Kasus
Pneumonia geriatri
Bab 1
pendahuluan
Pendahuluan
Pneumonia dapat menjadi salah
satu masalah kesehatan utama pada
geriatri. Proses penuaan sistem organ
(di antaranya sistem respirasi, sistem
imun, sistem pencernaan) dan faktor
komorbid banyak berperan pada
peningkatan frekuensi dan keparahan
pneumonia pasien geriatri.
Kelompok geriatri adalah
semua orang yang berusia 60
tahun atau lebih (WHO)6; yang
dimaksud dengan lanjut usia
adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas.
Pada populasi geriatri Amerika,
pneumonia masuk dalam lima
besar penyebab kematian terkait
infeksi.
Angka kejadian
tahunan
pneumonia
pada
pasien geriatri diperkirakan
mencapai 2544 kasus per
1000
penduduk.1
Di
Semarang,
pasien
geriatri
yang menjalani rawat inap
karena pneumonia sebanyak
16,6%.(7)
Bab 2
laporan kasus
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
:Ny. Khatijah
Umur
: 63 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: aceh besar
Agama
: islam
Status
: menikah
Tanggal masuk
: 13 0kt0ber 2016
Tanggal pemeriksaan: 18 0ktober 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
:Sesak napas
:batuk
Status Present
Keadaan umum
:Sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 86 kali/menit, reguler, cukup dan
kuat angkat
Pola pernapasan : abdominalthorakal
Frekuensi
: 20 kali/menit
Irama
: Reguler
Kedalaman
: Normal
Otot bantu napas
: Tidak ada
Suhu
: 36,2 oC di axilla
Status
General
Kulit
: Sawo matang,
ikterik
(-), sianosis (-), edema
(-)
Kepala : Rambut distribusi normal, sukar dicabut
Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata :Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera
ikterik(-/-), sekret (-/-), refleks cahayalangsung (+/+),
refleks cahaya tidak langsung (+/+), pupil isokor 3
mm/3mm
Telinga: Normotia, sekret (-/-)
Hidung
: Sekret (-/-), cavum nasi hiperemis (-/-), napas cuping
hidung (-/-)
Mulut : Mukosa kering (-),sianosis (-)
Leher :Retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Thoraks
Palpasi
Hemithoraks Kanan
Hemithorak Kiri
Sf normal
SF normal
Sf normal
SF normal
Sf normal
SF normal
Perkusi
Hemithoraks kanan
Hemothoraks kiri
Sonor
sonor
Redup
sonor
sonor
sonor
Auskultasi
Jantung
Abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
DARAH LENGKAP :
Hemoglobin
14,8
12,5-15,0
g/dl
Hematokrit
49
37-47
Eritrosit
5,6
4,2-5,4
103/mm3
Trombosit
292
150-450
103/mm3
Leukosit
12,2
4,5-10,5
103/mm3
MCV
87
80-100
fL
MCH
26
27-31
Pg
MCHC
30
32-36
RDW
15,6
11,5-14,5
MPV
9,6
7,2-11,1
fL
LED
21
<20
Mm/jm
Hitung jenis :
Eosinofil
0-6
Basofil
0-2
N.batang
2-6
N.segmen
73
50-70
Limfosit
16
20-40
Monosit
2-8
Negatif
Negtif
SGOT
17
<31
U/L
SGPT
10
<34
U/L
Albumin
3,56
3,5-5,2
g/dL
IMUNOSEROLOGI
HEPATITIS
HBSAg
KIMIA KLINIK
HATI &EMPEDU
Troponin I
LEMAK DARAH
<0,10
<1,5
ng/mL
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Trigleserida
ELEKTROLOT
124
30
69
79
<200
>60
<150
<150
Mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
Natrium
Kalium
Klorida
Kalsium
DIABETES
139
3,8
97
8,6
132-146
3,7-5,4
98-106
8,6-10,3
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Mg/dL
154
60-110
Mg/dL
Ureum
Kreatini
Asam urat
32
0,47
9,6
13-43
0,51-0,95
2,6-6,0
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Foto
thoraks
Diangnosis banding
Pneumonia geriatri
Bronkitis kronik
Asma bronkil
Diangnosis Kerja
Pneumonia geriatri
Penatalaksanaan
Medikamentosa:
Oksigen. : O2 mask 5
liter/menit
Nebulizer : ventoline /
8jam
IVFD RL 20 gtt/menit
levofloxacin drip 500
mg/24 jam,
ixor 150 mg/12 jam
vectri 3x1,
allupurinol 1x100 mg
Non Medikamentosa:
Tirah baring.
Tirah baring
Diet MB
Pasien dan keluarga
diberi edukasi
mengenai penyakit
yang diderita pasien
dan
penatalaksanaannya
serta pencegahannya.
Planning
Foto thoraks
Periksa Sputum
Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Bab 3
Tinjauan Pustaka
Definisi
Secara
kinis
pneumonia
didefinisikan
sebagai suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).
Epidemiologi
Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan
berbagai macam
mikroorganisme, yaitu
bakteri,
virus,
jamur
protozoa.
oleh
Anatomi sistem
pernapasan
Patofisiologi
Diagnosis
Anamnesis
Gambaran
klinik biasanya ditandai dengan demam,
menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40C,
batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang
disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di
paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian
yang
sakit
tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat
mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar
suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin
disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium resolusi.dapat terjadi asidosis
respiratorik.
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologis Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis
dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram",
penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto
toraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia,
hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya
gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat
bilateral atau gambaran bronkopneumonia
sedangkan
Klebsiela
pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas
kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.
Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,
biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan
pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi
peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan
pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif
pada 2025% penderita yang tidak
diobati. Analisis gas darah
menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi :
Efusi pleura.
Empiema.
Abses Paru.
Pneumotoraks.
Gagal napas.
Sepsis
Penatalaksanaan
1.
2.
3.
Bab 4
analisa kasus
Analisa Kasus
Pasien mengeluhkan
sesak , batuk, dan demam
Kasus
Teori
Analisa Kasus
Leukosit 12.000/ul
LED 21 mm/jam
Kasus
Teori
Analisa Kasus
Medikamentosa:
Oksigen. : O2 mask 5
liter/menit
Nebulizer : ventoline /
8jam
IVFD RL 20 gtt/menit
levofloxacin drip 500
mg/24 jam,
ixor 150 mg/12 jam
vectri 3x1,
allupurinol 1x100 mg
Kasus
Penatalaksanaan pada
pasien ini berupa supportif,
medikamentosa dan nonmedikamentosa. Terapi
medikamentosa yang
diberikan diantaranya
antibiotik, serta oksigen
yang diberikan pada indikasi
sulit bernapas. Pemberian
mukolitik vectrin untuk
membantu mengencerkan
dahak
Teori
Bab 5
kesimpulan
Kesimpulan
Terima Kasih