Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH DISCHARGE PLANNING PADA KLIEN DM TIPE 2

TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SELF CARE


DI RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Nita Ekawati 1, Suhendar 2 , Tri Kurniati3


1.
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammdiyah Jakarta
2.
Dosen Ilmu Manajemen Universitas Muhammdiyah Jakarta
3.
Dosen Ilmu Keperawatan Unviersitas Muhammdiyah Jakarta

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FIK UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis dan progresif dimana
terjadi penurunan sekresi insulin di pankreas yang berakibat hiperglikemia,
sehingga membutuhkan penanganan berkelanjutan dan edukasi perawatan yang
mandiri. Data klien DM tipe 2 yang dirawat di RSU Kota Tangerang Selatan sejak
bulan Juni 2016 sampai dengan Juni 2017 berjumlah 233 orang. Salah satu
permasalahan yang didapatkan adalah sering terjadinya komplikasi makrovaskuler
ataupun mikrovaskuler yang disebabkan kurangnya pengetahuan dan sikap self
care klien DM tipe 2. Penelitian ini untuk mengetahuai pengaruh pemberian
discharge planning pada klien DM tipe 2 terhadap pengetahuan dan sikap self
care. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan quasi eksperiment pre
dan post test design, pada dua kelompok, intervensi dan layanan standar RS,
masing-masing sebanyak 16 responden. Tehnik pengambilan sampel dengan
purposive sampling. Hasil analisis dengan menggunakan wilcoxon match pairs
test didapatkan P value 0,005 < α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terdapat
pengaruh self care pada kelompok intervensi setelah diberikan discharge planning
tersruktur di RSU Kota Tangerang Selatan. Saran: Discharge planning tersruktur
dapat digunakan untuk meningkatkan self care pada pasien DM tipe 2.
Kata Kunci : Discharge Planning, Self care, Pasien DM tipe 2

EFFECT OF DISCHARE PLANNING INTERVENTION ON


KNOWLEDGE AND SELF-CARE ATTITUDE AMONG PATIENT WITH
DIABETES MELLITUS TYPE 2

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic and progressive metabolic disease in which


occurred an insulin decrease resulting hyperglycemia, and requiring maintain
care and self-care education. According to the data from Local Hospital of South
Tangerang, the inpatient of diabetes mellitus was 233 patients from June, 2016 to
June, 2017. One of the problem occurred was the macro-vascular and micro-
vascular complication, caused by the lack of knowledge and self-care attitude of
the patients. This study aimed to determine the effect of discharge planning
intervention on the knowledge and self-care attitude of the patients with DM type
2. This study using quasi experimental method with pre and post design. 32 people
were divided into two group’s intervention and control group by using purposive
sampling. The intervention group received discharge planning intervention, while
the control received standardized intervention from the hospital. The result
showed there were significant differences between knowledge (p<0.05) and self-
care attitude (p<0.05) after discharge planning intervention among patient with
DM type 2 in Local Hospital of South Tangerang. It can be conclude that
discharge planning intervention can improve the knowledge and self-care attitude
among patient with DM type 2. Discharge planning is something that needs to be
considered as intervention to improve self-care attitude of patient with DM type 2.

Keywords: discharge planning, self-care attitude, patient with diabetes type 2.

PENDAHULUAN 163.1 juta orang, di Indonesia hasil


Riset Kesehatan Dasar
Diabetes Mellitus (DM) merupakan (RISKESDAS) pada tahun 2013,
sekelompok kelainan heterogen yang Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa jiwa klien DM yang menduduki
dalam darah atau hiperglikemia. peringkat ke-4 terbanyak di Asia dan
Glukosa secara normal bersirkulasi peringkat ke-7 di dunia.
dalam jumlah tertentu dalam darah. Diperkirakan pada tahun
Glukosa dibentuk dihati dari 2020 diperkirakan Indonesia
makanan yang dikonsumsi. Insulin, memiliki 12 juta jiwa penderita DM
yaitu suatu hormon yang diproduksi (Perkeni,2014), dan menurut Depkes
pankreas, mengendalikan kadar (2009) tahun 2030 prevalensi DM di
glukosa dalam darah dengan Indonesia mencapai 21,3 juta orang.
mengatur produksi dan Menurut Depkes (2012) Diabetes
penyimpanannya (Brunner dan Melitus (DM) merupakan masalah
Suddarth, 2013). Ada empat tipe kesehatan penyebab kematian ke 6,
utama DM. DM tipe 1(5%-10% prevalensi DM perkotaan 5,7 % dan
kasus terdiagnosis), DM tipe 2 (90%- prevalansi Toleransi Glukosa Darah
95% kasus terdiagnosis), DM Terganggu 10,2 %, oleh karena itu
gestasional (2%-5% dari semua pengendalian DM haruslah
kehamilan), dan DM tipe spesifik merupakan continum care, dimana
lain (1%-2% kasus terdiagnosis), edukasi merupakan salah satu faktor
(LeMone, P., Burke, K.M., & amat penting.
Bauldoff, G. (2016).
Menurut Nursalam tahun 2015
Berdasarkan International Diabetes Perencanaan pulang (discharge
Federation (IDF), tahun 2015 planning) merupakan suatu proses
penderita DM didunia sebanyak yang dinamis dan sistematis dari
145.1 juta orang, diprediksi pada penilaian, persiapan, serta koordinasi
tahun 2040 akan meningkat menjadi
yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan Menurut Orem didalam Tomey dan
kesehatan dan pelayanan sosial Alligood (2006) perawat sebagai
sebelum dan sesudah pulang. seorang educator dan counselor bagi
Perencanaan pulang merupakan klien DM dapat memberikan bantuan
proses yang dinamis, agar tim kepada klien dalam bentuk
kesehatan mendapatkan kesempatan supportive-educative dengan
yang cukup untuk menyiapkan klien memberikan pendidikan dengan
melakukan keperawatan mandiri tujuan agar klien mampu melakukan
dirumah. Perencanaan pulang perawatan secara mandiri. Peran
didapatkan dari proses interaksi perawat sebagai educator dan
ketika keperawatan profesional, klien counselor selama klien dirawat
dan keluarga berkolaborasi untuk dirumah sakit dapat dilakukan
memeberikan dan mengatur dengan memberikan discharge
kontiunitas keperawatan yang planning pada klien DM tipe 2,
diperlukan oleh klien saat dengan demikian klien diharapkan
perencanaan harus berpusat pada mempunyai pengetahuan tentang
masalah klien yaitu pencegahan, penyakit DM, keterampilan dalam
teraupetik, rehabilitatif, serta perawatan diri dan mereka siap
keperawatan rutin yang sebenarnya. dalam menjalani program perawatan
Perencanaan untuk kepulangan lanjutan dirumah untuk
pasien dari rumah sakit harus dimulai mempromosikan tahap kemandirian
sedini mungkin dengan tertinggi kepada klien dan keluarga
mempertimbangkan kondisi pasien. dengan tujuan memandirikan
Gagal dalam merencanakan akan aktivitas perawatan diri, sehingga
berpengaruh pada perpanjangan lama pengelolaan diabetes secara mandiri
hari rawat atau menciptakan kondisi yang dapat dilakukan oleh klien dan
dimana pasien yang baru masuk keluarganya. Discharge planning
ditempatkan ditempat yang salah yang baik memungkinkan klien
tanpa pelayanan yang tepat. Hal ini mandiri dalam perawatannya dan
sangat penting melibatkan semua menjamin klien mampu melakukan
sektor demi mewujudkan proses tindakan keperawatan lanjutan yang
discharge. aman dan realistis setelah
Teori self care Orem memandang meninggalkan rumah sakit (LeMone,
sebagai individu yang memiliki et, all 2016).
kemampuan untuk merawat dirinya
sendiri dalam memenuhi kebutuhan Kasus di Kota Tangerang Selatan,
hidup, memelihara kesehatan dan data klien DM tipe 2 yang dirawat di
mencapai kesejahteraan. Pada Klien RSUD Kota Tangerang Selatan
DM dapat mencapai sejahtera atau mulai dari Juni 2016 sampai dengan
kesehatan yang optimal dengan Juni 2017 berjumlah 233 orang.
mengetahui perawatan yang tepat. (Rekam Medik RSU Kota Tangsel,
Oleh karena itu menurut teori self 2017)
care perawat berperan sebagai Survey pendahuluan yang dilakukan
pendukung atau pendidik bagi Klien peneliti melalui observasi dan hasil
DM untuk tetap mempertahankan wawancara pada tanggal 10 Februari
kemampuan optimalnya dalam 2017 terhadap 7 klien dengan DM
mencapai sejahtera (Ernawati. 2013). tipe 2 diruang rawat inap (Anyelir)
lantai 3 di RSU Kota Tangerang standar RS mendapatkan penjelasan
Selatan, didapatkan hasil yaitu jadwal kontrol dan minum obat.
sebanyak 2 klien atau 28,6 % tidak
melakukan diet dengan baik dengan Pada kedua kelompok diawali
alasan sering berolahraga jalan kaki dengan pre test dan setelah dilakukan
saat pagi hari,sebanyak 3 klien atau intervensi diadakan post test.
42,8 % jarang minum obat dengan Populasi dalam penelitian ini adalah
alasan sudah melakukan diet dengan pasien yang menjalani rawat inap di
baik, dan 2 klien atau 28,6 % tidak RSU Kota Tangerang selatan
melakukan diet, tidak minum obat khususnya ruang penyakit dalam
rutin, dan aktifitas disibukkan yaitu ruang Mawar, Anyelir,
bekerja yaitu berdagang. Saat sebanyak 32 pasien. Pengambilan
observasi dilakukan ada beberapa sampel dilakukan dengan rumus
klien yang diberikan discharge minimal sampel size (lemeshow,
planning yang rutin dilakukan adalah 1997) dengan metode purposive
penjelasan minum obat dan jadwal sampling dengan antisipasi adanya
kontrol di poliklinik penyakit dalam. sample yang drop out dengan jumlah
Selama dirawat di RSU Kota secara keseluruhan didapatkan
Tangerang Selatan tidak ada edukasi sampel penelitian 36 orang,
yang terstruktur tentang penyakit Dalam penelitian ini proses
Diabetes Melitus tipe 2, dan edukasi pengambilan dan pengumpulan data
perawatan diri saat klien berada di diperoleh dengan menggunakan
rumah. beberapa instrumen sebagai berikut :
Kuesioner karakteristik responden,
Dalam fenomena diatas peneliti ingin Format discharge planning yang
mengetahui pengaruh discharge terstruktur dimodifikasi dari
planning pada klien DM tipe 2 Nursalam (2008), Firmawati (2017),
terhadap pengetahauan dan sikap self Lemone (2016), Brunner& Sudarth
care di RSU Kota Tangerang (2011), format pengetahuan dan
Selatan, untuk mencapai sikap yang dimodifikasi dari aktifitas
pengontrolan gula darah secara self care oleh SDSCA (Summary of
optimal dan mencegah timbulnya Diabetes Self Care Activities) yang
komplikasi. Self care diabetes yang dikembangkan oleh Toobert,
efektif dapat menurunkan penderita Hampson dan Glasgow (2000), dan
diabetes terhadap resiko penyakit Diabetic Attitude Scala (DAS) yang
jantung koroner, selain itu self care dikembangkan oleh Anderson,
diabetes dapat mengurangi dampak Fitzgerald, Funnell, gruppen (1998).
masalah akibat diabetes, mencapai Peneliti menindak lanjuti pasien
kadar gula darah normal dan yang sesuai dengan kriteria inklusi:
mengurangi angka mortalitas dan klien terdiagnosa DM tipe 2 yang
morbiditas akibat diabetes. dirawat diruang rawat inap, klien
mampu membaca dan menulis, klien
BAHAN DAN METODE tidak mengalami gangguan
Jenis penelitian ini menggunakan pendengan, dan penglihatan, klien
Quacy experiment) desain dengan 2 bersedia menjadi responden, dan
kelompok. Kelompok Intervensi klien dalam keadaan sadar dan
mendapatkan discharge planning kooperatif. Setelah itu peneliti
tersruktur, dan kelompok layanan menjelaskan tujuan, manfaat, dan
prosedur penelitian kepada kemudian peneliti memberikan
responden. Setelah responden faham kuesioner untuk dilakukan post-test
dengan penjelasan yang diberikan pengetahuan dan sikap self care saat
peneliti maka responden diruang tunggu poliklinik penyakit
menandatangani informed consent. dalam RSUD Kota Tangerang
Selatan. Penelitian dilakukan dalam
Selanjutnya semua responden waktu 5 minggu, mulai 10 Juli
dikelompokkan menjadi 2 kelompok, sampai dengan 12 Agustus 2017.
kelompok intervensi diberikan
discharge planning terstruktur Data analisis univariat untuk
dengan menggunakan media booklet, mendekripsikan karakteristik
dan kelompok layanan standar RS responden yang kemudian disajikan
(jadwal kontrol dan minum obat) dalam bentuk table distribusi
diberikan discharge planning layanan frekuensi, variabel yang dianalisis
RS seperti jadwal minum obat dan pada penelitian ini adalah usia, jenis
jadwal kontrol, setelah itu melakukan kelamin, pendidikan dan lama sakit.
pretes pengetahuan dan sikap self
care dari kedua kelompok tersebut HASIL PENELITIAN
dengan memberikan lembar 1. univariat
kuesioner yang terdiri dari lembar
kuesioner karakteristik responden, Tabel 5.1 Distribusi frekuensi
lembar kuesioner pengetahuan self karakteristik responden berdasarkan
care, lembar kuesioner sikap self umur, jenis kelamin, pendidikan,
care, stelah itu kelompok intervensi lama sakit di RSU Kota Tangerang
diberikan discharge planning dalam Selatan Tahun 2017
bentuk booklet DM dan peneliti
menjelaskan pemberian discharge
planning terstruktur per responden ±
30 menit, dan setelah selesai
memberikan discharge planning
tersebut peneliti menceklis di format
dischrge planning, dan booklet
tersebut diberikan Klien DM tipe
untuk dibaca dan dibawa pulang.
Untuk kelompok layanan standar RS
(jadwal kontrol dan minum obat)
peneliti hanya memberikan lembar
kuesioner tersebut, apabila
responden sudah diizinkan pulang
perawat ruangan memberitahukan
peneliti bahwa hari ini akan ada
responden yang pulang.selanjutnya
saat responden jadwal kontrol di
minggu ke 2 ke Poliklinik penyakit
dalam post rawat inap, 2 hari
sebelumnya peneliti memberikan
pesan melalui SMS atau WA untuk
datang kontrol ke Poliklinik penyakit
dalam RSU Kota Tangerang Selatan,
Sumber primer 2017 1,00. Dari hasil uji statistik dapat
disimpulkan tidak terdapat
Dari hasil analisis tabel 5.1 pengaruh self care pada kelompok
menunjukkan bahwa dari penelitian layanan standar RS (jadwal
terhadap 32 orang responden di kontrol dan minum obat) karena P
ruang rawat inap RSU Kota value > 0,05
Tangerang Selatan, menunjukkan
sebagian besar rerata umur
responden pada penelitian ini
terbanyak pada usia 62 tahun dan
terendah 47 tahun, rata-rata umur
responden 57 tahun. karakteristik
Jenis kelamin terbanyak pada
perempuan 21 orang (65%),
sedangkan pada laki-laki 11 orang
(34,4%), karakteristik pendidikan
terbanyak pada tingkat SMP 14
orang (43,8), karakteristik lama
terdiagnosa DM tipe 2, 5-10 tahun
19 orang (59,4%).
Berdasarkan tabel 5.6
2. Bivariat pengetahuan dan sikap self care
Tabel 5.5 pada klien DM tipe 2 pada
Pengetahuan dan sikap self care kelompok intervensi, didapatkan
pada klien DM tipe 2 pada hasil P value sebesar 0,005. Dari
kelompok layanan standar RS hasil uji statistik dapat
(jadwal kontrol dan minum obat). disimpulkan terdapat pengaruh
(n=16) pemberian discharge planning
pada kelompok intervensi karena
P value < 0,05.

PEMBAHASAN
1. Pengetahuan dan sikap self care
pada klien DM tipe 2 pada
kelompok intervensi
(Mendapatkan discharge
planning terstruktur)

Berdasarkan hasil statistik


didapatkan pengetahuan self care
Berdasarkan tabel 5.5 pada klien DM tipe 2 pada
pengetahuan dan sikap self care kelompok intervensi
pada klien DM tipe 2 pada (mendapatkan discharge planning
kelompok layanan standar RS terstruktur) , saat dilakukan pre
(jadwal kontrol dan minum obat), test pengetahuan dengan kategori
didapatkan hasil P value sebesar baik 8 orang (50%), kurang baik 8
orang (50%) , dan saat post test adalah informasi. Informasi DM
pengetahuan dengan kategorik bisa didapatkan melalui edukasi
baik 14 orang (87,5%), dan Dm. Edukasi DM merupakan
kategorik kurang baik 2 orang salah satu bentuk lima pilar dalam
(12,5%). penatalaksanaan DM yang
Sedangkan untuk sikap self care bertujuan untuk memberikan
pada klien DM tipe 2 pada informasi mengenai DM agar
kelompok intervensi, Sikap dapat meningkatkan self care
kategori baik 8 orang (50%), Klien dalam mengelola
kategorik kurang baik 8 (50%), penyakitnya.
saat post test 1 (pertama) sikap Peningkatan self care dilakukan
kategori baik 16 orang (100%), melalui pengembangan program
dan kategori kurang baik tidak ada edukasi yang terstruktur,
(0%). meningkatkan kompetensi
Hasil penelitian yang dilakukan perawat dalam memberikan
Darni (2011) dengan hasil statistik asuhan keperawatan pada klien
pengetahuan kurang baik (54,5%), DM tipe 2 terkait aktifitas self
Menurut Notoatmodjo (2007), care, Perawat dan pasien akan
terbentuknya suatu perilaku baru, bekerjasama saling melengkapi
dimulai dari domain kognitif, dengan seleksi dan kombinasi
dalam arti seseorang tahu terlebih tindakan individu sesuai dengan
dahulu terhadap stimulus yang tingkat keterbatasan individu
berupa materi atau objek dalam menjalankan asuhan
diluarnya sehingga menimbulkan keperawatan. Metode yang
pengetahuan baru pada orang digunakan Perawat dalam
tersebut dan selanjutnya akan tindakan keperawatan meliputi:
menimbulkan respon batin dalam kegiatan melakukan untuk orang
bentuk sikap. lain, mengarahkan atau memberi
Sejalan dengan penelitian petunjuk, menyediakan bantuan
Nugroho (2006) hasil penelitian fisik maupun psikologis,
ada hubungan yang bermakna menyediakan dan menjaga
antara tingkat pengetahuan lingkungan yang membantu
tentang terapi antidiabetes oral perkembangan pasien, dan
dengan kepatuhan dalam mengajar pasien melalui kegiatan
menjalani terapi pada pasien DM edukasi, salah satunya pemberian
tipe 2. discharge planning (Rantung,
Berdasarkan hasil Penelitian yang 2013).
dilakukan Misdarina et.all (2012) Menurut hasil penelitian Sukardjo
bahwa responden memiliki (2007) peningkatan pengetahuan
pengetahuan yang kurang tentang Klien DM tipe 2 dapat dilakukan
DM (54,9%) dan memiliki kadar perubahan dengan memberikn
gula darah yang tinggi. pendidikan kesehatan sehingga
Rendahnya pengetahuan yang dapat meningkatkan pengetahuan
dimiliki responden mengenai Klien DM. Pengetahuan
penyakit DM, mengakibatkan merupakan domain yang sangat
kadar gula darah menjadi tinggi. penting untuk terbentuknya
Salah satu faktor yang dapat prilaku seseorang, dan untuk
mempengaruhi pengetahuan mencapai perubahan prilaku juga
harus ada perubahan sikap Klien pengetahuan kurang baik (54,5%).
mengenai materi yang diberikan. Menurut Notoatmodjo (2007),
Sikap merupakan kemampuan terbentuknya suatu perilaku baru,
suatu kemampuan internal yang dimulai dari domain kognitif,
berperanan sebelum seseorang dalam arti seseorang tahu terlebih
mengambil suatu tindakan dahulu terhadap stimulus yang
(action), sikap tidak dapat berupa materi atau objek
diajarkan secara langsung, namun diluarnya sehingga menimbulkan
bisa diajarkan secara tidak pengetahuan baru pada orang
langsung melalui contoh bacaan tersebut dan selanjutnya akan
dan kegiatan yang baik. Melaui menimbulkan respon batin dalam
sikap yang positif serta pro aktif, bentuk sikap.
Klien diabetes melitus bisa hidup Peningkatan self care dilakukan
normal serta produktif, hal ini melalui pengembangan program
dapat dipraktekkan dalam bentuk edukasi yang terstruktur,
self care yang rutin dilakukan meningkatkan kompetensi
sehari-hari. perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien
2. Pengetahuan dan sikap self DM tipe 2 terkait aktifitas self
care pada klien DM tipe 2 care, Perawat dan pasien akan
pada kelompok layanan bekerjasama (Rantung, 2013).
standar RS (jadwal kontrol
dan minum obat). 3. Pengaruh discharge planning
pada pada klien DM tipe 2
Berdasarkan hasil statistik terhadap pengetahuan dan
didapatkan hasil pengetahuan self sikap self care di RSU Kota
care pada klien DM tipe 2 pada Tangerang Selatan
kelompok layanan standar RS
(jadwal kontrol dan minum obat), Berdasarkan hasil penelitian
saat dilakukan pre test diperoleh hasil statistik
pengetahuan dengan kategori baik pengetahuan dan sikap self care
9 orang (56,2%), kurang baik 7 pada klien DM tipe 2 pada
orang (43,8%) , dan post test kelompok layanan standar RS
pengetahuan kategorik baik 8 (jadwal kontrol dan minum obat),
orang (50%), dan kategorik didapatkan hasil P value sebesar
kurang baik 8 orang (50%). 1,00. Berati tidak terdapat
Sedangkan untuk sikap self care pengaruh self care pada kelompok
pada klien DM tipe 2 pada layanan standar RS (jadwal
kelompok intervensi, saat kontrol dan minum obat) karena P
dilakukan pre test sikap kategori value > 0,05, dan berdasarkan
baik 10 orang (62,5%), kategorik penelitian pada kelompok
kurang baik 6 (37,5%), saat post intervensi diperoleh hasil statistik
test sikap kategori baik 11 orang pengetahuan dan sikap self care
(68,8%), dan kategori kurang baik pada klien DM tipe 2, P value
5 orang 31,2%). sebesar 0,005 sehingga dapat
Hasil penelitian ini sedikit disimpulkan terdapat pengaruh
berbeda dengan penelitian Darni self care pada kelompok
(2011) dengan hasil statistik intervensi (mendapatkan
discharge planning tersruktur) Peningkatan self care dapat
karena P value < 0,05. dilakukan melalui pengembangan
Discharge Planning merupakan program edukasi.
proses mempersiapkan Klien
untuk mendapatkan kontinuitas
perawatan baik dalam proses Keterbatasan
penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat Peneliti menyadari sepenuhnya
kesehatannya sampai Klien bahwa dalam penelitian ini masih
merasa siap untuk kembali ke belum sempurna dan memiliki
lingkungannya, harus dimulai banyak keterbatasan. Keterbatasan
sejak awal Klien datang ke ini kemungkinan dapat
pelayanan kesehatan (Cawthorn, disebabkan oleh, Peneliti
2005). Discharge Planning dapat kesulitan dalam memperoleh
meningkatkan perkembangan literatur tentang discharge
kesehatan dan membantu Klien planning pada klien DM tipe 2,
mencapai kualitas hidup optimum
sebelum dipulangkan, dalam suatu
penelitian metaanalisis IMPLIKASI KEPERAWATAN
menyatakan bahwa Discharge 1. Pelayanan keperawatan
Planning memberikan efek yang Implikasi hasil penelitian ini
berarti dalam menurunkan terhadap pelayanan keperawatan
komplikasi penyakit, pencegahan adalah membuktikkan bahwa ada
kekambuhan dan menurunkan perbedaan. hasil tersebut dapat
angka kematian dan morbiditas dijadikan sebagai acuan dalam
Discharge Planning dapat merumuskan perencanaan asuhan
mengurangi hari rawatan Klien, keperawatan dalam upaya untuk
mencegah kekambuhan, meningkatkan pengetahuan dan
meningkatkan perkembangan sikap self care pada klien DM tipe
kondisi kesehatan dan 2 khususnya dalam pemberian
menurunkan beban perawatan discharge planning pemberian
pada keluarga pemberian discharge planning pada klien DM
discharge planning dapat tipe 2 direncanakan sejak klien
meningkatkan kemajuan Klien, masuk perawatan, dengan
membantu Klien untuk mencapai menggunakan format yang baku,
kualitas hidup optimum sebelum sehingga perawat akan memahami
dipulangkan. Beberapa penelitian lima pilar yang diberikan kepada
bahkan Discharge Planning Klien DM tipe 2 agar self care
Dalam Interdisciplinary Bedside Klien DM meningkat.
Rounds (SIBR) Pada Perawatan
Klien Dengan Diabetes Melitus 2. Pendidikan keperawatan
menyatakan bahwa discharge
planning memberikan efek yang Agar terciptanya output yang
penting dalam menurunkan lebih baik perlunya
komplikasi penyakit, pencegahan pengembangan kurikulum materi
kekambuhan dan menurunkan kuliah dalam melakukan asuhan
angka mortalitas dan morbidi keperawatan yang komprehensif
(Setiawan, 2015). salah satunya penggunaan
discharge planning yang atau booklet yang berisi informasi
tersruktur. kesehatan untuk memfasilitasi
tenaga kesehatan dalam
memberikan discharge planning.
KESIMPULAN dengan demikian perawat akan
memahami point-point yang
Berdasarkan hasil penelitian dan penting yaitu lima pilar yang
pembahasan, maka dapat diberikan kepada Klien DM tipe 2
disimpulkan bahwa : agar self care Klien DM
1. Karakteristik Responden, rata-rata meningkat.
umur responden 57 tahun dengan
jenis kelamin Perempuan, tingkat 2. Bagi pendidikan
pendidikan rata-rata SMP, dan Agar terciptanya output yang
lama sakit 5-10 tahun. lebih baik perlunya
2. Pengetahuan dan sikap self care pengembangan kurikulum materi
pada klien DM tipe 2 kategori kuliah dalam melakukan asuhan
baik setelah dilakuakan pemberian keperawatan yang komprehensif
discharge planning terstruktur. salah satunya penggunaan
3. Ada pengaruh pemberian discharge planning yang
discharge planning yang tersruktur dan menambah sebagai
tersruktur yang diberikan pada referensi bahan kajian
klien DM tipe 2 terhadap keperawatan medikal bedah pada
pengetahuan dan sikap self care di sistem endokrin.
RSU Kota Tangerang Selatan. 3. Bagi pengembang ilmu
keperawatan
SARAN Sebagai informasi dasar untuk
peneliti selanjutnya
1. Bagi pelayanan perawatan mengembangkan penelitian yang
Hasil penelitian yaitu ada berfokus kepada kualitatif untuk
pengaruh pemberian discharge melihat pengalaman klien dalam
planning yang tersruktur yang menerima discharge planning.
diberikan pada klien DM tipe 2
terhadap pengetahuan dan sikap DAFTAR PUSTAKA
self care di RSU Kota Tangerang
Selatan. Hasil tersebut dapat
dijadikan sebagai acuan dalam Alligood, M.R., & Tomey, A.M.
merumuskan perencanaan asuhan (2012), Nursing Theorist and
keperawatan dalam upaya untuk Their Work. St.Louis.
meningkatkan pengetahuan dan Missouri: Mosby
sikap self care pada klien DM tipe American Diabetes Association.
2 dalam pemberian discharge (2007). Diagnosis and
planning. Pemberian discharge Classification of Diabetes
planning pada klien DM tipe 2 Mellitus. Diabetes Care, 30
direncanakan sejak klien masuk (1), s42-s47.
perawatan, dengan menggunakan https://doi.org/10.2337/dc07-
format yang discharge planning S042
baku sehingga tersedia fasilitas- Arus, E.U. (2015). Analisis Pengaruh
fasilitas penunjang seperti brosur Pengetahuan Terhadap
Manajemen Perawatan Diri https://www.medicare.gov/pub
Klien DM Tipe 2 dan s/pdf/11376-discharge-
Dampaknya Terhadap planning-checklist.pdf pada
Kejadian Stroke di RS Februari 2016.
Bhayangkara TK I Raden Said Depertement of Health and Human
Sukanto Jakarta (Tesis). Services Centers for Medicare
Fakultas Ilmu Keperawatan & Medicaid Service.
Universitas Muhammadiyah Medicare Lerning Netrwork.
Jakarta, Jakarta. Tidak Discharge Planning. Oktober
dipublikasikan 2014.ICN 908184. Diunduh
Bai, Y.L., Chiou, C.P., & Chang, Februari 2016.
Y.Y. (2009) Self care behavior Ernawati. (2013). Penatalaksanaan
and related factor in Keperawatan Diabetes Mellitus
older people with Type 2 Terpadu Dengan
diabetes. Journal Of Clinical Penerapan Teori keperawatan
Nursing, 18 (23), 3308-3315. Self Care Orem (Tesis).
Doi: 10.1111/j.1365- Fakultas Ilmu Keperawatan
2702.2009.02992.x. Universitas Muhammadiyah
Biswas, A. (2006). Prevention of Jakarta, Jakarta. Tidak
Type 2 Diabetes-Life Style dipublikasikan
Modification With Diet Firmawati. (2017). Pengaruh
and Physical Activity vs Kepemimpinan Kepala
Physical Activity Alone Ruangan Terhadap Kompetensi
(Tesis). Department of Public Dan Kepatuhan Perawat
Health Sciences Karolinska Pelaksana Serta Dampaknya
Institute, Swedia. Diunduh dari Pada Kualitas Pelaksanaan
http://www.proquest.com/enU Discharge Planning Pada
S/catalog/databases/detail/pqdt. Pasien Stroke di RSUD Tipe B
shtml. dan C di Propinsi
Black, J.M & Hawks, J.H (2014). Gorontalo(Tesis). Fakultas
Keperawatan Medikal Bedah: Ilmu Keperawatan Universitas
Manajemen Klinis Untuk Muhammadiyah Jakarta,
Hasil Yang Diharapkan (Edisi Jakarta. Tidak dipublikasikan
8). Buku 1 & 2. Singapura: Hidayat, A.A. (2008). Riset
Elsevier Keperawatan Dan Teknis
Breman, A., Kozier, B., & Snyder, S. Penulisan Ilmiah.
(2014). Kozier and Erb’s Jakarta: Salemba Medika
Fundamental of Nursing (9th Hidayati, W., & Wahyuni, K. (2012).
Ed). Pearson Pengalaman Self Care
Center for Medicare & Medicated Berdasarkan Teori Orem Pada
Services (CMS). (2015, June). Pasien Penyakit Ginjal
Your Discharge Kronik yang Menjalani
PlanningChecklist : For Hemodialisa. Jurnal Nursing
patients and their caregivers Studies, 1(1), 244-251.
preparing to leave a hospital, Diunduh dari http://ejournal-
nursing home, or other care s1.undip.ac.id/index.php/jnursi
setting. Product No. 11376. ng
Diunduh dari
Ignatavicius, D., & Workman, M.L. Praktik Keperawatan
(2016). Medical Surgical Profesional. Jakarta: Salemba
Nursing : Patients Centered Medika.
Collaborative Care. St. Louis Nursiswati, Rafiyah, I., & Sutini, T.
Missouri : Sauders Leivers. (2014). Pemberdayaan Kader
Julhana. (2016). Studi Kesehatan dalam Program
Fenomenologi: Pengalaman “Self Care Management”
Rawat Inap Ulang Pada Klien Penderita Diabetes Melitus di
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Desa Mekarwangi dan
RSUD Dompu Nusa Tenggara Bendungan Kecamatan
Barat (Tesis). Fakultas Ilmu Pagaden Barat Kabupaten
Keperawatan Universitas Subang. Dharmakarya Jurnal
Muhammadiyah Jakarta, Aplikasi Ipteks untuk
Jakarta. Tidak dipublikasikan Masyarakat, 3 (1), 13-15.
Kusniawati (2011). Analisis Faktor Diunduh dari
Yang Berkontribusi Terhadap http://jurnal.unpad.ac.id/dharm
Self Care Diabetes Pada Klien akarya/article/view/8305/3849
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Orem, D.E. (2001). Nursing:
RSU Tangerang (Tesis). Concept of Practice. St. Louis:
Fakultas Ilmu Keperawatan Mosby Inc
Universitas Indonesia. Perkeni. (2011). Konsesus
Diunduh dari Pengelolaan dan Pencegahan
lib.ui.ac.id/file?file=digital/202 Diabetes Mellitus Tipe 2 di
81676-T%20Kusniawati.pdf Indonesia 2011. Jakarta: PB
LeMone, P., Burke, K.M., & Perkeni
Bauldoff, G. (2016). Buku Ajar Rahayu, E., Kamaluddin, R., &
Keperawatan Medikal Bedah Sumarwati, M. (2014).
Vol.2 (Edisi 5). Jakarta : EGC Pengaruh Program Diabetes
Misdarina & Ariani,Y. (2012). Self Management Education
Pengetahuan Diabetes Melitus Berbasis Keluarga Terhadap
dengan kadar gula darah Kualitas Hidup Penderita
pada pasien DM tipe 2. Diabetes Melitus Tipe 2 di
Jurnal Keperawatan Klinis, Wilayah Puskesmas II
2(1), 1-5. Baturaden. Jurnal
https://jurnal.usu.ac.id/index.ph Keperawatan Soedirman, 9 (3),
p/jkk/article/view/194/154 163-172. Diunduh dari
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi http://jks.fikes.unsoed.ac.id/ind
Penelitian Kesehatan. Jakarta: ex.php/jks/article/view/611/33
Rhineka Cipta. 6
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Retni, A. (2014). Pengaruh
Kesehatan dan Perilaku Visualisasi Gambar Dan
Kesehatan. Jakarta: Rhineka Audiovisual Terhadap
Cipta. Peningkatan Kepatuhan Diet
Notoatmodjo, S. (2014). Kesehatan Pada Pasien Diabetes Melitus
Masyarakat. Jakarta: Rhineka Tipe 2 Di Puskesmas se-
Cipta. Kabupaten Gotontalo (Tesis).
Nursalam (2015). Manajemen Fakultas Ilmu Keperawatan
Keperawatan: Aplikasi dalam Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jakarta. Tidak Theory Contruction&Testing,
dipublikasikan. 9 (2), 61-67.
Rodhianto. (2012). Pengaruh Sukardjo (2007). Perbedaan
Diabetes Self Management Efektifitas PKM-RS dengan
Education terhadap Self Care Diskusi dan Problem
Behavior Pasien DM Tipe 2. Solving dalam Peningkatan
Jurnal Keperawatan Pengetahuan dan Sikap Pasien
Soedirman, 7 (2), 133-141. DM tipe 2 di RSUD Sunan
Diunduh dari Kalijaga Kabupaten Demak.
http://jks.fikes.unsoed.ac.id/ind Jurnal Promosi Kesehatan
ex.php/jks/article/view/400/22 Indonesia, 2(2), 98-114.
7 Diunduh dari
Toobert, D.J., Hampson, S.H., & https://media.neliti.com/media/
Glasgow, R.E. (2000). The publications/4951-ID-
Summary of Diabetes Self- perbedaan-efektivitas-metode-
Care Activities Measure: pkm-rs-dengan-diskusi-dan-
Result from 7 studies and a problem-solving-dalam-
revised scale. Diabetes Care, pen.pdf
23 (7), 943-950. Sudirman, A.A. (2017). Efektifitas
Sari, R. (2013). Pengalaman Diabetes Self Management
Keluarga dalam Merawat Education (DSME) Metode
Pasien Diabetes Mellitus Tipe Kelompok Terhadap Self Care
2 dengan Ulkus Diabetik di Diabetik Pada Pasien Rawat
RSUD Pringsewu Lampung Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2
(Tesis). Fakultas Ilmu Di Puskesmas Kabupaten
Keperawatan Universitas Gorontalo (Tesis). Fakultas
Muhammadiyah Jakarta, Ilmu Keperawatan Universitas
Jakarta. Tidak dipublikasikan Muhammadiyah Jakarta,
Shepperd, S., Parkes, J., McClaran, Jakarta. Tidak dipublikasikan.
J.J.M., & Phillips, C. (2004). Sugiyono (2014). Metode Penelitian
Discharge Planning from Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Hospital to Home (Review). Yekta, Z., Pourali, R., Aghassi,
Cochrane Database Systematic M.R., Ashragh, N., Ravanyar,
Review. L., & Pour, M.Y.R. (2011).
DOI: 10.1002/14651858.CD00 Assessment of Self-Care
0313.pub2 Practice and Its Associated
Smeltzer, S.C., & Bare, G.B (2008). Factors among Diabetic
Buku Ajar Keperawatan Patients in Urban Area of
Medikal Bedah. Jakarta: EGC Urmia, Northwest of Iran.
Soegondo,S. (2009). Journal of Research in Health
Penatalaksanaan Diabetes Sciences, 11(1), 33-38.
Melitus Terpadu. Jakarta : Diunduh dari
FKUI. http://jrhs.umsha.ac.ir/index.ph
Sousa, V.D&Zauszniewski, J.A. p/Jrhs/article/view/212 html5
(2005). Toward a theory of Yuanita, A., Wantiyah, & Susanto,
Diabetes self care T. (2014). Pengaruh Diabetes
management. The Journal of Self Management Education
(DSME) terhadap Resiko
Terjadinya Ulkus Diabetik
pada Pasien Rawat Jalan
dengan Diabetes Mellitus
(DM) Tipe 2 di RSD
dr.Soebandi Jember. e-jurnal
Pustaka Kesehatan, 2(1), 119-
124. Diunduh dari
https://jurnal.unej.ac.id/index.p
hp/JPK/article/view/607/435
Yeni. (2013). Pengaruh self care
terhadap kejadian hipoglikemia
pada pasien DM tipe 2
dipoliklinik RSUD Budhi Asih
Jakarta. (Tesis). Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta,
Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai