BATUK LAMA
Dosen Pengampu :
dr. Aslani Threestianasari Sp.P M.Kes
Kelompok 6 :
Ketua : Muhammad Irfan Mubarok 18109011018
Sekretaris : Lionell Yizreel 18109011029
Scriber : Farradhiba Sabrang 18109011024
Anggota : Inas Ramadanty 169010009
Salma Sabrina K. 179010030
Septian Choirul Asy 18109011014
Wima Jihan Jingga 179010033
Della Eka Septi 18109011027
PEMERIKSAAN
A. Anamnesis
Identitas
1. Nama : Slamet
2. Usia : 60 tahun
3. Alamat : Semarang
4. Pekerjaan : Pensiunan
5. BB : 65 Kg
6. TB : 160 cm
2. Onset : 1 minggu
3. Lokasi :-
6. Kuantitas :-
batuk, setelah minum obat keluar keringat, nafsu makan berkurang, demam.
2
Riwayat Penyakit Dahulu
3
B. Pemeriksaan fisik
Suhu : 38,5 ̊ C
SpO2 : 92%
4. Head To Toe
4
- Auskultasi : vesikuler (meningkat pada paru sebelah
kanan tengah-bawah.
- Perkusi : timpani
5
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah:
1. Hb : 12 g/dL
Ronten thorak
Kesan
Marker (R/L)
Thrachea deviasi
6
Tulang dalam batas normal
appereance
Jantung, Radioopak
Pemeriksaan Mikrobiologi
Diagnosis
Bronkiektasis
Differential Diagnosis
7
E. Penatalaksanaan Kasus
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut dengan batuk dan disertai dengan sesak
nafas disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi). Penyakit ini
merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai dengan adanya batuk pilek yang disertai
sesak nafas atau freakuensi nafas yang menjadi lebih. Penyakit ini dapat menyerang segala
2.Epidemiologi Pneumonia
9
3.Klasifikasi pneumonia
1) Pneumonia lobaris
Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
10
3) Pneumonia interstisial
Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (interstisium)
dan jaringan peribronkial serta interlobular
4.Etiologi Pneumonia
mycoplasma penumonia).
5.Patogenesis Pneumonia
Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber patogen
yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor risiko pada inang dan terapi
yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang berat, dan tindakan invansif pada
saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di ICU.
Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien menyebabkan tidak adanya
pertahanan terhadap kuman patogen akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan
infeksi. Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik ( epitel,cilia, dan
mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag,
limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian
dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk. Hal
ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada
11
pemeriksaan dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya
dahak dan fungsi paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas dapat terjadi sianosis,
asidosis respiratorik dan kematian.
Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif atau
produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak darah), sakit dada karena
pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah pasien lebih suka berbaring pada sisi yang
sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau
penarikan dinding dada bagian bawah saat pernafas takipneu, kenaikan atau penurunan taktil
fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan
pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
O Anamnesis
tubuh meningkat dapat melebihi 40oC, batuk dengan dahak mukoid atau
O Pemeriksaan fisik
12
• Auskultasi : terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar
O Pemeriksaan penunjang
a) Gambaran radiologis
b) Pemeriksaan labolatorium
13
DAFTAR PUSTAKA
14