HENSSGE’S NORMOGRAM
Pembimbing
Prof. Dr. Amri amir, Sp.F (K), DFM,SH,Sp.Akup
ELSI FITRI DEWI (130611014)
ILHAM AKBAR (71160891969)
KARTIKA ARSAH (71160891879
S. RANNY YULIA E (130611012)
• Setelah terjadi kematian maka akan terdapat beberapa perubahan pada tubuh dapat timbul
dini pada saat meninggal atau beberapa saat setelah meninggal atau beberapa menit kemudian
(misalnya kerja jantung dan peredaran darah berhenti, pernafasan berhenti, refleks cahaya dan
kornea mata hilang, kulit pucat dan relaksasi otot) Setelah beberapa waktu timbul
perubahan pasca mati yang jelas dan dapat digunakan untuk mendiagnosis kematian lebih
a. M. Orbicularis oculi
b. M. Orbicularis oris
2. Eksitasi kimiawi
Testing is performed by
injecting of the miotic Carbahol
and mydriatic Adrenalin HCl
either in the front eye chamber
or sub-conjunctively
3. Algor Mortis
4. Post mortem
lividity
5. Rigor Mortis
6. Henssge
Normogram
Penentuan lama kematian dengan
menggunakan Henssge Normogram
Perkiraan waktu sejak kematian (the time since death)
pada periode awal post mortem dapat dilakukan
dengan cara yakni:
• menganalisis tanda supravital (rangsangan listrik
otot, rangsangan kimia otot)
• menggunakan tanda-tanda awal kematian
(pendinginan tubuh, rigor mortis, dll)
3. Semi-circles which
represent the body
weight
4. Outermost semi-
circle
Corrective factor
Requirements for the use
• Pada tahun 2000, Akhirnya Henssge
mempelajari 72 kasus menggunakan
nomogram sebagai metode utama, dan
kemudian mempertimbangkan
parameter lain (hypostasis, kekakuan,
rangsangan mekanik elektrik dan kimia
dari iris)