artifisial, diantaranya
552
ISSN : 2721-2882
sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar topikal, tetapi bila hasil tidak memuaskan dapat
tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau dipertimbangkan pengobatan sistemik, atau
PUVA, atau bersama-sama dengan preparat ter lainnya untuk menghambat aktivasi dan
yang dikenal sebagai pengobatan cara proliferasi kulit akibat reaksi peradangan yang
kronik yang ditandai oleh hiperproliferasi dan Budiastuti A (2011). Korelasi kadar TNF ɑ dan
skor Psoriasis Area Severity Index (PASI)
inflamasi epidermis dengan gambaran pada pasien psoriasis. Media Medika
Indonesiana, 45(2): 10-15.
morfologi, distribusi, serta derajat keparahan
Cantika AS (2012). Hubungan derajat keparahan
penyakit yang bervariasi. Dalam mendiagnosis psoriasis terhadap kualitas hidup
penderita. Jurnal Universitas Diponegoro,
psoriasis perlu diperhatikan mengenai ciri khas 17: 32-40.
psoriasis yaitu skuama kasar, transparan serta Greb JE, Goldminz AM, Gottlieb AB. Insights on
methotrexate in psoriatic disease. Clin.
berlapis-lapis disertai fenomena tetesan lilin, Immunol. 2016;172:61-64.
Auspitz dan Kobner. Dari anamnesis serta Carretero G, Ribera M, Belinchon I, Carrascosa
JM, Puig L, Ferrandiz C, et al. Psoriasis
pemeriksaan fisik mirip dengan penyakit group of the AEDV, guidelines for the use
of acitretin in psoriasis. Actas
erioskuamosa lainnya seperti dermatitis seboroik Dermosifiliogr. 2013; 104(7);598-616.
dan pitiriasis rosea. Serta terapi untuk psoriasis Lowes MA, Russell CB, Martin DA, Towne JE,
Krueger JG. The IL-23/T17pathogenic
pada pengobatan awal sebaiknya diberikan obat axis in psoriasis is amplified by
keratinocyte responses. TrendsImmunol.
2013;34:174–181.
553
ISSN : 2721-2882