Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

Oleh :
Ribka Savira
1490123168
1. PENDAHULUAN
Pneumonia adalah setiap penyakit radang paru yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus, atau jamur. Bahan kimia atau agen lain bisa menyebabkan paru menjadi
meradang. Suatu jenis pneumonia yang terkait dengan influenza kadang- kadang
berakibat fatal. Pneumonia berpotensi fatal lainnya dapat dihasilkan dari makanan
atau inhalasi cair (pneumonia aspirasi). Hanya mempengaruhi beberapa pneumonia
lobus paru (pneumonia lobaris), namun ada juga yang menyebar lebih
(bronkopneumonia). Nyeri dada, sputum mukopurulen. dan meludah darah
(hemoptisis) adalah tanda-tanda umum dan gejala penyakit. Jika udara di paru
digantikan oleh cairan dan puing-puing inflamasi, jaringan paru kehilangan tekstur
kenyal dan menjadi bengkak dan membesar (konsolidasi). Konsolidasi berhubungan
terutama dengan pneumonia bakteri, bukan pneumonia virus. Pneumocystis carinii
pneumonia (PCP) adalah jenis pneumonia berat terkaitdengan AIDS. Bukti terbaru
menunjukkan bahwa hal itu disebabkan oleh jamur yang berada di dalam atau pada
kebanyakan orang (flora normal), tetapi tidak menyebabkan kerugian selama individu
tetap sehat. Ketika sistem kekebalan tubuh mulai gagal, organisme ini menjadi
menular (oportunistik).Diagnosis bergantung pada pemeriksaan biopsi jaringan paru-
paru atau pencucian bronkial (lavage) (Kusuma 2016).

2. PENGERTIAN
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya. dari suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan ditandai dengan
gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius seperti virus.
bakteri, mycoplasma, dan substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai
eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat melalui gambaran radiologi (Nurarif,
2015).
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-paru)
tepatnya di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti vinus.
hakteri, jamur, maupun mikroorganisme lainnya (Kemenkes RI, 2019).
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran
pernapasan bawah: dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas. Hal ini
diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti virus. hakten, mycoplasma (fungi), dan
aspirasi substansi asing yang berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak
berawan) pada paru-paru (Abdjul & Herlina, 2020).

3. ANATOMI FISIOLOGI
1) Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh
sekat hidung. Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring
dan menghangatkan udara (Muttaqin, 2009).
2) Faring
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, terdapat di
dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut setelah dapat ruas tulang
leher.. Terdapat epiglotis yang berfugsi menutup laring pada waktu menelan
makanan (Muttaqin 2009).
3) Laring (pangkal tenggorokan)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara terletak di
depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam
trakea di bawahnya (Muttaqin, 2009).
4) Trakea (batang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari laring yang di bentuk oleh 16- 20 cincin yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (hurup C).sebelah dala
diliputi oleh sel bersilia yang berfungsi untk mengeluarkan benda-benda asing
yang masuk bersama- sama dengan udara pernafasan. Percabangan trakea menjadi
bronkus kiri dan kanan disebut karina (Muttaqin, 2009).
5) Bronkus (cabang tenggorokan)
Merupakan lanjutan dari trakea yang terdiri dari 2 buah pada ketinggian
vertebra torakalis IV dan V (Muttaqin, 2009).
6) Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-
gelembung hawa (alveoli)Alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangan luas permukaannnya kurang lebih 90meter persegi, ada lapisan inilah
terjadi pertukaran udara (Muttaqin, 2009).

4. ETIOLOGI
Menurut Nurarif (2015), etiologi pneumonia terdiri dari
1.Bacteria: pneumococcus, streptococcus hemolytikus, streptococcus aureus,
haemophilus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2.Virus: virus influenza, adenovirus
3.Jamur hitoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides Aspirasi: makanan, kerosene (minyak tanah,bensin), cairan amnion,
benda asing)
4.Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun.
trauma pada paru, anestesia, aspirasi dan pengobatan dengan antubiotik yang tidak
sempurna (Ngastiyah, 2015).

5. PATOFISIOLOGI
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas bagian bawah
terinfeksi. respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan obstruksi jalan nafas.
Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti
menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan
normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau
terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila
suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi
pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan
organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun
rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan
dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar.
Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sistem
limpatik dapat mencapai bakteri sampai darah atau pleura viceral. Jaringan paru
menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah
menjadi 13 terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left
shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja
jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.
Pathway
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia
adalah:
1) Sinar X : Mengidentifikasikan distribusi struktural (misalnyanya: lobar,
bronchial), dapat juga menyatakan abses.
2) Pemeriksaan gram/ kultur, sputum dan darah untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
3) Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
4) Pemeriksaan fingsi paru untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaaan.
5) Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
6) Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7) Bronchoskopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pneumonia antara lain:
1) Manajemen Umum
a. Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan
berlebihan
b. Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2
c. Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonia, pasien
harus didorong setidaknya untuk batuk dan bemafas dalam untuk
memaksimalkan kemampuan ventilator.
d. Hidrasi pemantauan asupan dan keluaran, cairan tambahan untuk
mempertahanakan hidrasi dan mencairkan sekresi
2) Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika
masalah sekunder seperti emfisema terjadi.
3) Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal itu
perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka
biasanya diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia
virus, Eritromicin. Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.

8. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan,
agama,suku/bangsa, status pernikahan.
2. Identitas Pennggung Jawab
Nama. umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, agama.
suku/bangsa, status pernikahan, hubungan dengan pasien.
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama pada pasien Bronkopneumonia adalah sesak napas
b. Riwayat Keluhan Utama
Keluhan utama disertai Keluhan lain yang dirasakan klien
seperti lemah, sianosis, sesak napas, adanya suara napas tambahan
(ronchi dan wheezing), batuk, demam. sianosis daerah mulut dan
hidung, muntah, diare).
c. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Dikaji apakah klien pernah menderita penyakit seperti ISPA,
TBC Paru, trauma.Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dikaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumonia seperti Ca
Paru, asma, TBC Paru dan lain sebagainya.
4. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan, riwayat perokok.
b. Pola nutrisi
Biasanya muncul anoreksia, mual dan muntah Karena peningkatan
rangsangan gaster sebagai dampak peningkatan toksik mikrorganisme.
c. Pola eliminasi
Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat
perpindahan cairan evaporasi karena demam
d. Pola istirahat tidur
Penderita sering mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya
sesak nafas.
e. Pola aktfitas dan Latihan
Aktifitas dan latihan klien akan menurun karena adanya kelemahan
fisik

B. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
Pola nafas tidak
efektif
Hipertermi

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
yang sering muncul pada kasus pneumonia menurut PPNI (2017) sebagai
berikut
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
2. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
3. Hipertermia (D.0130)

D. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan

No dx Tujuan Intervensi Rasional


1.Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
2.Pola nafas
tidak efektif
3.Hipertermia

Anda mungkin juga menyukai