PENDAHULUAN
1
tahun, tetapi penyakit ini juga dapatterjadi pada usia remaja ataupun pada usia
lebih tua. Berdasarkan beberapa penelitian penyakit inilebih sering terkena pada
wanita dibandingkan pria dengan perbandingan 2 : 1. Mortalitas tidak pernah
dilaporkan sehubungan dengan pomfoliks tetapi dalam keadaan berat penyakit ini
dapatmenganggu aktivitas. Suatu penelitian di Turki menunjukkan adanya
prevalensi pomfoliks yanglebih tinggi pada musim panas.(2)
Diagnosa pomfoliks ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran ruam,
dimana penyakitini terjadi selama beberapa minggu dengan gejala adanya rasa
gatal pada vesikel baru dan rasa nyeri pada fisura dan lesi sekunder akibat infeksi.
Gambaran ruam pada onset awal adalah vesikel berukuran kecil (1 mm), tampak
seperti tapioca-like dengan susunanclusters. Bulla kadang-kadang dapat
dijumpai.Pada onset lanjut, dijumpai papul, likenifikasi, fisura yang nyeri, dan
erosiakibat pecahnya vesikel. Lesi sekunder akibat infeksi dikarakteristikkan
dengan pustul, krusta,selulitis, limfangitis, dan limfadenopati yang sangat nyeri.
Distribusi dari ruam adalah 80 % padatangan dan kaki, dimana tempat predileksi
dimulai dari bagian lateral jari-jari, telapak tangan,telapak kaki dan pada keadaan
lanjut pada bagian dorsal jari-jari.
Dermatitis dishidrosis dikaitkan dengan riwayat atopi, dimana sekitar 50 %
penderitadermatitis dishidrosis juga menderita dermatitis atopik.(3) Faktor- faktor
eksogen seperti:
(1) kontak terhadap nikel, balsam, kobalt
(2) sensitivitasterhadap besi yang teringesti
(3) infeksi oleh dermatofita
(4) infeksi bakteri juga dapatmemicu dermatitis dishidrosis.
Antigen-antigen ini dapat bertidak sebagai hapten dengan afinitasspesifik
terhadap protein di stratum lusidum daerah palmar dan plantar. Ingesti ion metal
sepertikobalt akan menginduksi hipersensitivitas tipe 1 dan 4, serta mengaktivasi
limfosit T melalui jalur independen antigen leukosit. Pengikatan hapten tersebut
terhadap reseptor jaringan dapatmenginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah
palmar/plantar.(3)
2
Untuk penatalaksanaan pomfoliks, pengobatan yang diberikan dimulai
dengan kompres dingin yang dapat membantu mengeringkan vesikel dan bula,
diikuti dengan pemberiaan kortikosteroid topikal potensi tinggi (contoh:
clobetasolpropionate).
3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
1. Nama : Tn. EJ
2. Umur : 33 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Suku : Aceh
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Status Pernikahan : Menikah
8. Berat Badan :62 kg
9. Alamat : Jln. T. NyakArief No. 160 Prada
10. Tanggal Pemeriksaan : 23 November 2016
11. Jaminan : BPJS
12. Nomor CM : 0-94-78-92
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan timbulBercak merahpadaujungjari-
jaritangandisertai rasa gatal.
4
Riwayat kebiasaan sosial yang terkait
Pasien seorang pekerjaswastadanmembantuistrijualan.
5
Gambar 1. Foto klinis pasien; regio digitimanusdextra et sinistra
Diagnosis Banding
1. Dishidrosis dermatitis
2. Dermatitis kontak alergi
3. Dermatitis Kontak Iritan
4. Scabies
5. Tinea Manum
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
Resume
Seorang laki-laki berusia33 tahun, datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUDZAdengankeluhantimbulbercak merah padaujungjari-jari tangankanan dan
kirisejak1bulan yang lalu.Bercak merahdisertai rasa gatal.Pada pemeriksaan status
dermatologis di regio digitimanusdextra et sinistratampak vesikel, pustula,
6
ekskoriasi dan krusta dengan ukuran lentikular, jumlah multipel, susunan diskret
dan distribusi bilateral simetris.
Diagnosis Klinis
Pompholix
Tatalaksana
a) Farmakoterapi
Terapi sistemik:
1. Cetirizine 10 mg 1x1sehari selama 7 hari.
Terapi topikal:
1. Thyamicin 2% + desoksimethason 0,25%
2. Nacl 0,9 % UHC : kompres
b) Edukasi
- Memberitahukanpasien tidakbolehsampaimemecahkanvesikel, papula
karena akan menyebar maupun menular.
- Memberitahukan kepada pasien bahwa pasien tidak boleh
menggarukdaerah yang gatal karena akan menyebabkan luka.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa obat minum dan oles harus digunakan
teratur.
Prognosis
- Quo ad vitam : Bonam
- Quo ad fungtionam : Bonam
- Quo ad sanactionam : Bonam
ANALISA KASUS
7
dan menjadi krusta sebelum bintik-bintik muncul pasien mengeluhkan rasa gatal
pada jari-jari tangan. Pada pemeriksaan status dermatologis di regio digiti manus,
tampak vesikel, papula, ekskoriasi dan krusta dengan ukuran lentikular, jumlah
multipel, susunan diskret, dan distribusi bilateral simetris.
Pasien merupakan laki-laki berusia 33 tahun. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa dishidrosis dermatitis dapat mengenai semua kelompok
usia.
Pada kasus ini, diagnosis pomfoliks ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaandermatologis.Berdasarkan anamnesis, didapatkan seorang laki-laki
berusia 33 tahun dengan keluhantimbulnya bintil-bintil kecil merah pada ujung-
ujung jari tangan disertai rasa gatal sejak 1 bulan yanglalu. Os menggaruk
karena tidak tahan dengan rasa gatal tersebut, akibatnya bintil bintil tersebut
menjadi lecet.Keluhan ini telah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu, sifatnya
hilang timbul.Pada beberapa literatur dijumpai bahwa pomfoliks lebih sering
dijumpai pada wanita daripada pria dengan insidensi puncak pada usia 20 40
tahun.(1,2)
Hal ini tidak sesuai dengan kasus inidimana pasien berjenis kelamin pria
dan berusia 33 tahun. Tetapi berdasarkan literatur lain olehSadegh Amini dijumpai
bahwa angka kejadian pomfoliks pada pria dan wanita adalah sama dan pomfoliks
dapat mengenai usia 4 76 tahun.(3)
Pada kasus, keluhan utama pasien adalah bintil-bintil kecil merah pada
ujung-ujung jari tangan yang disertai rasa gatalsejak 1 bulan yang lalu dan hal
ini telah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu dan bersifat hilang timbul.
Berdasarkan literatur, pomfoliks merupakan penyakit yang dapat akut,
kronik,maupun rekuren, pada kasus ini dijumpai adanya pomfoliks rekuren.(1)
Dari pemeriksaan dermatologis dijumpai adanya papul dan pustul, multipel,
milier, tersebar secara diskret, sebagian telah pecah dan meninggalkan erosi,
ekskoriasi, krusta, dan skuama pada regio digiti manus dextra et
sinistra.Berdasarkan kepustakaan, gambaran ruam pomfoliks pada onset awal
adalah vesikel berukuran kecil(1 mm), tampak seperti tapioca-like dengan
susunanclusters. Pada onset lanjut, dijumpai papul,likenifikasi, fisura yang nyeri,
dan erosi akibat pecahnya vesikel. Lesi sekunder akibat infeksi dikarakteristikan
8
dengan pustul, krusta, selulitis, limfangitis, dan limfadenopati yang sangat
nyeri.Pada pasien ini dijumpai adanya papul, pustul, erosi, ekskoriasi, dan
skuama.Adanya pustul padakasus ini menunjukkan adanya infeksi
sekunder.Sebanyak 80% tempat predileksi pomfoliks adalahtangan dan kaki,
dimulai dari bagian lateral jari-jari, telapak tangan, telapak kaki dan pada
keadaanlanjut pada bagian dorsal jari-jari. Hal ini sejalan dengan kasus dimana
dijumpai ruam pada telapak tangan, tetapi pada kasus ini dijumpai adanya lesi
yang terletak di dorsum pedis yang biasanya jarang pada pomfoliks.(1)
Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan berupa pengobatan topikal dan
sistemik.Pengobatansistemik yang diberikan adalah cetirizine yang merupakan
antihistamin karena pasien lesi yangtimbul disertai rasa gatal yang
mengganggu.Pada pasien ini juga diberikan Tyamisin dan desoksimethason secara
topikal yang merupakan gabungan antara antibiotik dengankortikosteroid topikal
sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pengobatan yang diberikan pada
pomfoliks adalah kortikosteroid topikal potensi tinggi dan pemberian antibiotik
dapatdipertimbangkan jika dicurigai adanya infeksi.(2)
Secara keseluruhan prognosis dari pomfoliks adalah baik.Pomfoliks
merupakan penyakit yangsering kambuh tetapi dapat terjadi remisi spontan dalam
2-3 minggu dengan interval serangan bisaterjadi dalam minggu atau bulan.Pada
beberapa orang pomfoliks dapat menjadi kronik.(1)
Berdasarkan gambaran klinis, pomfoliks dapat didiagnosis banding dengan
dermatitis kontak alergi yang biasanya mengenai permukaan dorsal bukannya
permukaan volar, dan dengandermatofitosis yang dapat dibedakan dengan
pemeriksaan KOH akar vesikel dan pembiakan yangtepat. Selain itu, pomfoliks
juga dapat didiagnosis banding dengan tinea pedis bulosa dan skabies.(4)
Untuk penatalaksanaan pomfoliks, pengobatan yang diberikan dimulai
dengan kompresdingin yang dapat membantu mengeringkan vesikel dan bula,
diikuti dengan pemberiaankortikosteroid topikal potensi tinggi (contoh: clobetasol
propionate). Pada kasus yang sulitdisembuhkan, penggunaan steroid sistemik
dapat menjadi lini selanjutnya (prednison).Berdasarkandua penelitian sebelumnya,
dilaporkan bahwa penggunaan imunosupresan dapat membantukeberhasilan
pengobatan (metotreksat, mofetil mikofenolat).Pada bulan Maret tahun 2005,
9
FDA(Food and Drug administration) menyatakan penggunaan pimecrolimus
(calcineurin inhibitor) tidak dianjurkan karena dapat berpotensi menyebabkan
kanker. Penggunaan pimecrolimus hanya pada pasien dengan kegagalan
pengobatan dengan obat-obat lain. Pemberian antibiotik dapatdipertimbangkan
jika dicurigai adanya infeksi.(2,4)
Selain pemberian obat-obatan, pasien harusdiberitahu akan kemungkinan
kambuh dan harus melindungi tangan dan kakinya dari keringat yang berlebihan,
bahan kimia, sabun keras, dan perubahan cuaca.(4)
Pomfoliks merupakan penyakit yang sering kambuh tetapi dapat terjadi
remisi spontan dalam 2-3 minggu.Interval serangan bisa terjadi dalam minggu
atau bulan. Pada beberapa orang pomfoliks dapat menjadi kronik.(1)
10
Tabel 1. Diagnosis Banding
N Alasan
Diagnosis Definisi Deskripsi Lesi Gambar
No. Diagnosis
1 Pomfolix Keluhan timbul Pomfolix Regio digiti
1. bercak merah merupakan manus dextra et
pada ujung- sinistra
ujung jari ; tampakvesikel,
tanagan disertai papula, ekskoriasi
rasa gatal. Lesi dan krusta
11
3 Dermatitis Keluhan Regio:
3. Kontak Tampak
Iritan
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Leung AKC. DYSHIDROTIC ECZEMA. ENLIVEN. 2014;: p. 1.
2. Ana Maria Abreu Velez MPDFJPJMDSHM. Dyshidrotic eczema: relevance to
the immune response in situ. North American Journal of Medical Sciences.
2009; 1.
3. Gerstenblith MR AAJHJea. Pompholyx and eczematous reaction asociated
with intravenous imunoglobulin therapy. J Am Acad Dermatol. 2012; 2.
1. Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K, Suurmond D. Color atlas and synopsis of
ClinicalDermatology. New York. United States of America: Mc Graw-Hill
Medical PublishingDivision; 2008.
13