Anda di halaman 1dari 11

IDENTIFIKASI KOMPONEN

TUGAS MATA KULIAH METODELOGI PENELITIAN


KEPERAWATAN
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Penelitian Keperawatan
Dosen Pengampu: Ns. Dicky Endrian Kurniawan,. M. Kep

oleh:
Kelompok 5 Kelas D 2016
Siti Halimatus Sa’diyah NIM 162310101118
Wan Sandra Clarista Putri NIM 162310101126
Nuri Hatika NIM 162310101131
M. Wahyudi NIM 162310101169
Hilma Izzuqi Muhashonah NIM 162310101175

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Judul : Hubungan Persepsi Penyakit dengan Strategi
Koping pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten
Jember
Penulis : Devi Putwi Hardini
Dosen Pembimbing Umum : Ns. Nur Widayati, MN.

A. Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan
perawatan medis secara berkelanjutan serta penanganan secara komplek yang
tidak hanya berfokus pada kontrol glukosa (American Diabetes Association
[ADA], 2017). Prevalensi DM di dunia tahun 2015 pada kelompok usia 20-79
tahun ialah 414,7 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 641,8 juta
orang pada tahun 2040 (International Diabetes Federation [IDF], 2015). Di
Indonesia sendiri terdapat 10 juta kasus DM yang menyebabkan Indonesia
menempati urutan ketujuh sebagai negara dengan jumlah kasus DM tertinggi di
dunia setalah China, India, United States of America, Brazil, Russian Federation,
Mexico, dan India (IDF, 2015).Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat dari
10 juta kasus DM menjadi 16,2 juta kasus pada tahun 2040. Peningkatan terbesar
akan terjadi di daerah yang memiliki perekonomian rendah hingga menengah.
Terdapat sekitar 5 juta orang meninggal akibat DM, dengan 46,6% diantaranya
berusia dibawah 60 tahun (IDF, 2015). Menurut data yang telah diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, jumlah kunjungan pasien DM di wilayah
Puskesmas Kabupaten Jember mulai bulan Januari hingga Desember 2016 yaitu
sebanyak 10.941 kunjungan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan di Puskesmas Patrang Kabupaten Jember, terdapat sebanyak 289
kunjungan pada bulan Juni – Desember 2017 dengan jumlah pasien sebanyak 181
orang. Pasien dengan DM akan mengalami berbagai macam perubahan dalam
kehidupannya seperti aktivitas fisik, kontrol gula darah, konsumsi obat, dan juga
pola makan yang harus dilakukan selama hidupnya (Maghfirah et al, 2015).
Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut dapat menimbulkan reaksi atau respon
psikologis negatif seperti marah, merasa tidak berguna, cemas, dan juga stres.
Selain berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis, penyakit DM juga
memiliki dampak negatif pada kehidupan sosial pasien (Young dan Unachukwu,
2012). Adanya komplikasi DM yang dapat terjadi akan memerlukan perawatan
yang lebih sehingga dapat memberikan beban ekonomi. Pasien dengan DM juga
akan kehilangan pendapatan secara signifikan akibat mengidap diabetes
(Schofield et al, 2014).
Respon psikologis negatif seperti stres, kecemasan, dan depresi yang
merupakan dampak psikologis pasien DM yang dapat menyebabkan tekanan,
perubahan, dan ketegangan emosi (Sunaryo, 2004). Sebuah penyakit dapat
menjadi stresor bagi penderitanya dikarenakan ketidakmampuan penderita
tersebut dalam mengatasi penyakitnya sehingga diperlukan cara yang tepat untuk
menjaga kondisinya. Koping merupakan sebuah respon yang mana ditunjukan
kepada individu untuk mengurangi beban fisik, emosional, dan atau beban
psikologis yang berkaitan dengan peristiwa sehari-hari yang penuh tekanan dan
ketidakberdayaan (Snyder, 1999).
Seorang individu yang gagal atau tidak mampu dalam melakukan koping
maka akan mengalami berbagai penyakit fisik ataupun mental seperti kecemasan,
gelisah, dan stres (Rasmun, 2004 dalam Husna). Bianchi (2004) menjelaskan jika
stres yang dialami oleh pasien DM berkaitan erat dengan strategi koping yang
digunakan. Stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar HbA1c pasien DM (Veranita el at, 2016). Stres dapat
berkurang atau meningkat sesuai dengan koping yang dilakukan, yang mana pada
akhirnya juga dapat berpengaruh pada kontrol glikemik pasien DM secara
langsung melalui proses psikofisiologis atau secara tidak langsung melalui
perilaku perawatan diri (Peyrot, M et al., 1999).
Menurut hasil penelitian Tsenkova et al (2008), strategi koping berfokus
pada masalah (problem focused coping) berpengaruh pada penurunan HbA1c dari
waktu ke waktu.Persepsi penyakit merupakan reaksi dari seorang . yang
mengalami penyakit terhadap penyakitnya yang dapat berpengaruh pada rencana
dan strategi dalam mengontrol masalah kesehatannya (Oktarinda & Surjaningrum,
2014). Persepsi penyakit memiliki peran dalam pembentukan strategi koping
(Heijmans, 1999). Persepsi penyakit merupakan suatu keyakinan pribadi yang
dimiliki oleh seorang pasien mengenai penyakit yang mereka alami dan dapat
mempengaruhi perilaku kesehatan secara signifikan (Chew et al, 2017). Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Sutawardana et al (2016) pada penyandang
DM yang pernah mengalami hipoglikemi menjelaskan bahwa keyakinan diri
merupakan sumber koping utama bagi penyandang DM, karena dengan
tumbuhnya keyakinan yang kuat dalam diri maka kejadian hipoglikemi dapat
dicegah.
Berdasarkan paparan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan
penelitian “Hubungan persepsi penyakit dengan strategi koping pada pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti bermaksud untuk mengadakan
penelitian serta menganalisis “Hubungan persepsi penyakit dengan strategi koping
pasien DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan persepsi
penyakit dengan strategi koping pasien DM tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Patrang.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi karakteristik pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember
b) Mengidentifikasi persepsi penyakit pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember
c) Mengidentifikasi strategi koping pada pasien DM tipe 2di wilayah kerja Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember
d) Menganalisis hubungan persepsi penyakit dengan strategi koping pasien DM tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember
D. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan serta ketrampilan
dalam melaksanakan penelitian dan meningkatkan pengetahuan mengenai
hubungan persepsi penyakit dengan strategi koping pasien DM tipe 2.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Adanya hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperkaya keilmuan tentang persepsi penyakit dan strategi koping pada pasien
DM tipe 2.
3. Bagi Masyarakat dan Responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi dan
pengetahuan tentang persepsi penyakit dan strategi koping pasien DM tipe 2,
sehingga dapat meningkatkan strategi koping pasien DM tipe 2.
4. Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan layanan
asuhan keperawatan yang holistik, terutama dalam memberikan asuhan
keperawatan pada psikologis pasien DM tipe 2 dalam meningkatkan strategi
koping.
Judul : Hubungan Pemberdayaan Diri dengan Strategi
Koping pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
Poli Penyakit dalam RS Tingkat III Baladhika
Husada Jember
Penulis : Sofi Fitriyah Santoso
Dosen Pembimbing Umum : Ns. Nur Widayati, MN.

A. Latar Belakang
Prevalensi DM mengalami peningkatan setiap tahunnya dan menjadi
masalah kesehatan dunia. Angka kejadian DM menurut IDF (2015) pada tahun
2015 mencapai 415 juta orang dan tahun 2040 diperkirakan meningkat sekitar 642
juta orang. Pada tahun 2015 sebanyak 5 juta orang meninggal dunia karena
penyakit DM. Diperkirakan sebanyak 91% orang dewasa di negara-negara
berpenghasilan tinggimengalami DM tipe 2. Pada tahun 2015 negara dengan
prevalensi DM terbesar di dunia yaitu Cina, India, USA, Brazil, Rusia, Mexico
dan Indonesia ini menempati urutan ke 7 sebagai negara dengan kasus penyakit
DM terbanyak (IDF, 2015). Di Indonesia prevalensi DM mencapai 8,5 juta orang
pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2035 diprediksi sekitar 14,1 juta orang
(IDF, 2013). Pada tahun 2014 populasi penyakit DM meningkat sekitar 9,1 juta
orang dan pada tahun 2015 akan terus meningkat menjadi 10 juta orang (IDF,
2015). Berry et al (2015) melaporkan penyakit diabetes melitus selain
berpengaruh terhadap kondisi fisik melainkan berdampak terhadap psikologisnya.
Ketika pasien menerima respon psikologis negatif akibat penyakit yang diderita,
pasien mengalami gangguan emosional seperti cemas, stres dan depresi (Chew et
al., 2014). Menurut Nugroho (2010) stres dapat memperburuk keadaan dan
berpengaruh terhadap kadar glukosa darah. Apabila penderita memiliki stres yang
berat maka akan semakin buruk kadar glukosa darahnya. Manajemen penyakit
diabetes merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan waktu lama hal ini sama
halnya dengan koping pada pasien diabetes yang juga membutuhkan waktu lama
(Grey, 2000). Biasanya saat pasien terdiagnosis penyakit DM akan melakukan
strategi koping yang adaptif supaya dapat memanjemen pengobatan atau terapi
dengan baik. Namun, pada kenyataannya tidak semua pasien yang terdiagnosis
penyakit DM dapat memiliki strategi koping adaptif (Saputra et al., 2017).
Menurut Stuart (2013) terdapat beberapa faktor koping yaitu ketrampilan
memecahkan masalah, ketrampilan sosial, aset materi, pengetahuan dan
kecerdasan, stabilitas budaya, identitas ego yang kuat terhadap jejaring sosial,
sistem nilai keyakinan spiritual. Menurut Huang (2017) jika individu memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, maka akan berpengaruh terhadap penyakit yang
dideritanya. NANDA (2015) mengatakan bahwa kondisi penurunan koping positif
terjadi karena ketidakefektifan dalam mengelola serta menguasai berbagai bentuk
perawatan kesehatan yang seharusnya dilakukan. Perlu adanya motivasi dari diri
sendiri untuk melakukan perawatan.
Salah satu contoh dari motivasi diri sendiri yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan pemberdayaan diri. Woodall et al.(2010) mengatakan pada
dasarnya, pemberdayaan diri merupakan perasaan individu untuk dapat
mengontrol atas hidupnya. Memiliki rasa kendali terhadap dirinya demi
meningkatkan kesehatan mental dan fisik individu dalam menangani penyakitnya.
Proses pemberdayaan diri pada penderita diabetes melitus tipe 2 akan muncul
ketika memiliki informasi atau pengetahuan tentang penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi keterampilan diri penderita untuk perawatan selanjutnya, sikap dan
kesadaran diri yang dilakukan akan berdampak pada meningkatnya psikologis
penderita diabetes melitus tipe 2 (Luczynski et al., 2016).
Penelitian Huang (2017) mengatakan bahwa (9.53%) ada persamaan yang
signifikan positif terhadap pemberdayaan psikologisbagi setiap individu. Woodall
et al (2010) mengatakan pemberdayaan yang direalisasikan dapat membangun
suatu kepercayaan, meningkatkan harga diri, dan mengembangkan strategi koping
demi meningkatkan ketrampilan pribadi.
Berdasarkan hasil paparan tersebut, peneliti bermaksud melakukan
penelitian “Hubungan Pemberdayaan Diri dengan Strategi Koping pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember.”
B. Rumusan Masalah
Mengacu latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apakah ada hubungan pemberdayaan diri dengan strategi
koping pada pasien DM tipe 2?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan pemberdayaan diri dengan strategi koping pada
pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RS Tingkat III Baladhika
Husada Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit
Penyakit Dalam di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember.
b. Mengidentifikasi pemberdayaan diri pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli
Penyakit Penyakit Dalam di RS Tingkat III Baladhika HusadaJember.
c. Mengidentifikasi strategi koping pasien diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit
Penyakit Dalam di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember.
d. Menganalisis hubungan pemberdayaandiri dengan strategi koping pada pasien
diabetes melitus tipe 2 di Poli Penyakit Penyakit Dalam di RS Tingkat III
Baladhika Husada Jember.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan tentang
hubungan pemberdayaandiri dengan strategi koping pada pasien diabetes melitus
tipe 2 di Poli Penyakit Penyakit Dalam di RS Tingkat III Baladhika Husada
Jember.
2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan memperkaya
keilmuan keperawatan serta dapat digunakan sebagai penelitian selanjutnya terkait
pemberdayaan diri dengan strategi koping pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
3. Manfaat Bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar memberi pelayanan
keperawatan yang holistik khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan
pada psikologis pasien diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan pemberdayaan
diri dan strategi koping.
4. Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan dalam memberikan motivasi
untuk meningkatkan pemberdayaandiri pasien sehingga dalam menciptakan
strategi koping yang adaptif.
ANALISA FINER

Penelitian ini sangat lah mungkin untuk di lanjutkan mengingat sumber


informasi sudah memenuhi jumlah dan juga kemampuan. Subjek yang dipilih
dalam penelitian ini adalah klien dengan Diabetes Melitus tipe 2, hal tersebut
dikarenakan pada klien dengan diabetes melitus selain berpengaruh terhadap
kondisi fisik melainkan berdampak terhadap psikologisnya. Pada kenyataannya
tidak semua pasien yang terdiagnosis penyakit DM dapat memiliki strategi koping
adaptif. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan persepsi penyakit
dan pemberdayaan diri dengan strategi koping pasien DM tipe 2. Perihal
ketertarikan, penelitian ini menarik karena banyak sekali penderita DM tipe 2
dengan strategi koping yang masih maladaptif dan juga hasil pennelitian dapat
memiliki manfaat yang baik bagi peneliti sendiri, responden, masyarakat umum
dan juga institusi pendidikan khususnya pendidikan keperawatan. Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam bagaimana meningkatkan strategi
koping pada klien dengan DM tipe 2 dalam pemberian asuhan keperawatan.
Penelitian ini merupahan penelitian yang bru di wilayah ini, karena penelitian
sebelumnya sudah dilakukan di wilayah yang lainnya. Dalam hai etik penelitian
ini tidak bertentangan dengan norma dan etik yang berlaku karena penelitian ini
memiliki banyak manfaat bagi berbagai pihak maupun institusi khususnya bidang
keperawatan.
KESIMPULAN

Dari studi latar belakang 2 skripsi yang berjudul “Hubungan Persepsi Penyakit
dengan Strategi Koping pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Patrang Kabupaten Jember” dan “Hubungan Pemberdayaan Diri
dengan Strategi Koping pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit
dalam RS Tingkat III Baladhika Husada Jember” didapatkan perbedaan
khususnya pada judul yang kedua, didalam latar belakang skripsi tersebut tidak
memuat komponen penyusunan pendahuluan antara lain, angka mortalitas,
dampak sosial ekonomi, dan kesenjangan hubungan antara kedua faktor.

Anda mungkin juga menyukai