Anda di halaman 1dari 30

Kondiloma

Akuminata

Preseptor:
dr. M. Mimbar Topik, M.Ked(DV), Sp.DV

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin


RSU Cut Meutia Aceh Utara
Universitas Malikussaleh
2019
Definisi
Epidemiologi
Penelitian IMS di 12 Rumah Sakit Pendidikan tahun 2007-2011
kondiloma akuminata menduduki  peringkat ke 3 terbesar.
Peringkat pertama di 6 kota yaitu di Medan, Jakarta, Bandung,
Semarang, Jogja dan Denpasar
Usia terbanyak didapatkan pada golongan usia 25-45 tahun.
 angka kesakitan kondiloma akuminata tahun 2006 adalah 1,7% dan
pada tahun 2008 meningkat menjadi 1,9%, terbanyak pada perempuan
dan pada umur 25-44 tahun.
Etiologi
Tipe HPV dan Penyakit terkait

Dikutip dari Bonnez W., 2009. Guide to genital disesase and prevention
Patogenesis
Lanjutan.....

Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology , 8th edition. New York: McGraw-
Hill Inc, 20012
Lanjutan.....

Jessica A et al., 2009. NEJM (HPV Vaccination for the Prevention of Cervical Intraepithelial Neoplasia).
Lanjutan.....
Manifestasi Klinis & Pemeriksaan Fisik

PRIA: WANITA:
penis, uretra dan daerah daerah yang lembab dari
rektal labia minora dan vagina
Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology , 8th edition. New York:
McGraw-Hill Inc, 20012
Lanjutan.....

2. Bentuk papul (smooth popular


1.Bentuk akuminata,
form/sessile), papul kecil, berwarna
bentuk klasik dari genital
seperti daging atau papul
wart seperti bunga kol
hiperpigmentasi, multiple, diskret
yang menonjol

3. Bentuk keratotik atau seperti 4. Bentuk datar atau seperti veruka plana.
veruka vulgaris. Secara klinis makula atau bahkan sama
sekali tidak tampak dengan mata telanjang
Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical (infeksi subklinis)
Dermatology , 8th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 20012
Giant Condyloma  pasien
dengan immunokompromais

Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical


Dermatology , 8th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 20012
Pemeriksaan Penunjang
 Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada
lesi yang dicurigai 1-5 menit lesi akan berubah warna menjadi putih (Tes acetowhite +).
Perubahan warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).

 tidak direkomendasi
sebagi pemeriksaan rutin KA

Dikutip dari Dong H et al., 2011. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol
Lanjutan.....
 noninvasif  memperlihatkan gambaran struktur kulit permukaan dan
struktur dibawahnya yang tidak terlihat secara klinis, yaitu pola pigmentasi dan pola vaskular
pleksus superfisial

Gambar 6. (a) mosaic pattern (panah A) dan glomerular (panah B),


(b) keratosis (panah A) knoblike pattern (panah B), (c) fingerlike pattern
(panah A) dan knoblike pattern (panah B)

 tidak direkomendasi sebagai rutin pada KA. Sediaan


diambil dari lesi penis, anus, vagina, dan rongga mulut Pemeriksaan PCR mampu
mendeteksi DNA HPV (tingat sensitivitas dan spesifitas tinggi)  mampu membedakan
tipe risiko tinggi rendah dan tinggi.

Dikutip dari Dong H et al., 2011. Dermatoscopy of genital warts. J Am Acad Dermatol
Lanjutan.....

Dikutip dari Valerie et al., 2012. Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology
Diagnosis Banding

Dikutip dari Bonnez W., 2009. Guide to genital disesase and prevention
Lanjutan.....

1. Veruka vulgaris

3. SCC

2. Kondiloma lata

4. Moluskum Kontangiosum
Tatalaksana

Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the management of anogenital warts.
IUSTI GW Guidelines. 2011.
Lanjutan.....
Lanjutan..... Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the management of anogenital warts.
IUSTI GW Guidelines. 2011.
Algoritma
Penanganan
EGW
Algoritma
Penanganan
EGW
Pencegahan

Centers for Disease Control and Prevention. Sexually transmitted disease treatment guidline 2010
Lanjutan.....
Komplikasi

Dapat menimbulkan perasaan cemas, rasa bersalah, kemarahan, dan


kehilangan harga diri, dan membuat kekhawatiran tentang kesuburan
masa depan dan risiko kanker.

(vulva, dubur, dan penis intra-epitel neoplasia, yaitu VIN (Vulva


Intraepithelial Neoplasia), AIN (Anal Intraepithelial Neoplasia), dan PIN (Penis
Intraepithelial Neoplasia)) atau lesi invasif (vulva, dubur, dan kanker penis) dapat
muncul bersamaan dengan kondiloma akuminata,

lesi KA terus berkembang sulitnya proses persalinan.


 kondisi KA dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi
penularan KA pada janin secara tenggorokannya (Larringeal Papillomas).

Lacey C, Woodhall S, Wikstrom A, Ross J. European guideline for the management of anogenital warts.
IUSTI GW Guidelines. 2011.
Prognosis
Fitzpatrick TB, Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical Dermatology , 8th edition. New York:

• Orang yang terinfeksi HPV berkembang External Genital Warts (EGW) dalam 2 hingga 3 bulan

setelah terinfeksi.

• Jika tidak diobati, kutil kelamin bisa sembuh sendiri, tetap tidak berubah, atau tumbuh.

• Regresi spontan terjadi pada 10 hingga 30% pasien dalam waktu 3 bulan.  kemudian  infeksi

subklinis dapat bertahan seumur hidup.

• Kekambuhan dapat terjadi pada individu dengan immunocompromise.

• Rekurensi lebih sering terjadi akibat reaktivasi infeksi subklinis oleh pasangan seks yang

terinfeksi.

• Pada kehamilan, kutil kelamin dapat meningkat infeksi bakteri sekunder pada vagina. Anak-anak

yang dilahirkan berisiko untuk terkena respiratory papillomatos berulang di kemudian hari.
McGraw-Hill Inc, 20012

• Signifikansi utama infeksi HPV adalah onkogenisitasnya. HPV tipe 16, 18, 31, dan 33 adalah

faktor etiologi utama untuk displasia serviks dan SCC serviks; papulosis bowenoid, in situ dan

karsinoma invasif pada vulva dan penis; SCC anal pria homoseksual/biseksual.

Anda mungkin juga menyukai