Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan peradaban dunia, kemajuan teknologi, semakin


meningkatnya kemakmuran, dan pertumbuhan ekonomi yang cepat berpengaruh
terhadap kejadian dan jenis penyakit. Terjadi pergeseran jenis penyakit, pada
awalnya jenis penyakit infeksi yang mendominasi, akan tetapi pada saat ini
penyakit yang berkaitan dengan proses degeneratif dan kelainan metabolik
semakin meningkat, walaupun kejadian penyakit infeksi juga masih tinggi. Hal ini
berkaiatan dengan faktor warisan genetik, lingkungan termasuk polutan, dan
pergeseran gaya hidup urban yang tidak sehat misalnya kurangnya olah raga,
kelebihan berat badan, dan pola makan yang tidak sehat (Tuncay, et all, 2008).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit global dengan jumlah pasien
besar (Nikibakth, et all, 2009), dan diprediksikan akan semakin bertambah,
disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya usia harapan
hidup. Berdasar data WHO beban global penyakit ini pada tahun 1994 sebesar
110,4 juta, tahun 2000 sebesar 135 juta, tahun 2007 sebesar 240 juta, dan pada
tahun 2025 diperkirkan sebesar 366 juta pasien. Lebih dari 60 persen pasien DM
tersebar di Asia, khususnya negara yang cepat pertumbuhan ekonominya. Di India
diperkirakan pasien diabetes akan bertambah dari 40 juta menjadi 70 juta jiwa; di
China 39 juta menjadi 59 juta jiwa; di Bangladesh 3,8 juta menjadi 7,4 juta jiwa.
Begitu pula dengan pertambahan pasien DM di Indonesia. Angka kejadian DM di
Indonesia pada tahun 2000, menempati urutan keempat yaitu 8,4 juta penduduk
dengan DM, dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mengalami peningkatan 2-3
kali lipat menjadi 21,3 juta penduduk dengan DM (Wild, 2004).
Prevalensi DM di Indonesia berkisar antara 1,5 persen sampai 2,3 persen,
di Manado diprediksi lebih tinggi yaitu 6,1 persen. Prevalensi DM di beberapa
kota besar di Indonesia juga menunjukkan kecenderungan meningkat, Jakarta
2

sebesar 1,7 persen tahun 1982 menjadi 5,7 persen pada 1993. Makasar 1,5 persen
pada tahun 1981, menjadi 2,9 persen tahun 1998, dan 12,5 persen tahun 2005.
Pada tahun 2005 daerah semi urban Sumatera Barat sebesar 5,1 persen, Bali
berkisar antara 3,9 persen - 7,2 persen (PERSI, 2008; Tanjung, 2009; Tuncay, et
all, 2008; Anonim, 2009). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2012, terdapat penderita DM sebanyak 509.319 orang. Data
kunjungan penderita di RSUD Brebes pada bulan Januari sampai Maret adalah
sebanyak 361 orang.
Diabetes Mellitus bersifat kronik dan tidak dapat disembuhkan,
diasosiasikan dengan beberapa kondisi dan komplikasi yang serius. Komplikasi
yang muncul dapat berupa komplikasi fisik, psikiologis, sosial, dan ekonomi.
Komplikasi fisik yang dapat timbul diantaranya adanya pada sistem vaskuler,
berupa mikroangiopati, makroangiopati, dan disfungsi sistem imunitas seluler.
Komplikasi psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan.
Gangguan kecemasan merupakan penyakit penyerta yang sering muncul pada
pasien DM. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan prevalensi kecemasan
pada pasien DM terjadi sekitar 19,5 persen (Li, 2008), 32,0 persen (Collins,
2008), 41,7 persen (Mitsonis, 2009), 53,3 persen (Amidah, 2002), 67 persen
(Nikibakht, 2009).
Pada pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD
Brebes, beberapa penderita DM menyatakan cemas terhadap komplikasi yang
mungkin akan terjadi akibat penyakitnya, beberapa diantaranya yaitu amputasi
pada kaki, kekambuhan, pingsan dan kematian.Hal tersebut mengindikasikan
adanya kebutuhan untuk dilakukannya survey lebih lanjut mengenai kecemasan
yang dialami oleh penderita DM di RSUD tersebut. Keluarga adalah orang
terdekat pasien yang dapat menjadi salah satu sumber dukungan sosial yang
potensial untuk mempertahankan kesehatan pasien dengan penyakit kronis.
Potensi ini telah diindikasikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan Rosland,
Piette, Choi, Heiler (2011) yang mendapati bahwa 77% pasien DM mudah
menerima nasehat dari orang terdekat, salah satunya adalah keluarga.
3

Salah satu bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga adalah
berpartisipasi dalam manajemen perawatan penderita. Partisipasi keluarga dalam
perawatan penderita dapat tercermin dalam peran keluarga seperti pengaturan diet
dan aktivitas penderita serta jadwal untuk memeriksakan kesehatanya di
pelayanan kesehatan. Keluarga yang aktif dalam merawat penderita DM diketahui
dapat membantu pasien untuk menurunkan risiko komplikasi DM yang selalu
mengiringi perjalanan penyakit tersebut (Rinto, Sunarto, Fidyaningsih, 2008).
Pada pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh
informasi bahwa hampir seluruh penderita DM di RSUD tinggal bersama dengan
keluarga (pasien tidak tinggal sendirian), tipe keluarga yang dimaksud adalah 3
generasi atau extended family. Namun demikian, ada pula penderita yang tinggal
hanya dengan pasangan saja (isteri/suami). Kondisi tersebut menarik perhatian
peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang peran keluarga terutama
berkaitan dengan perawatan kesehatan anggota keluarga yang menderita DM.
DM telah menjadi masalah kesehatan utama yang banyak dihadapi oleh
masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat di wilayah Brebespada
khususnya. Kenyataan bahwa sebagian besar pasien DM di wilayah tersebut
tinggal bersama keluarga mengindikasikan tentang arti pentingnya keluarga untuk
mencegah ataupun meminimalkan potensi komplikasi yang mana menjadi sumber
kecemasan utama para penderita. Dari rumusan masalah di atas, peneliti
mengasumsikan bahwa peran keluarga memiliki keterkaitan dengan kecemasan
yang dialami oleh penderita DM tipe 2 khususnya di RSUD Brebes.

1.2 Permasalahan Penelitian


Berdasarkan latar belakang tersebut, dirumuskan masalah sebagai berikut
“Apakah ada hubungan antara karakter subjek dan peran dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan penderita DM tipe 2 di Klinik Penyakit Dalam RSUD
Brebes?”
4

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
hubungan antara karakter subjek dan peran dukungan keluarga dengan tingkat
kecemasan pada pasien DM.

1.3.2 Tujuan Khusus:


Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mendeskripsikan adanya kecemasan pada penderita DM tipe 2.
b. Untuk mendeskripsikan dukungan keluarga pada penderita DM tipe 2.
c. Untuk menganalisis adanya hubungan peran dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan penderita DM tipe 2.
d. Untuk menganalisis hubungan antara karakter penderita dengan tingkat
kecemasan penderita DM tipe 2.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat teoritis dan praktis sebagai
berikut :
1.4.1.Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pentingnya peran dukungan keluarga terhadap perawatan pasien DM. 2.
1.4.2.Manfaat Praktis
1.4.1.1 Bagi Peneliti
Sebagai dasar pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kecemasan penderita DM tipe 2.
1.4.1.2 Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah informasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam memberi perawatan
pada penderita DM tipe 2.
5

1.4.1.3 Bagi Pendidikan


Memberikan informasi dalam pembelajaran tentang hubungan peran
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan.

1.5 Orisinalitas Penelitian yang Terkait


Sejauh penulis ketahui, penelitian dengan judul hubungan peran dukungan
keluarga dengan tingkat kecemasan penderita DM tipe 2 belum pernah dilakukan
di RSUD Brebes. Namun demikian, ada penelitian sejenis mengenai peran
keluarga dan tingkat kecemasan yang sudah pernah dilakukan,yaitu:

Tabel 1. Orisinilitas Penelitian


No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil
dan Tahun Penelitian
Rinto, Sunarto, Hubungan antara Cross Sectional Tidak ada hubungan antara
Fidyaningsih sikap, perilaku dan sikap, perilaku dan
(2008). partisipasi keluarga partisipasi keluarga terhadap
terhadap kadar gula kadar gula darah penderita
darah penderita DM tipe 2.
diabetes mellitus tipe
2 di RS PKU
Muhammadiyah
2 Pratiwi, K Hubungan Cross Sectional Ada hubungan antara
(2010) Pelaksanaan Tugas pelaksanaan tugas kesehatan
Kesehatan Keluarga keluarga dengan tingkat
dengan Tingkat kecemasan penderita DM
Kecemasan Penderita tipe 2 (NIDDM) di Poli
DM tipe 2 (NIDDM) Dalam RSUD dr. R.
di Poliklinik Dalam Goeteng Taroenadibrata
RSUD dr. R. Goeteng Purbalingga.
Taroenadibrata
Purbalingga.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tentunya akan berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Selain itu terdapat perbedaan tempat, waktu, serta fokus
pokok bahasan yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian ini menggunakan
variabel bebas dukungan keluarga serta karakter subjek, variabel terikat tingkat
kecemasan, sebjek penelitian penderita DM Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD
Brebes.

Anda mungkin juga menyukai