Anda di halaman 1dari 17

URTIKARIA DAN

ANGIOEDEMA

Pembimbing : dr. Satria Yanis, Sp.KK

Disusun Oleh: Muhammad Rizki Hardiansyah


(19360200)
DEFINISI
• Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit, ditandai
dengan adanya edema setempat yang cepat timbul dan
menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat atau
kemerahan,umumnya di kelilingi oleh halo kemerahan
(flare) dan disertai rasa gatal yang berat,rasa tersengat
atau tertusuk.
• Angioedema adalah reaksi yang menyerupai
urtikaria,namun terjadi pada lapisan kulit yang lebih
dalam, dan secara klinis ditandai dengan pembengkakan
jaringan, Rasa gatal tidak lazim terdapat pada
angioedema, lebih sering disertai rasa terbakar.
• Angioedema dapat terjadi di bagian tubuh
manapun,namun lebih sering ditemukan didaerah
perioral, periorbital, lidah, genitalia dan ekstremitas
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi urtikaria di dunia berkisar antara 0,3-11,3%
tergantung populasi yang diteliti
• di Australia, Hospitalisasi akibat urtikaria 3 kali lebih
tinggi pada anak usia 0-4 tahun
• hospitalisasi akibat urtikaria paling sering dijumpai pada
usia 5-34 tahun
• hospitalisasi akibat angioedema tinggi pada usia >65
tahun.
• Di Indonesia, prevalensi urtikaria belum diketahui pasti.
Penelitian di Palembang tahun 2007 pada 3000 remaja
usia 14-19 tahun
PATOFISIOLOGI
-Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas
kapiler yang meningkat akibat penglepasan histamin dari sel
mast dan basofil, Mediator lain yang turut berperan adalah
serotonin, leukotrien, prostaglandin, protease dan kinin

1.faktor imunologik
• hipersensitivitas tipe cepat yang diperantarai IgE,
contohnya alergi obat
• Aktivasi komplemen jalur klasik maupun
alternatif,menghasilkan anafilatoksin (C3a,C4a dan
C5a)yang menyebabkan pelepasan mediator sel mast
2.faktor non imunologik
• mengakibatkan aktivasi langsung sel mast oleh
penyebab,misalnya bahan kimia pelepas mediator
(morfin, kodein, media radio-kontras,aspirin, obat anti
inflamasi non steroid, benzoat),faktor fisik (suhu,
mekanik, sinar-X, ultraviolet, efek kolinergik).
ETIOLOGI
• Penyebab urtikaria sangat beragam, diantaranya:
• obat
• makanan dan food additive
• infeksi dan infestasi
• proses inflamasi
• penyakit sistemik dan keganasan
• proses autoimun dan rangsangan fisik.
• Lebih dari 50% urtikaria kronis adalah idiopatik.
GAMBARAN KLINIS
• Urtikaria ditandai dengan timbulnya peninggian pada
kulit dan atau angioedema secara mendadak. Peninggian
kulit pada urtikaria harus memenuhi kriteria di bawah ini
1. Ditemukan edema sentral dengan ukuran bervariasi, dan
bisa disertai eritema di sekitarnya
2. Terasa gatal atau kadang-kadang sensasi terbakar
3. Umumnya dapat hilang dalam 1-24 jam, ada yang < 1
jam.
• Angioedema ditandai dengan karakteristik berikut:

1. Edema dermis bagian bawah atau jaringan subkutan


yang timbul mendadak, dapat berwarna kemerahan ataupun
warna lain, sering disertai edema membran mukosa.
2. Lebih sering dirasakan sebagai sensasi nyeri
dibandingkan gatal, dapat menghilang setelah 72 jam
DIAGNOSIS
• Diagnosis urtikaria meliputi anamnesis, pemeriksaan
fisik, tes diagnostik rutin, tes diagnostik lanjutan
dilakukan jika perlu
DIAGNOSIS BANDING
• Perlu di pertimbangkan beberapa penyakit sebagai
diagnosis banding karena memiliki gejala urtikaria dalam
perjalanan penyakitnya
-vaskulitis Untuk menyingkirkan diagnosis
-Mastositosis banding perlu di lakukan
-pemfigoid bulosa pemeriksaan histopatologi kulit
-ptiriasis rosea tipe popular
-lupus eritematosus kutan
- anafilaktoid
-purpura dan
-morbus Hansen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan penunjang pada urtikaria terutama ditujukan
untuk mencari penyebab atau pemicu urtikaria.
1.Pemeriksaan darah, urin dan feses rutin untuk menilai ada
tidaknya infeksi yang tersembunyi infestasi, atau kelainan alat
dalam.
2.Pemeriksaan kadar igE total dan eosinophil untuk mencari
kemungkinan kaitannya dengan faktor atopi.
3.Pemeriksaan gigi, THT dan usapan genitalia interna wanita
untuk mencari fokus infeksi.
4. Uji tusuk kulit terhadap berbagai makanan dan inhalan
5. Uji serum autolog dilakukan pada pasien urtikaria kronis
untuk membuktikan adanya urtikaria autoimun
6. Uji dermografisme dan uji dengan es batu untuk mencari
penyebab fisik
7. Pemeriksaan histopatologis kulit perlu dilakukan bila
terdapat kemungkinan urtikaria sebagai gejala vaskulitis
atau mastositosis
PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana urtikaria, baik akut maupun kronis terdiri
dari 2 hal utama, yaitu:
1. Identifikasi dan eliminasi faktor penyebab atau pencetus
2. Terapi simptomatis
Terapi simptomatis
1.Antihistamin 5.Agen anti inflamasi
2. Antagonis H2 6.Imunosupresan
3. Antagonis reseptor leukotrien. 7.Agen Biologis
4. Kortikosteroid
PROGNOSIS
• Prognosis urtikaria akut umumnya baik, bisa hilang
dalam 24 jam. Urtikaria akut hampir tidak pernah
menimbulkan kematian, kecuali bila disertai angioedema
saluran napas bagian atas.
• Pada anak-anak, 20-30% urtikaria akut akan berkembang
menjadi urtikaria kronis dan angka hospitalisasi
meningkat 3 kali lipat pada usia 0-4 tahun.
• Prognosis urtikaria kronis lebih bervariasi. Sebanyak 30-
50% remisi spontan, 20% dalam 5 tahun, dan 20% akan
menetap setelah 5 tahun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai